Penari Cakalele Show
Cakalele yaitu tarian perang tradisional Nodaku yang dipergunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam perayaan hukum budaya.[1] Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 30 pria dan wanita.[2] Tarian ini dilakukan secara sepasang dengan iringan musik drum, flute, bia (sejenis musik tiup).[2] Para penari pria biasanya mengenakan parang dan salawaku (perisai) sedangkan penari wanita memakai lenso (sapu tangan).[1] Penari pria mengenakan kostum yang didominasi warna merah dan kuning, serta memakai penutup kepala aluminum yang disisipi dengan bulu putih.[2] Kostum celana merah pada penari pria melambangkan kepahlawanan, keberanian, dan patriotisme rakyat Maluku. Pedang atau parang pada tangan kanan penari melambangkan martabat penduduk Nodaku yang mesti diawasi sampai mati, sedangkan perisai dan teriakan keras para penari melambangkan gerakan protes melawan sistem pemerintahan yang dianggap sah pada rakyat.[2] Sumber lain menyatakan bahwa tarian ini merupakan penghormatan atas nenek moyang bangsa Nodaku yang merupakan pelaut.[3] Sebelum mengarungi lautan untuk membajak pesawat, nenek moyang mereka mengadakan pesta dengan makan, minum, dan berdansa.[3] Saat tari Cakalele ditampilkan, terkadang arwah nenek moyang dapat memasuki penari dan kehadiran arwah tersebut dapat dirasakan oleh penduduk asli.[3] Rujukanedunitas.com Page 2Penari Cakalele Cakalele yaitu tarian perang tradisional Nodaku yang dipergunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam perayaan hukum budaya.[1] Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 30 pria dan wanita.[2] Tarian ini dilakukan secara sepasang dengan iringan musik drum, flute, bia (sejenis musik tiup).[2] Para penari pria biasanya mengenakan parang dan salawaku (perisai) sedangkan penari wanita memakai lenso (sapu tangan).[1] Penari pria mengenakan kostum yang didominasi warna merah dan kuning, serta memakai penutup kepala aluminum yang disisipi dengan bulu putih.[2] Kostum celana merah pada penari pria melambangkan kepahlawanan, keberanian, dan patriotisme rakyat Maluku. Pedang atau parang pada tangan kanan penari melambangkan martabat penduduk Nodaku yang mesti diawasi sampai mati, sedangkan perisai dan teriakan keras para penari melambangkan gerakan protes melawan sistem pemerintahan yang dianggap sah pada rakyat.[2] Sumber lain menyatakan bahwa tarian ini merupakan penghormatan atas nenek moyang bangsa Nodaku yang merupakan pelaut.[3] Sebelum mengarungi lautan untuk membajak pesawat, nenek moyang mereka mengadakan pesta dengan makan, minum, dan berdansa.[3] Saat tari Cakalele ditampilkan, terkadang arwah nenek moyang dapat memasuki penari dan kehadiran arwah tersebut dapat dirasakan oleh penduduk asli.[3] Rujukanedunitas.com Page 3Tags (tagged): dance cakalele, unkris, tarian perang, tradisional, maluku digunakan, sedangkan, penari wanita, menggunakan, lenso sapu tangan, 1, kanan, penari, melambangkan martabat penduduk, maluku, merupakan, pelaut, 3 sebelum mengarungi, lautan membajak, center, of studies cakalele, diakses pada, 10, juli 2011 a, b c, d, notpen com dance, cakalele, dance Page 4Orang Belanda di pasanggrahan di Calang (tahun 1929) Calang yaitu ibukota Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Indonesia. Calang adalah salah satu dari kawasan di pesisir barat Provinsi Aceh yang merasakan kerusakan terparah pada bencana tsunami dan gempa bumi pada tahun 2004. masa ini calang sedang sbg kawasan yang sedang berbenah setelah gempa tsunami tahun 2004, ekses dari jalur transportasi darat yang telah beristirahat di kerjakan, kala tempuh banda aceh-calang lewat jalur darat masa ini sekitar hanya 2,5 jam, yang dahulu mencapai 5-6 jam. ekses pautannya ialah pembangunan pelabuhan Calang di desa lhok kubu. desa Batee Tutong di kota Calang, Kabupaten Aceh Jaya. Desa ini terletak sekitar satu kilometer dari kota Calang. Pada masa mengendarai kendaraan menuju Banda Aceh, desa ini terletak di sebelah kiri dari arah Meulaboh. Desa tidak jauh dari bibir pantai sekitar lebih kurang 20 meter. Menurut sejarah dahulu kala desa dinamakan Bate Tutong karena setiap pergantian tahun (tahun hijriah) pepohonan di desa yang terdapat di suatu pulau itu menggalami layu seperti terbakar. Sejak itulah dan sampai masa ini kampong tersebut dikenal dengan Bate Tutong yang berfaedah batu terbakar. Tautan luar
edunitas.com Page 5Calon Arang merupakan seorang tokoh dalam kisah rakyat Jawa dan Bali dari zaman ke-12. Tidak dikenal lagi siapa yang mengarang kisah ini. Salinan teks Latin yang sangat penting berada di Belanda, yaitu dalam Jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 82 (1926) halaman 110-180. KisahDibicarakan bahwa Calon Arang merupakan seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia memiliki seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang walaupun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesukaran yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia angkat ke sebuah kuil kepada dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari yang belakang sekali, banjir luhur melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul. Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut yang belakang sekali berkeinginan bantuan penasehatnya, Empu Baradah kepada mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula kepada dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan situasi pun kembali normal. Calon Arang memiliki sebuah buku yang mempunyai pokoknya ilmu-ilmu sihir. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Ketika Calon Arang mengetahui bahwa bukunya sudah dicuri, ia dijadikan marah dan memutuskan kepada melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Semenjak ia dikalahkan, desa tersebut pun bebas sama sekali dari bahaya dari ancaman ilmu hitam Calon Arang. Perkembangan kisahKisah ini dapat dibagi dalam beberapa babak: PrologPada mulanya suasana di wilayah Kerajaan Daha (Kadiri) sangat tentram. Raja di Daha bernama Airlangga. Di sana hidup seorang janda, yang bernama Calon Arang, yang memiliki anak yang cantik, yang bernama Ratna Manggali. Mereka berdua tinggal di desa Girah, di wilayah Kerajaan Daha. Permulaan PermasalahanWalaupun cantik, banyak pria di kerajaan tersebut yang tidak bersedia meminangnya. Ini disebabkan oleh ulah ibunya yang senang menenung. Hal ini menyebabkan kemarahan Calon Arang. Oleh sebab itulah ia membacakan mantra tulah, sehingga muncul mala-petaka dahsyat melanda desa Girah, dan pada habis melanda Daha. Tulah tersebut menyebabkan banyak penduduk daerah tersebut sakit dan mati. Oleh karena tulah tersebut melanda Daha, maka Raja Airlangga marah dan berusaha melawan. Namun daya Raja tidak dapat menandingi kesaktian Calon Arang, sehingga Raja memerintahkan Empu Baradah kepada melawan Calon Arang. Siasat Empu BaradahKepada mengalahkan Calon Arang, Empu Baradah mengambil siasat. Ia memerintahkan muridnya, Bahula, kepada meminang Ratna Manggali. Setelah dijadikan menantu Calon Arang, maka Bahula mendapatkan keadaan mudah kepada mengambil buku mantra Calon Arang dan diberikan kepada Empu Baradah. EpilogSetelah bukunya didapatkan oleh Bahula, Calon Arang pun ditaklukkan oleh Empu Baradah. AnalisisSeringkali di dalam dunia kisah ini hanya disoroti mengenai kekejaman dan kejahatan Calon Arang. Ia digambarkan kepada nenek sihir yang memiliki wajah yang seram. Namun dewasa ini muncul analisis-analisis yang lebih berpihak kepada Calon Arang. Ia merupakan korban penduduk patriarkal pada zamannya. Kisah Calon Arang merupakan sebuah cerminan sekaligus kritik terhadap diskriminasi kaum wanita. Media yang lainPada tahun 1985, sutradara Indonesia, Sisworo Gautama Putra mensutradarai film "Ratu Sakti Calon Arang". Film ini dibintangi oleh Suzanna dan Barry Prima. Pranala luaredunitas.com Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Calon Arang merupakan seorang tokoh dalam kisah rakyat Jawa dan Bali dari zaman ke-12. Tidak dikenal lagi siapa yang mengarang kisah ini. Salinan teks Latin yang sangat penting berada di Belanda, yaitu dalam Jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 82 (1926) halaman 110-180. KisahDibicarakan bahwa Calon Arang merupakan seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia memiliki seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang walaupun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesukaran yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia angkat ke sebuah kuil kepada dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari yang belakang sekali, banjir luhur melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul. Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut yang belakang sekali berkeinginan bantuan penasehatnya, Empu Baradah kepada mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula kepada dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan situasi pun kembali normal. Calon Arang memiliki sebuah buku yang mempunyai pokoknya ilmu-ilmu sihir. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Ketika Calon Arang mengetahui bahwa bukunya sudah dicuri, ia dijadikan marah dan memutuskan kepada melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Semenjak ia dikalahkan, desa tersebut pun bebas sama sekali dari bahaya dari ancaman ilmu hitam Calon Arang. Perkembangan kisahKisah ini dapat dibagi dalam beberapa babak: PrologPada mulanya suasana di wilayah Kerajaan Daha (Kadiri) sangat tentram. Raja di Daha bernama Airlangga. Di sana hidup seorang janda, yang bernama Calon Arang, yang memiliki anak yang cantik, yang bernama Ratna Manggali. Mereka berdua tinggal di desa Girah, di wilayah Kerajaan Daha. Permulaan PermasalahanWalaupun cantik, banyak pria di kerajaan tersebut yang tidak bersedia meminangnya. Ini disebabkan oleh ulah ibunya yang senang menenung. Hal ini menyebabkan kemarahan Calon Arang. Oleh sebab itulah ia membacakan mantra tulah, sehingga muncul mala-petaka dahsyat melanda desa Girah, dan pada habis melanda Daha. Tulah tersebut menyebabkan banyak penduduk daerah tersebut sakit dan mati. Oleh karena tulah tersebut melanda Daha, maka Raja Airlangga marah dan berusaha melawan. Namun daya Raja tidak dapat menandingi kesaktian Calon Arang, sehingga Raja memerintahkan Empu Baradah kepada melawan Calon Arang. Siasat Empu BaradahKepada mengalahkan Calon Arang, Empu Baradah mengambil siasat. Ia memerintahkan muridnya, Bahula, kepada meminang Ratna Manggali. Setelah dijadikan menantu Calon Arang, maka Bahula mendapatkan keadaan mudah kepada mengambil buku mantra Calon Arang dan diberikan kepada Empu Baradah. EpilogSetelah bukunya didapatkan oleh Bahula, Calon Arang pun ditaklukkan oleh Empu Baradah. AnalisisSeringkali di dalam dunia kisah ini hanya disoroti mengenai kekejaman dan kejahatan Calon Arang. Ia digambarkan kepada nenek sihir yang memiliki wajah yang seram. Namun dewasa ini muncul analisis-analisis yang lebih berpihak kepada Calon Arang. Ia merupakan korban penduduk patriarkal pada zamannya. Kisah Calon Arang merupakan sebuah cerminan sekaligus kritik terhadap diskriminasi kaum wanita. Media yang lainPada tahun 1985, sutradara Indonesia, Sisworo Gautama Putra mensutradarai film "Ratu Sakti Calon Arang". Film ini dibintangi oleh Suzanna dan Barry Prima. Pranala luaredunitas.com Page 11Calon Arang merupakan seorang tokoh dalam kisah rakyat Jawa dan Bali dari zaman ke-12. Tidak dikenal lagi siapa yang mengarang kisah ini. Salinan teks Latin yang sangat penting berada di Belanda, yaitu dalam Jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 82 (1926) halaman 110-180. KisahDibicarakan bahwa Calon Arang merupakan seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia memiliki seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang walaupun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesukaran yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia angkat ke sebuah kuil kepada dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari yang belakang sekali, banjir luhur melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul. Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut yang belakang sekali berkeinginan bantuan penasehatnya, Empu Baradah kepada mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula kepada dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan situasi pun kembali normal. Calon Arang memiliki sebuah buku yang mempunyai pokoknya ilmu-ilmu sihir. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Ketika Calon Arang mengetahui bahwa bukunya sudah dicuri, ia dijadikan marah dan memutuskan kepada melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Semenjak ia dikalahkan, desa tersebut pun bebas sama sekali dari bahaya dari ancaman ilmu hitam Calon Arang. Perkembangan kisahKisah ini dapat dibagi dalam beberapa babak: PrologPada mulanya suasana di wilayah Kerajaan Daha (Kadiri) sangat tentram. Raja di Daha bernama Airlangga. Di sana hidup seorang janda, yang bernama Calon Arang, yang memiliki anak yang cantik, yang bernama Ratna Manggali. Mereka berdua tinggal di desa Girah, di wilayah Kerajaan Daha. Permulaan PermasalahanWalaupun cantik, banyak pria di kerajaan tersebut yang tidak bersedia meminangnya. Ini disebabkan oleh ulah ibunya yang senang menenung. Hal ini menyebabkan kemarahan Calon Arang. Oleh sebab itulah ia membacakan mantra tulah, sehingga muncul mala-petaka dahsyat melanda desa Girah, dan pada habis melanda Daha. Tulah tersebut menyebabkan banyak penduduk daerah tersebut sakit dan mati. Oleh karena tulah tersebut melanda Daha, maka Raja Airlangga marah dan berusaha melawan. Namun daya Raja tidak dapat menandingi kesaktian Calon Arang, sehingga Raja memerintahkan Empu Baradah kepada melawan Calon Arang. Siasat Empu BaradahKepada mengalahkan Calon Arang, Empu Baradah mengambil siasat. Ia memerintahkan muridnya, Bahula, kepada meminang Ratna Manggali. Setelah dijadikan menantu Calon Arang, maka Bahula mendapatkan keadaan mudah kepada mengambil buku mantra Calon Arang dan diberikan kepada Empu Baradah. EpilogSetelah bukunya didapatkan oleh Bahula, Calon Arang pun ditaklukkan oleh Empu Baradah. AnalisisSeringkali di dalam dunia kisah ini hanya disoroti mengenai kekejaman dan kejahatan Calon Arang. Ia digambarkan kepada nenek sihir yang memiliki wajah yang seram. Namun dewasa ini muncul analisis-analisis yang lebih berpihak kepada Calon Arang. Ia merupakan korban penduduk patriarkal pada zamannya. Kisah Calon Arang merupakan sebuah cerminan sekaligus kritik terhadap diskriminasi kaum wanita. Media yang lainPada tahun 1985, sutradara Indonesia, Sisworo Gautama Putra mensutradarai film "Ratu Sakti Calon Arang". Film ini dibintangi oleh Suzanna dan Barry Prima. Pranala luaredunitas.com Page 12Calon Arang merupakan seorang tokoh dalam kisah rakyat Jawa dan Bali dari zaman ke-12. Tidak dikenal lagi siapa yang mengarang kisah ini. Salinan teks Latin yang sangat penting berada di Belanda, yaitu dalam Jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 82 (1926) halaman 110-180. KisahDibicarakan bahwa Calon Arang merupakan seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia memiliki seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang walaupun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesukaran yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia angkat ke sebuah kuil kepada dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari yang belakang sekali, banjir luhur melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul. Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut yang belakang sekali berkeinginan bantuan penasehatnya, Empu Baradah kepada mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula kepada dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan situasi pun kembali normal. Calon Arang memiliki sebuah buku yang mempunyai pokoknya ilmu-ilmu sihir. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Ketika Calon Arang mengetahui bahwa bukunya sudah dicuri, ia dijadikan marah dan memutuskan kepada melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Semenjak ia dikalahkan, desa tersebut pun bebas sama sekali dari bahaya dari ancaman ilmu hitam Calon Arang. Perkembangan kisahKisah ini dapat dibagi dalam beberapa babak: PrologPada mulanya suasana di wilayah Kerajaan Daha (Kadiri) sangat tentram. Raja di Daha bernama Airlangga. Di sana hidup seorang janda, yang bernama Calon Arang, yang memiliki anak yang cantik, yang bernama Ratna Manggali. Mereka berdua tinggal di desa Girah, di wilayah Kerajaan Daha. Permulaan PermasalahanWalaupun cantik, banyak pria di kerajaan tersebut yang tidak bersedia meminangnya. Ini disebabkan oleh ulah ibunya yang senang menenung. Hal ini menyebabkan kemarahan Calon Arang. Oleh sebab itulah ia membacakan mantra tulah, sehingga muncul mala-petaka dahsyat melanda desa Girah, dan pada habis melanda Daha. Tulah tersebut menyebabkan banyak penduduk daerah tersebut sakit dan mati. Oleh karena tulah tersebut melanda Daha, maka Raja Airlangga marah dan berusaha melawan. Namun daya Raja tidak dapat menandingi kesaktian Calon Arang, sehingga Raja memerintahkan Empu Baradah kepada melawan Calon Arang. Siasat Empu BaradahKepada mengalahkan Calon Arang, Empu Baradah mengambil siasat. Ia memerintahkan muridnya, Bahula, kepada meminang Ratna Manggali. Setelah dijadikan menantu Calon Arang, maka Bahula mendapatkan keadaan mudah kepada mengambil buku mantra Calon Arang dan diberikan kepada Empu Baradah. EpilogSetelah bukunya didapatkan oleh Bahula, Calon Arang pun ditaklukkan oleh Empu Baradah. AnalisisSeringkali di dalam dunia kisah ini hanya disoroti mengenai kekejaman dan kejahatan Calon Arang. Ia digambarkan kepada nenek sihir yang memiliki wajah yang seram. Namun dewasa ini muncul analisis-analisis yang lebih berpihak kepada Calon Arang. Ia merupakan korban penduduk patriarkal pada zamannya. Kisah Calon Arang merupakan sebuah cerminan sekaligus kritik terhadap diskriminasi kaum wanita. Media yang lainPada tahun 1985, sutradara Indonesia, Sisworo Gautama Putra mensutradarai film "Ratu Sakti Calon Arang". Film ini dibintangi oleh Suzanna dan Barry Prima. Pranala luaredunitas.com Page 13Orang Belanda di pasanggrahan di Calang (tahun 1929) Calang yaitu ibukota Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Indonesia. Calang adalah salah satu dari kawasan di pesisir barat Provinsi Aceh yang merasakan kerusakan terparah pada bencana tsunami dan gempa bumi pada tahun 2004. masa ini calang sedang sbg kawasan yang sedang berbenah setelah gempa tsunami tahun 2004, ekses dari jalur transportasi darat yang telah beristirahat di kerjakan, kala tempuh banda aceh-calang lewat jalur darat masa ini sekitar hanya 2,5 jam, yang dahulu mencapai 5-6 jam. ekses pautannya ialah pembangunan pelabuhan Calang di desa lhok kubu. desa Batee Tutong di kota Calang, Kabupaten Aceh Jaya. Desa ini terletak sekitar satu kilometer dari kota Calang. Pada masa mengendarai kendaraan menuju Banda Aceh, desa ini terletak di sebelah kiri dari arah Meulaboh. Desa tidak jauh dari bibir pantai sekitar lebih kurang 20 meter. Menurut sejarah dahulu kala desa dinamakan Bate Tutong karena setiap pergantian tahun (tahun hijriah) pepohonan di desa yang terdapat di suatu pulau itu menggalami layu seperti terbakar. Sejak itulah dan sampai masa ini kampong tersebut dikenal dengan Bate Tutong yang berfaedah batu terbakar. Tautan luar
edunitas.com Page 14Orang Belanda di pasanggrahan di Calang (tahun 1929) Calang yaitu ibukota Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Indonesia. Calang adalah salah satu dari kawasan di pesisir barat Provinsi Aceh yang merasakan kerusakan terparah pada bencana tsunami dan gempa bumi pada tahun 2004. masa ini calang sedang sbg kawasan yang sedang berbenah setelah gempa tsunami tahun 2004, ekses dari jalur transportasi darat yang telah beristirahat di kerjakan, kala tempuh banda aceh-calang lewat jalur darat masa ini sekitar hanya 2,5 jam, yang dahulu mencapai 5-6 jam. ekses pautannya ialah pembangunan pelabuhan Calang di desa lhok kubu. desa Batee Tutong di kota Calang, Kabupaten Aceh Jaya. Desa ini terletak sekitar satu kilometer dari kota Calang. Pada masa mengendarai kendaraan menuju Banda Aceh, desa ini terletak di sebelah kiri dari arah Meulaboh. Desa tidak jauh dari bibir pantai sekitar lebih kurang 20 meter. Menurut sejarah dahulu kala desa dinamakan Bate Tutong karena setiap pergantian tahun (tahun hijriah) pepohonan di desa yang terdapat di suatu pulau itu menggalami layu seperti terbakar. Sejak itulah dan sampai masa ini kampong tersebut dikenal dengan Bate Tutong yang berfaedah batu terbakar. Tautan luar
edunitas.com Page 15Orang Belanda di pasanggrahan di Calang (tahun 1929) Calang yaitu ibukota Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Indonesia. Calang adalah salah satu dari kawasan di pesisir barat Provinsi Aceh yang merasakan kerusakan terparah pada bencana tsunami dan gempa bumi pada tahun 2004. masa ini calang sedang sbg kawasan yang sedang berbenah setelah gempa tsunami tahun 2004, ekses dari jalur transportasi darat yang telah beristirahat di kerjakan, kala tempuh banda aceh-calang lewat jalur darat masa ini sekitar hanya 2,5 jam, yang dahulu mencapai 5-6 jam. ekses pautannya ialah pembangunan pelabuhan Calang di desa lhok kubu. desa Batee Tutong di kota Calang, Kabupaten Aceh Jaya. Desa ini terletak sekitar satu kilometer dari kota Calang. Pada masa mengendarai kendaraan menuju Banda Aceh, desa ini terletak di sebelah kiri dari arah Meulaboh. Desa tidak jauh dari bibir pantai sekitar lebih kurang 20 meter. Menurut sejarah dahulu kala desa dinamakan Bate Tutong karena setiap pergantian tahun (tahun hijriah) pepohonan di desa yang terdapat di suatu pulau itu menggalami layu seperti terbakar. Sejak itulah dan sampai masa ini kampong tersebut dikenal dengan Bate Tutong yang berfaedah batu terbakar. Tautan luar
edunitas.com Page 16
edunitas.com Page 17
edunitas.com Page 18
edunitas.com Page 19
edunitas.com Page 20
edunitas.com Page 21
edunitas.com Page 22
edunitas.com Page 23
edunitas.com Page 24[+] Linguistik komputasional Page 25[+] Linguistik komputasional Page 26Tags (tagged): portal, bahasa, unkris, bahasa dibentuk, dalam, suatu kalimat diskurs, mengkaji, klingon, dibuat oleh marc, okrand seorang, linguis, linguistik nama nama, menurut bahasa, peribahasa, peta, epentesis ergativus, eksposisi eksplosif, etimologi, elipsis, pusat ilmu, pengetahuan sirilik, yunani, abjad arab fenisia, ibrani jawi, pahlawi, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, pusat, ilmu, pengetahuan, kelas eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia |