Sebutkan beberapa peristiwa yang menunjukkan bahwa Allah maha kuasa

Allah SWT memiliki rasa sayang tak terbatas pada hamba-Nya.

alifmusic.net

Zikir dan munajat kepada Allah (ilustrasi).

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Seringkali kita berputus asa dari rahmat Allah SWT. Persoalan yang kerap kita hadapi lantas kemudian membuat gampang sekali menghukumi Allah SWT tidak adil dan sebagainya. Seringkali juga kita merasa jauh dari prasangka baik terhadap Allah SWT. Padahal, sebaliknya, cinta Allah SWT pada hamba-Nya tidaklah terbatas. 

Baca Juga

Cinta Allah itu adalah cinta yang tidak terbatas. Hakikat dan besarnya tidak bisa dipersamakan dengan kasih sayang siapa pun. Allah SWT berfirman, ''Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu.'' (QS al-A'raf [7]: 156). 

Untuk memberikan gambaran kepada umat tentang kasih sayang Allah, Rasulullah mengibaratkan kalau kasih sayang Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta Allah. Ada beberapa bukti nyata-dari banyak bukti-tentang besarnya cinta Allah kepada manusia.

Nikmat Alquran

Bukti cinta yang pertama adalah diturunkannya Alquran. Allah SWT, tidak membiarkan kita kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan Alquran sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih bahagia di dunia dan akhirat. Firman-Nya, ''Kitab ini tidak ada keraguan padanya; (merupakan) petunjuk bagi mereka yang bertakwa.'' (QS al-Baqarah [2] : 2).

Dalam ayat lain difirmankan pula, ''Sebenarnya Alquran itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; agar mereka mendapat petunjuk.'' (QS as-Sajdah [32]: 3).

Dr Quraish Shihab mencatat ada tiga petunjuk penting yang diberikan Alquran. Pertama, petunjuk akidah yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian hari pembalasan. 

Kedua, petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan moral, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun sosial. Ketiga, petunjuk mengenai syariat dan hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.

Mengutus para rasul

Secara fitrah, setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk memenuhi kebutuhan itulah, Allah mengutus para Rasul. Dalam QS al-An'am [6] ayat 48, Allah SWT berfirman, ''Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.''

Inilah bukti kecintaan Allah yang kedua. Dia tidak membiarkan manusia berjalan "sendirian". Dia mengaruniakan "teman terbaik" yang akan menemani manusia menuju jalan kebahagiaan, mengenalkan manusia kepada Tuhannya, sekaligus menjadi model manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Firman-Nya, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS al- Ahzab [33]: 21).

Kita yang hidup tidak sezaman dengan Rasulullah SAW, dapat membuka warisannya berupa hadis dan sunah. Di dalamnya terdapat penjelasan yang rinci tentang semua ajaran Allah. Ajaran yang berisi tentang petunjuk menjalin hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan dengan manusia (hablum minannas). Di dalamnya kita juga mendapati gambaran karakter mulia Rasulullah SAW sebagai teladan paling baik.

Sebutkan beberapa peristiwa yang menunjukkan bahwa Allah maha kuasa

Planet luar angkasa.

Diciptakannya alam semesta

Allah SWT tidaklah menciptakan alam semesta tanpa maksud. Dia menjadikan semua yang ada di bumi dan di langit untuk memenuhi kebutuhan manusia. Difirmankan, Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, kemudian Dia menuju langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS al-Baqarah [2]: 29).

Seluruh potensi yang ada di dalam dan permukaan bumi dihamparkan untuk diambil manfaatnya oleh manusia. Tidak ada satu pun makhluk di alam ini yang tidak bermanfaat. Nyamuk misalnya. Walaupun menganggu, nyamuk dapat membangkitkan kreativitas manusia, obat nyamuk contohnya. Dengan adanya nyamuk, banyak orang yang tercukupi ekonominya.

Allah telah menciptakan alam dengan sangat sempurna, sehingga manusia dapat hidup di dalamnya dengan nyaman. Semuanya telah ditata dengan akurat. Perjalanan siang dan malam, rantai makanan antara makhluk hidup sampai pada lingkungan tempat ia hidup, semuanya telah diatur dengan hukum-Nya.

Luasnya ampunan Allah

Bukti keempat adalah luasnya ampunan Allah SWT. Sebanyak apa pun dosa manusia, Allah pasti akan mengampuni, asalkan ia betul-betul bertobat. Allah SWT telah berjanji dalam Alquran, ''Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.'' (QS Hud [11]: 3)

Tangan Allah terbuka setiap saat bagi orang yang mau bertobat. Rasulullah SAW bersabda, "Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat keburukan di siang hari bertobat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertobat. (Ini akan terus berlaku) hingga matahari terbit dari arah Barat (HR Muslim).

Dia akan mengampuni semua dosa, sekalipun dosanya sepenuh isi bumi, "Wahai manusia, sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa seisi bumi kemudian kamu bertemu Aku dengan dalam kedaan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan membawa ampunan seisi bumi pula," demikian bunyi sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.

Sebutkan beberapa peristiwa yang menunjukkan bahwa Allah maha kuasa

Seorang jamaah melaksanakan Shalat sunah didalam masjid Jammi Annawier, Pekojan, Jakarta Barat, Selasa (13/3). (Republika/Agung Supriyanto)

Memberikan rezeki

Allah adalah al-Razzaq, Dzat Mahapemberi Rezeki. Setiap makhluk diberi-Nya rezeki agar mereka dapat hidup dan beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk yang tidak diberi rezeki, termasuk manusia. Firman-Nya, Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)'. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah sebaik-baik pemberi rezeki.'' (QS Saba [34]: 39).

Demikian pula makhluk yang lain. ''Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).'' (QS Hud [11]: 6)

Inilah tanda bukti cinta Allah yang kelima. Setiap kita telah diberi bagian rezeki. Yang perlu dilakukan adalah ikhtiar menjemput rezeki itu. Allah memberi kasih sayang-Nya yang tak terbatas agar kita bersyukur. Dan syukur yang paling utama adalah mengabdi dengan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun.  

  • Allah
  • Allah sayang manusia
  • bukti sayang Allah
  • bukti cinta Allah

Sebutkan beberapa peristiwa yang menunjukkan bahwa Allah maha kuasa

sumber : Harian Republika

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Jakarta -

Al Muqtadir artinya Maha Berkuasa dan Maha Menentukan. Artinya, Allah SWT memiliki sifat berkuasa dalam menentukan semua kehendakNya sebagaimana yang dilansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI SD karya Kementerian Agama (Kemenag).

Nama ini merupakan salah satu nama baik Allah SWT atau Asmaul Husna yang termasuk urutan ke-70 dari 99 namaNya. Bukti dari firmanNya yang mengungkapkan bahwa Allah SWT benar-benar memiliki sifat Al Muqtadir dapat disimak dalam surat Al Qamar ayat 42 yang berbunyi,

كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كُلِّهَا فَأَخَذْنَاهُمْ أَخْذَ عَزِيزٍ مُقْتَدِرٍ

Artinya: "Mereka mendustakan mukjizat-mukjizat Kami semuanya, maka Kami azab mereka dengan azab dari Yang Mahaperkasa, Mahakuasa."

Menurut tafsir Al Quran Kemenag, ayat ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT pada hamba-hambaNya. Terbukti dari ayat di atas, Allah SWT dengan sifat Al Muqtadir yang artinya Maha Menentukan dapat menurunkan azab hingga balasan surga bagi makhluk ciptaanNya.

Al Muqtadir Artinya Maha Beruasa atau Menentukan

Secara lughawi, Al Muqtadir tersusun dari kata dasar qadara yang bermakna kuasa, mampu, dan menentukan. Dikutip dari Digital Library UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, bila dirangkai dengan kata yang lain, kata ini memiliki konotasi yang lebih luas lagi.

Isim fa'il dari qadara ini menjadi penyusun Asmaul Husna lainnya yakni Al Qadir. Al Qadir memiliki makna yang tidak jauh berbeda dengan Al Muqtadir yaitu Maha Kuasa. Namun, kata Al Muqtadir memiliki makna yang lebih kuat dan mendalam dibandingkan dari Al Qadir.

Meskipun Allah memiliki sifat Al Muqtadir Yang Maha Menentukan, manusia dengan karunia yang telah diberikan karuniaNya masing-masing tetap diwajibkan untuk berusaha. Tidak semata-mata hanya menerima takdirNya.

Allah SWT berfirman dalam surat An Najm ayat 39-40,

(39) وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
(40) وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ

Artinya: "dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),"

Manusia yang beriman kepada Asmaul Husan Al Muqtadir akan menyadari bahwa dalam kehidupan dunia ini akan banyak peristiwa yang terjadi, perubahan atas keadaan hidup, dan manusia akan melalui berbagai proses sebagai ketentuan Allah.

Sebab itu, hasil akhir dari segala sesuatu sebaikna diserahkan kepada ketentuan Allah bila telah melakukan upaya terbaik. Umat muslim wajib meyakini bahwa Allah Maha Kuasa dalam membuat ketentuan yang terbaik bagi manusia.

Meneladani Sifat Al Muqtadir yang Artinya Maha Berkuasa

Melansir dari 99 Kisah Asmaul Husna untuk Membangun Karakter Anak karya Syafi'ie el-Bantanie, meneladani nama dan sifat Allah Al Muqtadir artinya kita dituntut untuk menggunakan kekuasaan yang kita miliki untuk berbuat kebaikan. Misalnya, ketika mendapat kepercayaan menjadi ketua kelas. Siswa dapat menggunakan kekuasaan itu untuk mengatur teman-teman sekelas agar kegiatan belajar mengajar berjalan tertib dan lancar.

Salah satu kisah yang bisa diteladani adalah kisah khalifah kelima dari kekalifahan Abbasiyah Harun Ar Rasyid. Ia adalah seorang pemimpin yang cinta dengan ilmu pengetahuan. Selama masa pemerintahannya, Khalifah Harun Ar Rasyid memerintahkan aparat negara untuk membangun perpusatakaan yang diberi nama Baitul Hikmah.

Perpustakaan itu memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu. Khalifah Harun Ar Rasyid berhasil memanfaatkan kekuasaannya untuk kebaikan banyak orang.

Nah, itu dia penjelasan tentang Al Muqtadir yang artinya Maha Berkuasa atau Maha Menentukan. Semoga penjelasan ini bisa dipahami ya, Sahabat Hikmah. Selamat belajar.

Simak Video "Viral Video Bapak Gendong Anak, Bahagia Putranya Hafal Al-Qur'an"



(rah/erd)