Show
Pahlawan yang gugur dalam pertempuran lima hari di semarang adalah?
Jawaban: B. Kariadi Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pahlawan yang gugur dalam pertempuran lima hari di semarang adalah kariadi. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Tokoh pahlawan pemuda yang terkenal dalam peristiwa Bandung lautan api (GBLA) adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran selang rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan Perihal acinya 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan berakhir tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang menyebabkan pertempuran ini terjadi karena larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi Kronologi Perihal acinyaMasuknya Tentara Jepang ke IndonesiaProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnyaTiga tahun selanjutnya, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Perihal acinya itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tsb, Indonesia selanjutnya memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kaburnya tawanan JepangHal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah perlintasan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal untuk pasukan yang sangat berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh. Tewasnya Dr. KariadiSetelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan selanjutnya menjebloskannya ke Penjara Bulu. Lebih kurang pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang masa itu masih menjaga sumber cairan minum untuk warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun dijadikan gelisah. Cadangan cairan di Candi, desa Wungkal, (Sekarang dijadikan kawasan industri Candi Semarang) masa itu adalah satu-satunya sumber mata cairan di kota Semarang. Untuk kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tsb. Selepas Magrib, berada telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan supaya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda karena berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi selanjutnya dengan cepat memutuskan mesti segera pergi ke sana. Suasana sangat berbahaya karena tentara Jepang telah melaksanakan serangan di sebagian tempat termasuk di perlintasan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya pergi mengingat kondisi yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, ia mesti menyelidiki kebenaran desas-desus itu karena menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Berakhir drg. Soenarti tidak dapat berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Perlintasan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Ia sempat dibawa ke rumah sakit lebih kurang pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, kondisi dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Ia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Perihal acinya Lain
Tokoh-Tokoh yang terlibatTentang pertempuran lima hari di Semarang ini, berada sebagian tokoh yang terlibat adalah sbb :
Monumen Tugu MudaUntuk memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda untuk monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Diresmikan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Kontruksi ini terletak di kawasan yang banyak merekam perihal acinya penting selama lima hari pertempuran di Semarang, adalah di pertemuan selang Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama dr. Kariadi diabadikan untuk nama salah satu rumah sakit di Semarang. References
Sumber : p2k.kucing.biz, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dsb. Page 2Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran selang rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada ketika transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan berkesudahan tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang mengakibatkan pertempuran ini terjadi sebab larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi Kronologi PeristiwaMasuknya Tentara Jepang ke IndonesiaProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnyaTiga tahun belakang, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia belakang memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kaburnya tawanan JepangHal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal untuk pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh. Tewasnya Dr. KariadiSetelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan belakang menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber cairan minum untuk warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan cairan di Candi, desa Wungkal, (Sekarang menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata cairan di kota Semarang. Untuk kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, benar telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan supaya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda sebab berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi belakang dengan cepat memutuskan harus segera berkunjung ke sana. Suasana sangat berbahaya sebab tentara Jepang telah memainkan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya berkunjung mengingat kondisi yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, dia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu sebab menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Penghabisannya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Dia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, kondisi dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Dia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Peristiwa Lain
Tokoh-Tokoh yang terlibatTentang pertempuran lima hari di Semarang ini, benar beberapa tokoh yang terlibat adalah sbb :
Monumen Tugu MudaUntuk memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda untuk monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Dformalkan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Yang dibangun ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan selang Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama dr. Kariadi diabadikan untuk nama salah satu rumah sakit di Semarang. References
Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 3Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran selang rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada ketika transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan berkesudahan tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang mengakibatkan pertempuran ini terjadi sebab larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi Kronologi PeristiwaMasuknya Tentara Jepang ke IndonesiaProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnyaTiga tahun belakang, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia belakang memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kaburnya tawanan JepangHal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal untuk pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh. Tewasnya Dr. KariadiSetelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan belakang menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber cairan minum untuk warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan cairan di Candi, desa Wungkal, (Sekarang menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata cairan di kota Semarang. Untuk kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, benar telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan supaya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda sebab berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi belakang dengan cepat memutuskan harus segera berkunjung ke sana. Suasana sangat berbahaya sebab tentara Jepang telah memainkan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya berkunjung mengingat kondisi yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, dia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu sebab menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Penghabisannya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Dia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, kondisi dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Dia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Peristiwa Lain
Tokoh-Tokoh yang terlibatTentang pertempuran lima hari di Semarang ini, benar beberapa tokoh yang terlibat adalah sbb :
Monumen Tugu MudaUntuk memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda untuk monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Dformalkan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Yang dibangun ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan selang Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama dr. Kariadi diabadikan untuk nama salah satu rumah sakit di Semarang. References
Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 4Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran selang rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada ketika transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan penghabisannya tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang mengakibatkan pertempuran ini terjadi sebab larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi Kronologi PeristiwaMasuknya Tentara Jepang ke IndonesiaProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnyaTiga tahun belakang, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia belakang memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kaburnya tawanan JepangHal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal untuk pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh. Tewasnya Dr. KariadiSetelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan belakang menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber cairan minum untuk warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan cairan di Candi, desa Wungkal, (Kini menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata cairan di kota Semarang. Untuk kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, benar telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan supaya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda sebab berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi belakang dengan cepat memutuskan harus segera berkunjung ke sana. Suasana sangat berbahaya sebab tentara Jepang telah memainkan serangan di beberapa lokasi termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya berkunjung mengingat kondisi yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, dia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu sebab menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Penghabisannya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Dia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, kondisi dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Dia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Peristiwa Lain
Tokoh-Tokoh yang terlibatTentang pertempuran lima hari di Semarang ini, benar beberapa tokoh yang terlibat adalah sbb :
Monumen Tugu MudaUntuk memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda untuk monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Dformalkan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Yang dibangun ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan selang Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama dr. Kariadi diabadikan untuk nama salah satu rumah sakit di Semarang. References
Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 5Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran selang rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada ketika transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan penghabisannya tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang mengakibatkan pertempuran ini terjadi sebab larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi Kronologi PeristiwaMasuknya Tentara Jepang ke IndonesiaProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnyaTiga tahun belakang, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia belakang memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kaburnya tawanan JepangHal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal untuk pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh. Tewasnya Dr. KariadiSetelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan belakang menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber cairan minum untuk warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan cairan di Candi, desa Wungkal, (Kini menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata cairan di kota Semarang. Untuk kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, benar telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan supaya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda sebab berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi belakang dengan cepat memutuskan harus segera berkunjung ke sana. Suasana sangat berbahaya sebab tentara Jepang telah memainkan serangan di beberapa lokasi termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya berkunjung mengingat kondisi yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, dia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu sebab menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Penghabisannya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Dia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, kondisi dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Dia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Peristiwa Lain
Tokoh-Tokoh yang terlibatTentang pertempuran lima hari di Semarang ini, benar beberapa tokoh yang terlibat adalah sbb :
Monumen Tugu MudaUntuk memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda untuk monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Dformalkan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Yang dibangun ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan selang Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama dr. Kariadi diabadikan untuk nama salah satu rumah sakit di Semarang. References
Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 6Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran selang rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada ketika transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan penghabisannya tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang mengakibatkan pertempuran ini terjadi sebab larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi Kronologi PeristiwaMasuknya Tentara Jepang ke IndonesiaProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnyaTiga tahun belakang, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia belakang memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kaburnya tawanan JepangHal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal untuk pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh. Tewasnya Dr. KariadiSetelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan belakang menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber cairan minum untuk warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan cairan di Candi, desa Wungkal, (Kini menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata cairan di kota Semarang. Untuk kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, benar telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan supaya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda sebab berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi belakang dengan cepat memutuskan harus segera berkunjung ke sana. Suasana sangat berbahaya sebab tentara Jepang telah memainkan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya berkunjung mengingat kondisi yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, dia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu sebab menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Penghabisannya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Dia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, kondisi dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Dia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Peristiwa Lain
Tokoh-Tokoh yang terlibatTentang pertempuran lima hari di Semarang ini, benar beberapa tokoh yang terlibat adalah sbb :
Monumen Tugu MudaUntuk memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda untuk monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Dformalkan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Yang dibangun ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan selang Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama dr. Kariadi diabadikan untuk nama salah satu rumah sakit di Semarang. References
Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 7Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran selang rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada ketika transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan berkesudahan tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang mengakibatkan pertempuran ini terjadi sebab larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi Kronologi PeristiwaMasuknya Tentara Jepang ke IndonesiaProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnyaTiga tahun belakang, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia belakang memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kaburnya tawanan JepangHal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal untuk pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh. Tewasnya Dr. KariadiSetelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan belakang menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber cairan minum untuk warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan cairan di Candi, desa Wungkal, (Sekarang menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata cairan di kota Semarang. Untuk kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, benar telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan supaya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda sebab berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi belakang dengan cepat memutuskan harus segera berkunjung ke sana. Suasana sangat berbahaya sebab tentara Jepang telah memainkan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya berkunjung mengingat kondisi yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, dia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu sebab menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Penghabisannya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Dia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, kondisi dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Dia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Peristiwa Lain
Tokoh-Tokoh yang terlibatTentang pertempuran lima hari di Semarang ini, benar beberapa tokoh yang terlibat adalah sbb :
Monumen Tugu MudaUntuk memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda untuk monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Dformalkan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Yang dibangun ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan selang Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama dr. Kariadi diabadikan untuk nama salah satu rumah sakit di Semarang. References
Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 8Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran selang rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada ketika transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan berkesudahan tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang mengakibatkan pertempuran ini terjadi sebab larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi Kronologi PeristiwaMasuknya Tentara Jepang ke IndonesiaProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnyaTiga tahun belakang, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia belakang memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kaburnya tawanan JepangHal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal untuk pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh. Tewasnya Dr. KariadiSetelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan belakang menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber cairan minum untuk warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan cairan di Candi, desa Wungkal, (Sekarang menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata cairan di kota Semarang. Untuk kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, benar telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan supaya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda sebab berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi belakang dengan cepat memutuskan harus segera berkunjung ke sana. Suasana sangat berbahaya sebab tentara Jepang telah memainkan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya berkunjung mengingat kondisi yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, dia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu sebab menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Penghabisannya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Dia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, kondisi dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Dia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Peristiwa Lain
Tokoh-Tokoh yang terlibatTentang pertempuran lima hari di Semarang ini, benar beberapa tokoh yang terlibat adalah sbb :
Monumen Tugu MudaUntuk memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda untuk monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Dformalkan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Yang dibangun ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan selang Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama dr. Kariadi diabadikan untuk nama salah satu rumah sakit di Semarang. References
Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 9Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran selang rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada ketika transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan penghabisannya tanggal 20 Oktober 1945. 2 hal utama yang mengakibatkan pertempuran ini terjadi sebab larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi Kronologi PeristiwaMasuknya Tentara Jepang ke IndonesiaProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnyaTiga tahun belakang, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia belakang memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kaburnya tawanan JepangHal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal untuk pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh. Tewasnya Dr. KariadiSetelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan belakang menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber cairan minum untuk warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan cairan di Candi, desa Wungkal, (Kini menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata cairan di kota Semarang. Untuk kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, benar telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan supaya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda sebab berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi belakang dengan cepat memutuskan harus segera berkunjung ke sana. Suasana sangat berbahaya sebab tentara Jepang telah memainkan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya berkunjung mengingat kondisi yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, dia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu sebab menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Penghabisannya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Dia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, kondisi dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Dia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Peristiwa Lain
Tokoh-Tokoh yang terlibatTentang pertempuran lima hari di Semarang ini, benar beberapa tokoh yang terlibat adalah sbb :
Monumen Tugu MudaUntuk memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda untuk monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Dformalkan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Yang dibangun ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan selang Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama dr. Kariadi diabadikan untuk nama salah satu rumah sakit di Semarang. References
Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 10
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 11
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 12
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 13
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 14
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 15
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 16
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 17
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 18
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 19
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 20
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 21
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 22[×] Artikel pilihan bertopik olahraga [+] Daftar bertopik olahraga [+] Olahraga menurut daerah [+] Olahraga menurut negara [+] Olahraga menurut tahun [×] Cara melakukan sesuatu budi olahraga [+] Rintisan bertopik olahraga Page 23[×] Artikel pilihan bertopik olahraga [+] Daftar bertopik olahraga [+] Olahraga menurut daerah [+] Olahraga menurut negara [+] Olahraga menurut tahun [×] Cara melakukan sesuatu budi olahraga [+] Rintisan bertopik olahraga Page 24
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 25
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 26
Sumber : ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. |