Salah satu informasi berasal dari koran koran termasuk ke dalam media

KOMPAS.com - Koran atau surat kabar adalah salah satu media cetak yang berisikan informasi mengenai kejadian atau peristiwa. Koran biasanya juga memuat iklan, tajuk rencana, kolom opini, dan lain-lain.

Istilah koran, yang berasal dari bahasa Belanda “krant” serta bahasa Prancis “courant”. Istilah asing ini kemudian mengalami penyesuaian pelafalannya sesuai lidah orang Indonesia, sehingga lebih akrab disebut koran atau surat kabar.

Definisi koran atau surat kabar

Melansir buku Manajemen Kerja Wartawan (Studi terhadap Salah Satu Media Massa di Bogor) (2021) karya Hudi Santoso, berikut definisi koran atau surat kabar menurut Onong Uchjana Effendy:

“Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri: terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan di mana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca.”

Koran atau surat kabar juga bisa diartikan sebagai lembaran cetak yang berisikan laporan serta pemberitaan mengenai suatu kejadian di masyarakat, dilakukan secara periodik dan bersifat umum.

Selanjutnya, Effendy memaparkan bahwa arti penting surat kabar terletak pada kemampuannya dalam menyajikan berita serta gagasan mengenai perkembangan masyarakat pada umumnya.

Baca juga: Media Cetak: Pengertian dan Jenisnya

Dikutip dari buku Manajemen Surat Kabar: Paduan Ilmu, Pengetahuan, Seni, Nurani, dan Intuisi (2021) karya Yuni Mogot-Prahoro, sifat koran atau surat kabar adalah:

Menimbulkan perangkat mental secara aktif

Berita dalam surat kabar dikomunikasikan kepada khalayak dengan menggunakan bahasa dan huruf yang tercetak “mati” di atas kertas. Maka dari itu, jika ingin membacanya, khalayak harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif.

Selain itu, wartawan juga diharuskan memakai bahasa yang umum dan lazim digunakan saat menyusun berita, supaya khalayak tidak sulit mencerna isi beritanya.

Pesannya menyangkut kebutuhan komunikan

Dalam proses komunikasi, pesan yang akan disampaikan kepada komunikan berkaitan dengan teknik transmisinya agar mengenai sasaran serta mencapai tujuan.

Hendaknya pesan dirancang dan disampaikan sedemikian rupa agar menarik perhatian khalayak. Selain itu, saat menyusun pesan, sebaiknya menggunakan tanda yang sudah dikenali, baik oleh pihak media surat kabar sebagai komunikator, maupun khalayak sebagai komunikan.

Efek sesuai dengan tujuannya

Berita merupakan produk utama koran atau surat kabar. Efek yang diharapkan terjadi pada khalayak saat membaca surat kabar adalah terpengaruh oleh tujuan wartawan sebagai komunikator. Maka dari itu, pesan yang disampaikan wartawan disesuaikan dengan tujuannya.

Misalnya, tujuan tulisan dalam surat kabar ditujukan untuk menginformasikan, maka pesannya berupa berita. Apabila tujuannya ingin mengajak pembaca untuk mengubah sikapnya, berarti pesannya bisa berupa tajuk rencana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Prancis courant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi karikatur yang biasanya dijadikan bahan sindiran lewat gambar berkenaan dengan masalah-masalah tertentu, komik, TTS dan hiburan lainnya.

Salah satu informasi berasal dari koran koran termasuk ke dalam media

Orang yang sedang membaca koran

Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk politik, property, industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu.

Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan.

Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah KOMPAS.

Pemilik surat kabar adalah pihak penanggung jawab dalam kaitannya dengan keberlangsungan medianya. Redaktur adalah beberapa jurnalis yang bertanggung jawab atas rubrik tertentu. Sedangkan yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor. Di samping kemutlakan adanya peran wartawan, pewarta atau jurnalis yang memburu berita atas instruksi dari redaktur atau pemimpin redaksi.

Perkembangan teknologi modern (komputer, internet, dll) kini memungkinkan pencetakan surat kabar secara simultan di beberapa tempat, sehingga peredaran di daerah-daerah yang jauh dari pusat penerbitan dapat dilakukan lebih awal. Misalnya, koran Republika yang pusatnya di Jakarta, melakukan sistem cetak jarak jauh (SCJJ) di Solo. Koran International Herald Tribune yang beredar di Indonesia dicetak dan diterbitkan di Singapura, padahal kantor pusatnya berada di Paris.

Di satu pihak sistem ini menolong beredarnya koran-koran kota besar di daerah-daerah dengan lebih tepat waktu. Namun di pihak lain, koran-koran daerah banyak yang mengeluh karena hal ini membuat koran-koran besar semakin merajai dan mematikan koran-koran daerah yang lebih kecil.

Surat kabar modern biasanya terbit dalam salah satu dari tiga ukuran:

  • lembar lebar (broadsheet) (29½ X 23½ inci), biasanya berkesan lebih intelektual.
  • tabloid: setengah ukuran broadsheet, dan sering dipandang sebagai berisi kabar-kabar yang lebih sensasional.
  • "Berliner" atau "midi" (470×315 mm), yang digunakan surat kabar di Eropa seperti Le Monde.

Sejak tahun 1980-an, banyak surat kabar yang dicetak berwarna dan disertai grafis. Ini menunjukkan bahwa tata letak surat kabar semakin penting dalam menarik perhatian pembaca.

Jumlah kopi surat kabar yang dijual setiap harinya disebut oplah, dan digunakan untuk mengatur harga periklanan.

Di negara-negara Barat, pers disebut sebagai kekuatan yang keempat, setelah kaum agamawan, kaum bangsawan, dan rakyat. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Thomas Carlyle pada paruhan pertama abad ke-19. Hal ini menunjukkan kekuatan pers dalam melakukan advokasi dan menciptakan isu-isu politik. Karena itu tidak mengherankan bila pers sering ditakuti, atau malah "dibeli" oleh pihak yang berkuasa.

Di Indonesia, pers telah lama terlibat di dalam dunia politik. Pada masa penjajahan Belanda pers ditakuti, sehingga pemerintah mengeluarkan haatzai artikelen, yaitu undang-undang yang mengancam pers apabila dianggap menerbitkan tulisan-tulisan yang "menaburkan kebencian" terhadap pemerintah.

Pada masa Orde Lama banyak penerbitan pers yang diberangus oleh Presiden Soekarno. Namun bredel pers paling banyak terjadi di bawah pemerintahan Soeharto. Akibatnya banyak wartawan yang harus menulis dengan sangat berhati-hati. Atau sebaliknya, wartawan menjadi tidak kritis dan hanya menulis untuk menyenangkan penguasa. Kondisi demikian berubah menjadi lebih positif, setelah munculnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 yang menjamin kebebasan pers.

Karl Batwizch mengemukakan lima syarat surat kabar:[1]

  • Publisitas: surat kabar diterbitkan untuk publik, untuk masyarakat umum atau siapa saja. Siapa pun boleh membeli dan membaca isinya bertujuan untuk diketahui masyarakat umum.
  • Periodisitas: surat kabar terbit pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Periode terbit, jarak antara dua terbitan bersifat tetap dan teratur. Misalnya, surat kabar harian sore terbit pada sore hari, kecuali hari libur.
  • Aktualitas: sebuah surat kabar isinya harus aktual dan belum pernah dimuat sebelumnya, yang dimaksud dengan aktual adalah hal-hal baru yang belum pernah dimuat sebelumnya.
  • Universalitas: isi dari surat kabar tidak mengenai satu persoalan saja, misalnya tidak hanya mengenai olahraga, isinya mengenai semua persoalan yang menjadi perhatian manusia seperti pendidikan, politik, sosial, budaya, hukum, ekonomi, kriminalitas dan lain sebagainya.
  • Kontinuitas: isi dari surat kabar harus berkesinambungan, yang dimaksud dengan kesinambungan dalam surat kabar adalah keterkaitan antara berita yang dimuat.

  1. ^ M.Yoserizal Saragih (2018). "Media Massa dan Jurnalisme: Kajian Pemaknaan Antara Media Massa Cetak dan Jurnalistik". Jurnal Pemberdayaan Masyarakat. 6 (1): 88-89. ISSN 2355-8679. 

  • Surat kabar online
  • Majalah
  • Tabloid
  • Buletin
  • Desain berita
  • Daftar surat kabar dunia
  • Daftar surat kabar di Indonesia
  • Daftar surat kabar dan majalah yang diberangus di Indonesia
  • Jurnalisme
  • Propaganda
  • Loper koran
  • (Inggris) Newspaper Index
  • (Inggris) Gambar halaman muka surat kabar dunia
  • (Inggris) World Association of Newspapers
  • (Indonesia) Sejarah Surat Kabar Pertama Di Indonesia

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Koran&oldid=21395342"