Apa yang menjadi penyebab peningkatan jumlah wirausaha di Indonesia

Ilustrasi pengusaha mendengarkan. ©Shutterstock.com/Pressmaster

EKONOMI | 13 Juli 2014 08:00 Reporter : Harwanto Bimo Pratomo

Merdeka.com - Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan wirausaha Indonesia sehingga bisa menjadi seperti negara maju yang pertumbuhan ekonominya dimotori oleh wiraswasta. Menteri Koperasi dan UKM, Syarif Hasan, mengatakan sebuah negara maju ialah negara yang memiliki 2 persen wirausaha dari jumlah penduduk. Maka dari itu pemerintah berusaha mencapai target tersebut.

Saat ini Indonesia hanya memiliki 1,56 persen wirausaha dari total penduduknya. "Amerika saja sekitar 12 persen, Jepang 10 persen, Singapura 7 persen. Kita masih jauh," tuturnya.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim juga mendorong mahasiswa untuk bercita-cita menjadi wirausahawan. Bukan hanya berambisi menjadi Pegawai Negeri Sipil [PNS].

Menurutnya, sebagai PNS akan lebih sulit untuk bisa mencapai posisi puncak. Semisal Walikota, Gubernur, Menteri, bahkan Presiden. "Cita-cita saya seluruh mahasiswa Indonesia tidak lagi sebagai pencari kerja. Harusnya mereka jadi pengusaha. Program ini yang harus dimulai ketika mereka mahasiswa," ungkap Musliar.

Pemikiran bahwa menjadi PNS akan aman dari sisi finansial, menurutnya tidak benar. Justru sebaliknya, dengan menjadi pengusaha akan membawa hidup lebih aman dari sisi finansial untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Namun, besarnya dorongan dari pemerintah berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Pertumbuhan jumlah wirausahawan nasional sangat kecil.

Apa sebetulnya hambatan dari pertumbuhan jumlah wirausaha? Tentu kita ingin mengetahui agar Indonesia bisa segera menjadi negara maju. Berikut merdeka.com mencoba merangkumnya.

2 dari 5 halaman

Try Out mahasiswa. ©2013 Merdeka.com/imam buchori

Wakil Rektor Universitas Indonesia Bambang Wibawarta mengakui, sistem pendidikan di Indonesia kurang sukses menanamkan kesadaran berwirausaha. Dampaknya, jumlah masyarakat berminat menjadi pengusaha sampai sekarang masih minim."Ada tidak di sistem pendidikan kita untuk menanamkan sifat berwirausaha sejak dini, di SD, di SMP, SMA. Jadi ini masih minim," ujarnya.Persoalannya, kurikulum 2013 dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tak juga memasukkan materi kewirausahaan secara terpadu di pelbagai tingkat pendidikan."Wirausaha itu harus dibangun melalui budaya kita, hal itu kemudian didampingi dengan ilmu pengetahuan, sayangnya kurikulum 2013 yang baru ini masih belum jelas, kacau, apalagi mengenai ilmu kesenian dan budayanya," kata Bambang.

Akibat dari minimnya kesadaran berwirausaha, lulusan sekolah di negara ini, menurut Bambang kurang bermental baja dalam pekerjaan. "Lebih cenderung melahirkan orang-orang yang pandai membuat perencanaan dibandingkan orang yang tipe pekerja."

3 dari 5 halaman

ilustrasi orang kaya. shutterstock.com

Menteri BUMN Dahlan Iskan bercerita mengenai bagaimana menjadi seorang pengusaha sejati. Menjadi pengusaha harus siap mental dan tahan banting. Menurut Dahlan, para pengusaha pemula akan menemukan hambatan yang luar biasa di awal usahanya."Pengusaha pemula harus tahan banting yang luar biasa. Yang terbaik adalah tumbuh wajar kemudian ditekuni," kata dia.Menurut Dahlan, penyakit pengusaha pemula adalah ingin membesarkan usahanya secara instan. Menurut Dahlan, membesarkan usaha dengan instan akan membuat jatuh lebih sakit ketika dihantam suatu masalah."Penyakit yang terbesar adalah ingin cepat-cepat banyak bisnis dan cerita kepada temannya. Tidak boleh begitu, usaha itu harus tetap fokus," jelasnya.

Akibat dari sifat ini kebanyakan wirausaha gagal lalu menghilang.

4 dari 5 halaman

ilustrasi orang kaya. shutterstock.com

Menteri BUMN Dahlan Iskan, yang juga merupakan bos Jawa Pos Grup, menyarankan untuk para pengusaha pemula harus fokus menjalankan suatu usahanya dan tidak boleh bercabang dan ingin cepat kaya. "Kalau tidak fokus itu namanya musyrik wiraswasta masuk neraka juga yaitu gagal, bangkrut, macet," ucap Dahlan.Menurutnya, kelakuan seperti ini membuat wirausaha banyak mengalami kegagalan. Dahlan juga sedikit bercerita ketika dia masih muda dan menjalankan usahanya dari bawah dan harus bekerja keras. "Masih muda saya jam 3 pagi sudah di kantor lagi. Saya pulang jam 9 malam. Waktu itu saya masih muda. Habis-habisan fokus satu bidang saja," pungkasnya.

Seperti yang telah diketahui, Dahlan yang dulunya adalah wartawan majalah Tempo diberi tugas untuk menghidupkan kembali koran Jawa Pos yang telah mati. Waktu itu Dahlan baru berusia 31 tahun. Dahlan sukses menaikkan oplah surat kabar tersebut menjadi 300.000 eksemplar dalam waktu 5 tahun. Mulanya Jawa Pos hanya mempunyai oplah 6.000 eksemplar.

5 dari 5 halaman

PT Permodalan Nasional Madani menyatakan pelaku usaha mikro kecil [UMK] harus cerdik dalam melihat peluang dan mampu berinovasi mengikuti perubahan zaman. Semua itu diperlukan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat di semua lini usaha.

"Sayangnya banyak wirausahawan UMK yang sering kali sudah merasa cukup dan tidak mau mengembangkan usahanya lebih maju lagi," ujar pemimpin PNM cabang Surabaya, Nyoman Wijana.

[mdk/bim]

Jumlah Pengusaha di Indonesia Meningkat, Tapi . . . – Menurut catatan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah [UKM], seperti yang diungkapkan oleh Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, jumlah pengusaha di Indonesia meningkat dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,67% menjadi 3,10% dari total jumlah pendudukan Indonesia yang saat ini sebanyak 225 juta jiwa.

Baca Juga: Women Entrepreneur: 5 Tantangan Kewirausahaan bagi Wanita

“‎Rasio wirausaha kita berdasarkan data BPS, jumlah wirausaha BPS meningkat 3,10 persen‎. Sebelumnya 1,67 persen dari 225 juta penduduk,” kata Puspayoga seperti yang dikutip dari Liputan6.

Namun, beliau juga menambahkan bahwa jumlah pengusaha di Indonesia jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara tetangga.

Baca Juga: 6 Ide Bisnis di tahun 2017 yang Bisa Diaplikasikan di Pasar Online

Misalnya, jumlah pengusaha di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan pengusaha di Malaysia yang jumlahnya sebesar 6% dari total penduduknya.

“Rasio wirausaha di bawah negara te‎tangga kita. Singapura 7 persen, Malaysia 6 persen, Thailand 5 persen,” ucap Puspayoga.

Baca Juga: Ini Ungkapan Menkominfo Mengenai Popularitas Fintech di Tengah Masyarakat

Oleh karena itu, pemerintah ingin meningkatkan jumlah pengusaha. Puspayoga mengungkapkan, pemerintah dengan bantuan seluruh pihak harus terus berjuang untuk menandingi jumlah pengusaha negara tetangga dengan melahirkan pengusaha muda baru. Namun, perjuangan tersebut tidak mudah.

“Ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ini perjuangan semua. Walau masih di bawah negara tetangga kita Malaysia, Singapura, Thailand, tapi kita akan mengejar itu,” tutur ‎Puspayoga.

Sumber: Liputan6

Meningkatkan Jumlah Pengusaha di Indonesia

Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah [KUKM] menyiapkan kredit usaha rakyat [KUR] dengan bunga rendah sebesar 9%. Di tahun 2017, tidak menutup kemungkinan bahwa bunga KUR akan turun dan stabil.

UR merupakan salah satu startegi pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengusaha di Indonesia.

Seperti yang diungkapkan Puspayoga, tidak ada cara lain untuk menciptakan pemerataaan ekonomi, harus memberdayakan dan memperkua lembaga koperasi, UKM secara khusus.

Baca Juga: Agar Keuangan Tetap Terkendali, Coba 5 Aplikasi Pengelola Keuangan Ini

Menurut beliau, jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia akan menurun dengan adanya peningkatan jumlah pengusaha.

Apabila kewirausahaan kuat, maka akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang adil, di mana adanya kesenjangan ekonomi akan terus tergerus.

Puspayoga mengungkapkan, “Apabila kesenjangan ekonomi menurun, itu akan semakin memperkuat kita dalam bingkai NKRI”.

Baca Juga: Ini yang Diharapkan Pemerintah Soal Hubungan Bank dan Fintech

Beliau bersama Kementerian Koperasi dan UKM telah menggulirkan program Reformasi Total Koperasi di Seluruh Indonesia, mencakup rehabilitasi koperasi [database koperasi], reorientasi koperasi, dan pengembangan koperasi.

Baca Juga: 5 Buku Bisnis Terbaik untuk Pengusaha yang Wajib Dibaca Selama Liburan

“Ada 140 koperasi yang masuk database kami untuk dikembangkan menjadi koperasi berkualitas. Kita tidak mau lagi fokus pada kuantitas, melainkan fokus pada kualitas koperasi. Banyak koperasi bagus di Indonesia dengan aset dan omzet mencapai triliunan rupiah, ini yang akan terus kita kembangkan,” ujarnya. [asp]

Sumber: Viva

Mempermudah Akses Terhadap Pinjaman Modal Usaha bagi Pelaku Bisnis UMKM

Tak bisa dipungkiri bahwa modal usaha kerap menjadi hambatan bagi masyarakat untuk memulai dan mengembangkan usaha.

Selain karena akses terhadap modal usaha terasa sulit bagi masyarakat, ketakutan untuk meminjam dan berutang menjadi alasan umum yang menghambat.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Bisnis Anda Membutuhkan Pinjaman Modal Usaha

Namun, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM sudah menyediakan Kredit Usaha Rakyat [KUR] untuk membantu pemodalan usaha bagi pertumbuhan wiraswasta di Indonesia.

Selain itu, pesatnya perkembangan teknologi informasi yang kini mulai mencakup berbagai kebutuhan sehari-hari penggunanya juga membawa solusi yang efektif.

Masyarakat yang ingin memulai usaha kini dapat memulainya dengan mudah, dengan modal yang minim, dan cepat dengan bantuan internet.

Baca Juga: 5 Tips Untuk Menghasilkan Ide Bisnis yang Lebih Kreatif

Tidak terhitung ada berapa banyak mereka yang sukses meraup keuntungan dari internet, terutama menyoal bisnis.

Peluang bisnis yang ditawarkan di dalamnya nyaris tidak terbatas, memungkinkan pengusaha untuk mencakup pelanggan potensial yang banyak sekali jumlahnya karena pasarnya pun sangat luas.

Baca Juga: 9 TED Talks Terbaik Untuk Pengusaha dan Leader

Selain mempermudah masyarakat untuk membangun sebuah bisnis, internet juga mampu menawarkan solusi pembiayaan untuk mendapatkan akses terhadap pinjaman modal usaha untuk mengembangkan bisnis.

Setiap bisnis memiliki potensi untuk terus berkembang dan maju, sehingga dalam prosesnya, modal usaha akan terus dibutuhkan.

Baca Juga: Bagaimana P2P Fintech Lending Mampu Memberdayakan Masyarakat?

Platform peer to peer lending seperti yang ditawarkan oleh KoinWorks mampu mencakup masyarakat yang ingin mengembangkan bisnis online-nya dengan bantuan modal usaha mulai dari Rp 10juta hingga Rp 500juta dengan bunga mulai dari 0,75% – 1,67% perbulan.

Lewat KoinBisnis yang ditawarkan oleh KoinWorks, pengusaha yang ingin mengakses pinjaman modal usaha dapat mengajukannya melalui internet sepenuhnya tanpa harus mendatangi kantor KoinWorks.

Baca Juga: Tips Mengelola Pinjaman Agar Bisa Tepat Sasaran Sesuai Tujuan

Selain akan terus berkembang dengan bantuan modal usaha, pengusaha yang mampu memajukan bisnisnya juga akan selalu menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk memulai usaha.

Sehingga, pada akhirnya, pengusaha yang sudah maju mampu menjadi inspirasi dan dorongan bagi masyarakat untuk memulai dan mengembangkan bisnisnya, hingga nantinya, jumlah pengusaha di Indonesia akan terus meningkat jumlahnya.