Di kota Yerikho, tinggal seorang kepala pemungut pajak, Zakheus, yang sangat dibenci oleh orang banyak. Ia adalah koruptor, dan penghianat bangsa, karena dia menarik uang lebih daripada yang seharusnya, dan dia bekerja pada pemerintah Roma, yang pada waktu itu menjajah bangsa Yahudi. Semua orang tidak mau berteman dengannya, walaupun ia sangat kaya. Orang-orang memandang dia sebagai seorang pendosa yang harus dijauhi. Show
Sebelum lewat di kota Yerikho, Yesus menyembuhkan orang buta di tengah jalan. Maka orang-orang banyak mengerumuni Dia, demikian juga Zakheus. Namun karena badannya pendek, maka ia memanjat pohon ara untuk dapat melihat Yesus dengan jelas. Yesus mengetahui maksud hati Zakheus, maka ketika Ia lewat, Dia memandang Zakheus dengan penuh kasih. Dia memanggil nama “Zakheus”, dan bahkan mau tinggal dan makan bersama dengannya. Kasih inilah yang merubah kehidupan Zakheus, dan ia mengalami pertobatan yang benar. Pertobatan/Metanoia adalah perubahan sikap 180 derajat. Berubah dari sikap dosa dan berbalik kepada Kristus, serta menyadari jati diri kita yang sebenarnya, sebagai anak-anak Allah. Itu juga yang dialami oleh Zakheus, setelah mengalami kasih dari Tuhan, mengalami pertobatan, dia mau memperbaiki hidup, dan membagi kasih kepada orang lain, termasuk orang-orang yang pernah dia rugikan. Kita semua adalah seperti Zakheus, yang datang dengan latar belakang yang berbeda, dan kita ingin melihat Tuhan, serta mengalami jamahan kasih-Nya. Tidak ada kesalahan yang terlalu besar bagi Tuhan untuk diampuni. Dimana dosa semakin besar, maka kasih-Nya akan semakin besar dan nyata. Tuhan tidak mempermasalahkan masa lalu, dosa-dosa kita. Yang Dia mau adalah, kita menyadari akan semua dosa-dosa kita, bertobat, dan mengalami kasih-Nya yang begitu besar. Kasih yang sempurna, kasih yang “Agape”, yang bukan dari dunia ini, yang dapat merubah segalanya. Orang yang sudah mengalami jamahan kasih Allah, seharusnya tidak boleh menjadi manusia yang sama lagi. Kehidupannya harus benar-benar berubah, karena tidak ada kasih yang dapat disimpan sendiri. Dengan sendirinya kasih ini akan mengalir keluar, dan akan menular dengan cepat. Alangkah indahnya, jika di dalam keluarga, komunitas, lingkungan, dan paroki kita, semua orang mengalami kasih Allah yang benar-benar nyata, dan membagikannya kepada semua orang. Dunia kita akan menjadi tempat bagi kita untuk mempraktekkan hukum Tuhan, yaitu hukum cinta kasih. Tempat bagi kita untuk melakukan pelayan dengan penuh kasih dan sukacita. Pembahasan ayat-ayatLuk 19:1: Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus memasuki kota itu.Yerikho adalah suatu kota di mana terletak di sebelah Timur dari Yerusalem, dan dekat dengan sungai Yordan. Ditempat inilah tempat tembok yang terkenal, yaitu tembok Yerikho yang dirubuhkan oleh Yosua, atas bantuan Tuhan. Ketika itu para iman berjalan mengelilingi tembok dan pada hari ketujuh mereka mengeliliungi tembok Yerikho dan bersorak sorai, dan tembok itu runtuh (Yos 6:13-16). Di tempat ini juga yang menginspirasikan lagu “Dari Yerikho ke Yerusalem ada jalan belas kasih ….). Ketika itu seorang Samaria menolong seorang yahudi, setelah dia dirampok. Juga ada seorang buta, yang disembuhkan Yesus (Lukas 18:35-43). Dan ditempat inilah terjadi suatu drama kehidupan, yang memberikan pengharapan kepada semua pendosa, termasuk kita semua, yaitu drama kasih yang membawa pertobatan yang sejati, kisah Zakheus. Luk 19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.Zakheus yang berarti “suci” , dari Zakchaios, atau “zakkay”. Dia adalah seorang pemungut cukai, bahkan kepala dari pemungut cukai di daerah Yerikho. Sebagai latar belakang, pada masa pemerintahan Roma, orang-orang Yahudi diharuskan untuk membayar pajak kepada kaisar/pemerintah Roma. Dan amatlah umum pada masa itu, bahwa seorang pemungut pajak, biasanya menarik pajak lebih daripada yang ditetapkan oleh pemerintah Roma. Dengan kebiasaan seperti itu, maka seorang pemungut pajak menjadi sangat dibenci rakyat. Karena Zakheus seorang yahudi, maka dia dianggap seorang yang berkhianat terhadap bangsanya sendiri, karena dia bekerja pada pemerintah Roma, bangsa penjajah. Zakheus, dengan pekerjaannya sebagai pemungut pajak, adalah seseorang yang mengambil hak orang lain yang bukan menjadi haknya, dalam hal ini adalah uang milik masyarakat. Dengan cara seperti inilah Zakheus menjadi kaya. Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus, yang mengambil hak orang lain?
Luk 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.Zakheus, tentu sudah mendengar tentang Yesus, dimana terlihat dari keinginannya untuk melihat Yesus. Dia sudah mendengar, bagaimana Yesus sudah menyembuhkan begitu banyak orang dari berbagai macam penyakit, juga membuat begitu banyak mukjijat. Dia juga mungkin sudah mendengar, bagaimana Yesus tidak pernah menolak seorangpun untuk datang kepada-Nya, juga termasuk pendosa ….. Namun karena keterbatasannya, karena badannya pendek, dan juga ada begitu banyak orang, maka kita dia tidak dapat melihat Yesus. Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus, yang juga mempunyai keterbatasan untuk bertemu dengan Yesus?
Luk 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.Zakheus tidaklah menyerah karena keterbatasannya, dan karena orang banyak yang menghalangi dia untuk bertemu dengan Yesus. Yang dia lakukan adalah memanjat pohon ara. Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus, yang mau terus berusaha untuk bertemu dengan Yesus, dengan segala keterbatasannnya?
Luk 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”Lihatlah…. Karena Zakheus sudah berusaha dengan segala keterbatasannya, dia akhirnya dapat berjumpa dengan Yesus. Benarlah apa yang dikatakan di dalam alkitab, bahwa Dia akan membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang mencari-Nya dengan tulus hati. Dan bagaimana pertemuan Yesus dengan Zakheus? Yesuslah yang terlebih dahulu mengadakan inisiatif. Dia yang terlebih dahulu membuka pembicaan dengan Zakheus. Yang Yesus lakukan adalah:
Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus yang mengalami pengalaman yang serupa? ; Pengalaman di mana Yesus yang penuh kasih, mau menerima kita apa adanya?
Luk 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.Dan dikatakan bahwa “….Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita”. Bayangkan jika ada seorang superstar atau presiden yang mengatakan, bahwa dia mau bermalam di rumah kita dan makan bersama kita. Kita tentu akan segera bergegas dan menyambutnya. Inilah, Yesus, Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta, raja dari segala raja, meminta kita, untuk diperbolehkan tinggal di hati kita. Apa yang dilakukan oleh Zakheus:
Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus yang bereaksi sama, yaitu menyambut Yesus dengan penuh sukacita?
Luk 19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”Semua orang bersungut-sungut, merasa bahwa Yesus yang begitu suci tidak layak untuk tinggal di rumah sang pendosa dan sang pendosa tidaklah layak untuk menerima Yesus, sang Maha Suci. Permenungan: Apakah kita seperti semua orang yang bersungut-sungut, melihat bahwa Yesus mau tinggal bersama dengan pendosa?
Luk 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”Salah satu bentuk dari pertobatan yang benar adalah semangat dan tindak lanjut untuk melakukan sesuatu untuk memperbaiki kesalahan. Yesus mengatakan kepada Maria Magdalena, si pelacur “…. Pergilah dan janganlah berbuat dosa lagi…(Yoh 8:11)”. Dan kasih merubah segalanya. Mungkin ada banyak orang yang mengatakan kepada Zakheus bahwa dia harus berubah, dan mungkin semua itu membuat Zakheus semakin marah. Namun kasih dari Yesus, yang mau menyapa dan tinggal bersama dia, yang mau menerima dia apa adanya, menjadi suatu kekuatan untuk merubah apa yang tidak dapat dia rubah sebelumnya. Bahkan Zakheus melakukan silih atas segala dosa-dosanya. Mengembalikan empat kali lipat adalah hukum orang Yahudi bagi orang yang mencuri lembu atau domba, dia harus menggantinya empat kali lipat (lihat kel 22:1). Secara hukum/adat dengan mengganti empat kali lipat sudahlah lebih dari cukup, namun tidak bagi Zakheus yang baru saja menerima kasih yang berlimpah dari Yesus. Kasih dari Yesus meluap, seperti yang digambarkan Daud dalam mazmurnya “… pialaku penuh melimpah (Mazmur 23:5)”. Kasih inilah yang mendorong Zakheus untuk melakukan hal yang lain, yang melebihi hukum yang berlaku, melebihi tingkat keadilan, yaitu dengan mengatakan “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin…” Permenungan: Apakah kita seperti Zakheus, yang sudah mengalami kasih Yesus, dan hidup kita berubah 180 derajat?
Luk 19:9 Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.Yesus mengatakan “… Hari ini, telah terjadi keselamatan…”. Pertobatan yang benar selalu akan menghasilkan keselamatan. Zakheus yang mengalami kasih Tuhan, dan kemudian bertobat dan melakukan silih atas dosa-dosanya, akhirnya mendapatkan sesuatu yang paling berharga, yaitu mendapatkan keselamatan. Kitapun sama seperti Zakheus, bahwa kita adalah anak-anak Abraham di dalam iman. Kita mempunyai iman seperti Abraham. Abraham dibenarkan karena iman, kitapun dibenarkan karena iman, yaitu iman kepada Yesus Kristus. Namun lebih lagi keselamatan yang kita terima adalah melulu karena berkat Tuhan, pemberiaan cuma-cuma dari Tuhan. Kalau kita mencari siapa yang layak menerima keselamatan, maka semua orang tidaklah layak untuk menerimanya, karena kita semua telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Permenungan: Apakah kita sama seperti Zakheus, yang menerima perkataan Yesus “.. Hari ini terjadi keselamatan, karena engkau sudah beriman kepadaku..?”.
Luk 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”Yesus datang ke dunia ini untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Sama seperti gembala yang baik, Ia tidak membiarkan satu dombapun hilang dari kawanannya. Sama seperti yang Dia katakan, bahwa orang sakitlah yang membutuhkan dokter. Permenungan: Kita semua adalah orang yang sakit, yang membutuhkan dokter, dokter dari segala dokter, yaitu Yesus sendiri.
Marilah kita berdoa
|