Salah satu kekuatan politik besar yang mempengaruhi bangsa Arab terdapat di bagian selatan adalah

Keadaan Politik Arab Pra Islam - Sebelum datangnya agama Islam, masyarakat Arab tidak mengenal sistem politik pemerintahan. Masing-masing kabilah mempunyai pemerintahan sendiri yang dikepalai seorang syeikh, sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam lingkungan kabilahnya. Di samping itu masing-masing kabilah juga mempunyai seorang hakim yang bertugas mengadili dan menetapkan keputusan mengenai berbagi perselisihan pertikaian yang terjadi di kalangan kabilah.

Sebelum datangnya agama Islam masyarakat Arab tidak mengenal politik pemerintahan pusat. Masing-masing mempunyai pemerintahan sendiri yang diketuai oleh seorang Syekh. Disamping itu ada juga hakim yang bertugas untuk mengadili sesama kabilah apabila ada perselisihan. Kabilah yang paling disegani saat itu adalah kabilah Quraisy dan mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Al-Ḥijabah

Bertugas mengurusi Ka’bah, seperti menjaga, membuka, menutup serta menjaga keamanan dan ketertiban ka’bah.

b. Dar ad-Da'wah

Dar ad-Da'wah adalah suatu majelis permusyarakatan rakyat, bertugas mengurusi masalah perundang-undangan bidang politik, sosial dan budaya.

c. Diyat

Diyat adalah suatu majelis yang mengurusi masalah pengadilan, baik pidana maupun perdata.

d. Al-Qi'adah

Al-Qi'adah adalah majelis yang mengurusi angkatan perang negeri Mekkah, yang mempunyai angkatan bersenjata yang terdiri dari pasukan perang dan penjaga keamanan, dan tugas yang lainnya.

Pada masyarakat Arab Pra Islam dapat dibagi menjadi bua bagian berdasarkan atas batas territorial

  1. Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan Jazirah Arabia seperti Makkah dan Madinah. Kota Makkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan Selatan. Para pedagang dengan kabilah-kabilah yang berani membeli barang dagangan dari India dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.
  2. Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara mereka hidup adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka adalah memelihara ternak, domba dan unta.

Kekuatan Politik yang Berpengaruh terhadap Arab

Sebelum datangnya Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang mempengaruhi politik Arab, yaitu:

  1. Kekaisaran nasrani Byzantium
  2. Kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster
  3. Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan.

Kekaisaran Byzantium dan Kekaisaran Romawi Timur dengan Ibukota Konstantinopel merupakan bekas Imperium Romawi masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daerah Italia, serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada di bawah kekuasaannya.

Sedangkan kekaisaran Persia berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (Sasaniyah). Ibu kota Persia adalah al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebelah tenggara kota Baghdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran serta Afganistan.

Kondisi politik Jazirah Arab terpengaruhi dua hal, yaitu

  • Pertama, interaksi dunia Arab dengan kekaisaran Byzantium dan Persia.
  • Kedua, persaingan antara agama Yahudi, Nasrani dan Zoroaster.

Baca juga: Kondisi Ekonomi Arab / Makkah Pra Islam

Bangsa Arab terdiri beberapa suku. Mereka memiliki rasa cinta berlebihan terhadap sukunya. Tidak jarang, peperangan terjadi antar suku. Seperti perang Fujjar, perang saudara yang terkenal karena terjadi beberapa kali. Pertama perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemudian Quraisy dan Hawazan serta Kinanah dan Hawazan lagi. Peperangan Fuzzar terjadi 15 tahun sebelum Rasul diutus.

Selain itu, di Jazirah Arab terdapat beberapa kerajaan yang pernah ada, antara lain lain:

1. Kerajaan Kindah (480-529 SM)

Kerajaan ini merupakan satu-satunya kerajaan yang berdiri ditengah-tengah Jazirah Arab di antara hukum yang diatur berdasarkan kabilah. Namun, kerajaan ini berumur sangat pendek. Raja pertama kerajaan ini bernama Hajar Akil al-Mirar. Dia tunduk di bawah kerajaan Himyar di Yaman. Cucunya yang bernama Harits bin 'Amr berhasil meluaskan pengaruhnya ke Hirah. Namun, kerajaan mereka hancur dan kembalilah kerajaannya pada kehidupan kabilah. Penyair yang bernama Imrul Qais salah seorang pengarang syair-syair masa jahiliah menisbatkan dirinya pada raja-raja Kindah. Dia telah berusaha untuk membangun kembali kerajaan leluhurnya, namun gagal.

2. Kerajaan Ma’in dan Kerajaan Qatban (1200 SM-700 SM)

Kedua kerajaan ini hidup di satu zaman. Keduanya adalah kerajaan paling awal di Yaman. Namun, sejarah tentang kedua kerajaan itu sangatlah sedikit.

3. Kerajaan Saba’ (955 SM-115 SM)

Kerajaan Saba’ ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Ma’in dan Qatban. Kerajaan Saba’ juga meliputi Hadharmaut. Ibu kotanya adalah Ma’rab. Kerajaan ini menjadi terkenal disebabkan dua hal.

  • Pertama, adanya Ratu Bilqis. Kisah tentang ratu ini dengan Nabi Sulaiman disebutkan dalam surah an-Naml.
  • Kedua, Bendungan Ma’rab yang besar. Bendungan ini menjadikan Yaman menjadi sebuah negeri yang makmur dan sejahtera.

Namun, kemudian bendungan ini hancur. Maka, terjadilah sebuah bencana air

bah yang dahsyat. Akhirnya, penduduk setempat banyak yang pindah ke wilayah

utara. Peristiwa ini sekaligus menjadi tanda kehancuran Saba’ dan berdirinya kerajaan Himyar.

Salah satu kekuatan politik besar yang mempengaruhi bangsa Arab terdapat di bagian selatan adalah

Artinya : Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. Tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besardan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr (QS. Saba [34]: 15-16)

4. Kerajaan Himyar

Kerajaan ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Saba’ dan menjadikan Zhafar sebagai ibukotanya. Raja-rajanya memberikan gelar kepadanya Tababi’ah. Saba’ dan Himyar meninggalkan peninggalan-peninggalan yang menunjukkan keagungan kemajuan yang dicapai dua kerajaan ini. Kerajaan ini kemudian semakin mundur di akhir-akhir pemerntahannya. Sehingga, Yaman diduduki oleh orang orang Romawi dan disusul kemudian oleh Persia.

5. Pendudukan Romawi di Yaman

Dzunuwas raja Himyar yang memeluk agama Yahudi memberi pilihan kepada orang-orang Masehi Najran antara memeluk agama Yahudi atau mereka harus mati. Temyata mereka lebih baik memiliki mati daripada dipaksa harus memeluk agama Yahudi. Maka, dia segera menggali parit dan mereka dibakar di dalam parit itu.

Salah satu kekuatan politik besar yang mempengaruhi bangsa Arab terdapat di bagian selatan adalah

Artinya:

“Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya.” (QS. al-Buruj [85] : 4-6)

Sebagian mereka melarikan diri dan meminta bantuan kepada penguasa Habasyah yang menganut agama Kristen (an-Najasyi) yang kemudian meminta bantuan pada kaisar Romawi-pelindung agama Kristen. Kaisar kemudian mengirimkan kapal perang dan senjata. Maka, Najasyi mampu menaklukkan kota Yaman berkat komandannya yang bernama Arbath. Pada saat itu salah seorang pembantu dekatnya yang bernama Abrahah melakukan pemberontakan dan akhirnya membunuhnya. Maka, jadilah Abrahah penguasa di Yaman. Peristiwa ini terjadi pada saat hidupnya Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Rasulullah.

6. Pendudukan Orang-Orang Persia atas Yaman

Salah seorang anak raja Himyar yang bernama Saif bin Dzi Yazan melarikan diri ke Persia. Dia meminta bantuan kepada orang-orang Persia untuk mcngeluarkan orang-orang Habasyah dari negerinya. Maka, mereka pun bergerak dan mampu mengalahkan orang-orang Romawi.

Kisra Persia memerintahkan agar mengangkat Saif sebagai raja untuk seluruh Yaman. Setelah Saif terbunuh, Kisra mengirim Wahruz menjadi pengusaha di Yaman dan tunduk dibawah pemerintahan Persia. Setelah Wahruz meninggal dia  digantikan oleh anak-anak dan cucu-cucunya. Tatkala Rasulullah diangkat sebagai Rasul, penguasa Yaman asal Persia saat itu adalah Badzan, salah seorang keturunan Wahruz. Rasulullah mengajak Badzan untuk memeluk Islam. la menyambut ajakan itu dan masuk agama Islam.

7. Kerajaan Hirah

Sejarah kerajaan Hirah ini mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab, karena warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh jazirah Arab terutama untuk berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan kepandaian menulis dan membaca. Karena itu mereka dapat dianggap sebagai pennyiar ilmu pengetahuan di jazirah Arab.

8. Kerajaan Ghassan

Nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut Ghassan. Kaum Ghassan memerintah di bagian selatan dari negeri Syam dan di bagian utara dari jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebudayaan yang tinggi, dan menganut  agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan agama Masehi itu ke jazirah Arab.

9. Hijaz

Hijaz berbeda dengan negeri-negeri Arab yang lain. Negeri Hijaz belum pernah dijajah, diduduki dan dipengaruhi negara-negara asing. Hal itu dikarenakan letak geografis dan negeri miskin, sehingga tidak menarik negara-negara lain untuk menjajahnya. Kota terpenting di daerah ini adalah Makkah, tempat ka'bah berada. Pada awalnya, Makkah dan Ka'bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya Nabit, dan dilanjutkan oleh penguasa-penguasan kabilah Jurhum. Kemudian suku Jurhum diganti oleh suku Khuza'ah, yang datang dari Yaman setelah runtuhnyanya bendungan Ma'rib, dan berkusa di Makkah selama 300 th.

Dalam abad ke-5 M, Suku Quraisy merebut kekuasaan Makkah dan Ka’bah dari Khuza'ah. Makkah mengalami kemajuan dibawah kekuasaan Suku Quraisy. Untuk mengurus Makkah dan mengamankan para penziarah yang datang ke kota Makkah, suku Quraisy mendirikan semacam pemerintahan. Selain itu, suku Quraisy mangatur urusan yang berkenaan dengan Ka’abah. Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy yaitu:

  1. Hijabah (penjara kunci ka’bah)
  2. Siqayah (penjara air mata zam-zam)
  3. Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)
  4. Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta)
  5. Liwa (jabatan ketentaraan)
  6. Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)
  7. Nadwah (jabatan ketua dewan)
  8. Khaimman (pengurus balai musyawarah)
  9. Khazinah (jabatan administrasi keuangan)
  10. Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.

Related Posts :