Sedikit makan sedikit tidur sedikit bicara

Sejak didirikan sekitar tahun 1966 silam oleh Almarhum KH Marzoeqi, Pesantren Raudlatul Muta’allimien di Kelurahan Wonoasih Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo terus mengalami perkembangan. Dari awalnya hanya sebuah tempat berkumpul warga, kini pesantren tersebut tumbuh pesat.<>

Hingga kini, pesantren ini sudah memiliki lembaga pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Lengkapnya lembaga pendidikan di pesantren tersebut, membuat banyak santri dan murid berdatangan. Mereka tidak hanya dari dalam, tetapi juga dari luar Kota Probolinggo. Kini santri yang mondok sudah mencapai 30 santri dan ditambah 900-an anak yang menempuh pendidikan di lembaga dibawah naungan yayasan Raudlatul Muta’allimien.

Kiai Ibnu Athoillah saat ditemui di kediamannya di Jalan Mastrip Gg. Pesantren Kota Probolinggo mengaku, para remaja sekarang sudah jarang melakukan beberapa kebiasaan santri pada masa lalu, seperti sedikit tidur, sedikit makan dan juga banyak menghafal. “Saat ini kebiasaan tersebut sudah tidak lagi menjadi kebiasaan lama,” ungkapnya.

Untuk melestarikan budaya santri itu menurut Kiai Ibu Athoillah, pesantrennya saat ini menerapkan hanya dua kali makan. Hal itu untuk menambah daya pikir santri. Dan dengan cara seperti itu, para santrinya tersebut diharapkan bisa menajamkan mata batin dan tidak hanya kecerdasan pola pikir.

“Dengan seperti itu, para santri mudah menghafal dan juga kecerdasan emosionalnya akan semakin bertambah, bukan hanya kecerdasan pola pikir saja. Sehingga nantinya ada keseimbangan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual,” jelasnya.

Dikatakan Kiai Ibnu Athoillah, aturan tersebut diterapkan berdasarkan pengalamannya saat menyantri di Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo. Saat itu ia dan teman-temannya harus melakukan hal yang sama yang diterapkan di pesantren tersebut, yakni sedikit tidur, sedikit makan sehingga dengan demikian ia bisa lebih mudah untuk menghafal kitab dan juga menghafal pelajaran yang lainya.

”Karena dengan seperti itu saya bisa menghafal lebih mudah. Kegiatan itu saya terapkan hingga saat menjadi mahasiswa di IAIN Sunan Kali Jaga. Hasilnya pun sama, saya dengan mudah dapat menyerap ilmu yang diberikan,” terangnya.

Meski para santri yang berada di pesantern tersebut hanya diperbolehkan untuk makan dua hari, namun para orang tua tidak ada yang protes dengan kegiatan tersebut. “Tidak ada protes dari para wali santri. Rata-rata mereka memberikan dukungan atas kebijakan ini,” tambahnya.

Sementara saat disinggung mengapa sekitar ratusan murid yang berada di naungan yayasan tersebut tidak diwajibkan untuk mondok, ia mengatakan pendidikan itu bukan paksaan, akan tetapi pendidikan itu merupakan tawaran. “Pendidikan bukan paksaan sehingga para murid tidak diwajibkan untuk mondok disini,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Red:Anam)

Sedikit makan sedikit tidur sedikit bicara

BERAPA banyak manusia yang terjangkit penyakit, apalagi di masa yang serba instan seperti saat ini. Adapun penyakit tersebut bukan hanya penyakit fisik seperti diabetes atau demam berdarah, tetapi penyakit yang menghinggap di hati seperti iri dan dengki.

Sama berbahayanya dengan penyakit fisik, penyakit hati pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, semisal darah tinggi atau serangan jantung. Sayangnya banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan setiap harinya bisa membawa penyakit bagi tubuh kita.

Ternyata inilah tiga kebiasaan yang akan membawa penyakit, terutama penyakit hati:

Banyak makan

Banyak makan bisa menyebabkan banyak penyakit. Manusia dianjurkan untuk tidak terlalu kenyang, namun hanya sekedar makan untuk menegakkan punggungnya Jika tidak bisa, maka makanlah sepertiganya untuk makanan, sepertiganya untuk minuman, dan sepertiganya untuk napasnya.

Rasululloh SAW bersabda: ”Orang yang paling banyak kenyang di dunia adalah yang paling lama lapar di akhirat.” (HR Al Bazzar).

Al Imam Ash Shon’ani ra berkata: ”Hadits ini menunjukan atas tercelanya banyak makan dan kenyang karena menimbulkan berbagai penyakit dan memberatkan seseorang untuk melaksanakan ibadah.”

Dalam segi medis banyak makan bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit seperti kegemukan, kolesterol tinggi, mudah lupa atau pikun. Tidak sedikit manusia yang meninggal dunia akibat berlebihan mengonsumsi makanan.

Banyak bicara

Banyak bicara merupakan sikap berlebihan yang paling banyak terjadi dan paling besar pengaruhnya. Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Bukhari dalam al-Adab hadits (6018) dan Muslim hadits (47)).

Nabi Muhammad SAW sangat khawatir umatnya terkena bahaya lidah, Ia selalu memperingatkan kita agar selalu menjaga hal itu. Rasulullah SAW juga bersabda “Tidak ada yang melemparkan manusia ke neraka kecuali hasil yang dipetik dari lidah mereka.” (HR. Ibnu Majah dalam al-Fitan hadits (3973).

Abu Hatim bin Hibban ra berkata: “Di antara kesalahan paling besar yang dapat merusak kesehatan jiwa dan merusak kebagusan hati, adalah banyak bicara walaupun perkataaan tersebut boleh dibicarakan. Seseorang tidak akan bisa memiliki sifat diam kecuali dengan meninggalkan perkataan yang boleh untuk dibicarakan.” (Raudhat al-‘Uqala’ wa nazhat al-Fudlala’, Ibnu Hibban hal. 48)

Banyak tidur

Banyak tidur juga akan membawa penyakit. Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya agar tidur sesuai kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan.

Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam QS Adz-Szariyat : 17-18 yang artinya: “Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS Adz-Szariyat : 17-18).

Ternyata hal ini sudah teruji dengan penelitian dari Profesor Jim Horne dari Sleep Research Centre di University of Loughborough. Ia mengatakan dalam penelitiannya bahwa tidur lama justru lebih dapat mempersingkat masa hidup. Studi ini dilakukan kepada lebih dari satu juta orang. Terbukti mereka yang tidur lebih banyak lebih cepat alami kematian dibanding mereka yang tidur sedikit.

Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih bereksan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).” (QS Al Muzzamil : 1-7). []