Indonesia salah satu negara dengan keberagaman yang begitu banyak. Keberagaman Indonesia tidak akan berjalan dengan baik jika masyarakatnya terlalu diam. Justru, masyarakat Indonesia memiliki sifat yang memang sangat mencintai keberagaman ini. Keberagaman bukanlah penghalang untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Ditengah situasi pandemi Covid-19 yang mewabah di Indonesia seperti ini menjadikan momen untuk masyarakat Indonesia bisa saling membantu satu sama lainnya tanpa memandang suku, agama, ras dan antar golongan. Tentunya, banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk menjalin keberagaman tersebut agar tetap ada. Berikut ini 4 tips untuk menjaga keberagaman di Indonesia agar semakin menjadikan Indonesia sebagai negara maju di masa depan. 1. Saling Menghargai Hal utama yang paling penting untuk bisa dilakukan yaitu dengan saling menghargai. Dengan saling menghargai, maka akan memberikan manfaat yang baik. Serta, tidak terjadi permasalahan yang memang tidak diperlukan. Tidak ada manfaat dari permasalahan yang terjadi. Sebaliknya, jika saling menghargai satu sama lain maka akan sangat bermanfaat. Cobalah untuk bisa menghargai baik Agama, suku, ras dan golongannya. Jangan jadikan hal tersebut sebagai perbedaan yang mendalam. Justru, sebaiknya bisa digunakan untuk membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mencintai keberagaman. Dimanapun anda berada, tetaplah miliki rasa untuk bisa saling menghargai! 2. Membantu Satu Sama Lain Sejatinya, manusia merupakan makhluk sosial yang memang membutuhkan satu sama lainnya. Termasuk dalam hal menjalin keberagaman di Indonesia. Dengan membantu satu sama lainnya akan memberikan efek yang sangat besar. Terlebih, sesama masyarakat Indonesia memang seharusnya melakukan hal ini. Seperti saat terdapat musibah maka bisa membantu satu sama lainnya. Bersikaplah baik untuk tetap membantu lainnya. Jangan jadikan perbedaan sebagai alasan untuk tidak membantu. Tetapi, tetap berikan bantuan yang memang bisa bermanfaat untuk digunakan. Hal ini akan membuat pola kehidupan yang lebih baik. 3. Tidak Saling Menjatuhkan Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling menjatuhkan. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan. Di Negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu banyak. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman ini agar tetap lestari. Sebenarnya, hal tersebut berat jika dilakukan sendiri. Sebaliknya, jika dilakukan bersama-sama tentu tidak. Justru, akan sangat menyenangkan untuk dilakukan. Mulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat lingkungan masyarakat yang nyaman, tentram dan aman. Kemudian, sampaikan kepada saudara yang lainnya bahwa hal ini penting untuk dilakukan! 4. Saling Menjalin Kebersamaan Baik dalam kondisi susah maupun senang, maka bisa untuk tetap menjalin kebersamaan. Jangan biarkan, saudara yang disana sedang susah maka tidak diberikan bantuan yang sesuai. Harus diberikan penanganan yang memang tepat. Padahal, saat ini sudah begitu banyak akses yang bisa dilakukan untuk tetap menjalin kebersamaan. Tidak hanya pada kondisi senang saja, tetapi saat kondisi susah juga. Tetaplah menjadi bagian dari masyarakat yang memang siap membantu sesama. Jalin kebersamaan sesama masyarakat Indonesia. Jangan sampai, keberagaman ini hilang karena tidak ada jalinan kebersamaan satu sama lainnya. Mulailah dari sekarang! Nah itulah beberapa tips agar kita sebagai masyarakat Indonesia dapat terus merawat keberagaman di Indonesia agar menjadikan negara ini melesat sebagai negara maju di masa depan. Untuk informasi produk asuransi kamu bisa kunjungi website www.aswata.co.id yang sudah dipercaya masyarakat sejak 56 tahun. Kunjungi kantor cabang Aswata di kota kamu: https://www.aswata.co.id/id/jaringan-kantor Informasi Produk Asuransi Aswata: Informasi produk Asuransi Kecelakaan Diri Keluarga https://www.aswata.co.id/id/kecelakaan-diri-keluarga Informasi produk Asuransi Griya A+ https://www.aswata.co.id/id/asuransi-property/aswata-griya-a Informasi produk Asuransi Usaha A+ https://www.aswata.co.id/id/asuransi-property/asuransi-usaha-a Informasi produk Aswata Oto A+ https://www.aswata.co.id/id/asuransi-kendaraan-bermotor/aswata-otoa
Home » Kelas IX » Upaya Penyelesaian Masalah Sosial Budaya, Ekonomi, dan Gender Upaya penyelesaian permasalahan sosial budaya, ekonomi, dan gender pada masyarakat Indonesia harus melibatkan semua pihak. Baik secara individu, kelompok masyarakat dan pemerintah. Setiap individu harus memiliki kesadaran untuk berupaya meningkatkan kualitas dan taraf hidup yang lebih baik. Kelompok masyarakat perlu turut bekerja sama serta berpartisipasi mengatasi masalah sosial. Pemerintah melalui berbagai programnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesejahteraan masyarakat. A. Upaya Penyelesaian Permasalahan Sosial BudayaStrategi dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam bidang sosial budaya, tentu perlu ada peran serta dari seluruh lapisan masyarakat yang dikoordinasikan oleh pemerintah terkait. Beberapa upaya penyelesaian masalah sosial budaya antara lain sebagai berikut :
Kondisi permasalahan ekonomi masyarakat Indonesia, yaitu rendahnya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, kesenjangan penghasilan, inflasi, hutang luar negeri, defisit anggaran, ketidakmampuan industrial, ketidakmampuan sumber daya manusia, kurangnya penguasaan iptek, korupsi, masalah pangan, serta pembangunan yang cenderung tersentralisasi. Beberapa upaya penyelesaian permasalahan ekonomi yang dapat dilakukan pemerintah antara lain sebagai berikut :
Permasalahan gender pada masyarakat Indonesia, berupa isu-isu umum yang berkaitan dengan gender, seperti kekerasan dalam rumah tangga, tradisi, adat istiadat, dan berbagai problematika dalam hubungan bermasyarakat. Faktor penyebab permasalahan gender diantaranya, yaitu marginalisasi (peminggiran ekonomi), subordinasi (penomorduaan), beban kerja berlebih, cap-cap (stereotipe) negatif, kekerasan berbasis kodrat perempuan. Beberapa program pemerintah dalam pemberdayaan perempuan antara lain sebagai berikut :
Jusuf Kalla Tokoh Mediator Konflik Salah satu tokoh yang berperan sebagai mediator dalam upaya penyelesaian konflik masalah sosial budaya,ekonomi dan gender dalam masyarakat adalah Jusuf Kalla. Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla adalah pengusaha dan politisi Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia (Wapres) ke-10 dan ke-12. Ia merupakan Wakil Presiden Indonesia pertama yang menjabat 2 kali, ia menjadi Wapres dalam 2 masa jabatan yang tidak berturut-turut. Biografi Jusuf Kalla Pada setiap konflik yang terjadi di Indonesia, seperti konflik horisontal di Poso dan Ambon maupun konflik vertikal dengan Gerakan Aceh Merdeka di Aceh, Wakil Presiden Jusuf Kalla selalu memiliki andil mendamaikan. Keterlibatannya dalam penyelesaian konflik secara damai ternyata hasilnya sungguh sangat luar biasa. 1. Peran Jusuf Kalla dalam Konflik Poso Keterlibatan beliau dalam penyelesaian konflik, karena tugas beliau sebagai Menteri Koordinator bidang Kesejateraan Rakyat (Menko Kesra). Menurut beliau, saat itu sedang terjadi konflik horisontal di Poso. Selaku Menko Kesra, ia harus mengurus sekitar 250 ribu pengungsi. Beliau melihat timbul kesalahpahaman luar biasa baik di kelompok Islam maupun Kristen. Beliau mengambil keputusan dan melapor ke Presiden Megawati Soekarnoputri untuk meminta ijin guna menyelesaikan konflik berdarah di Poso ini. Wapres menjelaskan konflik Poso sebenarnya berawal dari masalah politik, yakni persaingan memperebutkan kursi Bupati. Ada dua kandidat yang kebetulan Islam dan yang lainnya Kristen. Setelah salah satu memenangi pilkada itu, tiba-tiba yang menang mengambil semua kekuasaan. Padahal pada era sebelumnya Muspida selalu mengatur agar ada keseimbangan. Caranya, jika bupatinya dari Islam, maka Wakilnya dari Kristen dan begitu pula sebaliknya, sehingga terjadi harmoni. Konflik Poso ini diakhiri dengan penandatangan Deklarasi Malino, 20 Desember 2001. Deklarasi Malino adalah perjanjian damai antara pihak Kristen dan Islam. 2. Peran Jusuf Kala dalam Koflik Aceh Pada 2005, JK yang saat itu menjabat wakil presiden RI berhasil menuntaskan konflik antara pemerintah dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Menurut beliau menyelesaikan kasus di daerah konflik tersebut harus dengan cara yang tepat. Menurutnya, dengan mengetahui latar belakang dan sejarah daerah itu. Karena bila tidak maka penyelesaiannya akan terhambat dan sulit. Selain itu beliau juga menyebut dalam upaya perdamaian, seorang mediator harus mendapatkan kepercayaan dan bisa bersikap adil dan independen. Jusuf Kalla mencontohkan proses tersebut pada penyelesaian konflik antara pemerintah dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 2005 silam. Menurut beliau, akhirnya saat ini masyarakat Aceh dapat menjadi pemimpin dan memerintah di wilayahnya sendiri. Sementara itu, Indonesia juga ikut senang karena tidak ada lagi konflik yang terjadi. Penyelesaian damai dengan GAM ditempuh melalui MoU Heshinki. 3. Peran Jusuf Kalla dalam Konflik Ambon Penyelesaikan konflik di Ambon mulai terlihat dengan kesediaan dua pihak-yang terlibat dalam konflik-hadir mengikuti pertemuan pendahuluan di Makassar, Rabu. Rencananya, hasil pertemuan ini akan diteruskan dalam perundingan di Malino, Kabupaten Gowa, yang dijadwalkan berlangsung 5-7 Februari 2002. Pertemuan tertutup dengan 15 orang perwakilan kelompok Nasrani dilakukan di Tanaberu Room, Hoel Losari Beach, Jalan Penghibur, dari pukul 16.20 sampai pukul 19.00. Sementara, pertemuan dengan kelompok Muslim dilakukan di Hotel Kenari mulai pukul 19.30. Hadir sebagai fasilitator pertemuan tersebut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) HM Jusuf Kalla, Gubernur Maluku Saleh Latuconsina, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) HZB Palaguna, dan Kepala Badan Intelijen Polri Inspektur Jenderal W Simatupang. Para tokoh agama setempat dengan sigap turut memulihkan keamanan. Selanjutnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku dan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) mengimbau warga untuk hidup dengan damai. Sehingga kondisi yang sebelumnya tegang kembali berangsur pulih. Demikian pembahasan mengenai Upaya Penyelesaian Masalah Sosial Budaya, Ekonomi, dan Gender. Semoga tulisan ini bermanfaat. Sumber : Buku PPKn Kelas IX, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim Mikirbae.com Updated at: 11:01 AM |