Apakah MPASI 7 bulan boleh pakai garam?

Tak terasa, si Kecil sudah berusia 6 bulan. Ini berarti, waktunya pemberian MPASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Sayangnya, proses MPASI ini tak selalu berjalan mulus. Bisa jadi anak tak mau membuka mulutnya, atau kalau sudah masuk mulut lalu dikeluarkan lagi. Kadang, orang tua mengira penyebabnya adalah rasanya yang hambar, sehingga garam dan gula kerap ditambahkan ke dalam MPASI sebagai penyedap. Apakah ini boleh?

Menurut penjelasan dari dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, pada anak di bawah usia 1 tahun sebaiknya makanannya tidak diberikan garam. Ini karena indra perasa bayi perlu mendapatkan kesempatan untuk mencicipi rasa murni dari makanan.

“Sejak dulu, garam sering dipakai untuk menambahkan rasa pada makanan anak. Namun sebetulnya, saat anak masih mengonsumsi ASI maka kebutuhan garam yang dibutuhkan masih bisa didapat dari ASI (atau susu formula jika ia mengonsumsinya). Jadi, anak tidak akan kekurangan sodium sekalipun makanannya tidak diberi garam. Jika diberikan di bawah usia 1 tahun kemungkinan ginjal bayi akan lebih berat bekerja,” jelas dr. Dyah.

World Action on Salt & Health menyatakan bahwa bayi sebenarnya hanya membutuhkan sedikit garam pada makanannya. Sebab, ginjal bayi belum berkembang sempurna untuk mengolah dan mencerna garam seperti orang dewasa. Bahkan, dr. Irma Rismayanty juga mengatakan kepada KlikDokter, bahwa sebaiknya Anda tidak menambahkan garam dapur sebelum anak berusia 12 bulan. Jika ingin menambahkan garam, berikan jumlah sedikit saja untuk menciptakan rasa yang agak berbeda (tidak perlu sampai membubuhkannya garam seperti pada makanan orang dewasa).

Lalu, bagaimana dengan gula?

“Ketika si Kecil sudah mulai terbiasa dengan makanan pendampingnya, Anda dapat memberikan gula hanya sebagai perasa agar ia bisa mengenal dan membedakan rasa. Jumlah gula yang diberikan pun hanya boleh berkisar 5-10 persen dari total kebutuhan energi harian,” jelas dr. Irma.

Supaya lebih jelas lagi, berikut ini rekomendasi takaran pemberian gula terhadap MPASI menurut American Heart Association Guidelines.

  • Bayi usia 6-8 bulan hanya boleh mendapatkan ½ - 1 sdt gula per hari
  • Bayi usia 8-12 bulan hanya boleh mendapatkan ½ - 1 ½ sdt gula per hari

Aturan tersebut berlaku untuk gula tambahan (gula pasir), bukan gula alami yang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti buah-buahan dan susu rendah lemak.  Meski pada dasarnya anak-anak membutuhkan gula sebagai energi, tapi berikanlah dalam jumlah yang sesuai rekomendasi. Ini penting untuk mencegah obesitas dan kerusakan gigi.

Jadi, kesimpulannya Anda diperbolehkan untuk memberikan garam dan gula ke dalam MPASI si Kecil, tetapi dalam jumlah yang direkomendasikan, atau kalau saran dr. Dyah, kalau pemberiannya membuat anak mau makan. Berikan sesedikit mungkin pada anak di bawah 12 bulan karena berkaitan dengan kesehatan ginjalnya. Setelah melewati usia 1 tahun, pemberian gula dan garam lebih bebas, tetapi tetap harus dibatasi.

Sebagai tips untuk menghindari aksi “tutup mulut” si Kecil saat diberikan MPASI, sebaiknya kenalkan ia MPASI berbahan sayur-sayuran terlebih dulu, baru buah-buahan. Sebab, sayur memiliki cita rasa yang lebih hambar daripada buah. Jika bayi mengenal rasa manis dari buah terlebih dulu, tentu ia akan menolak rasa hambar dari sayuran. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemberian garam dan gula pada MPASI sayuran. Supaya garam dan gula tidak terlalu banyak diberikan ke dalam MPASI tersebut untuk meningkatkan cita rasa, sebaiknya kenalkan buah setelah Anda mengenalkannya rasa sayuran terlebih dulu.

[RN/ RVS]

Bunda, yuk, ketahui berapa takaran pemberian garam yang sesuai untuk bayi berdasarkan usia mereka. Jangan sampai salah, ya!

Garam menjadi penyedap rasa yang sering digunakan saat memasak makanan sehari-hari, termasuk untuk makanan si kecil saat ia sudah mulai MPASI. Namun, apakah pemberian garam untuk bayi yang baru pertama kali mencoba MPASI diperbolehkan?

Pada dasarnya untuk bayi yang baru mulai MPASI dia tidak membutuhkan tambahan garam pada makanannya. Biarkan dia menikmati rasa asli dari menu makanan yang diberikan.

Apalagi terkadang beberapa makanan yang disajikan untuk bayi sudah terdapat kandungan garam sejak awal. Misalnya, roti, biskuit, dan MPASI instan yang banyak dijual di pasaran.

Artikel terkait: Pemberian Gula dan Garam dalam MPASI Bayi, Ini Penjelasan Dokter!

Apakah MPASI 7 bulan boleh pakai garam?

Sementara itu, apabila Bunda memang ingin menambahkan garam pada makanan bayi, maka tidak boleh terlalu banyak. Berdasarkan penjelasan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di laman resminya, merujuk pada rekomendasi National Health Service (NHS), bayi hanya membutuhkan sedikit garam, yaitu sekitar kurang dari 1 gram atau 0,4 gram natrium per hari.

Ginjal bayi tidak bisa menerima asupan garam lebih dari ukuran tersebut. Aturan pemberian garam kurang dari 1 gram berlaku bagi bayi di bawah 12 bulan atau 1 tahun.

Lantas, bagaimana dengan pemberian garam untuk bayi 1 tahun dan anak di usia atasnya? Apakah aturan pemberiannya sama dengan bayi di bawah 1 tahun?

  • Aturan Pemberian Garam untuk Bayi
  • Hindari Pemberian Makanan Olahan Tinggi Garam
  • Tujuan Pemberian Garam untuk Bayi
  • Bila Bayi Kebanyakan Garam

Aturan Pemberian Garam untuk Bayi

Apakah MPASI 7 bulan boleh pakai garam?

Takaran pemberian garam untuk bayi usia 6 bulan hingga satu tahun kurang dari 1 gram per hari. Setelah itu, saat usia anak sudah menginjak 3 tahun, maka pemberian garam sudah boleh ditambahkan.

Begini penjelasan NHS mengenai takaran pemberian garam untuk anak yang wajib orang tua ketahui. Perhatikan, ya, Bunda. Jumlah maksimum garam yang disarankan untuk bayi dan anak-anak adalah:

  • Bayi 6 hingga usia 12 bulan, yaitu kurang dari 1 gram gram sehari atau sekitar kurang dari 0,4 gram natrium. “1 sdt garam = 2.000 gram garam. Kebayang, ya, kalau 0,4 gramnnya berarti sedikit banget, sekitar sejumput,” tulis dokter spesialis anak Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K). di InstaStory-nya @metahanindita ketika menjelaskan pemberian garam untuk bayi.
  • Usia 1 hingga 3 tahun, yaitu 2 gram garam sehari  atau sekitar 0,8 gram natrium.
  • Lalu, untuk usia 4 sampai 6 tahun, yaitu sekitar 3 gram garam sehari atau setara dengan 1,2 gram natrium.
  • Untuk anak berusia 7 hingga 10 tahun, yaitu sekitar 5 gram garam sehari atau sekitar 2 gram natrium.
  • Usia 11 tahun ke atas, yaitu sekitar 6 gram garam sehari (2,4 gram natrium).

Sementara bayi yang masih eksklusif ASI tidak membutuhkan tambahan asupan garam karena pada ASI atau susu formula yang dikonsumsinya sudah mengandung garam.

Artikel terkait: Nasi Merah Tidak Disarankan untuk MPASI Bayi, Apa Alasannya?

Hindari Beri Makanan Olahan Tinggi Garam untuk Bayi dan Anak

Apakah MPASI 7 bulan boleh pakai garam?

Selain penambahan garam secara moderat, Bunda juga harus memperhatikan takaran garam yang terdapat memberikan pada bayi menu MPASI yang berasal dari makanan olahan kemasan (processed food).

Misalnya pasta, daging olahan, roti, atau lainnya. Sebab, makanan tersebut sudah dicampurkan dengan garam dalam olahannya. Bayangkan jika saat Anda mengolahnya kembali, Anda menambahkan kembali garam ke dalamnya?

Jadi bijaklah dalam menambahkan garam ke dalam makanan bayi Anda. 

Tujuan Pemberian Garam untuk Bayi

Bayi dilahirkan dengan preferensi alami untuk makanan manis, asin, dan rasa umami. IDAI mengatakan, garam bisa saja ditambahkan pada MPASI bayi sekadar untuk menjamin perkembangan khasanah rasa pada bayi –hal ini juga berlaku pada aturan pemberian gula untuk bayi.

Apabila Parents menawarinya makanan asin berulang kali, itu dapat memperkuat preferensi rasa alaminya ini, kemudian menyebabkan anak malah lebih menyukai makanan asin daripada yang secara alami kurang asin.

Artikel terkait: Cara Menaikkan Berat Badan Bayi Usia 6-12 Bulan, Perhatikan Asupan Kalorinya

Bila Bayi Kebanyakan Garam

Melansir laman Healthline, pemberian garam berlebihan pada bayi bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatannya. Di antaranya: 

  • Memengaruhi Fungsi Ginjal

Terlalu sering mengonsumsi makanan asin dapat memengaruhi fungsi ginjal bayi yang belum sempurna. Ginjal bayi masih belum matang, dan organ tersebut belum dapat menyaring kelebihan garam seefisien ginjal orang dewasa. Akibatnya, diet yang terlalu kaya garam dapat merusak ginjal bayi.

  • Masalah Kesehatan Lain

Diet kaya garam juga akan memengaruhi kesehatan dan preferensi rasa jangka panjang bayi. Seperti: 

  • Darah tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa efek peningkatan tekanan darah dari garam mungkin lebih kuat pada bayi daripada pada orang dewasa. 
  • Jantung.

Pada akhirnya, diet kaya garam dapat menyebabkan tekanan darah yang lebih tinggi selama masa kanak-kanak dan remaja, yang kemudian akan meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari. 

Dalam kasus ekstrem, asupan garam yang sangat tinggi dapat memerlukan perawatan medis darurat, dan dalam beberapa kasus, bahkan menyebabkan kematian. Namun, ini jarang terjadi dan biasanya terjadi karena bayi secara tidak sengaja memakan garam dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada yang biasanya ditambahkan orang tua ke dalam makanan

  • Bayi Tidak Suka Makanan Alami 

Makanan olahan, yang cenderung asin, tetapi biasanya tidak kaya nutrisi, mungkin akan jadi lebih disukai bayi daripada makanan utuh dengan kandungan garam alami yang lebih rendah, seperti sayuran. Inilah alasan mengapa preferensi rasa asin bayi pada gilirannya akan menurunkan kualitas makanan mereka secara keseluruhan.

Jadi, ketika menambahkan garam untuk bayi, pertimbangkanlah semua hal di atas, Bunda, karena bukan tanpa alasan beberapa lembaga kesehatan juga mengatur mengenai hal ini mengingat risiko buruk yang bakal diterima bayi di kemudian hari. 

Artikel diupdate oleh: Ester Sondang

Baca juga:

5 Canola Oil untuk MPASI Bayi Rekomendasi di 2022 agar Lezat dan Sehat

Lebih Baik Mana, Bubur Bayi Buatan Sendiri atau MPASI Instan?

Studi: 90 persen garam laut terkontaminasi plastik, peringatan buat Parents!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Bolehkah MPASI bayi 7 bulan dikasih garam?

Tunda menaburkan garam pada MPASI anak Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak di bawah usia 1 tahun boleh mendapat asupan garam. Asalkan, hanya diberikan garam sesedikit mungkin.

Kenapa MPASI bayi tidak boleh pakai garam?

Sebab, asupan garam dalam jumlah tinggi bisa membuat ginjal tidak dapat memproses dan membuang garam ke luar dari tubuh si Kecil. Oleh karena itu, Mama sebaiknya hanya mengenalkan sumber makanan alami pada bayi berusia di bawah satu tahun.

Apa pengganti garam untuk makanan bayi?

Pengganti garam untuk makanan bayi, apa saja?.
1. Lada. Lada merupakan pengganti garam untuk makanan bayi, berkhasiat kurangi radang. ... .
2. Bawang putih. Bawang putih sebagai pengganti garam untuk makanan bayi tingkatkan imunitas. ... .
Kayu manis. ... .
4. Rosemary. ... .
Adas sowa (daun dill) ... .
6. Jahe. ... .
7. Kulit lemon. ... .
Ketumbar..

Kapan bayi boleh makan garam?

Pemberian Garam untuk Anak Setelah Usia 1 Tahun 0-12 bulan, kurang dari 1 gram (0,4 gram sodium) 1-2 tahun, 2 gram (0,8 gram sodium) 4-6 tahun, 3 gram (1,2 gram sodium) 7-10 tahun, 5 gram (2 gram sodium)