Upaya menghadapi globalisasi di bidang kesehatan

Upaya menghadapi globalisasi di bidang kesehatan

Jakarta - Globalisasi akan berdampak pada semua segi kehidupan. Termasuk di dalamnya aspek pelayanan kesehatan. Dalam fase globalisasi tersebut semua negara akan saling tergantung dengan negara lainnya. Yang berarti tidak ada satu bangsa di dunia ini yang dapat berdiri sendiri walaupun negara atau bangsa tersebut telah menjadi negara maju atau negera industri. Tantangan-tantangan ini tentunya akan berdampak pada perkembangan pelayanan kesehatan di tanah air Indonesia. Tantangan yang dihadapi dalam bidang kesehatan di masa depan adalah munculnya berbagai penyakit-penyakit baru di dunia akibat mutasi berbagai jenis virus dan bakteri serta dampak dari perubahan kondisi lingkungan dan gaya hidup umat manusia yang secara umum berkembang sebagai berikut:  Epidemi penyakit menular yang semakin berkembang melewati batas-batas negara dan wilayah. Berbagai jenis penyakit epidemi seperti HIV/ AIDS, kolera, dan SARS, Swine flu yang tidak hanya mengancam daerah tempat asal penyakit tersebut. Tetapi, akan menyebar ke seluruh penjuru dunia menjadi endemik. Bahkan pandemik yang sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan adanya pergeseran dramatis dari penyakit akut ke kronis tentunya akan berdampak pada pergesaran strategi pelayanan kesehatan, yang di masa lalu diutamakan  pada segi pengobatan kuratif akan bergeser ke tingkat pencegahan atau preventif. Kemudian dilanjutkan ke tingkat pengobatan kuratif dan rehabilitatif. Kondisi ini ditandai dari perubahan besarnya tingkat morbilitas dan mortalitas penyakit-penyakit tertentu. Dari penyakit infeksi ke penyakit-penyakit degeneratif berupa penyakit Cardio-cerebro-vascular Diseases, Diabetes, Kanker, dan kelainan degeneratif lainnya.  Selain itu, berkembangan ilmu kedokteran terkini berupa deteksi dan diagnosis penyakit, sudah sampai ke tingkat molekular dan genetic (setelah rampungnya Human Genome Project [HGP] pada manusia). Penemuan-penemuan terbaru yang memfokuskan pemahaman patogenesis, patofisologi, dan pengobatan ke tingkat molekular genetic, stem cell dan regenerative medicine akan menjadi tren masa depan. Kedokteran regeneratif merupakan pelopor kesehatan masa depan. Kondisi ini telah menempatkan perkembangan pesat di bidang biomedis pada titik puncak dari sebuah ledakan kemajuan ilmu pengetahuan di seluruh dunia dan akan berdampak sebagai sebuah revolusi perawatan kesehatan masa depan. Obat-obat regeneratif akan mengarah pada penciptaan BioHybrid yang sepenuhnya berasal dari unsur jaringan dan organ biologis yang dapat menggantikan atau meregenerasi jaringan dan organ yang rusak oleh penyakit, cedera, atau kelaianan bawaan.  Selanjutnya di masa depan akan dapat diprediksi bahwa Kedokteran regeneratif akan menjadi revolusia perawatan medis. Bidang ini merupakan buah dari perpaduan teknik jaringan dan multidisiplin ilmu pengetahuan seperti biologi, biokimia, fisika, kimia. Kedokteran regeneratif adalah bidang interdisipliner yang benar-benar baru yang sangat menjanjikan secara nyata dan realistis dalam meregenerasi kerusakan jaringan dan organ dalam tubuh hidup melalui teknik-teknik yang merangsang reparasi perbaikan organ atau penyembuhan secara mandiri. Kedokteran regeneratif juga dipercaya oleh para ilmuwan dapat menumbuhkan jaringan dan organ secara in vitro (di laboratorium). Serta aman untuk ditransplantasikan ketubuh yang mengalami kelainan secara aman.  Teknologi revolusioner ini memiliki potensi untuk mengembangkan terapi penyakit yang sebelumnya mustahil untuk diobati. Contoh berbagai penyakit regeneratif yang sangat sulit diobati: kanker, diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, dan osteoporosis dan cedera tulang belakang, serta kebutaan retina. Namun, dengan berkembangnya sistem pengobatan regenerative, seperti stem cell, gene therapy dan seterusnya, penyakit-penyakit tersebut akan dapat disembuhkan dengan menggunakan system cultur dan transplantasi khusus.  Pergeseran-pergeseran di atas membutuhkan strategi khusus bagi Indonesia dalam upaya mengayomi, melindungi, dan serta memberikan pelayanan terhadap masyarakatnya dalam bidang kesehatan secara komprehenship. Demikian pula, dalam upaya mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa depan (supaya Indonesia tidak tertinggal jauh di belakang), dibutuhkan kiat khusus bagi pemerintah Indonesia, beserta seluruh eleman masyarkatnya. Termasuk di dalamnnya oleh para ilmuan Indonesia. Baik yang bertempat tinggal di tanah air mau pun yang bekerja dan berkarier di luar negeri. Sebagai implementasi tanggung jawab bersama untuk mencapai cita-cita bangsa indonesia yang maju, beradap, adil, dan makmur, serta disegani dalam percaturan bangsa-bangsa di dunia Internasional. Demikian pula, untuk secara bersama-sama seluruh eleman bangsa dalam upaya menemukan strategi dan visi masa depan (blue print) kemajuan sains dan teknologi Kedokteran Indonesia. Beberapa kiat yang bisa menjadi alternatif, adalah: melakukan kerja sama dan kemitraan dengan negara-negara maju di dunia, yang selanjutnya sebagai wahana transfer skill (keterampilan), teknologi, dan ilmu pengetahuan terkini. Kerja sama tersebut dapat berupa pendidikan, penelitian, dan pertukaran ilmuan.Membenahi sistem pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya model sistem belajar mengajar, kurikulum, dan orientasi pendidikan kesehatan dan kedokteran Indonesia. Sehingga, sudah saatnya diterapkan kurikulum pendidikan yang berdasarkan eviden base dan tetap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran terkini, serta berorientasi pada pengembangan kesehatan masyarakat, yang berbasis pada keunggulan lokal Indonesia dan bermuara pada orientasi pelayanan kesehatan masyarakat yang komprehensif atau menyeluruh.Manajemen pelayanan kesehatan, yang dimulai dengan perombakan sistem pelayanan kesehatan yang selama ini berbasis kuratif bergeser ke tingkat preventif. Pergeseran tersebut diikuti oleh perubahan kebijakan mulai pada tingkat Nasional hingga daerah. Berupa perbaikan upaya jaminan kesehatan masyarakat (Asuransi Kesehatan), pelayanan oleh dokter, ketersediaan obat-obatan, dan kesiapan rumah sakit di seluruh Indonesia menjadi pelayan atas kebutuhan dan hak pasien sebagai Implementasi Hak Asasi Manusia untuk mendapat pelayanan kesehatan masyakat yang paripurna di era global.  Jika itu semua bisa terwujud para pelayan kesehatan di Indonesia akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri yang dicintai dan dihargai oleh masyarkatnya. Sehingga, ke depan, tidak akan muncul lagi, masyarakat "yang kaya atau empunya duit banyak" berbondong-bondong untuk berobat ke luar negeri. Tetapi, senantiasa percaya terhadap pelayanan kesehatan di tanah air. Dengan demikian kita menjadi pemenang dalam pertarungan dalam derasnya arus globalisasi sistem pelayanan kesehatan global.

Taruna Ikrar  University of California +9494192335

Koordinator Benua Amerika, Ikatan Ilmuan Indonesia Internasional dan Leader Project Scientist, Univ. of California, School of Medicine, Irvine, USA.


(msh/msh)

Materi Sosiologi Kelas 9 SMP: Upaya Kita untuk Menghadapi Globalisasi

GridKids.id - Kids, apakah kamu tahu pengertian dari globalisasi?

Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.

Artikel ini akan membahas mengenai materi Sosiologi kelas 9 SMP tentang upaya kita untuk menghadapi Globalisasi.

Baca Juga: Modernisasi: Pengertian, Ciri-Ciri, serta Dampak Positif dan Negatif

Globalisasi datang seiring dengan pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan dari berbagai.

Globalisasi dapat memengaruhi teknologi komunikasi, informasi, ekonomi, sosial, budaya, bahasa, dan yang lainnya.

Berikut ini ulasan mengenai materi sosiologi kelas 9 mengenai upaya menghadapi Globalisasi. Simak, yuk!

Globalisasi di berbagai sektor yang mengarah pada pasar bebas tidak bisa dihindari oleh negara-negara anggota World Trade Organization (WTO) termasuk Indonesia. Di era ini, batas negara semakin menghilang, sementara kemajuan teknologi dan informasi berkembang cepat. Globalisasi memengaruhi perubahan di semua sekor, tidak terkecuali dunia kedokteran.

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta menjadi pasar yang potensial bagi masyarakat dunia di era globalisasi pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, masuknya tenaga dokter asing ke Indonesia tidak dapat dihindari. Kondisi ini akan bedampak negatif apabila tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Tidak diragukan lagi, jika Indonesia terlambat atau tertinggal dalam melakukan up-grading SDM, maka akan semakin terpuruk posisi bangsa ini dan bukan tidak mungkin menyebabkan berkurangnya  bargaining position sebuah negara dalam kompetisi pertarungan posisi dalam dunia globalisasi.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas para calon dokter, Senat Mahasiswa Kedokteran Umum-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (SEMAKU-UMY) menyelenggarakan National Medical Challenge (NMC) 2010 mulai Rabu (20/10) hingga Senin (25/10) mendatang.

Menurut Koordinator NMC 2010 Rizki Utari, seorang dokter harus selalu meningkatkan kompetensinya karena dunia kedokteran selalu mengalami perkembangan. “Dunia kedokteran selalu berkembang baik teknologi, penyakit-penyakit baru, obat-obat dan system pengobatan yang baru. Sehingga dokter-dokter dituntut untuk selalu lifelong learner.Seorang dokter harus selalu mengupgrade ilmunya, dia harus selalu belajar dan belajar. Sehingga dia juga akan memahami perkembangan penyakit, obat maupun hal-hal mengenai kesehatan lainnya,”jelasnya ketika ditemui di Kampus Terpadu UMY Senin (18/10).

Kompetensi dokter harus selalu ditingkatkan, dimana dokter tidak hanya paham mengenai pengobatan atau kuratif semata melainkan dokter juga harus melakukan tindakan promotif maupun preventif. “Promotif misalnya melakukan sosialisasi atau ajakan untuk hidup sehat. Preventif adalah tindakan pencegahan agar tidak sakit atau tindakan agar penyakit tidak semakin parah. Sedangkan kuratif yaitu tindakan pengobatan.”ungkapnya.

Dijelaskan Rizki, NMC ini nantinya akan diikuti oleh para mahasiswa kedokteran dari berbagai PTN dan PTS di Indonesia. Nantinya ada serangkaian kegiatan yang bertujuan meningkatkan kompetensi para pesertanya. “Ada medical quiz, semacam olimpiade nasional kedokteran dengan konten berupa soal-soal tertulis, pertanyaan per regu, pertanyaan rebutan, analisis kasus, tes skills lab dan peragaan penyuluhan kesehatan. Dalam tes skills lab tersebut para peserta diminta untuk mempraktekkan misalnya cara pasang infus dan catheter yang benar, pemeriksaan abdomen dan lainnya,”jelas Rizki.

Kemudian diadakan juga bakti sosial di desa Sinduharjo, Pandak. “Bentuk kegiatan berupa penyuluhan mengenai kesehatan jiwa, penyuluhan anak-anak, pemeriksaan gratis, pembagian sembako serta pemeriksaan status gizi,”ujarnya.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi para calon dokter sehingga ketika mereka telah menjadi dokter, mereka juga akan tetap belajar. “Dengan terus belajar pada akhirnya akan menjadi lebih siap ketika terjun di masyarakat,”urainya.

Selain itu, Rizki berharap ajang ini juga mampu menghasilkan generasi unggul dan berkualitas dalam bidang kedokteran sebagai agent of health, agent of change, dan agent of development. “Kompetisi ini juga diharapkan menjadi wahana pengembangan keilmuan dan keterampilan bagi mahasiswa Kedokteran,” harapnya.

Yogyakarta, 18 Oktober 2010