Apa yang dimaksud pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa bagi anak?

  • Pemerolehan Bahasa Pertama

Pemerolehan bahasa (Language Acquisition) adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis, fonetik, dan kosakata yang luas. Pemerolehan bahasa (akuisisi bahasa) merupakan proses yang berlangsung di dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa.

Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Chaer, 2003:167). Hal ini perlu ditekankan, karena pemerolehan memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran (Cox, 1999; Musfiroh, 2002)

  • Ada dua pengertian mengenai pemerolehan bahasa.Pertama, pemerolehan bahasa mempunyai permulaan yang mendadak, tiba-tiba. Kedua, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi motorik, sosial, dan kognitif pralinguistik.
  • Ali (1995:77) mengatakan bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak awal hidupnya melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungan. Hal ini menunjukkan bahasa pertama (B1) merupakan suatu proses awal yang diperoleh anak dalam mengenal bunyi dan lambang yang disebut bahasa.
  • Apabila dalam proses awal menunjukkan pemahaman dan penghasilan yang baik dari keluarga dan lingkungan bahasa yang diperolehnya, proses pemerolehan bahasa selanjutnya akan mendapatkan kemudahan. Tahapan-tahapan berbahasa ini memberikan pengaruh yang besar dalam proses pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa adalah proses pemahaman dan penghasilan (produksi) bahasa pada diri anak melalui beberapa tahap mulai dari meraba sampai fasih berbicara (Indrawati dan Oktarina, 2005:21).
  • Perkembangan pemerolehan bahasa anak dapat dibagi atas tiga bagian penting yaitu (a) perkembangan prasekolah (b) perkembangan ujaran kombinatori, dan (c) perkembangan masa sekolah. Perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak pada masa prasekolah dapat dibagi lagi atas perkembangan pralinguistik, tahap satu kata dan ujaran kombinasi permulaan.

Pemerolehan Bahasa Kedua

  • Proses Pemerolehan Bahasa Kedua

Pemerolehan bahasa berbeda dengan pembelajaran bahasa. Orang dewasa mempunyai dua cara yang, berbeda berdikari, dan mandiri mengenai pengembangan kompetensi dalam bahasa kedua. Pertama, pemerolehan bahasa merupakan proses yang bersamaan dengan cara anak-anak mengembangkan kemampuan dalam bahasa pertama mereka. Pemerolehan bahasa merupakan proses bawah sadar. Para pemeroleh bahasa tidak selalu sadar akan kenyataan bahwa mereka memakai bahasa untuk berkomunikasi.

Kedua, untuk mengembangkan kompetensi dalam bahasa kedua dapat dilakukan dengan belajar bahasa. Anak-anak memperoleh bahasa, sedangkan orang dewasa hanya dapat mempelajarinya. Akan tetapi ada hipotesis pemerolehan belajar yang menuntut bahwa orang-orang dewasa juga memperoleh bahasa, kemampuan memungut bahasa bahasa tidaklah hilang pada masa puber. Orang-orang dewasa juga dapat memanfaatkan sarana pemerolehan bahasa alamiah yang sama seperti yang dipakai anak-anak. Pemerolehan merupakan suatu proses yang amat kuat pada orang dewasa.

  • Pemerolehan dan pembelajaran dapat dibedakan dalam lima hal, yaitu:

1.     Pemerolehan memiliki ciri-ciri yang sama dengan pemerolehan bahasa pertama, seorang anak penutur asli, sedangkan belajar bahasa adalah pengetahuan secara formal,

2.      Pemerolehan  secara bawah sadar, sedangkan pembelajaran sadar dan disengaja.

3.     Pemerolehan bahasa kedua seperti memungut bahasa kedua, sedangkan pembelajaran mengetahui bahasa kedua,

4.     Pemerolehan mendapat pengetahuan secara implisit, sedangkan pembelajaran mendapat pengetahuan secara eksplisit,

5.      Pemerolehan tidak membantu kemampuan anak, sedangkan pembelajaran menolong sekali.

  • Cara pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi dua cara, yaitu pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin dan pemerolehan bahasa kedua secara alamiah.
  1. Pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin adalah pemerolehan bahasa kedua yang diajarkan kepada pelajar dengan menyajikan materi yang sudah dipahami. Materi bergantung pada kriteria yang ditentukan oleh guru. Strategi-strategi yang dipakai oleh seorang guru sesuai dengan apa yang dianggap paling cocok bagi siswanya.
  2. Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah adalah pemerolehan bahasa kedua/asing yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan,guru. Tidak ada keseragaman cara. Setiap individu memperoleh bahasa kedua dengan caranya sendiri-sendiri. Interaksi menuntut komunikasi bahasa dan mendorong pemerolehan bahasa. Dua ciri penting dari pemerolehan bahasa kedua secara alamiah atau interaksi spontan ialah terjadi dalam komunikasi sehari-hari, dan bebas dari pimpinan sistematis yang sengaja.

1.     Bagi sebagian besar anak Indonesia, bahasa Indonesia bukan bahasa pertama mereka, melainkan bahasa kedua, atau ketiga.

2.     Pengenalan/penguasaan bahasa Indonesia dapat terjadi melalui proses pemerolehan atau proses belajar.

3.     Proses pemerolehan terjadi secara alamiah, tanpa sadar, melalui interaksi tak formal dengan orang tua dan/atau teman sebaya, tanpa bimbingan.

4.      Proses belajar terjadi secara formal, disengaja, melalui interaksi edukatif, ada bimbingan, dan dilakukan dengan sadar.

5.      Bahasa Pertama (B1) dan Bahasa Kedua (B2) didapat bersama-sama atau dalam waktu berbeda. Jika didapat dalam waktu yang berbeda, Bahasa Kedua (B2) didapat pada usia prasekolah atau pada usia Sekolah Dasar.

6.      Bahasa Kedua (B2) dapat diperoleh di lingkungan Bahasa Pertama (B1) dan Bahasa Kedua (B2). Jika diperoleh di lingkungan Bahasa Pertama, Bahasa Kedua dipelajari melalui proses belajar formal; jika didapat di lingkungan Bahasa Kedua, Bahasa Kedua didapat melalui interaksi tidak formal, melalui keluarga, atau anggota masya-rakat Bahasa Kedua.

  • Prinsip dan Metode Pengajaran B2

1.      Belajar Bahasa Kedua (B2) adalah belajar dalam konteks pemakaian bahasa yang sebenarnya.

2.      Belajar Bahasa Kedua (B2) adalah belajar menggunakan Bahasa Kedua (B2) tersebut dalam berbagai fungsinya.

3.      Siswa harus dilatih menggunakan bahasa secara tepat.

4.      Pengajaran bahasa perlu memperhatikan kebutuhan afektif dan kognitif pelajaran.

5.      Pemahaman Budaya Bahasa Kedua (B2) perlu ditumbuhkan dalam pengajaran Bahasa Kedua (B2).

6.      Metode tata bahasa terjemahan tidak membuat siswa terampil menggunakan bahasa, tetapi tahu tentang bahasa.

7.      Metode langsung diterapkan melalui kegiatan dialog, tubian pola, dan penerapan. Tubian yang dilakukan mencakupi tubian pengulangan dan tubian respons.

8.      Tujuan pengajaran bahasa komunikatif ialah agar siswa dapat berkomunikasi dalam permaian bahasa yang sebenarnya dalam bentuk bahasa yang diterima. Dalam pelaksanaannya, jika diperlukan Bahasa Kesatu (B1) dan penerjemahkan dapat digunakan. Tata bahasa diberikan.

9.      Pengajaran dengan respons fisik total menekankan penguasaan kemampuan menyimak pada awal pelajaran. Pemahaman dan retensi paling baik dipelajari melalui gerakan fisik sebagai respons terhadap perintah guru. Kegiatan berbicara baru dilakukan bila siswa sudah benar-benar siap. Proses siswa dilaksanakan melalui langkah = latihan mendengarkan, produksi dan membaca serta menulis.

10.  Pendekatan alamiah dikembangkan berdasarkan keyakinan bahwa penguasaan bahasa lebih banyak terjadi melalui proses pemerolehan secara alamiah yang digabungkan dengan teori monitor dan Krashen. Pendekatan ini dalam penerapannya sangat mementingkan pemerolehan kosakata.

a. Kurang dari 1 tahun

  • • Belum dapat mengucapkan kata-kata,
  • • Belum menggunakan bahasa dalam arti yang sebenarnya
  • • Dapat membedakan beberapa ucapan orang dewasa. (Eimas, lewat Gleason, 1985: 2,

dalam Zuchdi, 1996: 4
b. 1 tahun

•    Mulai mengoceh

  • • Bermain dengan bunyi (bermain dengan jari-jari tangan dan kakinya) • Perkembangan pada tahap ini disebut pralinguistik. (Gleason, 1985: 2)

    •    Ketika bayi dapat mengucapkan beberapa kata, mereka memiliki ciri-ciri

perkembangan yang universal.

  • Bentuk ucapan hanya satu kata, sederhana, mudah diucapkan dan memiliki arti

konkrit (nama benda, kejadian atau orang-orang di sekitar anak).

•    Mulai pengenalan semantik (pengenalan makna).

c. 2 tahun

• Mengetahui kurang lebih memiliki 50 kata.

• Kebanyakan mulai mencapai kombinasi dua kata yang dikombinasikan dalam

ucapan-ucapan pendek tanpa kata penunjuk, kata depan atau bentuk lain yang

seharusnya digunakan.

• Mulai mengenal berbagai makna kata tetapi tidak dapat menggunakan bentuk bahasa

yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin, dan waktu terjadinya peristiwa.

• Mulai dapat membuat kalimat-kalimat pendek.

d. Taman Kanak-kanak

  • • Memiliki dan memahami sejumlah besar kosa kata,
  • • Mampu membuat pertanyaan-pertanyaan, kalimat majemuk dan berbagai bentuk

kalimat,

  • • Dapat berbicara dengan sopan dengan orang tua dan guru.

e. Sekolah Dasar

• Peningkatan perkembangan bahasa, dari bahasa lisan ke bahasa tulis,

• Peningkatan perkembangan penggunaan bahasa.

f. Remaja

Penggunaan bahasa yang khas sebagai bagian dari terbentuknya identitas diri

(merupakan usia yang sensitif untuk belajar berbahasa) (Gleason, 1985: 6)

g. Dewasa

Terdapat perbedaan-perbedaan yang besarØ antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam perkembangan bahasa (sesuai dengan tingkat pendidikan, peranan dalam masyarakat, dan jenis pekerjaan.

2.   Perbedaan Bahasa Anak Laki-Laki Dan Perempuan

a. Anak Laki-laki

• Ekspresi emosional cenderung menggunakan kata-kata kasar misalnya umpatan:

   sialan, bedebah, dsb

  • • Cenderung menggunakan bahasa secara langsung dan bersifat memberitahu, karena

   laki-laki menganggap perannya dalam percakapan adalah pemberi informasi.
• Kurang banyak berbicara, tetapi lebih banyak berbuat. Pada perkembangan ke

  tingkat dewasa seorang ayah lebih banyak menggunakan perintah ketika berbicara

  dengan anak laki-laki, dan lebih banyak menginterupsi pembicaraan anak

  perempuannya.

b. Anak perempuan

  • • Menghindari bahasa yang berisi umpatan dalam percakapan dan cenderung

   menggunakan kata-kata yang lebih sopan: silakan, terima kasih, selamat jalan, dsb.
• Ekspresi emosional yang digunakan lebih halus, misalnya: Oh sayangku, Ya Allah,

   dsb.
• Cenderung menggunakan bahasa tidak langsung dalam meminta persetujuan dan

   lebih banyak mendengarkan. Perannya dalam percakapan adalah sebagai fasilitator.
• Lebih banyak berbicara secara berpasangan dengan teman akrabnya dan saling

  menceritakan rahasianya

  • Pembelajaran bahasa kedua

Strategi Pembelajaran adalah apa-apa yang dipelajari atau apa-apa yang ada dalam pelajaran. Macam-Macam Strategi Pembelajaran :

a. Strategi Metakognitif

  • • Strategi yang melibatkan perencanaan belajar
  • • Pemikiran proses pemikiran yang sedang berlangsung
  • • Pemantauan produksi dan pemahaman
  • • Evaluasi setelah kegiatan selesai

b. Strategi Kognitif

Yaitu strategi yang melibatkan tugas-tugas kognitif atau terbatas pada tugas-tugas pembelajaran secara spesifik atau melibatkan materi pelajaran. Macam-macam strategi kognitif sebagai berikut:

  • • Revetisi
  • • Melacak ulang
  • • Berlaku penerjemahan
  • • Mengelompokkan ulang
  • • Mencatat/menulis gagasan utama baik secara lisan mauoun tulisan
  • • Kata kunci
  • • Konstektualisasi
  • • Elaborasi
  • • Transfer

Yaitu strategi yang terkait dengan interaksi sosial.

2.  Strategi Komunikasi

Strategi Komunikasi adalah bagaimana secara produktif kita menyampaikan makna kepada orang lain. Macam-macam strategi komunikasi yaitu:

a.  Strategi Pengindaraan

Yaitu terkait dengan sintaksis / leksikal semantik.

b. Strategi Konvensatoris

• Aprokasimasi : menggunakan istilah alternatif untuk mengungkapkan.

• Menerjemahkan Harfiah

• Alihkode: (mengalihkan bahasa ke-2 ke bahasa pertama)

• Sinyal non linguistik (gerak tubuh) ekspresi wajah.

• Meminta tolong / meminta bantuan terhadap lawan bicara kita (mengulang

kembali pertanyaan)

• Mengulur waktu : memberi jeda waktu untuk berfikir yang akan disampaikan

  • Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran (SP)

a. Berdasarkan komponen dalam program pengajaran.

1) Strategi pembelajaran berpusat pada guru (teacher ooriented)

– Peserta didik : sebagai objek pasif

– Guru : sebagi subjek aktif (dominan)

– Macam-macam tekniknya:

a)      Teknik ceramah

b)      Teknik team teaching

c)      Teknik sumbang saran

d)     Teknik demonstrasi

2) Strategi pembelajaran berpusat pada siswa (student oriented)

– Siswa : sebagai subjek aktif dominan

– Macam-macam tekniknya:

a)      Teknik inquiri

b)      Teknik diskusi

c)      Teknik kerja kelompok

d)     Teknik sosiodrama

e)      Teknik penyajian kasus / masalah

3) Strategi pembelajaran berpusat pada materi (material center strategis)

– Teknik-tekniknya :

a)      Teknik tutorial

b)      Teknik eksperimen

c)      Teknik demonstrasi

d)     Teknik kerja lapangan

b. Berdasarkan kegiatan pengolahan materi / pesan

1) Strategi pembelajaran Ekspositoris

Yaitu Strategi yang berbentuk penguraian (bahan tertulis/penjelasan lisan). Dalam strategi ini gru lebih dominan atau aktif. Teknik-teknik Strategi pembelajaran ekspositoris yaitu: (a) teknik simulasi, (b) teknik demonstrasi, dan (c) teknik ceramah.

2) Strategi pembelajaran Heuristik

Yaitu siswa diberi kesempatan untuk lebih dominan dalam pembelajaran dan mencari sendiri informasi yang sedang dipelajari. Jadi dalam strategi ini siswa dituntut lebih dominan. Teknik-teknik dalam strategi pembelajaran Heuristik yaitu: (a)Teknik Problem Solving, (b) Teknik Inquiri, (c) Teknik Penemuan, dan (d) Teknik Eksperimen

c. Berdasarkan cara pengolahan atau memproses pesan / materi

1) Strategi Pembelajaran Deduksi

Yaitu strategi dari umum – khusus, atau dari abstrak ke nyata, atau dari premis ke pemikiran yang logis. Teknik dari strategi ini adalah teknik ceramah. Ada tiga langkah dalam strategi pembelajaran deduksi yaitu:

  • Pengajar memilih pengetahuan yang akan diajarkan (memilih materi)
  • Pengajar memberi materi
  • Pengajar memberi contoh-contoh dan membuktikannya kepada peserta didik.

2) Strategi Pembelajaran Induksi

Yaitu strategi dari khusus ke umum, atau dari individual ke generalisasi. Jadi strategi ini merupakan kebalikan dari strategi pembelajaran deduksi di atas. Ada 4 langkah dalam strategi ini yaitu:

  • Pengajar memilih materi
  • Pengajar menyajikan contoh-contoh yang spesifik untuk dijadikan bahan penyusun hipotesis
  • Bukti-bukti disajikan dgn maksud membenarkan / menyangkal
  • Menyimpulkan bukti

d. Berdasarkan cara memproses penemuan

1) Strategi Pembelajaran Ekspositoris.

2) Strategi Pembelajaran Discovery.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA