Bagaimana cara memeriksa berita hoax atau tidak?

KOMPAS.com - Sejumlah informasi terkait virus corona beredar luas di media sosial.

Jika tidak cermat, masyarakat akan termakan oleh kabar bohong, disinformasi, atau hoaks yang bersumber dari pihak yang tidak bertanggungjawab.

Beredarnya kabar bohong ini membuat masyarakat resah dan waswas mengenai penularan virus corona yang saat ini tengah diperangi oleh pemerintah.

Untuk memerangi informasi salah atau hoaks, pemerintah bekerja sama dengan Komite Penanganan COvid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCEN) membuat situs resmi pengecekan kebenaran informasi.

Baca juga: [HOAKS] Seseorang di NTB Pingsan Setelah Disuntik Vaksin Sinovac

Berikut penjelasan terkait situs pengecek kebenaran informasi:

Penjelasan Kominfo

Juru Bicara Kementerian Kominikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi mengungkapkan, masyarakat dapat mengecek kebenaran suatu informasi melalui situs http://s.id/infovaksin.

Menurutnya, situs ini merupakan hasil dari kerja sama dengan KPCEN dan berbagai Kementerian, Lembaga dan Organisasi terkait di Indonesia.

"Situs ini hadir sebagai pusat (hub) komunikasi publik terintegrasi yang meliputi informasi terkait upaya penanganan Covid-19, vaksinasi Covid-19, serta pemulihan ekonomi nasional," ujar Dedy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

Ia menambahkan, pihaknya terus mendukung aktivitas situs ini baik di segi pengembangan situs, operasionalisasi aktivitas serta penyediaan produk dan layanan informasi, maupun amplifikasi dan diseminasi informasi ke masyarakat umum maupun komunitas strategis di Indonesia.

Baca juga: [HOAKS] Vaksinasi Jokowi Gagal dan Harus Diulang

Langkah pengecekan hoaks

Sementara itu, ada 3 langkah untuk mengecek dan membuktikan hoaks.

1. Buka http://s.id/infovaksin, klik "cek & buktikan hoaks"

2. Masukkan kata/kalimat yang ingin dicari, lalu klik icon kaca pembesar/search

3. Baca artikel penjelas hoaks terkait, dan sampaikan yang benar atau sesuai fakta.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin yang Dipakai Jokowi Disebut Tidak Asli karena Harus Menggunakan Alat Suntik

Apa saja informasi yang disajikan?

Dedy menjelaskan, sebagai hubungan komunikasi publik, situs http://s.id/infovaksin menjadi content integrator dari berbagai jenis produk dan layanan informasi publik untuk membantu pengguna menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan cepat dan mudah.

"Situs http://s.id/infovaksin memiliki tampilan antarmuka yang praktikal di mana pengguna bisa memilih menu produk atau layanan informasi publik yang muncul di halaman utama," katanya lagi.

Adapun fasilitas atau informasi yang tersaji dalam situs ini, antara lain:

  • Layanan pelaporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang menavigasikan pengguna ke portal Keamanan Vaksin milik Kementerian Kesehatan.
  • Hoax Alert yang menyajikan daftar dan tautan dari berbagai konfirmasi terkait Hoaks maupun Disinformasi yang beredar di masyarakat.
  • Cek & Buktikan Hoaks! yang menavigasikan pengguna ke Whatsapp Chat resmi dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) untuk komunikasi interaktif terkait klarifikasi hoaks maupun disinformasi.
  • Buku Advokasi Vaksin yang dapat digunakan oleh para pengampu kebijakan.
  • Buku Saku #InfoVaksin yang dapat digunakan masyarakat umum.
  • Kelas Online Komunikasi Publik COVID-19 gratis dan bersertifikat bagi masyarakat umum
  • Video dan Lagu dengan pesan edukatif terkait protokol kesehatan dan vaksin.
  • Materi komunikasi yang dapat dibagikan dan digunakan bersama
  • Serta menu-menu interaktif lainnya.

Ia berharap, situs ini mampu membantu mencari kebenaran dalam memperoleh informasi yang tersebar di media sosial maupun di aplikasi perpesanan.

Baca juga: Mengenal Aplikasi BiP yang Dilirik Pengguna WhatsApp Selain Telegram

Bagaimana cara memeriksa berita hoax atau tidak?
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Empat Ciri Hoaks Menurut Kominfo

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah hoax atau berita bohong. Menyadari itu, hoax juga saat ini sudah menyasar ke beberapa aplikasi pesan instan yang cukup popular digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan kemajuan teknologi, hoax juga bermacam-macam bentuknya. Seperti survey yang dilakukan oleh Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) pada tahun 2019. Berita hoax dari tulisan sebanyak 79,7%, foto editan 57,8%, foto dengan caption palsu 66,3%, video editan(dipotong-potong) 45,70%, video dengan caption atau narasi palsu 53,2%, berita/foto/video lama diposting kembali 69,20%. 


Seiring dengan survey yang dilakukan oleh Mastel. Akhir-akhir ini isu hoax kembali naik menyoal Covid-19. Di tengah ramainya pemberitaan terkait Covid-19, selalu ada oknum tertentu yang menyebarkan informasi bohong, sehingga membuat masyarakat resah dan percaya terhadap berita tersebut. Menyadari hal itu, Anda dapat melakukan langkah-langkah untuk menghindari hoax sekaligus membantu menghentikan penyebarannya di media sosial. Simak cara berikut ini:


1.    Perhatikan judul informasi
Beberapa oknum kerap memasang judul yang menjebak artinya menarik masyarakat agar membacanya. Berita palsu biasanya memiliki judul yang mengejutkan agar membuat rasa penasaran. Isi kontennya pun biasanya terlihat provokatif dan memanfaatkan isu-isu yang sedang tren. Seperti isu penyebaran Covid-19 saat ini mulai banyak oknum-oknum yang memanfaatkan dengan menciptakan berita bohong.


2.    Lihat sumber berita
Hal kedua yang perlu dilakukan adalah periksa sumbernya, apakah dari situs resmi dan terpercaya tidak. Apabila informasi berasal dari situs-situs media sosial dan web yang belum dapat dipercaya disarankan untuk segera mengecek ke situs-situs lainnya. Saat ini informasi resmi mengenai Covid-19 sudah dapat diakses langsung melalui https://www.covid19.go.id/ atau pun https://corona.jakarta.go.id/. Anda bisa langsung akses dengan mudah untuk mendapatkan berita terkini seputar Covid-19.


3.    Periksa foto dan video
Tidak hanya tulisan, seperti yang telah disebutkan bahwa hoax bermacam-macam bentuknya dan salah satunya yaitu berupa foto dan video. Sama halnya dengan tulisan, hoax bentuk foto dan video yang Anda terima jangan langsung mempercayai begitu saja. Terkadang oknum juga mengedit sebuah foto dan video sebelum menyebarkannya di media sosial. Namun, Anda tidak perlu khawatir untuk mencari fakta dari foto dan video tersebut. Anda bisa cek keaslian dari berita foto dan video tersebut dengan memanfaatkan teknologi fitur dari Google Images dengan tautan images.google.com.


4.    Waspada dengan bentuk forward messages
Pernahkah Anda mendapatkan pesan yang diteruskan dari media sosial? Tentu pernah! Maraknya berita hoax dari media sosial tentu sangat meresahkan. Biasanya oknum hoax akan menyebarkan ke banyak orang dengan dalih isinya meminta untuk segera diteruskan ke banyak orang, berupa ancaman jika Anda tidak meneruskan pesan tersebut, atau mendapatkan hadiah. Jika Anda menerima pesan seperti itu, segera hapus dan abaikan!


5.    Laporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika jika menemukan berita hoax
Apabila Anda menemukan berita hoax, sebaiknya Anda segera melaporkan konten tersebut ke Kementerian Komunikasi dan Informatika agar berita hoax segera ditindak tegas. Anda bisa melakukan screen capture disertai url link lalu kirim filenya ke . Tak usah khawatir Anda terancam, karena kerahasiaan pelapor akan dijamin. So, tetap #BijakHadapiHoax dan #Jagakesehatanlawancorona!
 

(DS/IA)

Bagaimana cara mengetahui berita itu hoax atau tidak?

Untuk itu, simak ulasannya berikut ini..
Pilih berita lebih dari 3 sumber. ... .
Cek keaslian berita di situs resmi. ... .
Cari tahu latar belakang penulis berita. ... .
Berpikir kritis mengenai berita yang dibaca. ... .
Perhatikan keaslian foto dari berita tersebut..

Bagaimana cara kita mengetahui informasi itu benar atau tidak?

Banyak informasi yang benar atau valid, namun tak sedikit yang menyebarkan hoaks atau kebohongan..
Cari tahu sumbernya lebih lanjut. ... .
2. Cek apakah gambar digunakan dalam konteks yang benar. ... .
3. Lihat liputan berita. ... .
4. Tanyakan pada pengecek fakta. ... .
Gunakan Google Maps, Earth, atau Street View untuk verifikasi lokasi..