Sebutkan adab tata cara bertanya yang benar

Etika berkirim pesan WhatsApp dan sosial media lainnya. Semangat sukses anak-anakku siswa-siswi SMK Telkom Terpadu AKN Marzuqi. Kali ini kami akan berbagi etika atau sopan santun dalam menggunakan sosial media seperti WA, Fb, IG, email, dan lainnya kepada guru atau HRD sebuah perusahaan.

Beranjak dari kepedulian kami kepada pesan yang kami terima dari kalian para siswa, dengan ini kami menyampaikan tata cara beretika ketika mengirimkan pesan kepada Guru / Kepala Sekolah / HRD / Manager, atau lainnya:

Sebutkan adab tata cara bertanya yang benar
Cara Berikirim WhatsApp kepada Guru / HRD

Etika Berkirim Pesan:

Sekarang kita perhatikan percakapan singkat seorang pelamar kerja dengan seorang HRD berikut ini (untuk alasan privasi nomor handphone sudah di crop):

Sebutkan adab tata cara bertanya yang benar

Pada percakapan di atas, terlihat seorang pelamar kerja berkirim WhatsApp kepada HRD (Human Resource Deveploment), sang pelamar mengawalinya dengan huru “P” entah apa itu artinya. Langsung saja spontan sang HRD yang terbiasa dan mungkin berpengalaman membalas pemalar kerja langsung menolak. Kenapa di tolak? Karena sikap atau attitude atau tata cara beretika itu lebih penting dari pada kecerdasan.

Jadi contoh di atas adalah contoh yang tidak baik dan harus ditinggalkan. Lalu seperti apa sih mengirimkan pesan baik itu WA, email atau lainnya yang baik? Okay ikuti syarat-syarat berikut ini:

Perkirakan waktu mengirim pesan.

Baik itu email atau Whatsapp, perhatikan kapan waktu kamu mengirim pesan. Usahakan untuk mengirim pesan saat jam kerja saja atau paling tidak dibawah jam 8 malam. Pahami bahwa guru / HRD juga perlu waktu istirahat tanpa dihantui pesan-pesan singkat seputar pekerjaan.

Ucapkan salam

Mulai pesan dengan salam pembuka. Assalmu’alaikum, selamat pagi/siang/sore/malam, Pak/Bu. Sesuaikan saja dengan waktu kamu mengirim pesan.

Sebutkan nama

Kamu itu siapa, nduk – le? Jadi guru kemungkinan kesulitan mengingat nama-nama siswa-siswinya. Jadi sebutkan nama, kelas, dan jurusan.

Minta maaf

Ucapkan maaf karena sudah mengganggu waktu guru / HRD tersebut dengan permohonan atau kepentinganmu.

Jelaskan keperluanmu

Setelah tahap-tahap di atas, barulah kamu bisa menjelaskan tujuan kamu menghubungi guru / HRD. Gunakan kata-kata yang umum saja, hindari kosa kata gaul yang mungkin hanya teman-teman setongkrongan yang tahu.

Tutup dengan ucapan terima kasih.

Tentunya jangan lupa menutup pesan dengan terima kasih atas waktu sang guru/ HRD yang sudah sudi membaca pesan kamu.

Contoh Pesan yang Baik

Kalau keenam tips itu kamu amalkan, hasil jadinya adalah ini:

“Asslamualaikum. Selamat pagi, Pak, maaf mengganggu. Saya Nun, siswi kelas XII TKJ. Saya mau bertanya untuk menambahkan foto profil di Classroom itu bagaimana caranya? Terima kasih sebelumnya.”

Atau kalau mau bertanya tempat magang seperti pesan tadi, kamu akan berhubungan dengan orang HRD. Tambahkan keterangan dari mana kamu dapat nomor handphonenya bila perlu:

“Assalamu’alaikum, Selamat pagi, Pak, maaf mengganggu. Saya melihat lowongan pekerjaan di sebuah situs penyedia lowongan kerja. Saya mau menanyakan apakah masih ada lowongan? Terima kasih sebelumnya.”

Nggak sulit, kan? Yuk, biasakan tata krama dalam mengirim pesan singkat!

Belajar Attitude dari Hal-Hal Kecil –a Thread–

  1. Jangan menelpon seseorang lebih dari dua kali secara terus menerus. Jika mereka tidak mengangkat telepon anda, itu berarti mereka memiliki sesuatu yang lebih penting untuk diperhatikan.
  2. Ketika seorang menjatuhkan sesuatu di lantai secara tidak sengaja atau menjatuhkan makanan dari piring atau tidak tahu bagaimana menggunakan pisau/garpu, jangan menatap mereka.
  3. Selalu lewati menggunakan wastafel yg sedang digunakan dan jangan berdiri di sampingnya. Itu membuat gelisah bagi orang yg ada di situ.
  4. Kembalikan uang yang telah anda pinjam bahkan sebelum orang lain ingat meminjamkannya kepada anda. Baik itu 1 rupiah atau 100.000 rupiah. Ini menunjukkan integritas dan karakter anda. Sama halnya dengan payung, pena, dan kotak makan siang.
  5. Jangan pernah memesan hidangan mahal ketika seseorang mentraktir anda untuk makan siang/makan malam. Jika mungkin minta mereka untuk memesan makanan pilihan mereka untuk anda.
  6. Jangan mengajukan pertanyaan canggung seperti “oh jadi kamu belum menikah?” Atau “apakah kamu tidak membeli rumah?” Demi Tuhan, itu bukan masalahmu.
  7. Selalu buka pintu untuk orang yang datang di belakang anda. Tidak masalah apakah itu laki-laki atau perempuan. Anda tidak menjadi kecil dengan memperlakukan seseorang dengan baik di depan umum.
  8. Jika anda naik taksi (transportasi lain) dengan seorang teman, dan ia membayar sekarang, anda membayar lain kali.
  9. Hormati pendapat politik yang berbeda.
  10. Jangan pernah menyela pembicaraan orang.
  11. Jika anda menggoda seseorang, dan sepertinya mereka tidak menikmatinya, hentikan dan jangan pernah melakukannya lagi.
  12. Ucapkan, “Terima kasih” ketika seseorang membantu anda atau ketika anda membayar sesuatu kepada penjual.
  13. Puji di depan umum. Mengkritik secara pribadi.
  14. Hampir tdk pernah ada alasan untuk mengomentari berat badan seseorang. Katakan saja, “kamu terlihat luar biasa”. Jika mereka ingin berbicara tentang menurunkan berat badan, mereka akan melakukannya sebelum anda berkomentar.
  15. Jika anda mendapatkan penerbangan panjang atau naik kereta api, mandilah sebelumnya. Orang di sebelah anda akan menghargainya.
  16. Ketika seseorang menunjukkan foto pada ponselnya kepada anda, jangan geser ke kiri atau kanan. Anda tidak pernah tau apa selanjutnya.
  17. Perlakukan petugas pembersih/OB dengan rasa hormat yang sama seperti anda memperlakukan CEO. Tidak ada yang akan terkesan oleh betapa kasarnya anda memperlakukan seseorang di bawah anda, tetapi orang-orang akan memperhatikan jika anda memperlakukan mereka dengan hormat.
  18. Jika seseorang berbicara langsung kepada anda dan anda malah menatap HP maka anda tidak sopan.
  19. Jangan pernah memberi saran sampai anda diminta.
  20. Jangan membuat rencana di depan mereka yang tidak anda libatkan.
  21. Jangan berbicara dengan seseorang jika mereka sedang menggunakan headset.
  22. Ketika bertemu seseorang setelah waktu yang lama, kecuali mereka ingin membicarakannya, jangan tanya umur dan gajinya.
  23. Ketika seorang temen/kolega menawarkan anda makanan, anda bisa dengan sopan mengatakan TIDAK. Tapi, jangan lakukan ini setelah mencicipi atau menciumnya. Ini merupakan penghinaan bagi orang yang telah menawarkannya kepada anda.
  24. Ketika seseorang mulai berbicara tentang penyakitnya, jangan mulai membicarakan penyakit anda.
  25. Saat seseorang yang anda kenal memiliki perubahan penampilan yang jelas, mis., kenaikan/penurunan berat badan, titik botak, jerawat, jangan pernah mengomentarinya sampai mereka membicarakannya dengan anda. Mereka sudah tahu apa yang terjadi pada mereka.
  26. Pikirkan urusan anda sendiri kecuali jika ada sesuatu yang melibatkan anda secara lansung. Jangan ikut campur. Terakhir:
  27. Jangan menyamakan kekuatan orang lain dalam menghadapi suatu masalah dengan kekuatanmu, jelas berbeda.

Jakarta -

Dalam Islam, segala sesuatu diatur dan memiliki adabnya masing-masing, bahkan dalam kegiatan makan dan minum. Adab makan dan minum bukan hanya sekedar aturan, tetapi juga sebagai bentuk ibadah jika dikerjakan dengan niat yang baik.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adab memiliki pengertian kehalusan dan kebaikan budi pekerti. Adab juga dapat diartikan sebagai akhlak dan kesopanan.

Bahkan, adab makan dan minum yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW memiliki dampak positif bagi kesehatan. Lalu, bagaimana adab makan dan minum sesuai ajaran Rasulullah SAW? Simak penjelasannya di bawah ini.

Adab makan dan minum sesuai ajaran Rasulullah SAW yang pertama yaitu melafalkan basmalah sebelum makan dan minum. Pengucapan basmalah ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena merupakan satu bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan.

Berdasarkan buku Mukjizat Makanan dan Minuman Kesukaan Rasulullah SAW yang disusun oleh Mochammad Syahrowi Yazid, dalam sebuah riwayat, Abu Hafs Umar Bin Abu Salamah berkata:

"Ketika aku berada dalam bimbingan Rasulullah SAW, pernah suatu kali tanganku bergerak di atas piring ke segala arah, hingga Rasulullah pun berkata kepadaku, 'Wahai anak laki-laki, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah dari makanan yang dekat denganmu,' Maka, demikianlah cara makanku sejak saat itu." (HR Bukhari dan Muslim).

2. Menggunakan Tangan Kanan

Adab makan dan minum dengan tangan kanan mungkin sudah umum diketahui, sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk makan dengan tangan kanan. Nabi Muhammad SAW dikenal suka melakukan kegiatan apapun dengan tangan kanan.

Dari Abdullah Bin Umar, Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan minum dengan tangan kanannya. Sesungguhnya, setan makan dan minum dengan tangan kirinya." (HR Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad).

Selain menggunakan tangan kanan, Rasulullah SAW juga menganjurkan kita untuk makan dengan tiga jari lalu menjilatinya sebelum dibersihkan. Jika ada satu suap makanan terjatuh dari tangan, beliau tidak akan meninggalkannya melainkan membersihkan dan memakannya.

"Jika satu suap makanan salah seorang di antara kalian jatuh, maka ambillah, lalu bersihkan kotorannya, jangan biarkan untuk setan. Jangan membersihkan tangannya dengan sapu tangan, namun jilatlah jari-jarinya karena ia tidak mengetahui bagian mana dari makanannya yang mengandung keberkahan," (HR Muslim).

3. Tidak Sambil Berdiri

Makan dan minum sambil berdiri tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, Anas Bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah menyebut perbuatan makan sambil berdiri sebagai perbuatan yang buruk. Rasulullah SAW bersabda,

"Kalau makan (sambil berdiri) maka itu lebih buruk dan keji," (HR Muslim).

Larangan makan dan minum sambil berdiri bukan tanpa alasan. Banyak hikmah yang terkandung di dalamnya selain etika sopan santun. Makan dan minum sambil berdiri akan mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga akan mengakibatkan sel-sel kerongkongan mengalami iritasi.

4. Tidak Meniup Makanan dan Minuman yang Panas

Adab makan dan minum sesuai anjuran Rasulullah SAW selanjutnya adalah tidak meniup makanan dan minuman yang panas. Beliau bersabda:

"Apabila kalian minum, janganlah bernafas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan," (HR. Bukhari).

Alasan dilarangnya meniup makanan dan minuman yang panas yaitu dapat membahayakan kesehatan. Setelah dilakukan beberapa penelitian ilmiah, udara yang keluar melalui tiupan atau hembusan nafas merupakan udara rusak serta penuh dengan zat karbon dioksida.

Akibatnya, makanan bisa terpapar bakteri helicobacter pylori yang menyebar melalui pernafasan. Bakteri tersebut dapat menyebabkan peradangan lapisan lambung yang berakhir menjadi tukak lambung.

5. Tidak Berlebihan

Sesuatu yang berlebihan sangat dilarang dalam ajaran Islam. Sifat berlebihan tidak membawa hal positif, melainkan negatif dan merugikan, termasuk dalam kegiatan makan dan minum.

Islam mengatur tata cara makan dan minum, termasuk anjuran agar tidak makan dan minum secara berlebihan. Bahkan, dalam Al-Qur'an surah Al A'raaf ayat 31, Allah SWT berfirman:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

Artinya: "Wahai anak cucu Adam! Pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebihan,"

Rasulullah SAW juga menjelaskan terkait hal ini dalam salah satu sabdanya yang berbunyi, "Jauhilah olehmu mengisi perut dengan penuh terhadap makanan dan minuman. Sebab, mengisi perut dengan penuh bisa membahayakan tubuh dan menyebabkan malas sholat," (HR. Bukhari).

Nah, setelah mengetahui adab makan dan minum sesuai anjuran Rasulullah SAW, jangan lupa membaca doa setelah selesai makan, ya detikers!

Simak Video "Jual Parsel Buah-buahan, Pedagang Lumajang Raih Untung 10 Kali Lipat"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/rah)