Surah al lahab adalah surah ke 111 yang disebut juga

Suherni Sulaeman -  Al Quran terdiri dari 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat menurut riwayat Hafsh. Dari nama-nama surah yang ada di dalam Al Quran, hampir semua memiliki sebutan atau nama lain, termasuk surah yang ke-111 ini.

Ada yang menyebutnya surah Al Masad, ada yang mengenalnya dengan nama surah Al Lahab, dan ada juga yang mempopulerkannya dengan sebutan surah Tabbat. Lantas mana nama sebenarnya?

Pada kajian Tadabbur Surah Al Masad bagian 1, Ustadz Hartanto Saryono, Lc., Al-Hafizh membeberkan nama-nama dari surah ini berdasarkan banyak riwayat. Apa saja itu? Berikut di bawah ini nama-namanya:

1. Surah Tabbat

Pada sebagian mushaf surah ini dinamai surah Tabbat. Imam At Tirmidzi di kitab Al Jami’ juga menamainya dengan surah Tabbat. Demikian juga di sebagian besar kitab-kitab tafsir dinamai surah Tabbat, mengutip kata pertama di surah ini.

2. Surah Al Masad

Berikutnya, surah ini dinamai juga dengan surah Al Masad. Ya, di sebagian mushaf dan sebagian kitab tafsir disebut dengan nama surah Al Masad.

3. Surah Abu Lahab

Sebagian mufassir (ahli tafsir) menamainya dengan surah Abu Lahab, bertepatan dengan penyebutan sosok yang melakukan ‘abuse’ atau kejahatan pada Rasulullah SAW, tak lain ialah paman kandung Rasulullah SAW, Abu Lahab.

4. Surah Al Lahab

Kebanyakan orang juga familier dengan nama surah Al Lahab. Penamaan surah Al Lahab dilatarbelakangi Abu Hayyan yang memberinya judul ini di dalam tafsirnya.

5. Surah tentang kisah Abu Lahab

Dan yang terakhir, nama lain dari surah ini adalah surah tentang kisah Abu Lahab atau suratu maa kaana min abii lahab. Ibnu Al ‘Arabiyy dalam kitabnya, Ahkamil Quran, menyematkan nama itu sebab di dalamnya mengungkapkan sebagian kisah tentang Abu Lahab. Namun, Ibnu Asyur menyebutkan bahwa itu bukan nama melainkan judul.

Nah, itulah asal-usul penamaan surah Al Masad. Jadi sudah tahu kan nama-nama lainnya? Semoga dengan mengenal nama-nama surah Al Masad, semakin menambah pengetahuan kita tentang surah-surah Al Quran. Aamiin.

Referensi:

Kitab Tafsir at Tahrir wa at Tanwir Karya Ibnu 'Asyur

  • بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

    تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ

    1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!

  • مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ

    2. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.

  • سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ

    3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).

  • وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ

    4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

  • فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ

    5. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.

Sumber: Kementrian Agama Republik Indonesia

Surah Al-Lahab (Bahasa Arab:سورة المسد, Al-Masad, " Gejolak Api") adalah surah ke-111 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-6 sesuai urutan pewahyuan Al-Qur'an. Surah ini dinamai "Al-Masad" karena menggunakan kata masad di penghujung surah ini. Terdapat beberapa surah dalam Al-Qur'an dengan merujuk pada ayat yang digunakan pada akhir surah.

Identitas Surah Al-Masad

Surah Al-Masad adalah salah satu surah Makkiyah. Surah ini merupakan surah ke-111 sesuai dengan urutan pewahyuan. Surah Al-Masad diturunkan tatkala Abu Lahab memberikan jawaban yang tidak senonoh atas seruan dan dakwah Rasulullah Saw kepadanya. Allah Swt berfirman:

﴾تَبَّتْ يَدا أَبي‏ لَهَبٍ وَ تَبَّ﴿ "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia pasti binasa." (QS Al-Masad [111]:1)

Surah ini dimulai dengan laknat dan celaan kepada Abu Lahab kemudian diakhiri dengan kecaman dan hinaan kepada istrinya Hammalat al-Hathab.

Sebab-sebab Pewahyuan

Abu Lahab adalah putra Abdul Mutthalib dan paman Rasulullah Saw. Nama aslinya adalah Abdul-Uzzah yang merupakan salah satu pemimpin musyrikin Mekkah dan termasuk salah seorang musuh abadi Rasulullah Saw, Al-Qur'an dan Islam. Suatu waktu Rasulullah Saw mengajaknya dan sebagian pembesar Quraisy kepada Islam usai turunnya ayat Al-Indzar:

﴾وَأَنذِرْ عَشِیرَ تَک الْأَقْرَ بِینَ﴿ "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat." (QS Al-Syuara [26]:214)

Namun jawaban yang diterima atas dakwah dan ajakan ini adalah celaan dan kebencian Abu Lahab. Surah Al-Masad ini kemudian turun dalam menjawab dan mengecam Abu Jahal atas perbuatannya itu. [1]

Nama-nama Surah Al-Masad

Al-Masad: Surah ini dinamai Al-Masad karena menggunakan kata masad di penghujung surah ini. [2]

Tabbat: Terdapat beberapa surah yang dinamai dengan awal kata yang disebutkan pada awal surah. Surah Al-Masad merupakan salah satu di antaranya sebagaimana disebutkan:

﴾تَبَّتْ يَدا أَبي‏ لَهَبٍ وَ تَبَّ﴿ "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia pasti binasa." (QS Al-Masad [111]:1)

Karena itu surah ini juga disebut sebagai Tabbat. [3]

Abu Lahab:Nama lain surah Al-Masad adalah Abu Lahab karena nama Abu Lahab digunakan pada ayat ini (yaitu tatkala Abu Lahab memberikan jawaban yang tidak senonoh atas seruan dan dakwah Rasulullah Saw kepadanya dan pembesar Quraisy lainnya) [4] dan surah ini diturunkan tentangnya. [5]

Lihat Juga

  1. Al-Qur'an, Tarjamah, Taudhihat wa Wazye Nameh, Bahauddin Khurammsyahi, hlm. 603.
  2. Silahkan lihat, Al-Qur'an, Tarjamah, Taudhihat wa Wazye Nameh, Bahauddin Khurammsyahi, hlm. 603.
  3. Silahkan lihat, Al-Qur'an, Tarjamah, Taudhihat wa Wazye Nameh, Bahauddin Khurammsyahi, hlm. 603.
  4. Silahkan lihat, )(QS Al-Syua’ara [26]:214).
  5. Dānesynāmeh Qur’ān wa Qur’ān Pazyuhi, ibid.

  • Al-Qur'an, Terjemahan Persia Muhammad Mahdi Fuladmand, Tehran, Dar al-Qur’an al-Karim, 1418 H/1376 S.
  • Dānesynameh Qur’ān wa Qur’ān Pazyuhi, jld. 2, disusun oleh Bahauddin Khuramsyahi, Tehran, Dustan-Nahid, 1377 S.

  • Mengunduh dan mendengarkan Surah Al-Masad

Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi ﷺ keluar menuju ke Lembah Batha, lalu menaiki bukit yang ada padanya dan berseru, "Awas ada musuh di pagi hari ini!"

Maka orang-orang Quraisy berkumpul kepadanya dan beliau bersabda:

"Bagaimanakah pendapat kalian jika aku sampaikan berita kepada kalian bahwa musuh akan datang menyerang kalian di pagi atau petang hari, apakah kalian akan percaya kepadaku?" Mereka menjawab, "Ya."

Nabi ﷺ bersabda,

"Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian akan datangnya azab yang keras."

Maka Abu Lahab berkata,

"Celakalah kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami."

Maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya:


Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
(QS. Al-Lahab [111]: 1), hingga akhir surat

Menurut riwayat yang lain, disebutkan bahwa lalu Abu Lahab menepiskan kedua tangannya seraya berkata, "Celakalah kamu sepanjang hari ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami?"

Maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya:


Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
(QS. Al-Lahab [111]: 1)

Konteks riwayat pertama menunjukkan pengertian kutukan terhadap Abu Lahab, sedangkan konteks riwayat kedua menunjukkan pengertian pemberitaan tentang sikap Abu Lahab.
Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah ﷺ, nama aslinya ialah Abdul Uzza ibnu Abdul Muttalib, dan nama kunyahnya (gelarnya) ialah Abu Utaibah.
Sesungguhnya dia diberi julukan Abu Lahab tiada lain karena wajahnya yang cerah.
Dia adalah seorang yang banyak menyakiti Rasulullah ﷺ, sangat membenci dan meremehkannya serta selalu memojokkannya dan juga memojokkan agamanya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Abul Abbas, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Abu Zanad, dari ayahnya yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku seorang lelaki yang dikenal dengan nama Rabi’ah ibnu Abbad, dari Banid Dail, pada mulanya dia adalah seorang jahiliah, lalu masuk Islam.
Dia mengatakan bahwa ia pernah melihat Nabi ﷺ bersabda di masa Jahiliah di pasar Zul Majaz:

Hai manusia, ucapkanlah, "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, "

niscaya kamu beruntung.

Sedangkan orang-orang berkumpul mengerumuninya. Dan di belakangnya terdapat seorang yang berwajah cerah, bermata juling, dan rambutnya berkepang. Orang itu mengatakan, "Sesungguhnya dia adalah orang pemeluk agama baru lagi pendusta."

Orang yang berwajah cerah itu selalu mengikuti Nabi ﷺ ke mana pun beliau pergi.


Aku bertanya mengenainya, maka dijawab bahwa orang itu adalah pamannya sendiri, bernama Abu Lahab.

Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya pula melalui Syuraih, dari Ibnu Abuz Zanad, dari ayahnya, kemudian disebutkan hal yang semisal. Abu Zanad bertanya kepada Rabi’ah, "Apakah saat itu engkau masih anak-anak?" Rabi’ah menjawab, "Tidak, bahkan demi Allah, sesungguhnya aku di hari itu telah ‘aqil lagi dapat mengangkat qirbah."

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Husain ibnu Abdullah ibnu Ubaidillah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rabi’ah ibnu Abbas Ad-Daili mengatakan,
"Sesungguhnya saat ia bersama ayahnya —telah berusia remaja— melihat Rasulullah ﷺ mendatangi tiap kabilah, sedangkan di belakang beliau terdapat seorang lelaki yang bermata juling, berwajah cerah, dan berambut lebat.
Rasulullah ﷺ berdiri di hadapan kabilah, lalu bersabda:

Hai Bani Fulan, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian aku memerintahkan kepada kalian untuk menyembah Allah dan janganlah kalian persekutukan Dia dengan sesuatu pun;
benarkanlah aku dan belalah aku hingga aku dapat melaksanakan semua yang diutuskan oleh Allah kepadaku.

Apabila Rasulullah ﷺ selesai dari ucapannya, maka lelaki itu berkata dari belakangnya,
"Hai Bani Fulan, orang ini menginginkan agar kalian memecat Lata dan ‘Uzza serta jin teman-teman kalian dari kalangan Bani Malik ibnu Aqyasy dan mengikuti bid’ah dan kesesatan yang disampaikannya.
Maka janganlah kalian dengar dan jangan pula kalian ikuti."

Aku bertanya kepada ayahku, "Siapakah orang ini?"

Ayahku menjawab, bahwa dia adalah pamannya yang dikenal dengan nama Abu Lahab.


Imam Ahmad dan Imam Tabrani telah meriwayatkan pula dengan lafaz yang sama.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

Binasalah kedua tangan Abu Lahab.
(QS. Al-Lahab [111]: 1)

Yakni merugi, kecewa, dan sesatlah (sia-sialah) amal perbuatan dan usahanya.

dan sesungguhnya dia akan binasa.
(QS. Al-Lahab [111]: 1)

Yaitu sesungguhnya dia celaka dan telah nyata merugi dan binasa.