Sebutkan tarian yang kalian ketahui yang berfungsi sebagai sarana pertunjukan

Hallo sobat, rumussoal.com kali ini akan menyampaikan materi tentang Fungsi Tari Sebagai Upacara adat dan keagamaan – lengkap dengan pengertian, tujuan dan manfaat, supaya mudah dipahami.

Tari Sebagai Upacara – adalah tarian yang memiliki kekuatan magis yang hanya digunakan untuk dalam mempengaruhi alam atau acara sakral lainya.

Untuk lebih jelasnya lansung saja simak pembahasn di bawak ini…?

Pengertian Tari Dalam Upacara

Tari dalam upacara adalah salah satu jenis dalam karya seni dengan melakukan berbai gerakan yang dapat memberikan hiburan kepada penonton, sehingga hal ini dapat di lakukan dalam sebuah konteks sarana upacara.

Yang kita ketahui bahwasanya pengertian dari Seni tari ialah seni yang dihasilkan dari gerakan, mimik wajah, dan tingkah laku seseorang pada saat menari, tarian yang diiringi oleh musik pengiring supaya gerakannya menarik dan enak untuk dipandang.

Pertunjukan tari walaupun tidak langsung sebenarnya sering lihat di berbagai pentas seni, Media massa contohnya seperti internet, televisi, majalah, koran atau VCD sering sekali menampilkan banyak pertunjukan seni.

Didalam berbagai acara juga, pertunjukan tari sering dipentaskan, misalnya pada acara pernikahan, Tarian didalam prosesi acara pernikahan awalnya ialah hanya sebuah kebiasaan saja.

Kebiasaan itu terdiri atas kegiatan bermaksud kemasyarakatan dengan aturan yang telah ditentukan dan dilakukan secara turun-temurun, disetujuai bersama sebagai bagian dari adat istiadat daerah masyarakat setempat.

Tarian ini yang sering kalian lihat adalah salah satu cabang dari serangkaian aktivitas seremonial dari upacara adat yang ada, contohnya pada saat menyambut datangnya kelahiran bayi, masa transisi remaja meranjak dewasa, khitanan [sunatan], pernikahan, atau juga upacara kematian.

Tarian tertentu saja juga sering ditampilkan dan dengan tujuan bermacam-macam seperti tarian pada pesta panen, tarian upacara meminta hujan, ataupun tarian lainnya yang terlihat seperti tarian yang menceritakan tentang kebergembiraan, tarian ini dapat dilakukan oleh siapa saja yang mau menarikannya.

Tarian tradisional tanpa kita disadari sudah menjalar didalam kehidupan bermasyarakat dan bisa juga untuk menjadi media bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan, tarian tradisional menjadi bagian antar komunitas yang berbeda-beda dan tanpa membedakan golongan, agama dan ras.

Secara garis besar bisa kita simpelkan bahwa tradisional Nusantara menurut fungsinya didalam kehidupan bermasyarakat dikelompokkan menjadi 3 bagian besar, yakni fungsi tari sebagai hiburan, berfungsi sebagai tari upacara, dan fungsi tari sebagai pertunjukan atau tontonan.

Baca Juga: Jenis Jenis Kerajinan

3 Jenis Fungsi Tari Sebagai Upacara

Dari pembahasan di atas maka kami juga akan menyampaikan beberapa jenis fungsi tari adalah.

  • Fungsi Tari Sebagai Upacara
  • Fungsi Tari sebagai Hibura
  • Fungsi Tari Sebagai Pertunjukkan.

Berikut beberapa jenis serta contoh tarian dalam sebuah pertunjukan diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Fungsi Tari Dalam Upacara Adat

Sebenarnya banyakberagam tarian yang tmelambangkantentang upacara yang kurang memenuhi kaidah pada tari, gerakan pada tari upacara sangatah bergantung kepada pikiran kita untuk bergerak tanpa harus mengindahkan segi estetika sebuah karya seni tari itu.

Terkadang para penari dalam tarian upacara sering melakukan gerakan yang disertai keadaan tidak sadaran diri [trance],hal initerjadi sebab ketika para penari itu mengungkapkan keinginannya yang ditonjolkan rasa keingginanya terkabul.

Dalam kesakralan tari upacara ini sudah berkurang di beberapa daerah yang ada diindonesia, tetapi pada beberapa daerah seperti Bali, meski sudah banyak tarian upacara yang berubah fungsinya, tari Bali kekal menjadi sebuah seni yang mempunyai nilai spiritualisme sebab tarian yang melekat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Satu hal yang paling penting adalah terhujidnya atau tersampaikannya keinginan para penari terhadap Tuhan mereka.

Baca Juga: Macam Macam Sulaman

2. Fungsi Tari Dalam Hiburan

Jenis tari hiburan terbagi dari berbeda fungsi dan bentuk tari upacara, gerak tubuh yang menjadi sumber ungkap tari, pada tarian yang sifatnya berfungsi sebagai tarian hiburan hadir ketika manusia memerlukan aktualisasi perasaan kegembiraan, kebahagian atau hasrat.

Dengan ini, gerakan yang terlahir spontan dari batin sipenari, gerakan yang berirama itu akan dilakukan supaya menghibur hati para penarinya itu sendiri, perasaan kegembiraan seperti ini mungkin bisa saja terjadi di sekitar di dalam keseharian saja ekspresi wajah jika gembira bisa merasakannya.

Didalam karya seni tari yang berfungsi sebagai hiburan dan mengunakan ekspresi sejenis itu diungkapkan tidak hanya pada saat mendapatkan perasaan senang saja kesedihan.

Bahkan juga tragedi, dapat diekspresikan melalui gerak-gerakan pada tari, tari hiburan ialah tarian yang merupakan ekspresi wajah kegembiraan seseorang penari dan keterlibatan emosi si penari ketika sedang menari sangat menghayati.

Geraknya tidak secara sengaja dibuat sedemikian rupa, namun benar-benar tercipta sebab perasaan gembira, faktor keindahan bukanlah hal yang sangat paling utama.

Jenis tari ini cenderung sangat dipergunakan pada acara-acara erayaan atau pertemuan sebagai cara pergaulan yang bersifat sosial, padas aat orang asing datang ke Indonesia atau feodalisme itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendah.

Baca Juga: Macam Macam Tari Tunggal

3. Fungsi Tari Dalam Pertunjukan

Tarian ini berfungsi sebagai tari persembahan memiliki perbedaan yang angat besar pada faktor keperluan pemainnya dan perbedaan pada tata cara menampilkan dibanding dengan tarian upacara atau tari hiburan saja.

Tarian upacara hidup sebab kebutuhan yang berhubungan langsung dengan spiritualisme manusia dan semua faktor pertimbangannya diperlihatkan pada 1 arah saja dan agar terjalin komunikasi yang baik dengan Yang Mahakuasa.

Walaupun penonton terlibat, namun tidak diperlukan aturan baku struktur persembahan dan membataskan gerak para penonton dan para pemain, kecuali jika pada praktiknya pemain dan penonton bergabung menjadi satu.

Kesatuan dengan emosional dan tetap berperilaku sesuai dengan adat istiadat dan norma yang ada dimasyarakat setempat, hal ini berbeda dengan tarian pertunjukan yang dibuat berdasarkan kaidah atau aturan-aturan yang ada pada seni untuk sebuah penampilan.

Beragam faktor yang harus memperhatikan pada cara memperlakukannya dan mempersiapkan seperti dibawah ini:

  • Cara menyajikannya
  • Penataan gerak
  • Penataan busana
  • Mempersiapkan sebuah pertunjukan
  • Penataan iringan
  • Tempat sajian [panggung]
  • Setting panggung
  • Segi artistik sebuah tempat sajian
  • Cara memublikasikannya
  • Seluruh materi pendukung

Sekian sobat pembahasan dari rumussoal.com materi tentang, Fungsi Tari Sebagai Upacara, semoga materi yang singkat ini mudah dipahami dan bermanfaat, sekian dan terima kasih.

Baca Artikel lainnya:

Tarian yang berfungsi sebagai tari upacara adalah tarian yang bertujuan untuk ritualisme tanpa mengindahkan keindahan dan materi duniawi. Tari yang dilihat pada upacara keagamaan atau kemasyarakatan dikategorikan sebagai tari yang berfungsi sebagai tari upacara. Satu hal yang terpenting adalah tercapainya atau tersampaikannya keinginan mereka terhadap Tuhan mereka.

Macam-macam tari upacara adat diantaranya yaitu tari upacara ritual dan tari pada kegiatan masyarakat yang bersifat sakral:

a. Tari Upacara Ritual [Upacara Keagamaan]

    Contoh tari upacara ritual yaitu:

Di provinsi Bali masih terdapat Tari Sang Hyang Jaran yang hingga kini masih dilakukan sebagai tari upacara untuk mengusir roh jahat. Penari meliuk­liukkan tubuhnya dan bergerak seperti menunggang kuda dengan menggunakan kuda yang terbuat dari bambu. Kemudian, penari bergulingan di atas bara api, tetapi tubuhnya tidak terbakar. Gerakan tubuhnya bergerak bebas karena dalam keadaan tidak sadar. Gerakan ini dilakukan spontan mengikuti keinginan hati tanpa didasarkan kaidah seni, tetapi menunjukkan gerakan ritmis yang tak disadarinya.

    Tarian lain yang merupakan salah satu peninggalan zaman prasejarah, yaitu Jatilan. Tari ini merupakan tarian dari daerah Borobudur yang sangat dekat dengan upacara ritual memanggil roh binatang totem sebagai bala keselamatan dari roh jahat. Ritual ini dianggap dapat menyucikan jiwa. Kadang­kadang pemainnya melakukan adegan yang pada kehidupan nyata sangat mustahil dilakukan. Mereka tidak terluka ketika menginjak bara api, memakan pecahan kaca, memecahkan kelapa dengan kepala tanpa merasa sakit atau terluka. Hal tersebut dilakukan pada saat ndadi atau trance [Bali: kerawuhan, kesurupan, masuknya roh halus ke dalam tubuh] sebagai perwujudan bahwa roh ‘hadir’ dan menunjukkan kekuatannya kepada masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan karena mereka menari dengan gerakan spontan.     Tari upacara yang berfungsi sebagai media sarana upacara ritual keagamaan dilakukan masyarakat melalui serangkaian upacara adat yang bertujuan melindungi masyarakat dari bencana, kejahatan, serta sebagai ungkapan permohonan agar maksud dan keinginannya terkabul. Pada zaman primitif sebelum masuknya agama ke Indonesia, tari menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan spiritualisme masyarakat Indonesia.

Tari Upacara Ritual dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1] Tari Upacara Ritual yang Bersifat Sakral

    Tarian jenis ini merupakan tarian suci dan keramat [sakral]. Salah satu contoh tari upacara ritual yang bersifat sakral adalah Tari Ngalage. Seperti pada upacara perayaan panen padi di Jawa barat, Tari Ngalage merupakan tarian sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Dewi Padi Pohaci Sang Hyang Sri. Dalam upacara tersebut, setumpuk padi diarak ke balai desa. Iring­ iringan tadi didahului penari pembawa umbulumbul warna­warni. Iringan yang terdepan adalah umbulumbul terutama menggunakan warna merah putih sebagai lambang dua sisi sifat yang berlawanan, yaitu baik buruk, susah senang, dan dunia akhirat. Iring­-iringan tersebut terdiri atas para pemikul padi dari bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan suara yang makin lama makin ramai dan membuat semangat iring­iringan karena umumnya jarak ke balai desa lumayan jauh. Di belakang barisan pemikul padi tersebut, ada lagi rombongan yang membawa alat­-alat pertanian dan pembawa angklung serta alat tabuh dog­dog lojor. Kemudian, angklung serta dogdog lojor itu dibunyikan pada tempat-­tempat tertentu di sepanjang perjalanan mereka. Setelah tiba di balai desa, barulah mereka mempertunjukkan kemahiran menari sambil memainkan empat buah dogdog dan sembilan buah angklung.

    Tari Rokatenda dari Flores juga menunjukkan ekspresi ungkapan rasa syukur karena hasil panen yang melimpah ruah. Tari ini dibawakan oleh penari muda­mudi daerah Ende, Flores, dan Nusa Tenggara Timur. Tari Mon dari Irian Jaya juga merupakan tari upacara ritual yang bersifat sakral. Tarian tersebut dibawakan oleh penari wanita yang duduk melingkari pohon tempat arwah. Mereka dilingkari oleh para penari pria dengan posisi berdiri. Tarian ini merupakan tarian pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
Contoh Tari Upacara Ritual yang Bersifat Sakral yaitu: Tari Ngalage, Tari Rokatenda, dan Tari Mon.

2] Tari Upacara Ritual yang Bersifat Magis

    Tarian ini berhubungan dengan hal­-hal gaib [magis]. Salah satu contoh tarian upacara yang bersifat magis adalah Tari Sang Hyang Jaran dari Bali. Tarian ini sebagai ungkapan permohonan keselamatan, yang mengandung unsur magis dengan menginjak­injak bara api, membawa simbol kuda dibuat dari jerami, dan penari bergerak kerawuhan/trance. Dipercaya kekuatan magis menjadi faktor penguat hubungan komunikasi dengan sang Dewa. Tari Sang Hyang adalah tari upacara keagamaan sebagai cara manusia membentengi dirinya dan menolak bahaya dari alam atau faktor lain. Pembawaan penari tidak sadarkan diri memang menjadi dominan dalam tari sejenis. Dalam keadaan trance, penari mempunyai kekuatan dan kemahiran di luar kemampuan manusia pada umumnya. Kesempatan inilah yang digunakan untuk meminta sesuatu kepada Sang Hyang sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat Bali.

    Contoh tarian lainnya yaitu Tari Warung Kelumbut dari Sumba Timur. Tari ini merupakan perwujudan kepercayaan kepada binatang totem oleh masyarakat setempat. Masyarakat Kecamatan Merabu menarikan tarian ritual magis ini dengan meniru binatang totemnya. Masyarakat percaya bahwa manusia dan binatang dapat hidup berdampingan sehingga ada persatuan yang bersifat mistis yang dapat menjaga satu sama lain, tidak saling merusak dan mengganggu. Jika terjadi persatuan mistis, manusia akan kerasukan atau tak sadar diri.

    Tari Sintren merupakan tarian bersifat magis yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tari ini menampilkan seorang penari yang sekujur tubuhnya diikat tali, kemudian ditutup kurungan ayam yang ditutupi kain. Hanya dalam beberapa saat ketika kurungan ayam dibuka, penari tadi dapat melepaskan diri dari ikatan. Kemudian, ia menari dalam keadaan tidak sadarkan diri. Selama tarian berlangsung, penari akan terkulai lemas apabila penonton melempari uang logam ke arahnya.

    Tarian lain ini bersifat magis, tetapi bukan merupakan tarian upacara keagamaan. Tarian yang bersifat magis lain, misalnya Tari Kuda Kepang dan Tari Piring. Pada bagian tertentu dalam Tari Piring, penari menginjak piring menjadi pecahan kecil.

Contoh Tari Upacara Ritual yang Bersifat Magis yaitu: Tari Sang Hyang Jaran, Tari Warung Kelumbut, Tari Sintren.

b. Tari Upacara pada Kegiatan Kemasyarakatan yang Bersifat Sakral

Contoh tarian jenis ini, yaitu:
  1. Tari ritual perkawinan adat Mentawai, Sumatra Barat.
  2. Tari Ngarot dari Cirebon, yaitu tarian yang diselenggarakan untuk mempertemukan pemuda dan pemudi di daerah dan antardaerah sebagai bentuk hubungan interaksi sosial yang mengandung unsur sakral.
  3. Upacara sebagai permohonan restu untuk membangun rumah yang diungkapkan dengan Tari Seru Kajo Noo Gawi oleh masyarakat Flores.
  4. Tari Kabokang dari Sumbawa sebagai bentuk menyambut kelahiran bayi.
  5. Tari Wolane dari Maluku menyambut kelahiran bayi.
  6. Tari Kanja, yaitu Tari Perang. Anehnya, tarian ini dipertunjukkan pada upacara Maulid Nabi Muhammad Saw dan menyambut pahlawan perang.

Ciri-Ciri Tari yang Berfungsi Tarian Upacara


    Dari uraian tersebut, dapat ditemukan ciri­-ciri tari yang berfungsi sebagai tarian upacara, yaitu sebagai berikut:

  1. Dilakukan pada kegiatan ritual keagamaan yang bersifat sakral dan magis serta pada kegiatan kemasyarakatan yang bersifat sakral.
  2. Gerakannya sangat sederhana karena gerak merupakan ungkapan spontan sebagai ungkapan dalam menjembatani kehendak jiwa para penarinya.
  3. Gerakannya monoton dan banyak pengulangan.
  4. Perwujudan sajian tari [waktu, aturan] erat dengan tujuan penyelenggaraannya.
  5. Musik terdengar monoton.
  6. Menggunakan alat musik sederhana dan seadanya.
  7. Penyajiannya tidak menyentuh segi artistik.
  8. Inti dari gerak tari ini adalah terkabul atau tersampaikannya tujuan.

Keberadaan jenis tari yang berfungsi sebagai tarian upacara sangat sulit untuk diikuti keberlangsungannya. Ada perbedaan yang menonjol dibanding antusiasme masyarakat wilayah barat Nusantara yang cenderung kurang peduli, sedikit menganggap tradisonal adalah ortodoks, sebagai pengaruh budaya kekinian yang metropolis. Namun, di wilayah timur Indonesia, tari tradisional masih lekat dalam kehidupan. Masyarakat menempatkan adat istiadat membaur dengan kebutuhan dan pola hidup mereka. Lambat laun, dalam kurun waktu yang lama menjadi sebuah tradisi yang memiliki nilai seni yang tinggi. 

Mari kita coba untuk menelaah tabel contoh tari upacara berikut. Tabel ini menunjukkan segala hal yang berkaitan dengan Tari Wor dari Papua.


Sebenarnya banyak tarian yang termasuk ke dalam tari upacara yang kurang begitu memenuhi kaidah tari. Gerak pada tari upacara sangat bergantung kepada naluri untuk bergerak tanpa mengindahkan segi estetika sebuah karya seni tari. Kadang-kadang para penari dalam tarian upacara melakukan gerakan disertai keadaan tidak sadar [trance]. Hal tersebut terjadi karena ketika para penari mengungkapkan keinginan yang ditujukan untuk Yang Mahakuasa atau Yang Didewakan, atau Yang Tertinggi Penguasa Alam, ia bergerak dengan segenap rasa dengan satu tujuan agar permohonannya terkabul.

    Orang yang sedang menari pada upacara keagamaan merupakan perwujudan ungkapan seluruh daya hidupnya terhadap yang dianggap Tuhan, seperti pohon, patung, atau roh halus. Dengan paparan tersebut, kita telah menemukan satu kata bantu dalam menemukan dan mengingatkan kembali pemahaman tari, yaitu ekspresi. Ekspresi adalah ungkapan jiwa terdalam dalam wujud fisik sebuah ungkapan, bisa berbentuk gerak, coretan, senandung, dan lain-­lain.

    Melalui serangkaian upacara adat pada zaman sebelum masuknya agama ke Indonesia, tari menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritualisme masyarakat Indonesia. Lambat laun, kesakralan tari upacara ini telah berkurang di beberapa daerah. Namun, di beberapa daerah lain, seperti Bali, meskipun sudah banyak tari upacara yang berubah fungsi, tari Bali tetap menjadi sebuah seni yang memiliki nilai spiritualisme karena tari melekat dalam kehidupan sehari­hari masyarakatnya.

    Tari lahir sebagian besar disebabkan kebutuhan akan adanya media dalam menyampaikan keinginan kepada sesuatu yang dianggap Tuhan oleh manusia. Salah satu cara berkomunikasi tertua dengan alam yang mengandung unsur tari adalah penyelenggaraan upacara keagamaan. Upacara tersebut dilakukan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari adat istiadat mereka. Perwujudan permohonan dan komunikasi adalah dengan membaca mantra diiringi gerakan­gerakan tubuh yang lahir secara spontan sebagai ungkapan kegembiraan atau rasa syukur, juga sebagai permohonan atas doa. Lambat laun, hal tersebut menjadi sebuah tradisi.

Video yang berhubungan