Apakah minyak zaitun tidak boleh dipanaskan?

CANTIKA.COM, JakartaMinyak zaitun tak dapat dipungkiri sangat menyehatkan. Tidak hanya sarat dengan asam lemak yang bermanfaat dan antioksidan kuat, minyak zaitun juga merupakan makanan pokok untuk beberapa populasi paling sehat di dunia.

Banyak orang percaya bahwa minyak zaitun tidak cocok untuk dimasak karena kandungan lemaknya yang tidak jenuh. Yang lain mengklaim bahwa minyak zaitun adalah pilihan yang sangat baik untuk memasak -bahkan untuk metode panas tinggi seperti menggoreng.

Jika Anda memilih minyak zaitun sebagai minyak utama yang digunakan sehari-hari, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut penjelasannya. 

Simpan botol minyak zaitun jauh dari kompor 

Tiga musuh utama minyak zaitun adalah panas, oksigen, dan cahaya. Saat terkena unsur-unsur tersebut, minyak akan menjadi tengik lebih cepat, menghasilkan profil rasa yang lebih lembek, dan beraroma cuka.

Cara terbaik untuk mencegah hal ini (dan memperpanjang umur simpan oli Anda) adalah penyimpanan yang tepat. Suhu optimal untuk menyimpan minyak zaitun adalah 14-18C, jadi simpanlah di lemari yang sejuk, kering, gelap, jauh dari panas dan cahaya. Batasi pula paparan oksigen. Gunakan minyak segera setelah membelinya, dan pastikan untuk selalu menutup botol setelah menggunakannya.

Extra Virgin Olive Oil (EVOO) bukan satu-satunya yang bisa Anda gunakan untuk memasak

Minyak zaitun yang paling populer adalah yang extra virgin, tapi itu bukan satu-satunya jenis yang ada di luar sana. EVOO bahkan mungkin bukan yang terbaik. Jenis minyak zaitun lainnya mungkin lebih cocok untuk apa yang ada di menu setiap malam.

Extra virgin adalah jenis minyak zaitun terkuat yang pernah ada karena berasal dari perasan pertama buah zaitun. Itu membuatnya paling baik untuk hidangan dingin di mana tidak ada yang bisa mengalahkan rasa khas itu. Gunakan EVOO untuk hal-hal seperti celupan dan memercik salad.

Untuk menggoreng atau memanggang, pilihlah minyak zaitun murni yang berasal dari perasan kedua buah zaitun. Rasanya sedikit lebih lembut daripada EVOO. 

Perhatikan titik asap saat memasak dengan minyak zaitun

Setiap minyak memiliki titik asap tertentu, dan ketika kita mengatakannya, kita secara harfiah berbicara tentang suhu ketika ia dipanaskan hingga titik saat minyak mulai berasap. Ada saatnya kita membutuhkan rasa asap dan hangus seperti saat membakar steak. Tapi jika Anda tak mengingkan aroma asap, berhati-hatilah agar minyak yang sudah dituang di wajan tetap di bawah titik berasapnya.

Baca juga: Ibu Hamil Boleh Makan Steak, Ini Tips dari Dokter Kandungan

Setiap jenis minyak zaitun - extra virgin, virgin, pure, dan light - memiliki titik asap yang berbeda. Prevention dan Healthline menyebut titik asap minyak zaitun extra virgin lebih rendah daripada jenis minyak zaitun lainnya.

Tidak memperhatikan titik asap saat memasak dengan minyak zaitun memang tidak akan membahayakan kesehatan Anda. Namun, minyak zaitun akan mulai mengubah rasanya dan berpotensi kehilangan nutrisi jika dipanaskan di atas titik asapnya.

Baca juga: 5 Manfaat Minyak Zaitun, Bisa Meredakan Nyeri Sendi Hingga Mencegah Alzheimer

HEALTHLINE | GOOD HOUSE KEEPING | MASHED

Minyak zaitun (Foto: Thinkstock)

Seiring dengan meningkatnya tren makan sehat, popularitas minyak zaitun pun semakin melesat dan dikenal banyak orang. Berbeda dari minyak goreng biasa, minyak dari proses penyulingan buah zaitun ini dipercaya dapat mencegah penyakit tertentu, bahkan mempercepat program penurunan berat badan saat diet.

Hal ini karena minyak zaitu memiliki kandungan lemak tak jenuh seperti Omega 3 dan Omega 6, dan asam oleat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Tentu sangat berbeda dari kandungan minyak goreng biasa yang memiliki kadar lemak jenuh lebih tinggi.

Meski begitu, banyak anggapan bahwa minyak zaitun hanya boleh digunakan sebagai pelengkap saus atau dressing salad. Proses pemanasan akan membuat kualitas dan kandungan di dalam minyak jernih berwarna kehijauan ini rusak dan berbahaya bila dikonsumsi. Benarkah demikian?

Menurut Chef Nurman Fajri dari Almond Zucchini, minyak zaitun sebenarnya termasuk minyak sehat yang serbaguna karena bisa digunakan untuk salad, tumisan, atau kecantikan. Bahkan, ada jenis minyak zaitun yang bisa digunakan untuk menggoreng dengan metode deep-fry hingga memanggang daging.

Seperti minyak zaitun jenis classic atau pure dan jenis extra light sekilas tampilannya menyerupai minyak kelapa. Dua jenis minyak zaitun ini bisa digunakan untuk menumis dan menggoreng karena memiliki ketahanan suhu yang cukup tinggi sehingga kandungannya tidak mudah rusak meski dipanaskan dalam waktu lama.

“Kalau ingin menumis bawang-bawangan yang butuh api besar, bisa memakai minyak zaitun jenis classic karena ketahanan suhunya bisa sampai 200 derajat Celcius. Kalau minyak zaitun jenis extra light yang bening bisa untuk menggoreng apa saja, atau deep-fry karena suhunya sampai 220 derajat Celcius. Bisa untuk menggoreng kerupuk atau gorengan lainnya,” jelas Chef Nurman dalam acara cooking class di Almond Zucchini pada Kamis (15/11).

Tapi khusus untuk minyak zaitun berjenis extra virgin oil, Chef Nurman tidak menyarankan untuk digunakan sebagai minyak tumis atau goreng. Tak seperti jenis classic dan extra light yang bisa dipanaskan dengan suhu tinggi, kandungan minyak zaitun jenis extra virgin akan mudah rusak bila dipanaskan di atas suhu 180 derajat Celcius.

Minyak zaitun (Foto: Thinkstock)

Extra virgin sendiri merupakan jenis minyak zaitun yang hanya mengalami satu kali penyulingan sehingga konsentrasi lemak tak jenuhnya lebih tinggi. Selain kandungannya yang berbeda, umumnya minyak zaitun jenis extra virgin memiliki warna hijau yang lebih pekat dan kental saat disentuh.

“Kandungan minyak extra virgin benar-benar pure dari buah itu sendiri jadi bisa mempengaruhi kandungan minyak. Kalau sudah melewati panasnya, otomatis merusak kandungan tersebut,” tambah Chef Nurman.

Seperti minyak goreng lainnya, sisa minyak zaitun jenis tertentu juga aman digunakan beberapa kali. Menurut Public Relations Bertolli, Santy, khusus minyak zaitun yang bisa digunakan untuk deep fry seperti classic dan extra light bisa bisa digunakan ulang maksimal 3 kali pemakaian.

“Untuk minyak zaitunclassic dan extra light karena bisa dipakai untuk deep fry, itu bisa dipakai berulang kali selama disimpan dengan baik. Dalam keadaan bersih bisa sekitar 2 atau 3 kali,” tutupnya.

Minyak zaitun apa boleh dimasak?

Memang sah-sah saja jika minyak zaitun digunakan untuk menggoreng dengan jumlah minyak yang banyak. Namun, alangkah lebih baik, jika minyak zaitun hanya digunakan untuk menggoreng atau memasak makanan yang membutuhkan sedikit minyak saja. Seperti tumis, panggang di atas teflon, sup, dan lain-lain.

Apakah minyak zaitun tahan panas?

Nah, minyak zaitun dengan 73% kandungan lemak tak jenuh tunggalnya ternyata tahan panas dan tak mudah teroksidasi saat digunakan untuk menggoreng di suhu 176°C-190°C (suhu umum saat menggoreng dan deep fried).

Kenapa extra virgin olive oil tidak boleh dipanaskan?

Namun nyatanya, nutrisi minyak ini bisa rusak dan hilang jika dipanaskan. Menurut dr Verawati S., SpGK atau dr Vera dari RS Kemang Medical Care (KMC), olive oil memang mudah rusak pada proses pemanasan. Dari berbagai jenis olive oil, jenis virgin olive oil adalah yang paling mudah rusak jika dipanaskan.

Mengapa minyak zaitun tidak digunakan untuk menggoreng?

Sebab, sebagian besar jenis olive oil punya titik asap rendah. Terutama minyak zaitun jenis extra virgin olive oil. Menggoreng biasanya membutuhkan suhu tinggi dan banyak minyak, dikhawatirkan merusak nutrisi pada extra virgin olive oil.