Kamis, 30 September 2021 | 09:00 WIB
Ciri-ciri pertanyaan yang baik untuk wawancara.
Bobo.id - Pada pelajaran kelas 4 SD tema 3, teman-teman akan mempelajari mengenai pertanyaan wawancara. Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Dalam proses mengajukan pertanyaan tersebut, pertanyaan harus mengandung kriteria atau ciri-ciri yang baik. Jadi, teman-teman tidak bisa mengajukan pertanyaan dengan sembarangan atau tanpa ada intinya. Nah, pada buku pelajaran tematik terdapat pertanyaan sebagai berikut ini. Bagaimana cara membuat pertanyaan yang baik untuk wawancara? Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 3, Apa Dampak Kebakaran Hutan bagi Lingkungan? Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan tersebut dari penjelasan ini! Ciri-Ciri Pertanyaan yang Baik untuk Wawancara Pertanyaan yang baik untuk wawancara, harus mengandung beberapa kriteria berikut ini. 1. Sesuai Topik yang Dibahas Setiap wawancara selalu ditentukan dengan topik atau tema yang sesuai dengan narasumber. Misalnya, topik wawancara dengan seorang seniman gerabah tidak jauh dari pembahasan mengenai proses dan hasil pembuatan gerabah. Page 2
Page 3
Ciri-ciri pertanyaan yang baik untuk wawancara.
Bobo.id - Pada pelajaran kelas 4 SD tema 3, teman-teman akan mempelajari mengenai pertanyaan wawancara. Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Dalam proses mengajukan pertanyaan tersebut, pertanyaan harus mengandung kriteria atau ciri-ciri yang baik. Jadi, teman-teman tidak bisa mengajukan pertanyaan dengan sembarangan atau tanpa ada intinya. Nah, pada buku pelajaran tematik terdapat pertanyaan sebagai berikut ini. Bagaimana cara membuat pertanyaan yang baik untuk wawancara? Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 3, Apa Dampak Kebakaran Hutan bagi Lingkungan? Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan tersebut dari penjelasan ini! Ciri-Ciri Pertanyaan yang Baik untuk Wawancara Pertanyaan yang baik untuk wawancara, harus mengandung beberapa kriteria berikut ini. 1. Sesuai Topik yang Dibahas Setiap wawancara selalu ditentukan dengan topik atau tema yang sesuai dengan narasumber. Misalnya, topik wawancara dengan seorang seniman gerabah tidak jauh dari pembahasan mengenai proses dan hasil pembuatan gerabah.
Salah satu cara untuk mendapatkan data dan informasi yaitu dengan menggunakan cara wawancara dengan narasumber. Wawancara yang dilakukan dengan sumber atau nara sumber yang valid akan membuat kita mendapat berbagai data dan informasi yang sebenarnya. Saya juga sering melakukan kegiatan ini guna memperkuat daya hidup tulisan yang akan saya bahas. Tulisan saya akan lebih berjiwa raga. Lebih terlihat tegak duduknya. Hal ini sangat mudah untuk dilakukan, saya tinggal menemui nara sumber atau sumber informasi. Lalu mengajukan berbagai pertanyaan yang ingin saya ketahui. Mudah bukan. Biasanya narasumber juga akan membantu memberikan informasi tersebut. Asalkan kita bersikap sopan dan santun kepada mereka. Namun ada banyak juga nara sumber yang enggan untuk memberikan informasi. Mereka ingin merahasiakannya. Tak mau berbagi dan tidak mau diwawancarai. Hal ini tentu saja menjadi salah satu tantangan bagi kita untuk bisa menjadi pewawancara yang baik. Sehingga bisa diterima oleh siapa pun yang ingin kita wawancarai. Ada beberapa hal yang harus kita ketahui dalam melakukan wawancara tersebut agar narasumber mau terbuka saat kita wawancarai. Kita harus bisa mengatasi berbagai masalah bahasa atau kebahasaan yang berkaitan dengan hal wawancara. Bisa jadi nara sumber tak mau kita wawancarai karena tak mengerti dengan bahasa yang kita gunakan. Tidak memahami maksud dari pertanyaan pewawancara dan lain sebagainya. Saya pernah mengalaminya akhirnya saya meminta bantuan teman yang mengerti bahasa nara sumber yang ingin sayaa wawancarai. Oleh karena itu untuk menghindari timbulnya masalah tersebut. Akhirnya saya menganalisa dan mencari beberapa solusinya. Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh pewawancara yang menyangkut aturan kebahasaan yang meliputi hal-hal berikut ini :
Sebelum memulai wawancara kita harus mengetahui bahasa yang dikuasai oleh nara sumber kita. Lalu pergunakanlah basa tersebut secara baik dan benar. Agar komunikasi bisa berjalan dua arah secara baik.
Hal ini perlu kita pikirkan dalam memilih daftar pertanyaan yang akan kita ajukan. Pilihkan kosa kata yang mudah dimengerti oleh narasumber. Kemudian kita juga harus mengetahui dan menguasai setiap kosa kata yang digunakan oleh narasumber maka kita akan mudah memahami maksud dari ucapan narasumber.
Pergunakan bahasa yang lugas saja, penggunaan bahasa yang terlalu tinggi akan membuat narasumber kesulitan mengerti maksud dari perkataan atau pertanyaan kita. Bahasa yang terlalu rendah juga akan membuat narasumber salah pengertian. Oleh karena itu pergunakanlah bahasa yang sesuai dengan kondisi
Dalam mewawancarai nasasumber jika ada kosa kata yang tidak dimengerti. Maka sebaiknya kita juga mencari padanan kata atau kata pengganti yang maksudnya sama dengan apa kita maksudkan.
Dengan kalimat sederhana akan membuat narasumber lebih mengerti maksud dari kegiatan wawancara yang akan kita lakukan. Narasumber akan lebih paham dengan topik pembahasan yang akan didiskusikan tersebut
Hal ini perlu kita perhatikan dalam mewawancarai narasumber, menggunakan kalimat yang jelas, lugas dan tidak berbelit-belit. Apalagi muter-muter. Ini hanya akan membuat narasumber semakin bingung. Mungkin dia akan balik bertanya kepada kita, apa maksud dari pertanyaan tersebut, hehehe. Oke, sudah pada tau kan tata bahasa kayak apa yang seharusnya digunakan dalam melakukan kegiatan wawancara. Terlihat sangat mudah dan sepele. Namun hal ini sangat berguna ketika kita akan melakukan wawancara. Selain itu banyak latihan juga akan membuat kita semakin mahir dalm memilih tata bahasa yang efektif saat mewawancarai seseorang.
Semangat ya, nyari data yang valid buat tulisan kita agar tulisan kita makin hidup dan dapat dipertanggungjwabkan. Squad, apakah kamu pernah mendengar wawancara di televisi? Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seorang narasumber (orang yang memberikan informasi). Narasumber wawancara bentuknya sangat beragam, misalnya wawancara dengan pedagang, pengusaha, psikolog, atau para ahli lainnya. Untuk melakukan wawancara terdapat unsur-unsur yang harus terpenuhi. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka wawancara tersebut tidak dapat dilakukan. Apa saja unsur-unsur wawancara? Mari kita lihat. Unsur-unsur Wawancara 1. Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang berkedudukan sebagai penanya. 2. Narasumber atau informan atau orang yang diwawancarai. Dalam hal ini, narasumber atau informan berkedudukan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau orang biasa. 3. Tema atau perihal yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara. Dalam hal ini, tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan. 4. Waktu atau kesempatan dan tempat.
Baca juga: Jenis Puisi dan Contohnya Langkah-langkah Melakukan Wawancara 1. Menentukan topik wawancara Sebelum melakukan wawancara, kita harus menentukan topiknya, misalnya, tentang kesehatan, pendidikan, hiburan, olahraga, pemerintahan, dan kedisiplinan. Penentuan topik wawancara menjadi dasar untuk menentukan narasumber yang nanti akan diwawancarai. 2. Menentukan narasumber Setelah topik wawancara ditentukan barulah narasumber dipilih. Narasumber harus dipilih sosok yang benar-benar menguasai bidangnya. Dengan begitu, informasi yang diperoleh benar-benar informasi yang akurat dan diakui kebenarannya. 3. Menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara Daftar pertanyaan disusun dengan tujuan agar wawancara dapat berjalan dengan lancar. Apabila wawancara dilakukan tanpa persiapan, apa yang seharusnya ditanyakan mungkin justru tidak ditanyakan saat wawancara berlangsung. Dengan demikian, informasi yang diperoleh pun juga tidak lengkap. 4. Melakukan wawancara Dalam melakukan wawancara, kita harus menerapkan etika berikut.
Latihan Soal Perhatikanlah kutipan wawancara berikut ini. Pewawancara : "Selamat siang, Mbak. Apa Anda suka sinetron?" Narasumber : "Tergantung ya. Kalau sinetron tersebut bertema keagamaan, mengedepankan nilai moral dan budaya." Pewawancara : "Bagaimana tren sinetron saat ini menurut Anda?" Narasumber : "Meracuni generasi Mas. Bagaimana tidak, lha tema seputar ”menembak” pacar, patah hati, dendam mertua, memburu kekayaan, dan pamer kemewahan. Tidak pantas buat adat ketimuran dan tidak pedagogis." Simpulan wawancara tersebut adalah….
Jawaban: A Pembahasan: berdasarkan wawancara tersebut, simpulan yang diperoleh adalah bahwa tayangan sinetron tidak mendidik. Hal itu ditunjukkan oleh komentar dari narasumber yang menyebut bahwa tayangan sinetron tidak pantas buat adat ketimuran dan tidak pedagogis. Mudah 'kan Squad? Jika kamu mengikuti aturan dan etika wawancara yang sudah disebutkan tadi pasti kegiatan wawancara akan lancar. Jika kamu ingin berlatih dengan guru privat berkualitas, kamu bisa mencarinya di ruangles. Belajar dengan guru yang sesuai dengan kriteriamu dan rasakan #BelajarJadiHebat. Referensi Wirajaya, Asep Yudha. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia: untuk SMP atau MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sumber Foto Ilustrasi wawancara. Tautan: https://gramho.com/profile/salm_keto/2327337806Artikel diperbarui 1 Desember 2020 |