Dinamika penduduk adalah perbedaan atas keadaan penduduk yang ada di dalam sebuah negara akibat dari pertumbuhan dan penyebaran yang tidak merata sehingga sulit mendistribusikan konsep kebersamaan dalam wilayah dan perwilayahannya. Atas pengertian tersebutlah, setidaknya untuk mengetahuai permasalahan dalam kependudukan hal yang pertamakali dilakukan bisa dengan melakukan penghitungan jumlah penduduk yang ada. Konsep penghitungan akan jumlah kependudukan tersebut antara lain adalah dengan cara sebagai berikut;
Faktor Yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk 1. Angka Kelahiran (Natalitas), ialah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka kelahiran bayi bisa dibagi menjadi 3 jenis, yakni :
2. Angka Kematian (Mortalitas), yakni angka yang menunjukkan jumlah kematian dari setiap 1000 penduduk per tahun. Mortalitas ini dibagi menjadi 3 jenis, yakni :
3. Perpindahan Penduduk (Migrasi), yakni suatu perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain. Migrasi dibagi menjadi beberapa macam,yakni :
Dampak adanya migrasi yaitu :
Faktor-faktor pendorong terjadinya migrasi adalah:
Rumus Pertumbuhan Penduduk Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk yaitu : P=(L-M)+(I+E) Keterangan: p = pertumbuhan penduduk l = jumlah kelahiran m = jumlah kematian i = jumlah orang yang datang (imigran) e = jumlah orang yang pergi (emigran) Dampak Dinamika Penduduk Ternyata kegiatan manusia sebagai unsur antroposfer sangat beragam. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan wujud dari dinamika manusia dalam menjalani sebuah proses kehidupannya. Tidak jarang kegiatan-kegiatan tersebut menimbulkan sebuah dampak yang tidak kecil bagi lingkungan, bahkan dampak tersebut bisa secara berkesinambungan merusak lingkungan yang ada. mari kita lihat dampak dinamika penduduk yaitu sebagai berkiut :
Pertumbuhan penduduk, ialah satu hal yang tidak bisa dihindari, karena hal tersebut akan terjadi secara terus-menerus. Yang menjadi permasalahan, jika pertambahan penduduk ini tidak terkendali hingga mencapai titik ledakan penduduk yang ditandai dengan sebuah peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan tiba-tiba. Berbagai masalah timbul akibat adanya sebuah ledakan penduduk, dan pada umumnya suatu permasalahan berawal dari tidak seimbangnya antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya. Pada akhirnya, sebuah permasalahan yang muncul akan menyangkut aspek fisik, sosial dan ekonomi masyarakat. Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan dari lajunya suatu pertumbuhan penduduk.
Banyak dampak yang kita lihat akibat dari meningkatnya kebutuhan tersebut. Pembukaan pada lahan baru untuk pemukiman marak dilakukan. Ketersediaan pada tempat tinggal yang terbatas juga menyebabkan banyaknya perumahan liar dan kumuh. Solusi masalah kependudukan di indonesia
upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha, antara lain:
Baca Juga : Dampak Peningkatan Jumlah Penduduk Terhadap Beberapa Aspek Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
Dengan pendidikan kependudukan dipastikan para remaja akan memiliki 4 (empat) sikap peduli, yakni:
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:
Untuk mengatasi masalah pemerataan penduduk, program pemerintah yang terkenal dalam upaya mengatasi masalah tersebut adalah transmigrasi, yaitu pemindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang belum padat penduduk. Program pemerintah tersebut dilaksanakan sekitar tahun 1980 -1990 an. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
Beberapa solusi lain upaya lain yang dapat dilakukan adalah:
Salah satu program kependudukan yang dapat mengendalikan jumlah penduduk dan langsung sasarannya terhadap perkawinan pertama pada perempuan adalah program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Program PUP ini adalah upaya untuk meningkatkan usia perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan usia 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. Program ini bisa terlaksana dengan baik apabila semua pihak yang terkait mendukung. Salah satu kendala dalam pelaksanaan program PUP di lapangan adalah belum direvisinya Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974 yang membolehkan perkawinan pada usia 16 tahun untuk wanita dan 18 tahun untuk pria.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kurangnya partisipasi pria dalam ber-KB antara lain:
Solusi dari masalah database dan administrasi kependudukan antara lain dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) bertujuan untuk menciptakan sistem pengenal tunggal berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang akan menjadi identitas tunggal penduduk. NIK menjadi prasyarat utama bagi database kependudukan nasional yang berbasis registrasi dan menjadi instrumen dan validasi jati diri seseorang yang dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan. DPR-RI mendukung langkah pemerintah menerbitkan single identity number (SIN) yang akan menjadi nomor identitas tunggal bagi setiap penduduk di seluruh Indonesia. Dengan adanya KTP nasional berbasis NIK, tidak akan ada seorang warga yang mempunyai KTP lebih dari satu dengan NIK yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya proses otentifikasi yang berjenjang, mulai dari kelurahan hingga pusat. Selain itu, sanksi tegas akan diberikan kepada warga yang memiliki KTP lebih dari satu. |