Apabila huruf berharakat kasrah diikuti ya sukun maka dibaca

Jakarta -

Pemahaman mengenai macam-macam harakat diperlukan untuk menghasilkan bacaan Al Quran yang sempurna. Membaca dengan tepat sesuai dengan hukum tajwid dan tidak terburu-buru juga telah dijelaskan dalam salah satu firmanNya yakni surat Al Muzzammil ayat 4,

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

Artinya: "atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan (tartil)."

Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam surat Al Qiyamah ayat 16 yang berbunyi,

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ

Artinya: "Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur'an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya."

Lantas, apa itu harakat dalam huruf hijaiyah?

Melansir dari buku Pengantar Al Imla' Dasar (Kaidah Praktis Menulis Arab) karya Muh. Yunan Putra, Lc., M. HI, harakat secara bahasa dapat diartikan sebagai gerakan. Namun, bila disematkan dalam huruf hijaiyah, harakat berperan sebagai sebagai tanda baca bagi huruf-huruf hijaiyah (al dhabt).

Sebab itu, harakat juga kerap disebut sebagai baris tanda bunyi huruf-huruf hijaiyah. Artinya, huruf-huruf hijaiyah itu tidak dapat dilafalkan atau dibaca sebelum diberi baris atau harakat. Terutama, menentukan pengucapan huruf hijaiyah dalam Al Quran serta memberi bunyi a, i, dan u pada suatu huruf.

Secara garis besar, ada 6 macam-macam harakat yang dikenal dalam ilmu tajwid. Mulai dari fathah, dhammah, kasrah, fathatain (tanwin fatah), dhammatain (tanwin dhammah), kasratain (tanwin kasrah), sukun, hingga tasydid. Penjelasan selengkapnya dapat disimak pada pemaparan berikut,

6 Macam Harakat dalam Huruf Hijaiyah

1. Harakat fathah ( ﹷ )

Harakat yang berbentuk layaknya garis horizontal kecil yang berada di atas suatu huruf hijaiyah dan melambangkan fonem /a/. Harakat tersebut untuk menandai huruf hidup.

Secara harfiah, fathah itu sendiri berarti membuka layaknya membuka mulut saat mengucapkan fonem /a/. Contohnya adalah sebagai berikut, a (اَ), ba (بَ), ta (تَ), atau tsa (ثَ).

2. Harakat kasrah ( ِ- )

Harakat yang berbentuk layaknya garis horizontal miring kecil dan berada di bawah satu huruf hijaiyah. Harakat ini melambangkan fonem /i/. Secara harfiah, kasrah bermakna melanggar.

Contoh huruf hijaiyah dengan harakat kasrah adalah ji (ج ِ), hi (حِ), khi (خ ِ), atau di (دِ).

3. Harakat dhammah ( ُ- )

Salah satu harakat dari macam-macam harakat adalah dhammah. Harakat ini berbentuk seperti wawu kecil dan terletak di atas satu huruf hijaiyah. Harakat dhammah melambangkan fonem /u/.

Contoh huruf hijaiyah dengan harakat dhammad yakni, dzu (ذُ), ru (رُ), zu ( زُ), atau su (سُ).

4. Harakat tanwin

Selanjutnya adalah harakat tanwin. Harakat ini menjadi baris yang melambangkan bunyi /an/,/in/, atau /un/ sebagai tanda huruf hidup.

Harakat tanwin terbagi menjadi tiga macam di antaranya, fathatain atau tanwin fathah ( ً- ), kasratain atau tanwin kasrah ( ٍٍ- ), dan dhammatain atau tanwin dhammah ( ٌ- ). Contoh untuk huruf dengan harakat fathatain adalah qan (قً), fan (فً), atau 'an (غً).

Khusus untuk tanda baca atau harakat fathatain atau tanwin fathah, harus menambahkan huruf alif setelahnya. Kecuali pada dua huruf berikut yakni, hamzah (ء) dan ta' makfulah atau marbuthah (ة).

Sementara itu, tiga contoh untuk kasratain dan dhammatain secara berturut-turut adalah tin (طٍ), yin (يٍ), dzin (ذٍ), nun (نٌ), لٌ (lun), atau mun (مٌ).

5. Harakat sukun ( ْ- )

Harakat sukun adalah penanda hilangnya vokal yaitu tanda mati sebuah huruf hijaiyah. Tanda baca ini tidak dibaca dan tidak menghasilkan bunyi apapun. Contoh huruf hijaiyah dengan harakat ini adalah almautu (الْمَوْتُ).

6. Harakat syiddah atau tasydid ( ّ- )

Terakhir, harakat syiddah atau tasydid yang bermakna tanda baca yang berbunyi tebal atau huruf ganda. Contohnya adalah anna ( اَ نَّ) atau madda (مَدَّ).

Nah, semoga penjelasan macam-macam harakat dan contohnya di atas bisa dipahami ya, detikers!

Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!"



(rah/lus)

Apabila huruf berharakat kasrah diikuti ya sukun maka dibaca
putri anne (Foto: @putriannesaloka)

Kastolani Selasa, 08 Desember 2020 - 20:51:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Hukum bacaan mad penting diketahui Muslim dalam membaca Alquran. Sebab, membaca Alquran pun tidak boleh sembarangan karena harus benar dan tartil. Salah satu upaya agar bisa membaca Alquran dengan baik dan tartil yakni belajar ilmu tajwid yakni ilmu yang mempelajari tentang cara pengucapan dan pelafalan Alquran. 

Nabi Muhammad SAW telah bersabda: 

"زَيِّنوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ" 

Artinya: Hiasilah Alquran dengan suara kalian! 

"لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ" 

Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan bacaan Alquran. 

BACA JUGA:
Khataman Alquran Meriahkan Hari Santri 2020 di Jateng

Diriwayatkan dari Ibnu Masud, bahwa ia telah mengatakan, "Janganlah kamu membacanya dengan bacaan seperti menabur pasir, jangan pula membacanya dengan bacaan tergesa-gesa seperti membaca puisi (syair). Berhentilah pada hal-hal yang mengagumkan, dan gerakkanlah hati untuk meresapinya, dan janganlah tujuan seseorang dari kamu hanyalah akhir surat saja.

Salah satu ilmu tajwid yakni tentang hukum bacaan Mad. Mad yaitu memperpanjang [memanjangkan] bacaan pada saat bertemunya dengan huruf-huruf hijaiyah yang termasuk ke dalam hukum Mad. Ini bisa dikatakan bahwasanya Hukum Mad yaitu hukum yang digunakan untk mengatur panjang atau pendek suatu bacaan di dalam Alquran.

Dalam aturan hukum Mad, apabila harus dua harakat [ketukan], maka itu wajib dibaca 2 harakat dengan secara merrata, teratur dan juga tetap. Apabila terdapat 6 harakat maka itu wajib dibaca juga dengan 6 harakat. 

Apabila dalam aturannya seharusnya dibaca 6 harakat, akan tetapi hanya dibaca  dengan 2 harakat dan hal tersebut menjadikan terjadinya perubahan atau pada kata atau kalimat tersebut, maka hukum dari bacaan tersebut yaitu haram.

Mad dibagi menjadi dua, yaitu Mad asli dan mad far’i. Mad asli disebut juga mad thabi’i dengan panjang dua harakat, sedangkan Mad far’i terbagi dalam 14 turunan yang panjangnya mulai dari 2 harakat sampai enam harakat.

Macam-Macam Mad Beserta Penjelasannya

1. Mad Thabi'i atau Mad Asli

Mad Thobi’i yaitu merupakan satu dari bagian [cabang] dari Hukum Mad. Secara bahasa [etimologi] Mad Thobi’i mempunyai arti alami atau biasa, yaitu tidak lebih dan juga tidak kurang. Dibaca dengan panjang 2 harakat atau 1 alif.

 Mad Thobi’i ini sering disebut dengan istilah lain sebagai Mad Ashli, ini artinya adalah asal mula [asal-muasal] suatu kejadian, dan ini adalah merupakan kunci utama [dasar] di dalam belajar tentang hukum-hukum dari Mad Far’i.

Hukum Mad Thobi’i ini berlaku ketika:

Huruf hijaiyah dengan harakat Fathah  ( ــــَــ )  ketemu dengan huruf hijaiyah Alif  ( ا );huruf hijaiyah dengan harakat Kasrah ( ـــــِـــ ) ketemu huruf  hijaiyah Ya Sukun ( يْ );dan huruf hijaiyah dengan harakat Dhammah ( ـــــــُــــــ ) ketemu dengan huruf Waw sukun ( وْ )maka huruf-huruf itu dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat.

Contoh Mad Thobi’i atau Mad Ashli Huruf Alif [ا]

حَامِيَةٌ : haamiyatun
سَالِمٌ : saalimun

Contoh Mad Thobi’i atau Mad Ashli Huruf Waw Sukun [ وْ ]

شَكُوْرٌ = syakuurun

غَفُوْرٌ = ghofuurun

Contoh Mad Thobi’i atau Mad Ashli Huruf Ya Sukun [يْ ]

بِصِيْرٌ = bashiirun

خَبِيْرٌ = khobiirun

2. Mad Far'i

Mad Far'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan menurut istilah Mad Far'i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli (sebagai hukum asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Nah, Mad Far'i ini terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya sebagai berikut: 

1. Mad Jaiz Munfashil

Mad Jaiz Munfashil merupakan satu dari 13 bagian dari Hukum Mad Far’i dalam ilmu tajwid. Secara etimologi Jaiz Munfashil adalah : Jaiz berarti boleh dan Munfashil berarti terpisah atau di luar kata
Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika ada huruf Mad Thobi’i  yaitu ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Alif (ا) yang mempunyai harakat Fathah, harakat Kasrah, ataupun harakat Dhammah ( اَ – اِ – اُ )

Cara membaca dari Mad Jaiz Munfashil ini adalah boleh panjang 1 alif [2 harakat], 2 alif [4 harakat], ataupun juga bisa 3 alif [6 harakat]. Begini contohnya:وَﻻَأنْتُمْ بِمَا أُنْزِلَ  

2. Mad Wajib Muttasil

Mad Wajib atau Mad Muttashil, dan seringkali disebut dengan Mad Wajib Muttashil adalah salah satu 13 bagian dari Hukum Mad Far’i  di dalam ilmu tajwid. Secara etimologi, mad wajib mutthashil artinya adalah :

Mad artinya adalah panjang bacaan. Wajib berarti harus dan Mutthashil berarti bersambung.
Hukum dari Mad Wajib Muttashil yaitu hukum tajwid yang terjadi ketika huruf hijaiyah Mad Thobi’i  ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Hamzah dengan harakat Fathah [Fathatain], dengan harakat Kasrah [Kasratain], atau juga dengan harakat Dhammah [Dhammatain] ( ءَ /  ءً – ءِ / ءٍ – ءُ / ءٌ ).  Dan inti utama dari Mad Wajib Muttashil ini yaitu Huruf Mad Thobi’i bertemu Hamzah dan ini dalam satu kata atau bersambung.

Cara membaca atau panjangnya bacaan dari Hukum Mad Wajib Muttashil  ini adalah wajib 6 ketukan [harakat] dan ini tidak bisa ditawar lagi.

Di dalam kitab suci Al-Quran, tanda dari Hukum Mad Muttashil  adalah garis yang melengkung tebal dan tanda ini mirip seperti gambar pedang,  yang letaknya berada di atas dari  huruf Mad Thobi’i ataupun terletak di antara Huruf hijaiyah Mad Thobi’i dan huruf hijaiyah Hamzah.

Contohnya:

سَوَآءٌ - جَآءَ - جِيْءَ

3. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Mad Lazim Harfi Mukhaffaf merupakan bagian dari 13 cabang hukum Mad Far’i ini terjadi pada huruf-huruf hijaiyah tunggal di awal surah-surah di dalam kitab Al-Qur’an Al Karim. Dan ini hanya dibaca dengan menyebutkan nama-nama huruf hijaiyah-nya saja.
Lazim berarti harus / wajib. Harfi berarti huruf; mad ini terjadi sebab huruf hijaiyah [ bukanlah pada kata/kalimat]. Mukhaffaf berarti ringan di dalam cara mengucapkannya

Cara Membaca Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Hukum Mad Lazim Harfi Mukhaffaf yaitu suatu hukum tajwid yang dikhususkan untuk kombinasi dari 14 huruf yang berada di 13 ‘Ayat pembuka’, pada 29 Surah di dalam kitab suci Alquran.
 Contohnya:

الۤمّۤ, الۤمّۤصۤۚ

4. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi

Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ini masih termasuk ke dalam macam-macam mad. Mad ini terjadi jika ada Mad Thabi’i bertemu dengan tasydid pada satu kata atau ayat.

Cara membaca mad ini adalah harus panjang selama tiga kali Mad Thabi’i atau sekitar enam harakat. Contohnya:
وَﻻَالضَّآلِّينَ اَلصّاخَةُ

5. Mad Layin

Macam-macam mad selanjutnya adalah Mad Layyin. Mad ini terjadi jika setelah huruf yang berharakat fatha wau sukun atau ya’ sukun. Cara membacanya adalah dengan membaca mad dengan sekedar lunak dan lemas saja. Contohnya:
رَيْبٌ خَوْفٌ

6. Mad 'Aridh Lissukun

Mad ‘Arid Lissukun dibaca jika terdapat waqaf atau tempat pemberhentian membaca, sedangkan sebelum waqaf tersebut terdapat Mad Thobi’i atau Mad Layin. Contohnya: بَصِيْرٌ خَالِدُوْنَ والنَّاسِ سَمِيْعٌ

Wallahu A'lam.

Sumber: Tafsir Ibnu Katsir, ilmutajwid.id


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Belajar Alquran Ilmu tajwid Hukum bacaan Mad

Apabila huruf berharakat kasrah diikuti ya sukun maka dibaca