Apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga maupun sekolah mu dalam dunia PENDIDIKAN

ABSTRAK

Pendidikan adalah hal yang tak mungkin dapat dilepaskan dari kehidupan  setiap manusia, pendidikan didapatkan seseorang semenjak ia lahir dan menghirup udara segar di dunia ini. Ada tiga pusat pendidikan yang setidaknya harus dialami oleh anak: Pertama, pendidikan di lingkunga keluarga. Kedua, pendidikan sekolah. Pendidikan dalam masyarakat.

Tawuran antar mahasiswa kembali terjadi, tawuran ini terjadi di UNHAS Makasar beberapa waktu lalu (25/06/10) karena dipicu oleh masalah sepele namun berdampak fatal dan memakan korban. Siapakah yang harus ikut bertanggung jawab atas ulah yang diperbuat oleh para mahasiswa yang notabene adalah orang-orang terpelajar? Bila ditelisik lebih jauh, kenapa mahasiswa berbuat anarkis antar sesama mahsiswa, ini disesbabkan oleh faktor pendidikan pertama yang diterminya, yaitu pendidikan dalam lingkungan keluarga, kemudian faktor pendidikan di lingkungan sekolah yang dalam hal ini adalah universitas, dan disebabkan oleh faktor pendidikan dalam masyarakat.

Tidak lain dan tidak bukan, peran pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berkontribusi penting dalam membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik. Tawuran antar mahasiswa yang terjadi di Makasar telah mencoreng muka negara kita khususnya orang-orang yang berada di tri pusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat). Karena itu, problem ini harus kita pecahkan bersama. Apa yang seharusnya dilakukan oleh tri pusat pendidikan ini?

PEMBAHASAN

  1. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan

Kita telah merasakan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utamadalam masyarakat karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan yang diterima seorang anak ketika lahir ke dunia adalah dari lingkungan keluarga, orang tua berperan sebagai pendidik dan anak adalah peserta didik. Orang  tua mempunyai   tugas  dan  tnggung  jawab dalam keluarga  terhadap pendidikan anak   lebih   bersikap   menentukan   ;   watak   budi   pekerti,   latihan   ketrampilan,   pendidikan kesosialan.

Pendidika Segala hal yang dilakukan oleh orang tua merupakan proses pendidikan bagi anak karena pada masa-masa ini anak selalu meniru apa yang diperbuat oleh orang tua. Orang tua dapat membentuk anaknya sesuai keinginannya, jika orang tua ingin anaknya menjadi baik, maka orang tua harus mencontohkan hal-hal yang baik dalam kesehariannya baik itu berupa perkataan maupun perbuatan. Sebaliknya, jika orang tua ingin anaknya menjadi orang yang tidak baik, maka contohkan hal-hal yang tidak baik pula dalam keseharian orang tua. Akan tetapi, tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi anak yang tidak baik, tetapi pada kenyataannya, kebanyakan orang tua tanpa sadar telah menjadikan anaknya menjadi anak yang tidak baik dengan perbuatan orang tua yang tidak baik pula. Pendidikan dalam lingkungan keluarga adalah modal penting dalam pendidikan anak ke jenjang selanjutnya.

Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan pada Orang Tua.Perkawinan  adalah   ikatan   lahir  dan  batin  antara  pria  dan  wanita-Dalam pasal  1 UU Perkawinan  No.1   tahun   1974.   yang   bertujuan   untuk  membentuk   keluarga   bahagia   dan sejahtera maka lahirlah anak dan kita wajib mendidiknya. Memelihara dan mendidik anak terus berlanjut sampai ia dikawinkan dan dapat berdiri sendiri. Bahkan memuat pasal 45 ayat 2 UU perkawinan   ini,   kewajiban   dan   tanggung   jawab   orang   tua   akan   kembali   apabila   antara keduanya putus karena suatu hal maka anak ini kembali menjadi tanggung jawab orang tua, sebagai mana firman Allah dalam Al-Quran Surat At Tahrim : 6

يَاأَيُّهاَالَّذِيْنَ آمَنُوْا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَاالنَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلْيْهَا مَلاَ ئِكَةُ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَيَعْصُوْنَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

6.  Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut:

1.    Memelihara, membesarkan agar hidup berkelanjutan

2.    Melindungi, mengayumi secara jasmani dan rohani

3.    Mendidik berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan yang berguna bagi hidupnya

4.   Membahagiakan   anak   dunia   akhirat   dengan   membarikan   pendidikan   agama   sesuai ketentuan Allah. Sebagai tujuan hidup muslim tanggung jawab juga di katagorikan sebagaitanggung jawab kepada Allah.

Agama islam selalu mengingatkan pemeluknya agar generasi pemeluknya agar generasi berikutnya lebih baik dari generasi berikutnya. Konsep   pendidikan   ini   telah   di   anut   gangsa   indonesia   sehingga   dimasukan   kedalam GBHN (garis-garis besar haluan negara). Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu di   kembangkan   kepada   setiap   orangtua,mereka   juga   perlu   dibekali   teori-teori   pendidikan modern  secara  perkembangan  zaman,  pendidikan yang di  berikan dapat  di  gunakan untuk menghadapi lingkungan yang lambat. Upaya yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan kualitas  dari  orang   tua   antara   lain   dengan   cara  belajar   seumur   hidup,   sebagai  mana   yang diajarkan oleh Nabi  muhammad SAW,  yaitu  :  Belajar  seumur  hidup dan menuntut   ilmu  itu wajib bagi setiap Muslim dan Muslimat tanpa kecuali.

Bermacam-macam kepribadian anak yang di lakukan oleh orang tua terhadap anaknya, bila  kepribadian  yang  diwarnai  dengan pelajaran   agama  yang berkesinambungan,   ini   akan dapat membawa anak menjadi anak yang dewasanya manusia tang berkepribadian muslim, ia akan   dapat   bergaul   dan   menyesuaikan   diri   dengan   teteangga   ataupun   masyarakat   pada umumnya.

Pembentukan sikap sosial ini kadang kala agak terlupakan oleh sebagian orang tua. Padahal  dalam ajaran  islam “Hablum Minannas”  ini  sangat  utama karena manusia makhluk sosial yang memerlukan orang lain dalam kehidupan. Para   ahli   didik   dewasa   ini  mengakui   besarnya   peran   seorang   ibu   dalam mendidik anaknya, walaupun ibu atau wanita di golong kan pada kaum yang lemah. Meskipun demikian secara kerohanian wanita adalah maluk Allah yang kuat dalam pendirian dan perinsip hidup dalam keluarga.

Dalam dirinya, terdapat perasaan halus, kasih sayang melebihi halusnya perasaan dan kasih sayang  laki-laki,  mungkin  juga dengan sifat  kewanitaannya,   ia diberi  Allah rahim yaitu suatu tempat yang penuh kedamaian dan kasih sayang serta kua, sehingga calon bayi yang tidur   selama masa kandungan merasa aman didalamnya.  Oleh Al-quran  tempat   ini  disebut: makan hamin, yaitu tempat yang kuat dan kokoh. Dengan belaian tangan, ciumannya serta kata-katanya yang lemah lembut anaknya dekat dengannya, anak merasa lebih dekat dan lebih sayang padanya dibanding kedekatannya dengan kedekatannya dengan ayahnya. Oleh Sigmund Freud kedekatan anak (anak laki-laki) ini kepada ibunya ini menjadi teori Oedipus Compleks. Yaitu pertentangan antara anak dan ayah. Oleh karena itu dalam konsep pendidikan Islam kebahagiaan rumah tangga, lebih banyak berada di pihak ibu, karena ia dapat menciptakan suasana rumah yang harmonis melalui kasih sayang dan sapaannya yang menyejukan hati anaknya. Kita dapat  mengetahui  betapa besarnya peran  ibu sebagai  pendidik bagi  anak-anaknya yang dapat membuahkan kebahagiaan, kedamaian, keharmonisan, kepatuhan, dan penanaman nilai luhur serta norma-norma agama. Sosial yang berlaku di masyarkat setempat. Oleh karena itu  Allah  menyebutkan   dalam Alqur’an   bahwa   setiap   anak  wajib   di   berbakti,   patuh   dan berterimakasih kepada orang tuanya :

14.  Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.

Beberapa sifat dan sikap yang mungkin muncul itu antara lain dikemukakan oleh Dr. Sis Heyster dalam bukunya Ilmu jiwa anak dan masa muda. Dan juga oleh Crijn dan Reksosiswojo dalam pengantar  di  dalam prakatek pengajaran  dan  pendidikan  sebagai  berikut,  keras hati keras kepala,  manja,  perasaan  takut,  dusta,  agresif   (menyerang anak  la8n),  cepat  merajuk berkata   gagap,   ingin  menang   sendiri,  menyembunyikan  milik   teman   sendiri,  dan gangguan anak yang disebut infant terrible.

  1. Peran Sekolah atau Madrasah

Sebagai   akibat   dari   perkembangan   ilmu   tekhnologi   dan   terbatasnya   orang   tua   akan mengenai   kedua   hal   tersebut,   orang   tua   tidak   mampu   lagimendidik   anaknya.   Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut diperlukan orang lain yang lebih ahli. Prof.  Dr.   Sikun   Pribadi  menyatakan.   “Karena   orang   tua   tidak  mampu  memberikan pendidikan   selanjutnya   dalam  berbagai   kecakapan   dan   ilmu.  Kita   dapat  menggambarkan masyarakat tanpa sekolah. Di dalam sekolah bekerja orang-orang khusus didik untuk keperluan mengajar.

Didalam dunia pendidikan istilah sekolah sudah sangat lazim. Sekolah merupakan salah satu   pusat pendidikan   yang   diharapkan   bisa   mencerdaskan   kehidupan   bangsa   dan mengembangkan manusia  Indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan  Yang  Maha  Esa   dan  berbudi  pekerti   luhur,memiliki  pengetahuan   dan  keterampilan, kesehatan   jasmani   dan   rohani,kepribadian   mantap   dan   mandiri serta   tanggung   jawab kemasayarakatan dan kebangsaan.

Sekolah dalam bahasa  inggris  disebut  “School” atau didalam dunia pendidikan  Islam disebut   Madrasah   adalah   sebuah   lembaga   pendidikan   formal,   yaitu   pendidikan   yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis.demikian menurut pendapat Dr. Hadari Nawawi dalam bukunya Administrasi Pendidikan. Formalitas   pendidikan   madrasah   molai   terangkat   ketika   adanya   usaha   pemerintah Indonesia menghapus warisan kebijakan Belanda yang membedakan antara sistem pendidikan Madrasah dengan sistem Pendidikan Sekolah biasa.

Di   dalam UU No.   2  Tahun   1989   tentang   Sistem  Pendidikan  Nasional,   sekolah   di difenisikan   sebagai   “Satuan   Pendidikan   yang   berjenjang   dan   berkesinambungan   untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar”. Sekolah  melakukan   pembinaan   pendidikan   untuk   peserta   didiknya   didasarkan   atas kepercayaan dan tuntutan zaman. Sekoalh sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab atas tiga faktor:

a.       Tanggung Jawab Normal

Sekolah   atau   madrasah   sebagai   lembaga   pendidikan   sesuai   fungsi   tugas   dan   tujuan pendidikan, harus melak sanakan pembinaan menurut ketentuan yang berlaku.

b.  Tanggung Jawab Keilmuan

Sekolah atau madrasah sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab mentransfer pengetahuan kepada anak didik.

c. Tanggung jawab fungsional

Sekolah atau madrasah selain harus melakukan pembinaan sesuai ketentuan yang berlaku, sekolah   juga   harus   bertanggunga   jawab  melalui   pendidik   (guru)   untuk  melaksanakan program yang trstruktur di dalam kuri- kulum.

C.    Peranan Masyarakat dalam Pendidikan

Masyarakat   apabila   dilihat   dari   konsep   sosiologi   adalah   sekumpulan  manusia   yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi. Bila   dilihat   dari   konsep   pendidikan,  masyarakat   adalah   sekumpulan   baanyak   orang dengan berbagai   ragam kualitas diri  mulai  dari  yang  tidak berpendidikan sampai  pada yang berpendidikan   tinggi.   Ia   adalah   laboratorium  besar   tempat   para   anggotanya  mengamalkan semua keterampilan yang dimilikinya.

Di   lihat  dari lingkungan   pendidikan,  masyarakat   disebut   lingkungan   pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi   tidak   sistematis. Secara   fungsional  masyarakat  menerima   semua   anggotanya   yang pluralistik   (Majemuk)   itu   dan  mengarahkan  menjadi   anggota  masyarakat   yang   baik   untuk tercapainya kesejahteraan sosial  para anggotaqnya yaitu kesejah  teraan mental  spiritual  dan  fisikal atau kesejah teraan lahir dan batin.

Kalau dilembaga pendidikan pendidikannya adalah guru. Maka kalau di masyarakat yang menjadi pendidikannya adalah orang dewasa yang bertanggung jawab trehadap pendewasaan anggotanya  melalui   sosialisasi   lanjutan   yang   diletakan   dasar-dasar   oleh   keluarga   dan   juga sekolah   sebelum mereka  masuk   kedalam masyarakat.  Masing-masing   anggotanya   dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama melalui institusi atau lembaga yang dipimpinnya.

a. Mengawasi jalannya nilai sosio-budaya.

Masyarakat Indonesia sejak dahulu sangat menjujung tinggi nilai sosio nbudaya yang ada dalam masyarakat  masing-masing  bahkan   sesuai  dengan   sikap masyarakatnya ada yang berkehendak melestarikan dan mengembangkannya.

b. Menyalurkan aspirasi masyarakat.

Keingingan masyarakat untuk hidup bahagia dan sejahteraserta aman sejak pemerintatahan orde baru makin besar, berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah antara lain dengan menggalakan  transmigrasi,   sistem keamanan  lingkungan  (sikamling),  posyandu dan  lain-lain.

  1. Pembinaan Kerjasama antara Orang Tua, sekolah dan Masyarakat

Proses   pendidikan  yang  dilakukan  oleh  ketiga   lingkungan  tersebut  dapat   di  kemukakan sebagai berikut, secara mental spiritual dasar-dasar pendidikan diletakan oleh rumah tangga, dan secara akademik konseptual dikembangkan oleh sekolah sehingga perkembangan pendidikan anak makin terarah. Betapa eratnya kerjasama yang  terpadu dari  ketiga macam  lingkungan pendidikan untuk membawa anak kepada tujuan bersama, yaitu membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik untuk bangsa, negara, dan agama.

a. Unsur-unsur pokok yang ada dalam suatu masyarakat adalah:

1. Adanya unsur kelompok manusia yang tinggal di daerah tertentu.

2. Mempunyai tujuan yang sama.

3. Mempunyai nilai-nilai dan aturan yang di taati bersama.

4. Mempunyai organisasi yang di taati.

KESIMPULAN

Tri Pusat Pendidikan adalah tiga unsur penting yang sangat berperan dalam pendidikan dan menjadi pusat kegiatan pendidikan. Keluarga adalah tempat pertama dan utama seseorang menerima pendidikan. Akibat dari perkembangan zaman dan keterbatasan orang tua dalam mendidik anak, maka kegiatan pendidikan juga dilaksanakan disuatu lembaga yang disebut Sekolah atau Madrasah.

Pendidikan yang dilakukan disekolah atau madrasah disebut pendidikan formal. Masyarakat   merupakan   tempat   atau   unsur   yang   sangat   berperan   penting   dalam pendidikan. lingkungan pendidikan masyarakat di sebut pendidikan nonformal.

Untuk membentuk kepribadian seorang anak  hingga menjadi pribadi yang shaleh, cerdas, trampil  dan mandiri  maka  diperlukan  suatu  pola  kerjasama  yang   intensif   antara  Keluarga, Sekolah/Madrasah dan Masyarakat.  Pola kerjasama awal  ditentukan oleh keluarganya dalam hal ini orang tua anak tersebut, orang tua sebagai pemicu, pembimbing dan pemerhati utama bagaimana pendidikan anak selanjutnya disekolahnya ataupun di masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://video.tvone.co.id/arsip/view/36005/2010/04/06/tawuran_antar_mahasiswa_di_unhas_makassar/ 20/05/10. 22.20 WIB

http://staipuimajalengka.files.wordpress.com/2010/03/pola-kerjasama-tri-pusat-pendidikan1.pdf 20/05/10. 20.21 WIB

http://www.lpmpjogja.diknas.go.id/materi/ti/KeluargaPendidikan.pdf 20/05/10. 22.20 WIB

$pkšr¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ