Surah yang terakhir diturunkan adalah surah al maidah ayat

Ayat – ayat di dalam Al-Qur’an tidak turun seluruhnya secara langsung. Sejak pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, ayat – ayat dalam Al-Qur’an turun secara bertahap hingga seluruh wahyu berupa ayat al-Quran turun seluruhnya.

Lalu, apakah ayat Al-Quran yang turun terakhir kali?

Ada beberapa pendapat yang mengungkapkan tentang ayat yang terakhir turun. Berikut ini adalah beberapa pendapat yang masyhur mengenai ayat yang terakhir turun:

1. Ayat tentang riba adalah ayat yang terakhir turun

Pendapat ini merupakan pendapat yang dikeluarkan oleh Ibnu Abbas dan ada dalam salah satu hadits riwayat Bukhari. Adapun ayat yang dimaksud adalah surat al-baqarah ayat 278, yaitu:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba.
(QS. Al-Baqarah, 2: 278)

2. Ayat yang terakhir turun adalah surat Al-Baqarah ayat 281

Pendapat ini merupakan pendapat yang didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan lain-lain. Dari ibnu abbas dan Said bin Jubair: “Ayat Qur’an yang terakhir turun adalah:

Dan peliharalah dirimu dari hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.
(QS. Al-Baqarah : 281)

3. Ayat yang terakhir turun adalah ayat tentang utang

Pendapat ini mengacu kepada hadits yang diriwayatkan oleh Said bin al-Musayyab:

Telah sampai kepadanya bahwa ayat Qur’an yang paling muda di arsy ialah ayat mengenai utang.

Ayat yang dimaksud dalam hadits ini adalah surat Al-Baqarah ayat 282, yang berbunyi:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
(QS. Al-Baqarah, 2: 282)

Pendapat pertama hingga ketiga ini pada dasarnya tidak saling bertentangan. Karena ketiga ayat tersebut memiliki kisah yang sama. Selain itu, ayat tersebut juga diturunkan bersamaan dengan urutan yang tertib.

4. Ayat yang terakhir turun adalah ayat tentang kalalah

Pendapat keempat ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, yang berbunyi: “Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb; telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Ishaq; Aku mendengar Al Bara’ radliallahu ‘anhu berkata: ‘Surat yang terakhir kali turun adalah surat Bara’ah sedangkan ayat yang terakhir kali turun adalah ayat:

Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: ‘Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah.
(An Nisa: 176)

5. Pendapat lain tentang ayat yang terakhir turun

Selain empat pendapat dan ayat tersebut, masih banyak pendapat yang mengungkapkan tentang ayat yang terakhir turun. Di antaranya adalah surat at-Taubah ayat 128 – 129 sampai akhir surat, surat Al-Maidah, surat Ali Imran ayat 195, surat An-Nisa ayat 93, dan surat an-Nashr.

Meskipun begitu, perlu diketahui juga bahwa pendapat mengenai surat yang terakhir turun tidak bersandar kepada Nabi Muhammad saw. Bisa jadi, pendapat tersebut didapatkan dari ijtihad atau dugaan saja. Dan tiap orang hanya mengungkapkan apa ayat terakhir yang mereka dengar terakhir kali dari Rasulullah sebelum beliau wafat.

Kemungkinan lain adalah bisa jadi ayat tersebut adalah ayat yang terakhir kalli dibaca oleh Nabi Muhammad saw bersamaan dengan ayat yang turun pada waktu itu. Sehingga banyak orang mengira kalau ayat tersebut adalah ayat yang terakhir turun jika dilihat dari urutannya. Wallahu a’lam.

REPUBLIKA.CO.ID, Turunnya surah Al-Mudatsir merupakan sebuah perintah kepada Rasullah SAW untuk menyampaikan dakwah Islam kepada manusia. Alquran merupakan kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Kitab suci Alquran itu diturunkan secara berangsur-angsur.

Menurut Prof MM Al-A’zami dalam The History The Qur’anic Text, Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam rentang waktu 23 tahun. ‘’Kitab suci Alquran diturunkan secara bertahap untuk memenuhi tuntunan situasi dan lingkungan yang ada,’’ ujar Prof Al-A’zami.

Ibnu Abbas (wafat 68 H), seorang ilmuwan terkemuka di antara sahabat Rasulullah SAW menyatakan, Alquran diturunkan ke langit terbawah (bait al-izzah) dalam satu malam. Kemudian, diturunkan ke bumi secara bertahap sesuai dengan keperluan. Sebagai wahyu (QS 4:163), surah-surah dan ayat-ayat Alquran diturunkan oleh Allah SWT secara bertahap.

Ibnu Hajar al-Asqalani berpendapat Alquran diturunkan sekaligus ke langit dunia  pada malam al-qadar (kemuliaan), lengkap dari ayat pertama hingga terakhir. Namun, Fakhruddin Ar-Razi memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, Alquran diturunkan dari Lauh mahfuz (catatan mengenai ketentuan yang ditetapkan Allah SWT) ke langit dunia dalam 23 kali lailatul qadar.

‘’Ayat-ayat yang diturunkan dalam setiap malam al-qadar adalah ayat-ayat yang hendak diturunkan pada tahun itu secara berangsur-angsur kepada Nabi SAW,’’ ujar Ar-Razi. Allah SWT berfirman, ‘’Sesungguhnya telah kami menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan.’’ (QS Al-Qadar:1).

Namun, asy-Sya’bi mengemukakan pendapat yang ketiga. Menurut dia, Alquran diturunkan hanya pada bagian pertamanya saja pada malam al-qadar. ‘’Yang lainnya diturunkan sesudah itu secara bertahap dalam berbagai waktu,’’ ujarnya.  Menurut Ensiklopedi Islam, para ulama meyakini pendapat pertama yang paling kuat.

                                                                             ***

Alquran terdiri dari 114 surah. Setiap surah memiliki jumlah ayat yang berbeda-beda. Surah terpendek terdiri dari tiga ayat, sedangkan yang terpanjang mencapai 286 ayat.  Tentang jumlah ayat dalam Alquran, para ulama berbeda pendapat. Abu Abdurrahman as-Salmi, seorang ulama Kufah terkemuka, berpendapat Alquran terdiri dari 6.236 ayat.

Sedangkan menurut as-Suyuti terdiri atas 6.000 ayat lebih. Al-Alusi berpendapat jumlah ayat Alquran terdiri dari 6.616 ayat. Perbedaan pendapat itu disebabkan adanya perbedaan dalam metode penghitungan. Ada yang menyebutkan kalimat basmalah sebagai ayat ada yang tidak. Demikian pula dengan kata-kata pembuka surah, seperti Yasin, Alif Lam Mim , dan lainnya. Ada yang menyebutnya sebagai ayat, ada pula yang tidak.

Untuk memudahkan membaca dan menghafal, para ulama membagi Alquran  ke dalam 30 juz (bagian) yang sama panjang. Selain itu dibagi ke dalam 60 hizb (nama hizb ditulis di sebelah pinggirnya). Setiap hizb dibagi lagi menjadi empat dengan tanda-tanda ar-rub (seperempat), an-nisf (seperdua), dan as-salsalah (tiga perempat).

Lalu kapan berakhirnya Alquran diturunkan? Pada umumnya, para ulama menetapkan hari terakhir penghabisan turunnya Alquran adalah Jumat, 9 Zulhijah 10 H/ 16 Maret 632 M. Saat itu,  Rasulullah berusia 63 tahun. Ayat yang terakhir diturunkan adalah surah Al-Maidah [5] ayat 3, ‘…’Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu…’’

Setelah beberapa ayat tersebut turun, Rasulullah SAW wafat pada 8 Juni 632 M. Para ulama sepakat, ayat di atas sebagai wahyu terakhir yang diterima Rasulullah SAW saat berada di Padang Arafah, ketika wukuf untuk menunaikan ibadah haji.  Sejarah mencatat, inilah haji terakhir Nabi Muhammad SAW atau biasa dikenal dengan sebutan haji wada’ (haji penghabisan).

Alquran merupakan petunjuk hidup bagi umat manusia. Allah SWT berfirman, ‘’(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara hak dan yang batil).’’ (QS Al-Baqarah [2]: 185).

sumber : berbagai sumber

Update Berita-Berita Politik Persepektif Republika.co.id

Tag :

Surah yang terakhir diturunkan adalah surah al maidah ayat
22 jam yang lalu

Surah yang terakhir diturunkan adalah surah al maidah ayat
2 jam yang lalu

Setiap muslim yang ridha bahwa Allah sebagai Rabb, dan Islam sebagai agamanya, dan Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagai Nabi, mengetahui bahwa surat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- adalah surat iqra’. Pertanyaannya adalah surat apakah yang terakhir diturunkan kepada beliau?

Alhamdulillah.

Surat terakhir yang diturunkan dalam al Qur’an adalah surat Nashr:

إذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”. (QS. An Nashr: 1)

Ini adalah pendapat Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- yang diriwayatkan oleh Muslim: 3024, dari Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah berkata: Ibnu Abbas berkata kepadaku: “Apakah engkau mengetahui surat terakhir yang diturunkan dari al Qur’an secara keseluruhan ?, saya menjawab: Ya, ( إذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ )beliau berkata: “Kamu benar”.

Riwayat ini dikuatkan dengan riwayat Ibnu Umar dan Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- yang shahih bahwa surat ini mengisyaratkan tentang ajal Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan sifat-sifatnya pun mulai nampak.

Imam Bukhori –rahimahullah- (4970) telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata: “Umar pernah mengajakku memasuki sebuah majelis bersama para tokoh yang ikut perang Badar dan seakan di antara mereka ada yang tidak nyaman dan berkata: “Kenapa engkau membawa (anak ini) pada majelis ini, padahal kami memiliki anak-anak yang sebaya dengan dia. Maka Umar menjawab:

إِنَّهُ مَنْ قَدْ عَلِمْتُمْ فَدَعَاهُ ذَاتَ يَوْمٍ فَأَدْخَلَهُ مَعَهُمْ فَمَا رُئِيتُ أَنَّهُ دَعَانِي يَوْمَئِذٍ إِلا لِيُرِيَهُمْ قَالَ مَا تَقُولُونَ فِي قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ فَقَالَ بَعْضُهُمْ أُمِرْنَا أَنْ نَحْمَدَ اللَّهَ وَنَسْتَغْفِرَهُ إِذَا نُصِرْنَا وَفُتِحَ عَلَيْنَا وَسَكَتَ بَعْضُهُمْ فَلَمْ يَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ لِي أَكَذَاكَ تَقُولُ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ فَقُلْتُ لا قَالَ فَمَا تَقُولُ قُلْتُ هُوَ أَجَلُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمَهُ لَهُ قَالَ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ وَذَلِكَ عَلامَةُ أَجَلِكَ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا فَقَالَ عُمَرُ مَا أَعْلَمُ مِنْهَا إِلا مَا تَقُولُ".

“Sungguh ia adalah seseorang yang telah kalian ketahui. Suatu ketika beliau mengajaknya pada majelis mereka, tidaklah saya melihat bahwa beliau mengajakku pada saat itu kecuali untuk memperlihatkan kepada mereka, seraya beliau berkata: “Apa pendapat kalian terhadap firman Allah –ta’ala- (إذا جاء نصر الله والفتح  )?, sebagian mereka berkata: “Kita semua diperintahkan untuk memuji Allah, memohon ampun kepada-Nya, jika kita menang dan membebaskan (Makkah). Sebagian mereka diam tidak berpendapat apapun. Maka beliau (Umar) berkata kepadaku: “Apakah demikian pendapatmu wahai Ibnu Abbas ?”. Saya menjawab: “Tidak”. Beliau berkata: “Apa pendapatmu ?”. Saya berkata: “Itu adalah ajal Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang saya ketahui; yaitu: Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan itu merupakan tanda bahwa ajalmu (sudah dekat), maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, dan beristighfarlah; karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun”. Umar berkata: “Saya tidak mengetahui hal itu sebelumnya kecuali darimu (sekarang)”.

Al Barra’ bin ‘Azib –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Surat terakhir yang diturunkan dari al Qur’an adalah Bara’ah (surat at Taubah).

Imam Bukhori (4329) dan Muslim (1618) dari Al Barra bin ‘Azib berkata: “Surat terakhir yang diturunkan adalah Bara’ah (surat at Taubah), dan ayat terakhir yang diturunkan adalah ( ( يستفتونك قل الله يفتيكم في الكلالة(QS. an Nisa: 176)

‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- berkata: Surat terakhir yang diturunkan adalah surat al Maidah.

Ahmad (25588) meriwayatkan dari Jabir bin Nufair berkata: Saya telah menemui ‘Aisyah dan beliau berkata: “Apakah kamu membaca surat al Maidah?, saya menjawab: “Ya”. Beliau berkata: “Surat al Maidah adalah surat terakhir yang diturunkan dari al Qur’an, jika kalian mendapatkan yang halal di dalamnya maka katakana itu halal, dan jika kalian mendapatkan yang haram maka katakana itu haram, saya juga bertanya kepada beliau tentang akhlak Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- maka beliau berkata: “Akhlak Nabi adalah al Qur’an”. (Hadits ini dishahihkan oleh Syu’aib al Arnauth dalam Musnad yang sudah diteliti).

Karena tidak ada hadits yang pasti dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang menjelaskan tentang surat terakhir yang diturunkan dari al Qur’an, maka terjadi perbedaan di antara para sahabat. Imam Ahmad berkata: “Semua menyampaikan sesuai dengan ijtihad masing-masing”.

Al Baihaqi –rahimahullah- berkata: “Semua perbedaan tersebut dikumpulkan, dan masing-masing menjawab sesuai dengan ilmu yang dimiliki. Disampaikan oleh al Mubarakfuri dalam “Tuhfatul Ahwadzi”.

Wallahu a’lam.