Apa saja hasil peninggalan kebudayaan masyarakat praaksara yang masih berlanjut hingga saat ini?

Apa saja hasil peninggalan kebudayaan masyarakat praaksara yang masih berlanjut hingga saat ini?
lihat foto
Apa saja hasil peninggalan kebudayaan masyarakat praaksara yang masih berlanjut hingga saat ini?

ScienceDaily/Palaeodeserts (Ian R. Cartwright)

KAPAK GENGGAM - Deretan artefak batu berupa kapak genggam dari budaya Acheulean yang ditemukan di situs Safaqqa, Saudi Arabia. Produk kapak genggam itu dari hasil penelitian berusia sekitar 190.000 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, membuat penduduk di setiap pulau hidup dan menetap terpisah satu sama lain.

Penduduk membentuk suku sendiri-sendiri yang masing-masing memiliki kebiasaan hidup dan adat istiadat yang berbeda.

Seiring berjalannya waktu, kebiasaan hidup dan adat istiadat menjadi budaya yang diwariskan kepada generasi penerusnya secara turun-temurun dan terus dilestarikan hingga saat ini.

Baca juga: Pengertian Zat Campuran Homogen, Heterogen, Suspensi, dan Koloid, Beserta Contohnya

Baca juga: Mengenal Struktur Lapisan Bumi, Berikut Pengertian dan Susunan Kimianya

Ternyata kebudayaan masyarakat Indonesia sudah ada sejak zaman praaksara.

Praaksara berasal dari gabungan dua kata, yaitu pra dan aksara.

Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan.

Masa praaksara merupakan masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan.

Apa saja hasil peninggalan kebudayaan masyarakat praaksara yang masih berlanjut hingga saat ini?
KAPAK GENGGAM - Deretan artefak batu berupa kapak genggam dari budaya Acheulean yang ditemukan di situs Safaqqa, Saudi Arabia. Produk kapak genggam itu dari hasil penelitian berusia sekitar 190.000 tahun. (ScienceDaily/Palaeodeserts (Ian R. Cartwright))

Dikutip dari Buku IPS SMP/MTs VII oleh Ahmad Mushlih dkk (2014), berikut beberapa hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa praaksara.

Hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan

1. Kapak Perimbas

Kapak perimbas adalah sejenis kapak yang digenggam dan berbentuk masif.

Kapak perimbas tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam.

Alat ini berupa batu yang dibentuk menjadi semacam kapak.

KOMPAS.com - Kehidupan manusia purba pada masa praaksara yang berlangsung selama ratusan ribu tahun menyimpan banyak nilai-nilai budaya yang masih relevan hingga masa kini.

Kita sebagai manusia modern, dapat mengambil nilai-nilai tersebut sebagai bahan refleksi diri demi menjadi manusia yang lebih baik. 

Berikut merupakan nilai-nilai budaya pada masa praaksara di Indonesia:

Dalam buku Sejarah Indonesia masa Praaksara (2015) karya Herimanto, manusia purba hidup secara berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dan menghadapi tantangan alam.

Dalam pola hidup berkelompok, manusia purba selalu menerapkan budaya gotong royong dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Budaya gotong royong manusia purba terlihat dari cara mereka berburu dan meramu makanan. Sejak zaman Paleolithikum, manusia purba telah melakukan pembagian tugas dalam tingkat sederhana ketika berburu dan meramu makanan.

Manusia purba menciptakan berbagai macam alat kebudayaan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup mereka.

Dalam menciptakan alat kebudayaan, manusia purba selalu menerapkan prinsip kreativitas dan inovasi. Mereka berhasil memberikan inovasi pada alat kebudayaan seperti batu, tulang hingga logam.

Selain itu, manusia purba juga mampu memberi variasi terhadap alat kebudayaan dalam segi bentuk dan fungsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia purba memiliki kreativitas dalam menciptakan alat kebudayaan.

Baca juga: Zaman Praaksara di Indonesia

Pengambilan keputusan manusia purba pada masa praaksara telah dilakukan melalui musyawarah, meskipun masih dalam tingkat yang sederhana.

Manusia purba pada zaman neolithikum hingga zaman logam telah menggunakan budaya musyawarah untuk memilih pemimpin dan menyelesaikan berbagai masalah kolektif.

Nilai-nilai religius pada masa praaksara didominasi oleh kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme. Dalam menjalankan kehidupan, manusia purba selalu berpedoman untuk melakukan hal-hal kebaikan sesuai dengan nilai spiritualitas yang mereka anut.

Dalam buku Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1 (1973) karya R. Soekmono, pada masa Neolithikum, manusia purba telah memercayai adanya alam kehidupan setelah kematian.

Pada masa Neolithikum, manusia purba juga mampu menciptakan kebudayaan Megalithikum sebagai bentuk spritualitas mereka.

Pada masa praaksara, corak kehidupan manusia purba identik dengan nilai budaya agraris dan maritim. Dalam budaya agraris, manusia purba telah berhasil mengembangkan kemampuan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.

Sedangkan dalam budaya maritim, manusia purba mampu melakukan pelayaran untuk menemukan daerah-daerah potensial yang cocok ditinggali. Hal ini dibuktikan dari persebaran bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu dari wilayah Indocina menuju ke kepulauan Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sisa-sisa kebudayaan praaksara di Indonesia pada dasarnya masih ada dan masih memiliki kegunaan bagi masyarakat hingga saat ini.

Perwujudan kebudayaan praaksara adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain.

Di Indonesia, masih banyak terdapat peninggalan kebudayaan dari zaman prasejarah yang masih bisa dijumpai bahkan masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sisa-sisa dari kebudayaan praaksara yang paling mudah dijumpai maupun diamati berupa benda, corak kehidupan sosial-ekonomi, dan sistem kepercayaan.

Sisa-sisa kebudayaan praaksara tersebut pada dasarnya masih ada dan masih memiliki kegunaan bagi masyarakat, bahkan ada yang beberapa di antaranya mengalami perkembangan (fungsi dan bentuk). Sisa-sisa kebudayaan praaksara tersebut diantaranya sebagai berikut.

Alat-alat dari Batu

Alat-alat batu yang lahir dan berkembang sejak jaman praaksara sebenarnya masih ada di Indonesia. Akan tetapi alat-alat batu yang ada telah mengalami perkembangan bentuk dan fungsi. Beberapa alat tersebut adalah cobek batu dan lesung batu.

Apa saja hasil peninggalan kebudayaan masyarakat praaksara yang masih berlanjut hingga saat ini?
Cobek atau lesung batu. Foto: ms.wikipedia.org

Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk dibentuk menjadi suatu obyek dengan menggunakan tangan dan kemudian dibakar. Gerabah diperkirakan telah ada sejak zaman manusia purba.

Di situs-situs bersejarah, telah ditemukan banyak gerabah kuno yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga. Dahulu gerabah yang dibuat oleh manusia tidak memiliki corak khusus, kalaupun ada hanya bercorak sederhana, akan tetapi sekarang gerabah memiliki bentuk dan corak yang beragam.

Selain itu, sekarang ini gerabah tidak hanya digunakan sebagai perkakas rumah tangga, namun ada juga yang berfungsi sekedar hanya sebagai penghias ruangan.

Apa saja hasil peninggalan kebudayaan masyarakat praaksara yang masih berlanjut hingga saat ini?
Pengrajin gerabah. Foto: finance.detik.com

Motif Batik

Batik sebagai warisan budaya dunia memiliki corak dan motif yangberagam, namun ternyata motif yang ada sekarang ini sebenarnya merupakan pengembangan dari motif yang ada sejak jaman praaksara.

Dulu motif tersebut kebanyakan hanya digunakan untuk menghias gerabah dari tanah liat saja, akan tetapi motif sederhana (ulir, bulatan, garis, dll) kini telah berkembang dan menjadi ciri khas dari suatu kain batik.

Apa saja hasil peninggalan kebudayaan masyarakat praaksara yang masih berlanjut hingga saat ini?
Orang-orang besar di dunai saja bangga pakai batik, masa kamu enggak. Foto: indonesia.go.id

Sistem Kepercayaan

Animisme dan dinamisme merupakan kepercayaan (agama) yang dianut oleh masyarakat praaksara. Walaupun Indonesia telah memiliki agama pokok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada masyarakat Indonesia yang percaya bahwa arwah leluhur dan benda disekitarnya memiliki pengaruh terhadap kehidupan mereka.

Sebagai contoh adalah upacara pemakaman. Ada suku tertentu di Indonesia yang percaya bahwa ruh orang yang meninggal masih memiliki pengaruh terhadap kahidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, mereka melakukan upacara pemakaman dengan megah dan diiringi dengan ritual-ritual tertentu.

Apa saja hasil peninggalan kebudayaan masyarakat praaksara yang masih berlanjut hingga saat ini?
Dolmen sebagai tempat untuk meletakkan sesajen atau persembahan. Foto: Attoriolong

Selain itu, ada juga masyarakat yang memakamkan seseorang di tempat-tempat tertentu (misal: tebing batu) sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal.

Baca juga:

Baca juga materi sebelumnya: Hasil Kebudayaan Masyarakat Praaksara di Nusantara

Apa saja hasil peninggalan kebudayaan masyarakat praaksara yang masih berlanjut hingga saat ini?