Show 1. Sensitif pada kebutuhan anak Penuhi apa yang menjadi kebutuhan anak sejak ia masih bayi. Kebutuhan itu pastinya bukan hanya sandang, pangan, dan papan, melainkan juga kasih sayang dan perhatian bagi anak.2. Berikan pujian Kenali kebaikan anak dan berilah pujian. Tapi, berhati-hatilah dalam memuji. Misalnya: ketika dia berhasil menghabiskan sayuran yang dihidangkan, katakan padanya: “Hebat, kamu sudah menghabiskan sayuranmu. Sayuran bagus bagi pertumbuhan tubuhmu”. Dengan memuji secara spesifik, anak akan belajar untuk melakukan hal-hal yang baik untuk ia lakukan bagi dirinya.3. Tegakkan aturan Buat aturan dalam keluarga. Tidak perlu takut anak akan merasa tertekan karena dimanapun Anda berada pasti ada aturannya, sehingga anak juga harus belajar berhadapan dengan aturan. Aturan bukan untuk mengekang, tapi mengarahkan anak pada arah yang orang tua anggap benar dan baik. Berikan alasan di balik aturan ini agar dia lebih mengerti dan mau mentaatinya.4. Fokus pada kelebihan anak Bantu anak untuk menemukan kelebihan dalam dirinya dan mengembangkannya. Fokus pada kelebihan anak, bukan pada kekurangannya. Kekurangan ini juga jangan menjadi titik perhatian untuk terus menerus dikoreksi. Justru cobalah bertoleransi dan tidak mematok harapan terlalu tinggi.5. Jaga kedekatan dengan anak Sesibuk apapun Anda, tetap jaga kedekatan dan komunikasi Anda dengan anak. Kedekatan dan perhatian Anda membuat anak merasa kehadiran mereka memang penting. Jadikan weekend waktu kebersamaan keluarga. Pergi ke mal boleh saja, tapi untuk kebersamaan dengan anak, bukan jadi ajang Anda window shopping. 6. Dorong melakukan hal dan lingkungan baru Misalnya, ikut beberapa les atau kursus untuk mengembangkan bakat atau kemampuan anak yang mungkin dia belum sadari. Dengan begitu, anak juga sekaligus memperluas pergaulannya dengan teman-teman dari lingkungan baru. Ikutkan anak dalam kegiatan-kegiatan yang menjadi minat dan bakatnya, bukan karena paksaan Anda. 7. Belajar dari kesalahan Jika anak berbuat salah, jadikan itu proses belajar baginya. Melalui proses belajar itu, anak akan belajar bertanggung jawab dan belajar bahwa segala sesuatu ada risikonya.8. Jadi tempat berkaca anak Orang tua perlu memperhatikan citra diri positif pada Anda karena bagaimanapun anak akan terpengaruh dengan perilaku orang tuanya. Jika Anda serba takut melakukan sesuatu, tak berani berpendapat atau mengambil risiko, maka kemungkinan anak Anda akan seperti itu pula.
ilustrasi percaya diri (pixabay.com)
TEMPO.CO, Jakarta - Tak perlu berpura-pura percaya diri karena tak ada bedanya dengan mengenakan topeng. Orang yang benar-benar memiliki kepercayaan diri tak akan merendahkan orang yang tidak percaya diri tapi justru menjadi inspirasi. Kita sering salah menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja, termasuk soal kepercayaan diri. Padahal, ada sikap dan perbuatan orang-orang yang sangat percaya diri dan sering tidak dipunyai mereka yang kurang percaya diri, seperti dilansir India Times. #Berbicara dengan jelas #Mensyukuri keberhasilan sekecil apapun #Tak malas berolahraga #Tak suka cari perhatian #Menghargai dukungan orang lain #Tak cepat berburuk sangka #Kebahagiaan berasal dari dalam #Lebih banyak mendengar #Siap mengambil risiko #Tak malu bila salah
Meski memang masih kecil, biarkan anak untuk memilih sendiri sesuai dengan keinginannya. Misalnya ketika memilih camilan di supermarket atau warna baju baru untuknya. Dengarkan apa kata anak, kenapa itu menjadi pilihannya. Ketika anak Anda tidak mendapatkan kesempatan untuk memilih, mereka tidak akan merasa percaya diri ketika harus memilih di lain waktu. Untuk itu, Anda perlu membiarkan mereka mengambil keputusan sendiri. 5. Fokus pada kelebihan merekaKetika anak Anda merasa tidak memiliki kemampuan apapun, mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri. Karena itu, Anda perlu membantu mereka untuk menemukan dan fokus pada hal-hal yang mereka sukai. Ajak mereka untuk mencoba berbagai hal baru, misalnya les musik atau beladiri, untuk mencari tahu apa bakat tersembunyi mereka. Temani anak ketika mengerjakan hobinya. Hal ini akan membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka. 6. Hargai ide merekaDunia Anda dan anak Anda tentu berbeda. Anak kecil pun cenderung memandang dunia dari sudut pandangnya. Sehingga, Anda tidak perlu terkejut jika mereka mengeluarkan ide-ide unik; Anda hanya perlu mendengarkan dan menghargai setiap ide yang mereka sampaikan. Karena menertawakan atau menganggap sepele ide mereka akan membuat mereka tidak percaya diri dengan ide atau pendapatnya, dan bisa membuat mereka takut menyampaikan pendapatnya di kemudian hari. 7. Dorong anak untuk memiliki cita-cita, dan bayangan masa depanJika anak-anak dapat membayangkan diri mereka melakukan sesuatu yang penting atau memuaskan saat mereka dewasa nanti, mereka akan merasa lebih percaya diri. Anda bisa menceritakan kepada mereka tentang bagaimana cita-cita Anda sewaktu kecil dulu mendorong diri Anda untuk lebih optimis dan percaya diri, tentang bagaimana Anda mewujudkan mimpi dan memilih karir, dan tentang apa yang Anda lakukan untuk menggapai mimpi Anda. Banyak cara yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri anda dalam jangka panjang, namun terkadang kita juga memerlukan langkah-langkah meningkatkan rasa percaya diri dalam waktu singkat. Anda rasanya tak bisa berjalan menuju sebuah pertemuan penting sambil membaca buku panduan mengenai kepercayaan diri, atau menelepon mentor anda pada menit-menit terakhir. Percaya diri adalah sebuah kondisi pikiran. Artinya sebuah kondisi. Bukan sebuah benda sehingga harus dimiliki, bukan juga sebuah rencana yang harus dilakukan. Yang harus Anda lakukan ialah bagaimana mengkondisikan pikiran Anda sehingga Anda yakin bahwa Anda memiliki potensi dan kemampuan untuk melakukan sesuatu.
|