Salinlah kata atau kalimat yang ada pada Q.S. anNisa

Salinlah kata atau kalimat yang ada pada Q.S. anNisa

ILUSTRASI: Hukum nun sukun atau tanwin pada Qs an-Nisa: 146, al-Baqarah: 153 dan Ali Imran: 134, Kunci jawaban Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 7 SMP halaman 203 /Pixabay/Abdullah Shakoor

MALANG TERKINI – Berikut kunci jawaban Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 7 SMP halaman 203 tentang hukum nun sukun atau tanwin pada Qs an-Nisa/4: 146, al-Baqarah/2: 153 dan Ali Imran/3: 134.

Kunci jawaban ini dibuat untuk membantu adik-adik kelas 7 SMP mengerjakan tugas PAI halaman 203 yakni tentang menemukan hukum nun sukun atau tanwin pada ayat al-Quran sebagaimana disebutkan tadi.

Sebelum memakai kunci jawaban, silahkan adik-adik kelas 7 membaca pelajaran PAI tentang hukum nun sukun/tanwin, kemudian kerjakan soal pada halaman 203 sebisanya.

Baca Juga: Kunci Jawaban PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 SMP Halaman 121-122, Pilihan Ganda Nomor 6-10

Jika sudah, cocokkan dengan kunci jawaban PAI kelas 7 SMP halaman 203 yang telah diperiksa dan disetujui oleh Gilang Rafiqa Sari, S.Pd, alumni Universitas Negeri Malang, berikut ini.

Kunci Jawaban

1. Salinlah kata-kata pada Q.S. an-Nisa/4:146, Q.S. al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. Ali-Imran/3: 134 yang terdapat bacaan hukum nµn Sukµn/tanwin di kolom bawah ini!

Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 7 SMP Halaman 74 Uraian, Mengapa Nabi Muhammad SAW Sangat Dipercaya?

Hukum tajwid pada surat An-Nisa ayat 59 – Tajwid hendaknya dijadikan sebagai pedoman ketika membaca Al-Qur’an. Dengan tajwid, bacaan Al-Qur’an akan lebih terdengar indah dan tentu kesalahan yang terjadi dapat ditekan. Dampaknya, pahala yang didapat menjadi lebih maksimal. Pada postingan ini saya ingin membantu Anda mengidentifikasi hukum-hukum tajwid yang ada pada surat An-Nisa ayat 59. Tetapi sebelumnya, saya ingin menyampaikan bahwa surat An-Nisa ayat 59 berisi tentang perintah untuk menaati perintah Allah dan ajaran Rasul. Kita juga diperintahkan untuk menaati ajaran yang disampaikan oleh ulama-ulama yang sesuai dengan syariat islam. Jika terjadi perbedaan pendapat, kita harus menjadikan Al-Qur’an dan hadist sebagai rujukan yang benar. Berikut ini hukum bacaan tajwid surat An-Nisa ayat 59 serta penjelasannya :

Salinlah kata atau kalimat yang ada pada Q.S. anNisa


  1. يَا أَ  : Mad jaiz munfasil, karena huruf mad yaitu ya' fathah yang diikuti alif bertemu dengan hamzah tetapi tidak dalam satu kata. Cara membacanya yaitu dipanjangkan 2-5 harokat.
  2. الَّذِيْن  : Alif lam syamsiyah, karena huruf alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah yaitu lam. Mad thobi’i, karena terdapat ya' sukun yang didahului huruf berharokat kasroh.
  3. آ  : Mad thobi’i, karena huruf alif berharokat panjang sehingga dibaca panjang 2 harokat.
  4. ـنُوْا أَ  : Mad jaiz munfasil, karena huruf mad yaitu nun dhommah diikuti wau sukun bertemu dengan alif tetapi di lain kata. Membacanya panjang selama 2-5 harokat.
  5. أطِيْـ  : Mad thobi’i, karena ya' sukun didahului oleh huruf berharokat kasroh. Dibaca panjang 2 harokat.
  6. ـعُوا اللَّهَ  : Tafkhim, karena lafaz Allah didahului oleh huruf berharokat dhommah. Dibaca dengan tebal.
  7. طِيْعـ  : Mad thobi’i, karena huruf ya' sukun sebelumnya ada huruf berharokat kasroh. Membacanya panjang 2 harokat.
  8. الرَّ  : Alif lam syamsiyah, karena alif lam bertemu dengan ro.
  9. سُوْل  : Mad thobi’i, karena huruf wau sukun didahului oleh huruf berharokat dhommah. Dibaca secara panjang selama 2 harokat.
  10. أُوْ  : Mad thobi’i, karena huruf wau sukun didahului oleh huruf berharokat dhommah. Dibaca panjang 2 harokat.

  11. الْأَ  : Alif lam qomariyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf qomariyah yaitu alif fathah. Cukup dibaca dengan jelas.
  12. مْرِ  : Idhar syafawi, karena mim sukun bertemu dengan ro. Membacanya secara jelas. 
  13. ـنْكُـ  : Ikhfa' haqiqi, karena nun sukun bertemu dengan kaf. Cara membacanya dengan menyamarkan bunyi nun sukun dan sambil mendengung.
  14. ـمْ فَإ  : Idhar syafawi, karena huruf fa didahului oleh mim sukun. Dibaca jelas.
  15. نْ تَىـ  : Ikhfa' haqiqi, karena nun sukun bertemu dengan ta. Nun sukun dibaca samar-samar dan disertai dengung.
  16. ـنَا  : Mad thobi’i, karena huruf nun bertemu dengan alif mati. Nun dibaca panjang 2 harokat.

  17. Baca Juga : Hukum Tajwid Pada Surat Al-Maidah Ayat 48 serta Keterangannya
  18. ـمْ فِيْ  : Idhar syafawi, karena mim sukun bertemu dengan fa. Cara membacanya yaitu jelas. Selain itu, terdapat pula hukum mad thobi’i, karena setelah fa' kasroh terdapat ya' sukun. Cara membacanya yaitu fa dibaca panjang 2 harokat.
  19. شَيْ  : Mad layyin, karena ya' sukun didahului oleh huruf berharokat fathah. Dibaca panjang selama 2 harokat.
  20. ءٍ فَر  : Ikhfa' haqiqi, karena harokat kasroh tanwin bertemu dengan huruf fa. Harokat kasroh tanwin dibaca samar dengan disertai dengung.

  21. دُّوْ  : Mad thobi’i, karena wau sukun didahului huruf berharokat dhommah. Membacanya panjang selama 2 harokat.
  22. لَى اللَّهِ  : Tafkhim, karena lafaz Allah didahului huruf berharokat fathah. Cara membacanya yaitu dengan ditebalkan.
  23. الرَّ  : Alif lam syamsiyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah yaitu ro.
  24. سُوْ  : Mad thobi’i, karena huruf berharokat dhommah bertemu dengan wau sukun setelahnya. Dibaca panjang 2 harokat.
  25. إنْ كُىـ  : Ikhfa' haqiqi, karena nun sukun bertemu dengan kaf. Dibaca secara samar-samar dengan mendengung.
  26. ـنْتُـ  : Ikhfa' haqiqi, karena nun sukun bertemu dengan ta. Dibaca samar-samar dan didengungkan.
  27. ـمْ تُو  : Idhar syafawi, karena mim sukun bertemu dengan ta. Cukup dibaca dengan jelas. 
  28. ـنُوْ  : Mad thobi’i, karena huruf berharokat dhommah diikuti wau sukun. Cara membacanya yaitu nun dibaca panjang 2 harokat. 
  29. بِاللَّهِ  : Tarqiq, karena lafaz Allah didahului huruf berharokat kasroh. Cukup dibaca tipis.

  30. الْيَوْ  : Alif lam qomariyah, karena alif lam bertemu dengan ya' yang merupakan huruf qomariyah. Cukup dibaca secara jelas. Kemudian setelah ya' fathah terdapat wau sukun, sehingga berlaku hukum mad layyin. Membacanya panjang 2 harokat.
  31. الْآ  : Alif lam qomariyah, karena alif lam bertemu dengan alif. Membacanya cukup secara jelas.
  32. ذَٰ  : Mad thobi’i, karena huruf dzal berharokat alif berdiri. Dzal dibaca panjang 2 harokat.
  33. خَيْـ  : Mad layyin, karena ya' sukun didahului huruf berharokat fathah. Dibaca panjang selama 2 harokat. 
  34. ـرٌ وَ  : Idghom bigunnah, karena harokat dhommah tanwin bertemu dengan wau. Harokat dhommah tanwin dileburkan dan dibaca dengan mendengung.
  35. وِيْـلًا ٠  : Mad thobi’i, karena ya' sukun didahului huruf berharokat kasroh. Membacanya panjang 2 harokat. Berlaku juga hukum mad iwadh, karena lam berharokat fathah tanwin disertai alif setelahnya dan berada di akhir kalimat. Harokat fathah tanwin berubah menjadi fathah biasa dan membacanya panjang selama 2 harokat.
Baca Juga : Hukum Tajwid Pada Surat Al-Imran Ayat 190-191 serta Keterangannya

Mohon maaf jika terdapat kesalahan. Demikian penjelasan mengenai hukum tajwid pada surat An-Nisa ayat 59 serta keterangannya. Semoga bermanfaat bagi Anda dalam membaca Al-Qur’an.

  • يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

    59. Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

  • ۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

    36. Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,


Page 2

  • ۨالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًاۚ

    37. (yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir azab yang menghinakan.