Analisislah kriteria dalam menentukan Permasalahan sosial berdasarkan nilai dan norma

Saat kamu sedang bertengkar dengan sahabat atau adik kamu, pasti rasanya bete banget. Kalian jadi gak saling sapa dan saling nyuekin gara-gara kalian sama-sama gengsi untuk meminta maaf duluan. Nah, situasi seperti ini disebut sebagai masalah. Kenapa demikian? Karena suatu hal dapat dianggap sebagai masalah kalau mengacu ke situasi yang gak kita inginkan. Jadi, kalau kita menganggap sebuah situasi gak sesuai dengan yang kita anggap benar atau gak sesuai dengan keinginan kita, kita bisa menyebut situasi tersebut sebagai masalah.

Nah, suatu masalah bisa dianggap sebagai masalah saja kalau masalah tersebut tidak berdampak pada kehidupan masyarakat luas. Eh? Emangnya ada, ya, masalah yang berdampak pada kehidupan masyarakat luas? Ya, ada, dong! Masalah yang berdampak pada masyarakat luas itu dalam ilmu sosiologi disebut sebagai masalah sosial. Jadi, kalau ada suatu kondisi yang oleh masyarakat luas dianggap sulit dan kondisi tersebut menimbulkan hambatan atau membahayakan sebagian besar anggota masyarakat tersebut, kondisi itu disebut sebagai masalah sosial.

Hmmm… Kira-kira apa aja, ya, masalah yang bisa disebut sebagai masalah sosial? Terus apakah ada cara untuk menentukan suatu masalah adalah masalah sosial atau bukan? Bagaimana pendapat para ahli sosiologi mengenai masalah sosial? Penasaran, kan? Kalau gitu mending kita langsung bahas satu-persatu aja, yuk!

Karakteristik Masalah Sosial

Tadi, kan, udah disebutin kalau suatu masalah dapat disebut masalah sosial kalau masalah tersebut berdampak pada kehidupan masyarakat luas. Tapi apa ada kriteria lain yang bisa membantu kita menentukan kalau suatu masalah dapat disebut sebagai masalah sosial? Tentu ada, dong. Dalam ilmu sosiologi, suatu masalah bisa dikategorikan sebagai masalah sosial dengan melihat beberapa hal, yaitu:

1. Adanya perbedaan antara kenyataan dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat

Jadi, kalau ada perbedaan antara kenyataan dengan nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat yang menimbulkan suatu kondisi yang gak menyenangkan bagi masyarakat tersebut, maka masalah tersebut dapat dianggap sebagai masalah sosial. Contohnya, saat kita menyapa orang yang lebih tua, masyarakat Indonesia akan menggunakan sapaan seperti “Kak”, “Bu”, atau “Pak”. Nah, kalau kita memanggil orang yang lebih tua dari kita dengan hanya menyebutkan namanya, kita akan dicap gak sopan atau gak baik oleh masyarakat kita. Tapi beda halnya kalau kita melakukannya di negara-negara Barat. Ini terjadi karena nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia dan negara-negara Barat berbeda, Pahamifren.

2. Sumber yang menyebabkan masalah terjadi

Sumber masalah ini bisa terjadi karena adanya suatu kondisi sosial tertentu atau karena adanya suatu bencana yang berdampak pada masyarakat luas. Contohnya, saat pandemi COVID-19 berlangsung, banyak orang yang kehilangan pekerjaan, hingga akhirnya pemasukan orang-orang tersebut berkurang dan menimbulkan kemiskinan. Dalam kejadian tersebut, yang dianggap masalah sosial bukan pandemi COVID-19, ya, Pahamifren. Melainkan kemiskinan yang muncul karena pandemi tersebut.

3. Orang atau masyarakat yang menentukan

Jadi suatu kondisi bisa dikatakan sebagai masalah sosial kalau sudah ada pihak berwenang yang menentukan kalau suatu kondisi adalah sebuah masalah sosial. Pihak yang berwenang ini misalnya pemerintah, tokoh masyarakat, atau organisasi yang berpengaruh besar seperti WHO.

4. Perhatian masyarakat

Kalau kondisi suatu masalah sudah menjadi perhatian sebagian besar masyarakat, maka masalah tersebut dapat dikatakan sebagai masalah sosial. Contohnya, saat ada aliran keagamaan yang dianggap sesat dan menjadi perhatian masyarakat, maka masalah ini bisa dianggap sebagai masalah sosial. 

5. Kondisinya menuntut pemecahan agar tidak menghambat atau membahayakan masyarakat

Contohnya, masalah berupa kemiskinan yang semakin meningkat membutuhkan pemecahan atau penanggulangan karena dapat meningkatkan kriminalitas dan masyarakat bergizi buruk.

Teori Masalah Sosial

Dalam ilmu sosiologi, ada tiga teori mengenai masalah sosial, yaitu teori fungsionalisme, teori konflik, dan teori interaksi simbolik. Teori fungsionalisme dicetuskan oleh Emile Durkheim, sosiolog asal Prancis, yang dipengaruhi pemikiran Auguste Comte dan Herbert Spencer. Durkheim mengibaratkan masalah sosial seperti tubuh manusia; kalau ada satu bagian tubuh yang sakit atau rusak, maka penyakit tersebut akan memengaruhi bagian-bagian tubuh lainnya. Jadi, kalau ada satu unsur di masyarakat yang gak berjalan baik, hal tersebut akan berdampak ke kehidupan masyarakat lainnya dan dampak tersebut dapat menyebar luas hingga menimbulkan masalah sosial.

Lalu ada teori konflik yang dicetuskan oleh Karl Marx, filsuf asal Jerman. Marx menganggap permasalah sosial muncul karena adanya perbedaan kelas sosial. Oleh karena itu, dalam teori Marx ada istilah borjuis (pemilik modal atau orang kaya) dan proletar (kaum buruh). Marx berpandangan kalau kelas sosial yang berada di atas (borjuis) mengeksploitasi sumber daya yang ada, sehingga kelas yang berada di bawah (proletar) hanya kebagian jatah sumber daya yang sedikit atau bahkan gak cukup. Dari sanalah, menurut Marx, muncul konflik yang berujung pada masalah sosial.

Terakhir ada teori interaksi simbolik. Salah satu tokoh teori ini adalah Erving Goffman, sosiolog asal Kanada. Goffman mengatakan kalau permasalahan sosial terjadi karena memang kondisi tersebut sudah dicap bermasalah oleh masyarakat. Masyarakatlah yang memberikan label atau karakter yang buruk pada kondisi individu atau sebuah kelompok. Contohnya, seorang residivis akan senantiasa dicap sebagai kriminal oleh masyarakat. 

Jenis Masalah Sosial

Beberapa jenis masalah sosial adalah sebagai berikut:

Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu kondisi ketika individu atau sebuah kelompok gak sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sulit mengakses pelayanan yang dibutuhkan. Bentuk sekaligus faktor penyebab kemiskinan itu ada tiga, yaitu:

  1. Natural. Kemiskinan ini disebabkan oleh faktor-faktor yang alami. Misalnya, karena individu tersebut cacat atau sakit, sehingga ia kesulitan memenuhi kebutuhannya dan termasuk kategori miskin.
  2. Kultural. Jenis kemiskinan ini berbahaya, nih, Pahamifren. Kemiskinan kultural ini disebabkan karena individu tersebut sudah merasa cukup sama hidupnya. Jadi dia males-malesan dan gak disiplin, gak ada usaha untuk membuat hidupnya jadi lebih baik. Dari sinilah seseorang bisa mengalami kemiskinan. 
  3. Struktural. Individu atau suatu kelompok bisa jadi miskin karena sesuatu yang dibuat oleh manusia. Misalnya, kebijakan yang gak adil, distribusi barang ataupun makanan yang gak merata, dan korupsi

Kriminalitas

Jenis masalah sosial uang kedua adalah kriminalitas. Kamu masih inget gak kalau kriminalitas merupakan salah satu bentuk dari penyimpangan sosial? Soalnya para pelaku kriminal ini berperilaku gak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut masyarakat dan melanggar hukum yang berlaku. Kriminalitas biasanya identik dengan pencopetan, pembunuhan, atau penggunaan narkoba yang dilakukan oleh masyarakat menengah ke bawah. Tapi jangan salah, ya, kriminalitas juga dilakukan oleh masyarakat menengah ke atas, loh. Contohnya adalah korupsi, koruptor menyalahgunakan kekuasaan dan uang rakyat untuk kepentingan pribadi atau kelompok mereka sendiri, sehingga membuat kelompok lain jadi kesulitan. Inilah yang dikenal sebagai white collar crime.

Kesenjangan Sosial dan Ketidakadilan

Kesenjangan sosial merupakan salah satu akibat dari adanya stratifikasi sosial, yang membeda-bedakan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat kelas atas biasanya lebih mudah mendapatkan segala sesuatu, sedangkan kelas bawah kesulitan mendapatkan akses pelayanan ataupun memenuhi kebutuhan hidupnya. Nah, terakhir ada ketidakadilan. Ketidakadilan adalah suatu kondisi saat suatu kelompok atau individu diperlakukan berbeda dan dipinggirkan di masyarakat. Salah satu contoh ketidakadilan adalah isu yang sempat ramai di Amerika, “Black Lives Matter”. Padahal semestinya semua orang diperlakukan dengan cara yang sama, ya, Pahamifren.

Nah, sekarang kamu sudah paham mengenai materi pelajaran masalah sosial, kan? Kalau kamu masih ingin mendalami materi ini lebih dalam, kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut di aplikasi Pahamify. Apalagi Pahamify masih ada promo diskon berlangganan paket belajar selama tiga dan enam bulan hingga 80%! Dengan berlangganan paket belajar Pahamify ini, kamu bisa mengakses berbagai fitur, seperti video pembelajaran, rangkuman, flashcard, quiz, kisi-kisi materi ulangan, video tips belajar, hingga info kampus. Dijamin belajar kamu jadi semakin seru dan mengasyikkan! Jadi, tunggu apalagi? Buruan unduh aplikasi Pahamify sekarang juga!

Penulis: Salman Hakim Darwadi

Analisislah kriteria dalam menentukan Permasalahan sosial berdasarkan nilai dan norma

Sosiologi SMA Jilid 1 118 Tujuan pembelajaran Anda adalah dapat menjelaskan ukuran- ukuran sosiologi terhadap masalah sosial.

B. Penyebab Terjadinya Masalah Sosial

Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor berikut. 1. Faktor ekonomis, problema dari faktor ekonomi misalnya kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. 2. Faktor biologis, problema yang timbul dari faktor ini adalah penyakit atau kesehatan tubuh. 3. Faktor biopsikologis, dari faktor ini timbul penyakit saraf, bunuh diri, dan disorganisasi jiwa. 4. Faktor kebudayaan, dari faktor ini akan timbul perceraian, keja- hatan, kenakalan anak-anak, konflik rasial, dan keagamaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penye- suaian diri individu atau kelompok sosial. Penyimpangan-penyimpangan tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan masalah sosial. Suatu persoalan tertentu tidak selalu merupakan bagian dari satu kategori yang tertentu pula. Suatu peren- canaan ekonomis misalnya, dapat disebabkan karena adanya kebijak- sanaan sosial yang baru sehubungan dengan adanya kemajuan di bidang teknologi. Hubungan aspek-aspek tersebut selalu ada karena aspek- aspek dalam masyarakat, di dalam keadaan yang wajar, merupakan suatu integrasi yang mempunyai hubungan yang saling memengaruhi.

C. Ukuran-Ukuran Sosiologi terhadap Masalah Sosial

Menurut Robert K. Merton dan Robert A. Nisbet, dalam menentukan bahwa suatu masalah merupakan problema sosial atau tidak, digunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut ini.

1. Kriteria Utama

Kriteria utama suatu masalah sosial yaitu tidak adanya penyesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Adanya Tujuan pembelajaran Anda adalah dapat menjelaskan penyebab terjadinya masalah sosial. Sumber:Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 S Gambar 6.2 Konflik antarpemuda sebagai salah satu sebab munculnya masalah sosial. Di unduh dari : Bukupaket.com Manfaat Sosiologi 119 kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi, dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup. Misalnya, apabila dalam satu bulan terjadi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh 400 orang dari 10.000 orang penduduk sebuah kota, hal ini belum tentu merupakan masalah sosial, hal ini tergantung dengan nilai-nilai sosial masyarakat yang bersangkutan.

2. Sumber-Sumber Masalah Sosial

Masalah sosial merupakan persoalan- persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi sebab-sebab terpenting masalah sosial harus bersifat sosial. Jadi kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan manusia bukanlah merupakan masalah sosial.

3. Pihak yang Menetapkan Masalah Sosial

Dalam masyarakat masalah sosial merupakan gejala yang wajar. Apabila terdapat sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut, maka sekelompok warga masyarakat tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial. Setiap manusia sesuai dengan kedudukan dan perannya dalam masyarakat, mempunyai nilai dan kepentingan-kepentingan yang berbeda. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan suatu gejala merupakan suatu problema sosial atau tidak.

4. Manifest Social Problem dan Latent Social Problem

Manifest social problems merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan- kepincangan dalam masyarakat, yang dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Pada umumnya masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang. Latent social problems juga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi tidak diakui demikian. Sehubungan dengan hal tersebut, sosiologi tidaklah bertu- juan membentuk manusia-manusia yang bijaksana dan selalu baik dalam tindakan-tindakannya, tetapi untuk membuka mata agar mereka memperhitungkan akibat segala tindakannya. Sumber: Jawa Pos, 2006 S Gambar 6.3 Pelanggaran lalu lintas belum tentu menjadi masalah sosial, tergantung nilai sosial masyarakat. Wawasan Produktivitas Carilah artikel-artikel di koran atau majalah mengenai permasalahan- permasalahan yang terjadi di daerah Anda, di Indonesia, maupun di luar negeri. Kemudian analisislah permasalahan tersebut dan tuliskan perubahan- perubahan sosial yang ditimbulkan akibat permasalahan sosial tersebut. Kumpulkan hasil kerja Anda kepada bapakibu guru untuk mendapatkan tanggapan dan saran. Di unduh dari : Bukupaket.com Sosiologi SMA Jilid 1 120 Sumber: Ensiklopedi IPTEK, 2004 S Gambar 6.5 Kemiskinan tidak diukur dari kebutuhan sekunder, tetapi disebabkan tidak mampu memenuhi kebutuhan primernya.

5. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial