Sensor yang digunakan untuk mendeteksi putaran crankshaft untuk mengetahui rpm mesin adalah sensor

By Motorplus, Kamis, 20 Juli 2017 | 04:14 WIB

Otak alias inti komponen di motor injeksi adanya ECU (Electronic Control Unit).

ECU yang akan mengolah data-data dari komponen yang bertugas sebagai sensor.

Sobat yang ingin mengubah pacuan karburator menjadi sistem pengkabut injeksi, ada 9 sensor-sensor yang wajib ada di motor injeksi, berikut 9 sensor dan dengan fungsi-fungsinya.

1. SENSOR MAP (Manifold Air Pressure).  

(BACA JUGA: Karet Rumah Kopling Rusak, Ini Akibatnya!)

Sensor MAP di motor injeksi merupaka sensor tekanan udara yang masuk.

Sensor MAP bertugas untuk mendeteksi tekanan udara yang masuk dan mengirimnya ke ECU untuk dikalkulasikan.

2. SENSOR IAT (Intake Air Temperature). 

IAT disebut sensor temperature udara yang masuk.

Sensor IAT bertugas untuk mendeteksi suhu udara yang masuk ke dalam throttle body.

3. ENGINE COOLANT SENSOR. 

Sensor ini untuk mengetahui suhu air pendingin atau radiator.

Sensor ini juga yang akan mengatur nyalanya kipas radiator dan indikator overheat yang ada di spidometer.

4. ENGINE OIL TEMPERATURE.

Sensor ini sistem kerjanya sama dengan sensor ECT, hanya saja sensor ini bekerja mengukur suhu oli.

Sensor ini hanya terdapat pada motor yang berpendingin udara seperti Honda Supra x 125 PGM-FI.

5. CRANK ANGLE SENSOR.

Sensor ini bertugas untuk mendeteksi posisi crankshaft dan mendeteksi posisi Titik Mati Atas (TMA) saat mesin baru dinyalakan.

Sinyal dari sensor ini dikirim ke ECU dan ECU akan mengatur pengapian, waktu penyemprotan bahan bakar, hingga melakukan pengisian ke aki.

6. THROTTLE POSITION SENSOR (TPS).  

Sensor ini, bertugas mendeteksi sudut pembukaan katup di throttle body lalu mengirimkan data ke ECU untuk dikalkulasikan berapa bahan bakar yang akan disemprotkan.

7. SENSOR 02 (Oksigen Sensor). 

Sensor ini, bertugas menjaga gas buang sisa pembakaran agar selalu optimal dan memberi informasi ke ECU untuk memberikan campuran bahan bakar yang ideal.

Sehingga, gas buang yang dihasilkan lebih ramah lingkungan.

8. LEAN ANGLE SENSOR / BANK ANGLE SENSOR.

Sensor tersebut, bertugas mendeteksi kemiringan motor, atau yang lebih tepatnya berfungsi ketika terjadi kecelakaan jika motor anda jatuh.

Maka, sensor ini akan mengirimkan sinyal ke ECU untuk menonakifkan semua sistem mesin kemudian mesin mati secara otomatis.

9. IACV (Intake Air Cut Valve)/ FID (Fast Idle Solenoid).   

Sensor ini, bertugas meningkatkan rpm saat mesin dalam keadaan dingin. Fungsi peranti tersebut sama dengan fungsi choke pada mesin karburator. (www.motorplus-online.com)

(www.motorplus-online.com)

Teknisimobil.com – Tuntutan untuk mobil pembakaran dalam sangatlah tinggi terutama saat ini. Terlebih gelombang massa yang menuntut pengurangan gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan pemanasan global sedang tinggi-tingginya. Bahkan fenomena terakhir adalah gelombang massa yang dipimpin oleh seorang remaja bernama Greta Thunberg mencuri perhatian seluruh dunia. Kondisi tersebut membuat produsen mobil pembakaran dalam bersiaga untuk mengatasi hambatan produksi mereka. Pengembangan teknologi pun wajib dilakukan. Salah satunya adalah penggunaan sistem EFI pada mobil. Sistem ini dipandu menggunakan banyak sensor di dalamnya untuk optimalisasi. Artikel kali ini kita akan melihat sensor mesin EFI sebagai bentuk upaya mengurangi masalah lingkungan yang sedang terjadi.

Tantangan yang dimiliki oleh mobil pembakaran dalam sangatlah tinggi. Bukan hanya dari tuntutan masyarakat yang ‘menggila’ untuk lingkungan, tetapi juga dari produsen mobil listrik seperti Tesla, Rivian, dan beberapa perusahaan startup mobil listrik. Oleh karena itu, keberadaan sensor demi menunjang masalah ini benar-benar diperlukan.

Khusus untuk mobil Avanza, berikut adalah video tentang sensor-sensor yang ada padanya.

Sensor Mesin EFI

Terdapat setidaknya 19 sensor yang terpasang pada sebuah mesin EFI. Berikut adalah sensor-sensor tersebut berserta fungsinya masing-masing.

Sensor IAT (Intake Air Temperatur)

Sensor pertama adalah sensor IAT atau Intake Air Temperatur. Apa fungsi sensor ini pada mesin EFI? Fungsinya adalah untuk mengukur temperatur udara yang akan masuk ke dalam saluran masuk atau intake manifold. Sensor ini terletak di dekat saringan udara mesin EFI.

Sensor ini seringkali menimbulkan masalah pada mobil. Tetapi tanda kerusakan sensor IAT dapat diketahui lebih dini. Sehingga kita sebagai pemiliki mobil dengan mesin EFI dapat segera mengetahuinya dan melakukan tindakan untuk mengatasinya. Untuk itu mengetahui cara kerja sensor IAT juga bagian penting dari menelusuri masalah yang terjadi padanya.

Sensor TPS (Throttle Position Sensor)

Sensor berikutnya yang mendukung mesin EFI adalah sensor TPS atau throttle position sensor. Apa fungsi sensor TPS? Sensor TPS memiliki fungsi mengukur sudut pembukaan katup gas mobil. Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh sensor TPS, data akan digunakan untuk menentukan jumlah bahan bakar yang harus diinjeksi ke dalam ruang bakar.

Salah satu contoh penggunaannya adalah sensor TPS mobil Avanza. Dengan cara kerja sensor TPS yang cukup sederhana, tanda kerusakan sensor TPS pun dapat dikenali dengan mudah. Bahkan bukan hanya mengenali tanda kerusakannya, untuk yang ‘penghobi’, Anda dapat memeriksa dengan menguji sensor TPS secara mandiri. Dengan mengujinya Anda tidak perlu khawatir lagi bahwa kerusakan mobil Anda berasal dari sensor ini atau bukan.

Sensor MAF (Mass Air Flow)

Berikutnya adalah sensor MAF atau mass air flow atau disebut juga air flow meter. Apa fungsi sensor ini? Fungsi sensor MAF adalah untuk menghitung massa udara yang akan masuk ke dalam saluran masuk atau intake manifold.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang sensor MAF pada mobil mesin EFI, Anda dapat mempelajari cara kerja sensor MAF. Bukan hanya memahami cara kerjanya, Anda juga sangat mungkin memeriksa kondisi sensor MAF pada saat kecurigaan kerusakan ada pada sensor ini. Bahkan memberihkan sensor MAF pada mobil kesayangan Anda juga bukan suatu yang mustahil dilakukan.

Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)

Sensor pendukung mesin EFI berikutnya adalah sensor CKP atau crankshaft position sensor. Sensor CKP memiliki fungsi mengetahui putaran mesin atau RPM mesin. Sensor ini seringkali terletak di samping dinding blok cylinder. Melalui sensor ini, penentuan saat pengapian dilakukan.

Seperti sensor lainnya cara kerja sensor CKP juga dapat dipelajari dengan mudah. Sementara itu, kondisi kerusakan akan sangat mungkin terjadi dan tanda kerusakan sensor CKP pun dapat dikenali dengan baik. Apabila sensor CKP pada mesin EFI mobil Anda rusak, Anda dapat memeriksa sensor CKP cukup dengan menggunakan multimeter atau AVO-meter saja.

Sensor CMP (Camshaft Position sensor)

Berikutnya adalah sensor CMP atau camshaft position sensor. Jika sensor CKP berada di blok silinder, maka sensor CMP terletak di kepala silinder (cylinder head). Lalu apa fungsi dari sensor CMP?

Sensor CMP berfungsi untuk mengetahui posisi piston mana yang dalam posisi “Top”. Posisi ini adalah posisi di mana piston berada pada akhir langkah kompresi atau sesaat sebelum melakukan langkah usaha. Lihat penjelasan: kerja mesin 4-tak. Data yang diperoleh dari sensor ini digunakan untuk menentukan waktu pengapian berdasarkan urutan pengapian atau F.O.

Sensor MAP (Manifold Air Pressure)

Sensor pada mesin EFI selanjutnya adalah sensor MAP (manifold air pressure). Sensor MAP memiliki fungsi mengukur tekanan udara di dalam saluran masuk dan buang (intake dan exhaus manifold). Apa yang diharapkan dari sensor ini? Sensor ini akan mendapatkan data berupa kevakuman di dalam saluran masuk dan buang pada mobil. Pada prosesnya, sensor ini menggantikan vacum advencer pada mesin dengan sistem konvensional yakni yang akan mengatur timing pengapian berdasarkan beban yang diderita mesin.

Sensor ini sangat penting sehingga perlu kita mengetahui prinsip kerja sensor MAP. Dengan mengetahui cara kerja sensor MAP kita dapat memeriksa sensor MAP apabila mobil mengalami masalah berdasarkan tanda-tanda kerusakan sensor MAP yang dapat diketahui dengan mudah. Kerusakan sangat mungkin terjadi pada sensor MAP. Jika memang mengalami kerusakan, kita terlebih dahulu mencoba memperbaiki sensor MAP sebelum memutuskan untuk menggantinya dengan yang baru.

Sensor Tekanan Oli atau Oil Pressure Sensor

Sensor berikutnya yang ada pada mesin dengan sistem EFI adalah sensor tekanan oli atau oil pressure sensor. Apa guna sensor tekanan oli? Sensor ini memiliki fungsi untuk mendeteksi tekanan oli yang bekerja di dalam mesin. Mobil-mobil lama untuk mengukur tekanan oli digunakanlah oil level switch. Piranti ini akan mendeteksi tekanan oli dan akan mematikan mesin saat jumlah oli tidak mencukupi untuk melakukan pelumasan.

Sensor ini bekerja pada saat mesin beroperasi. Apabila tekanan oli di dalam mesin berkurang, maka sensor ini akan mengirimkan sinyal tanda peringatan ke pengemudi melalui indikator oli. Tetapi jika tekanan oli benar-benar mencapai batas yang tidak diizinkan dengan kata lain ‘drop’ maka mesin akan secara otomatis berhenti berputar.

Sensor Ketukan (Knock Sensor)

Di dalam mesin EFI juga terdapat sensor ketukan atau knock sensor. Apa fungsi dari sensor ini? Sensor ketukan berfungsi mendeteksi ketikan yang terjadi pada mesin. Ketukan biasanya akan muncul dari fenomena pembakaran bahan bakar dan udara yang tidak sempurna. Ketukan ini akan terasa hingga ke dinding silinder bahkan jika sangat parah maka dapat kita dengar juga.

Sensor ketukan biasanya menggunakan piezoelectric untuk menangkap ketukan yang terjadi. Tegangan yang dikeluarkan oleh piezoelectric akan dikirim ke control module untuk memperbaiki pengapian yang terjadi. Secara lengkap dapat Anda baca di Cara kerja sensor Knock.

Seperti halnya sensor-sensor yang lain, sensor ketukan juga dapat mengalami masalah hingga kerusakan. Tetapi, terdapat beberapa tanda kerusakan sensor ketukan. Ini dapat Anda jadikan panduan untuk tindakan selanjutnya apakah akan menggantinya atau tidak.

Sensor Oksigen

Sensor berikutnya adalah sensor oksigen. Seperti namanya jelas sensor ini berhubungan erat dengan oksigen. Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi kandungan oksigen yang ada di dalam gas buang. Jumlah kandungan oksigen di dalam gas buang mengindikasikan apakah pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar sesuai atau tidak. Oleh karena itu, sensor ini akan sangat membantu menghasilkan pembakaran yang sempurna. Lebih lanjut silahkan baca Cara Kerja Sensor Oksigen.

Dalam sebuah mobil dengan mesin EFI terdapat dua buah sensor oksigen. Meski demikian kerusakan sensor juga tidak dapat dihindari. Tetapi kita dapat mengenali tanda sensor oksigen rusak untuk selanjutnya mengambil tindakan apakah akan mengganti sensor tersebut atau tidak.

Sensor Temperatur Bahan Bakar (Fuel Temperature Sensor)

Sensor yang ada di mesin EFI selanjutnya adalah sensor temperatur bahan bakar atau dikenal dengan fuel temperatur sensor. Apa fungsi dari sensor temperatur bahan bakar? Sensor ini memiliki fungsi mendeteksi temperatur bahan bakar yang melewati jalur distribusi bahan bakar. Sensor ini biasanya hanya ada di mesin dengan bahan bakar diesel. Pada mesin diesel, temperatur bahan bakar sangat memengaruhi kinerja mesin. Sehingga pada mesin diesel, biasanya juga dilengkapi dengan sistem yang mampu mendinginkan bahan bakar.

Sensor Tekanan Bahan Bakar atau Fuel line pressure sensor

Sensor yang digunakan untuk mendeteksi putaran crankshaft untuk mengetahui rpm mesin adalah sensor
Sumber: CarTreatments

Sensor berikutnya adalah sensor tekanan bahan bakar atau disebut juga fuel line pressure sensor. Sensor ini berfungsi mendeteksi tekanan bahan bakar dalam sistem penyaluran bahan bakar. Sensor ini akan mengatur kerja pompa bahan bakar. Dengan adanya sensor ini diharapkan tekanan di dalam sistem bahan bakar tetap stabil dengan kata lain, tekanan tidak berlebih dan juga tidak ‘drop’.

Sensor Tekanan Refrigerant atau Refrigerant pressure sensor

Sensor selanjutnya yang ada di mesin EFI adalah sensor tekanan refrigerant atau refrigerant pressure sensor. Untuk diketahui bahwa dalam sistem AC mobil, refigerant merupakan cairan yang digunakan untuk menyerap panas yang memanfaatkan kompresor AC sebagai komponen penting sistem AC.

Sensor turbo boost

Sensor berikutnya adalah sensor turbo boost. Tetapi keberadaan sensor ini tidak pada semua mobil dengan mesin EFI melainkan hanya pada mesin EFI yang disertai dengan turbo with variable nozzle. Lalu apa gunanya sensor turbo boost?

Sensor ini memiliki fungsi untuk mendeteksi tekanan udara yang dikeluarkan oleh turbocharger. Tekanan yang dikeluarkan oleh turbocharger tidak boleh berkurang atau berlebih. Jika tekanan tidak standar tersebut muncul maka dapat mengakibatkan permasalahan pada performa mesin. Sensor ini mengatur tekanan intake manifold melalui boost pressure control atau VNT/VGT.

Sensor Tekanan Rail Bahan Bakar (Fuel Rail Pressure Sensor)

Sensor selanjutnya adalah sensor tekanan rail bahan bakar atau fuel rail pressure sensor. Sensor ini biasanya ada di mesin diesel dengan common rail. Sensor tekanan rail bahan bakar memiliki fungsi menentukan pompa tekanan tinggi untuk memompa agar tidak terjadi tekanan berlebih pada rail bahan bakar.

Sensor ini sangat penting untuk performa dan ketahanan beberapa komponen mesin diesel. Tekanan berlebih pada bahan bakar akan mengakibatkan kelebihan bahan bakar yang disemprotkan dan pembakaran menjadi tidak sempurna. Selain ini masalah kerusakan pada nozzle juga sangat mungkin akan terjadi lebih cepat dari normal. Sementara itu, tekanan yang terlalu lemah juga akan membuat kinerja mesin tidak optimal.

Sensor Tekanan Tangki Bahan Bakar

Sensor berikutnya masih berkaitan dengan bahan bakar yakni sensor tekanan tangki bahan bakar. Sensor ini terletak di dalam tangki bahan bakar. Keberadaan sensor ini adalah untuk mendeteksi tekanan bahan bakar yang ada di dalam tangki.

Tekanan di dalam tangki bahan bakar terjadi karena adanya uap bahan bakar. Selain itu goncangan saat mobil sedang berjalan juga mengakibatkan tekanan yang lain. Uap yang dihasilkan dari bahan bakar ini kemudian diolah menggunakan sistem carcoal canister.

Sensor Jumlah Bahan Bakar (Fuel level sensor)

Sensor yang berhubungan dengan bahan bakar mesin EFI adalah sensor jumlah bahan bakar atau fuel level sensor. Seperti nama yang disandangnya, sensor ini berfungsi untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang ada di dalam tangki bahan bakar. Data yang diperoleh dari sensor ini akan dikirim ke MID dengan fuel bar.

Sensor WTS (Water temperature Sensor)

Sensor berikutnya yang ada di mesin EFI adalah sensor WTS atau water temperatur sensor. Sensor ini sebenarnya memiliki nama lain yakni coolant temperatur sensor atau ECT. Sensor ini memiliki fungsi mendeteksi temperatur air pendingin. Temperatur air pendingin merepresentasikan temperatur mesin. Sensor WTS akan menjaga agar temperatur air pendingin tetap stabil sehingga mesin tidak mengalami overheat engine.

Data dari sensor WTS digunakan untuk menghidupkan cooling fan yang selanjutnya akan mendinginkan air di dalam radiator. Dalam satu mesin EFI biasanya terdapat dua buah sensor WTS, satu di sebelum radiator untuk mendeteksi temperatur air pendingin dari mesin dan satu di setelah radiator untuk mengoreksi temperatur air pendingin dari radiator.

Sensor Pedal Rem (Brake Pedal Sensor)

Selanjutnya ada sensor pedal rem atau brake pedal sensor. Sensor ini mendeteksi kondisi pedal rem yakni apakah pedal rem berada poisis terinjak atau tidak. Sensor pedal rem akan memberikan manfaat lebih pada mobil-mobil matic. Bahkan beberapa mobil menggunakan sensor pedal rem untuk menentukan mobil dapat distarter atau tidak.