Apa yang dimaksud iman kepada rasul Allah dan bagaimana kedudukan iman kepada rasul Allah dalam kehidupan sehari hari?

Apa yang dimaksud iman kepada rasul Allah dan bagaimana kedudukan iman kepada rasul Allah dalam kehidupan sehari hari?
lihat foto
Apa yang dimaksud iman kepada rasul Allah dan bagaimana kedudukan iman kepada rasul Allah dalam kehidupan sehari hari?

freepik.com

Berikut Pengertian Iman Kepada Rasul Allah, Cara Beriman dan Sifat-sifat Rasul Allah SWT 

TRIBUNNEWS.COM - Simak pengertian iman kepada Rasul Allah Lengkap dengan cara beriman dan sifat-sifat Rasul Allah di dalam artikel ini.

Iman merupakan percaya dan yakin dengan sepenuh hati.

Sebagai seorang muslim, dituntut memiliki keimanan pada ajaran yang dibawa atau disampaikan para rasul Allah.

Sementara itu, dalam islam rukun iman terdiri dari 6 macam.

Satu di antara rukun iman tersebut adalah iman kepada Rasul Allah.

Lalu apa pengertian Iman kepada Rasul Allah?

Baca juga: Iman kepada Kitab Allah SWT: Pengertian, Macam-macam, Fungsi, dan Hikmah

Baca juga: Apa itu Qirad? Berikut Pengertian, Dasar Hukum, Rukun, Syarat, Larangan, hingga Manfaat

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VIII yang disusun oleh Loso, Samroni, dan Mulyadi, berikut pengertian iman kepada Rasul Allah lengkap dengan cara beriman dan sifat-sifat Rasul:

Pengertian Iman kepada Rasul Allah

Iman kepada Rasul Allah adalah mempercayai bahwa Allah SWT telah mengutus rasul untuk memberikan petunjuk dan pedoman hidup kepada umat manusia agar sejahtera dunia dan akhirat.

Cara Beriman kepada Rasul Allah

1. Mengikuti ajarannya

Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepada manusia.

Sehingga pada hakekatnya, mengikuti ajaran Rasul sama dengan mengikuti ajaran Allah SWT.

2. Tidak membeda-bedakan rRasul

beriman kepada Rasul Allah adalah meyakini dengan sebenar-benarnya yakin bahwa ALLAH telah turunkan 124.000 nabi dan rasul di dunia ini, dan minimal mengatahui 25 nabi dan rasul termasuk Rasulullah Muhammad SAW dan hanya dengan mengikuti sunnahnya maka diri kita akan selamat dunia dan akhirat.

PEMBAHASAN

Iman adalah meyakini,  maksudnya adalah orang yang beriman membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan apaapa yang ia yakini kebenarannya.

Dalam islam rukun iman itu ada enam perkara, dimana seorang islam disebut beriman apabila meyakini secara keseluruhan keenam perkara ini. Apabila kemudian beriman kepada beberapa perkara dan tidak beriman kepada yang lainnya maka tidak sah keimanan orang ini, bahkan dapat dijatuhkan hukum kafir kepadanya.  Nah keenam rukum iman itu yaitu :

1. Iman kepada

2. Iman kepada malaikat-malaikat

3.Iman kepada kitab-kitab suci ALLAH

4. Iman kepada rosul-rosul ALLAH

5. Iman kepada hari kiamat

6. Iman kepada qada' dan qadar

Kedudukan iman kepada Rasul – Rasul Allah adalah setelah beriman kepada kitab-kitab ALLAH. dimana tidak mungkin seorang mengaku beriman sebelum iya mengimani adanya kitab ALLAH dan adany Rasul yang membawa kitab itu untuk disampiakan kepada umatnya. Dan meyakini / beriman kepada Rasul ALLAH hukumnya wajib.

Nabi dan Rasul adalah utusan ALLAH di bumi yang bertugas menyampaikan ketauhidan ALLAH, dan memberi penerangan bagi umat manusia menuju jalan cahaya. Perbedaan anatara Nabi dan rasul adalah Nabi tidak wajib menyampaikan risalah kenabiannya, namun seorang rasul wajib menyampaikan apa yang telah ia terima kepada Kaumnya. Diriwayatkan dari sayiddina Abu Dzar bahwa jumlah nabi adalah 124.000 orang, dan jumlah sahabat 313 orang. Dan perlu adik-adik ketahui bahwa tidak satupun kaum di muka bumi ini yang tidak diturunkan Nabi kepada mereka untuk menyampaikan tauhid.

Makna beriman kepada Rasul Allah adalah meyakini dengan sebenar-benarnya yakin bahwa ALLAH telah turunkan 124.000 nabi dan rasul di dunia ini, dan minimal mengatahui 25 nabi dan rasul termasuk Rasulullah Muhammad SAW dan hanya dengan mengikuti sunnahnya maka diri kita akan selamat dunia dan akhirat.

PELAJARI LEBIH LANJUT

Demikian jawaban kakak, semoga dapat membantu, nah adik-adik untuk soal-soaL perkara agama lain, adik-adik bisa cek link dibawah ini yaa. Insha ALLAh jawaban-jawabannya khair karena sudah terverifikasi oleh team brainly . cekidot !

Sebutkan 15 hal-hal yg harus saya contoh dari Rasulullah. Yg baiknya saja ya. Itu ngambil jwbannya dari foto ya

brainly.co.id/tugas/18234752

Allah swt menciptakan alam semesta dab segala isinya denga sangat bijaksana sehingga berjalab dengan teratur dan seimbang . Jelaskab ini bukti bahwa allah bersifat ?

brainly.co.id/tugas/18235049

Allah swt menciptakan alam semesta dab segala isinya denga sangat bijaksana sehingga berjalab dengan teratur dan seimbang . Jelaskab ini bukti bahwa allah bersifat ?

brainly.co.id/tugas/18234145

jadikan yang terbaik !!

............................................................................................................................................

DETAIL JAWABAN

Kelas : V

Pelajaran : Agama

Kategori : Bab 1 – Rasul – rasul ALLAH

Kata Kunci : iman kepada Rasul

Kode : 5.14.7

Iman kepada para Rasul merupakan rukun keempat dari rukun iman. Iman seorang hamba tidaklah sah kecuali dengan beriman kepada para Rasul. Siapa saja yang mengingkari Rasul, dia telah tersesat dengan kesesatan yang sangat jauh. Dia juga tidak berhak disebut sebagai orang mukmin.

Allah Ta’ala berfirman,

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya’. Dan mereka mengatakan, ‘Kami dengar dan kami taat’. (Mereka berdoa), ‘Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali’” (QS. Al-Baqarah [2]: 285).

وَمَن يَكْفُرْ بِاللّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيداً

“Barangsiapa yang kafir (ingkar) kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian (hari akhir), maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya” (QS. An-Nisa’ [4]: 136).

لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]: 177).

Allah Ta’ala mengabarkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa para Rasul dan orang-orang yang memiliki sifat keimanan, mereka beriman kepada para Rasul. Dan Allah Ta’ala juga menyebut tidak adanya iman kepada para Rasul dan rukun iman yang lain dengan kekafiran dan kesesatan yang sangat jauh. Tercakup dalam makna iman kepada para Rasul adalah iman kepada semua Rasul yang pernah Allah Ta’ala utus.

Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafi Rahimahullah berkata,

“Allah Ta’ala menjadikan iman sebagai iman dengan semua hal (yaitu: rukun iman) di atas. Allah Ta’ala menyebut orang-orang yang beriman dengan semua hal di atas sebagai orang mukmin. Sebagaimana Allah Ta’ala menyebut orang kafir adalah orang yang ingkar (tidak beriman) kepada semua perkara di atas” (Syarh Ath-Thahawiyyah, hal. 297).

Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

“Suatu ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menampakkan diri (muncul) di hadapan manusia. Kemudian Jibril mendatangi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berkata, “Apa itu iman?”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ

“Iman adalah engkau beriman kepada Allah Ta’ala, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab, perjumpaan dengan-Nya, para Rasul-Nya, dan beriman dengan hari kebangkitan” (HR. Bukhari no. 50).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam hadis tersebut bahwa iman itu dibangun di atas rukun-rukun tersebut. Jika salah satu rukun iman tidak ada, maka iman secara keseluruhan juga tidak ada dengan sendirinya.

Ingkar (kafir) dengan salah satu rukun iman di atas, berkonsekuensi kafir dengan rukun iman yang lainnya. Siapa saja yang kafir kepada Allah Ta’ala, maka konsekuensinya, dia juga kafir dengan rukun iman yang lain. Siapa saja yang kafir dengan malaikat, konsekuensinya dia juga kafir dengan kitab dan para Rasul. Bahkan dia juga kafir kepada Allah Ta’ala karena telah mendustakan utusan (Rasul) dan kitab-Nya. Demikian pula jika dia kafir kepada hari akhir, artinya dia telah mendustakan kitab-kitab dan para Rasul.

Baca juga: Ada Yang Mengaku Bertemu Nabi Khidhir? Jangan Percaya!

Mendustakan salah satu Rasul, sama artinya dengan mendustakan semua Rasul

Perlu diketahui bahwa siapa saja yang mengingkari salah satu Nabi, dia berarti ingkar dengan semua Nabi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ

“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul” (QS. Asy-Syu’araa’ [26]: 105).

كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ

“Kaum ‘Aad telah mendustakan para rasul” (QS. Asy-Syu’araa’ [26]: 123).

وَقَوْمَ نُوحٍ لَّمَّا كَذَّبُوا الرُّسُلَ أَغْرَقْنَاهُمْ وَجَعَلْنَاهُمْ لِلنَّاسِ آيَةً وَأَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ عَذَاباً أَلِيماً

“Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih.” (QS. Al-Furqan [25]: 37)

Dalam ayat-ayat tersebut di atas, ketika kaum tersebut mendustakan satu Rasul yang diutus khusus kepada mereka, Allah Ta’ala menyebut mereka dengan telah mendustakan semua Rasul yang Allah utus.

Baca juga: Menggapai Kesempurnaan Iman dengan Mengenal Rasulullah

[Selesai]

***

@Rumah Kasongan, 17 Jumadil Ula 1442/1 Januari 2021

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel: Muslim.or.id

Catatan kaki:

Disarikan dari kitab Al-Mabaahits Al-‘Aqdiyyah Al-Muta’alliqah bil Imaan bir Rusul karya Ahmad bin Muhammad bin Ash-Shadiq An-Najar, hal. 18-19.

🔍 Hukum Kredit, Tahmid Adalah, Adab Sholat Yang Benar, Hukum Menghitamkan Rambut Dalam Islam, Amalan Sesudah Sholat