Seorang anak sebaiknya selalu menaati perintah orang tua perintah tersebut harus ditaati selama

date_range 15 Desember 2016 account_circle SMKN 5 SIDRAP visibility Dibaca : 3208 Kali

Dalam Islam, orang tua mempunyai kedudukan yang sangat tinggi lagi mulia, dimana ketaatan kepada keduanya dalam kebaikan adalah suatu keharusan. Mentaati keduanya merupakan jalan menuju surga serta salah satu bentuk berbuat baik kepada keduanya, sampai-samapi Allah swt menjelaskan bagaimana cara berlaku baik kepada kuduanya di saat kedua sudah lanjut usia.

Dalam al-Qur`an, perintah birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) menempati posisi kedua setelah perintah bertauhid kepada Allah swt.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)

Akan tetapi, perlu diingat bahwa ketaatan kepada orang tua tidak mutlak adanya. Ketaatan kepadanya hanya dibolehkan pada hal yang baik dan makruf saja. Adapun dalam hal bermaksiat kepada Allah, maka tidak kewajiban bagi kita untuk mentaati keduanya, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada sang Pencipta.

“Tidak ada ketaatan kepada makhluk (manusia) dalam hal maksiat kepada sang Pencipta.” (HR. At-Thobrani)

Di realita di masyarakat, kita sering mendengar dan mendapati banyak dari orang tua yang mengeluhkan tentang sikap dan prilaku anaknya yang senantiasa membangkang dan bahkan menyakiti orang tuanya. Hal ini merupakan suatu penyakit dan problema yang harus segera dicarikan solusinya. Dan tahap awal yang harus ditempuh oleh orang tua untuk mengobati penyakit kronis ini adalah mengdiaknosa sebab munculnya masalah tersebut, bukan serampangan menuduh dan menyalahkan anak-anaknya. Siapa tau, hal ini terjadi karena kesalahan dari para orang tua yang kurang perhatian terhadap prilaku dan pergaulan anaknya.

Mengajarkan anak taat pada orang tua

Pada dasarnya, anak-anak begitu senang dan bahagia, jika mereka dekat dan tinggal bersama orang tuanya. Rasa cinta yang diberikan oleh keduanya membuat mereka sulit berpisah dari sisinya. Tutur kata yang lembut membuat mereka setia mentaati dan menuruti perintah keduanya. Rasa cinta akan membuahkan ketaatan kepada yang dicinta.

Mengajarkan anak agar taat kepada orang tua adalah hal yang harus mendapatkan perhatian serius dari pendidik terutama orang tua. Berikut ini adalah beberapa metode mengajarkan anak agar taat pada orang tua, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. 

.Pantau teman bergaul atau bermain mereka

Hendaknya orang tua juga memantau teman bermain si anak, karena prilaku buruk yang nampak pada si anak bisa jadi kerena pengaruh teman bermain atau bergaulnya. Berapa banyak kita dapati sikap membangkang dari si anak disebabkan oleh teman bergaul yang rusak dan durhaka kepada orang tuanya, sehingga dia menularkan virusnya itu ke anak-anak kita.

Mulailah dari sekarang sebelum semua itu terlambat dan perbanyaklah berdoa kepada Allah agar menjadikan anak-anak kita anak yang taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya serta mematuhi orang tua dalam hal yang makruf. Wallahu A’lam

oleh : Abu Umair, Lc

PADA Surah al-Ahqaaf (46:15) berbunyi wawash shainaa insaana biwaalidaihi ihsaanan (Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya) yakni berbicara tentang pesan Allah kepada manusia, khususnya kepada anak perihal kewajiban berbakti kepada kedua orangtuanya.

Ayat pada surah al-Ahqaaf yang lalu, membahas tentang keesaan Allah. Selanjutnya dibicarakan kewajiban bakti kepada orangtua, ini memberi isyarat berbakti pada orangtua datang sesudah kewajiban taat kepada Allah.

Allah dan Rasulullah mengaitkan antara rida orangtua dan rida Allah. Kalau orangtua tidak rida kepada Anda, Allah pun tidak rida. Rida Allah itu bisa Anda temukan pada rida kedua orangtua.

Doa orangtua yang tulus, insya Allah dengan kehendak Allah akan dikabulkan. Penegasannya juga disampaikan Nabi Muhammad SAW, “Sungguh celaka orang yang masih memiliki orangtua atau hidup, tetapi dia tidak masuk surga.”

Berbakti artinya melakukan kegiatan baik yang menyenangkan orangtua, bukan sekadar menghormati. Bahkan sekalipun orangtua kita bukan muslim, kita tetap diwajibkan berbakti. Kecuali jika kita diminta mempersekutukan Allah, jangan taati perintahnya, tetapi perlakukan dia sebaik mungkin selama masa hidupnya.

Apa alasan kita wajib berbakti kepada orangtua, khususnya ibu? Hamalathu ummuhu kurhan wawadha’athu kurhan. Artinya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).

Selanjutnya wahamluhu wafishaaluhu tsalaatsuuna syahran artinya masa mengandung sampai menyapihnya selama 30 bulan. Atas dasar itu, kata ulama, ketika Rasulullah Muhammad SAW ditanya, siapa orang pertama yang paling wajib untuk kita berbakti? Nabi menjawab “Ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu.” Akan tetapi, hal itu tidak berarti antara ibu dan ayah mesti dipertentangkan.

Jadi apa yang harus dilakukan anak selain berbakti yaitu berdoa dengan bunyi ayat ‘Hatta idzaa balagha asyuddahu wabalagha arba’iina sanatan qaala rabbi auzi’nii an asykura ni’matakallatii an’amta ‘alai-ya wa’ala waalidai-ya wa-an a’mala shaalihan tardhaahu wa-ashlih lii fii dzurrii-yatii innii tubtu ilaika wa-innii minal muslimiin (Sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai 40 tahun, dia berdoa,

Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim)’. (Fer/H-1)

Jumat, 21 Februari 2014

Oleh : H. Teguh Triono

Kedua orangtua adalah manusia yang paling berjasa dan utama bagi diri seseorang. Allah ta’ala telah memerintahkan dalam berbagai tempat di dalam al Qur’an agar berbakti kepada kedua orangtua. Allah menyebutkan berbarengan dengan pentauhidan-Nya. Hak kedua orangtua merupakan hak terbesar yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Beberapa hak yang wajib dilakukan oleh anak semasa kedua orangtua hidup dan setelah meninggal. antara lain :

A. Semasa Hidup :

1. Mentaati Selama Tidak Mendurhakai Allah

Mentaati kedua orangtua hukumnya wajib atas setiap Muslim. Haram hukumnya mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai mereka berdua kecuali apabila mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya. Firman-Nya yang artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…” [QS.Lukman/31: 15]. Adapun jika bukan dalam perkara yang mendurhakai Allah, wajib mentaati keduanya. Ini termasuk perkara yang paling diwajibkan. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mendurhakai apa saja yang diperintahkan oleh kedua orangtua.

2. Berbakti dan Merendahkan Hati

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya): “Kami perintahkan kepada manusia suapaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya..” [QS.Al Ahqaf/46: 15]. “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak..” [QS.An- Nisaa’/4:36]

Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan lanjut hingga kondisi mereka melemah dan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari anaknya. Firman-Nya yang artinya: “…..dan hendaklah kamu berbuat bik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “Wahai, Rabbku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [QS. Al-Israa’/17: 23-24].

Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti kedua orang tua, walaupun dengan isyarat atau dengan ucapan ‘ah’. Termasuk berbakti kepada keduanya ialah senantiasa membuat mereka ridha dengan melakukan apa yang mereka inginkan, selama hal itu tidak mendurhakai Allah. Tidak boleh mengeraskan suara melebihi suara kedua orang tua atau di hadapan mereka berdua. Tidak boleh juga berjalan di depan mereka, masuk dan keluar mendahului mereka, atau mendahului urusan mereka berdua.

3. Meminta Izin Sebelum Berjihad dan Urusan Lainnya

Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah dan bertanya: “Ya Rasulullah, apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya: “Apakah kamu masih mempunyai kedua orangtua?” Laki-laki itu menjawab: “Masih.” Beliau bersabda: “Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya.” Hadits lain menyebutkan: Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah dan berkata: “Aku datang membai’atmu untuk hijrah dan aku tinggalkan kedua orang tuaku menangisi (kepergianku).” Maka Nabi bersabda: “Pulanglah dan buatlah mereka tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka menangis.”

4. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah yang Mereka Inginkan

Rasulullah pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketik ia berkata: “Ayahku ingin mengambil hartaku.” Nabi bersabda: “Kamu dan hartamu milik ayahmu.” Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah berbuat baik kepadanya.

5. Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang Lain

Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah bersabda: “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya.” Para Sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya.”

6. Mendahulukan Ibu daripada Ayah

Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah: “Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Laki-laki itu bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi?” Beliau kembali menjawab: “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya: “Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab: “Ibumu.” “Lalu siapa lagi?” tanyanya. “Ayahmu.” Jawab beliau. Maksud lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu yaitu lebih bersikap lemah lembut, lebih berperilaku baik dan memberikan sikap yang lebih halus daripada ayah.

B. Setelah Orangtua Meninggal Dunia :

1. Menshalati Keduanya

Maksud menshalati disini adalah mendoakan keduanya. Yakni, setelah mereka meninggal dunia, karena ini termasuk bakti kepada mereka. Oleh karena itu, seorang anak hendaknya lebih sering mendoakan kedua orangtuanya setelah mereka meninggal daripada ketika masih hidup. Sabda Rasulullah: “Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan dirinya.”

2. Menunaikan Janjinya

Hendaknya seseorang menunaikan wasiat orang tua dan melanjutkan secara berkesinambungan amalan-amalan kebaikan yang dahulu pernah dilakukan keduanya. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amalan kebaikan yang dulu pernah dilakukan dilanjutkan oleh anak-anaknya.

3. Memuliakan dan Menyambung Silaturrahmi Kerabat dan Teman-temannya

Memuliakan teman dan menyambung silaturrahmi kerabat dan teman kedua orangtua juga termasuk berbuat baik kepada orang tua. Sabda Rasul: “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman orangtua setelah mereka meninggal.”

**

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA