Rumen merupakan tempat penyimpanan makanan sementara sebelum diteruskan ke

Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen (perut besar), retikulum(perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam), dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian (fermentasi).

Saat mereka makan rumput, maka makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke  retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar disebut bolus.

Sebenarnya ada banyak bakteri yang melakukan fermentasi selulosa. Total ada sekitar 32 strain bakteri yang melakukan fermentasi. Diantara sekian banyak itu yang terkenal adalah: Lachnospira multiparous, Butyrivbrio fibrisolvens, Bacteroides ruminicola, dan semua bersifat anaerob.

Saat para ruminansia ini sudah santai di kandangnya, bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut, makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya, dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim selulase yang akan menghancurkan selulosa. Mikroba penghasil selulase tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah (asam), akibatnya bakteri ini akan mati, namun para mikroba ini malah dapat dicerna sebagai sumber protein bagi hewan ruminansia. Dengan demikian, rumimansia tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.

Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri pada sekum (semacam appendix yang membesar) yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung sapi. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh para mikroba tadi.

Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. Karena kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang masih bisa dicerna lagi oleh kelinci.

Usus hewan herbivora lebih besar dibandingkan dengan usus karnivora. Bahkan usus halus herbivora bisa mencapai 40 meter. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora jumlahnya lebih banyak dan sulit dicerna karena kandungan selulosa. Sedangkan pada karnivora jumlah makanannya lebih sedikit sehingga pencernaan berlangsung dengan cepat.

Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri pada saluran pencernaan ruminansia ini tidak hanya berfungsi untuk merombak selulosa, tetapi juga dapat menghasilkan biogas yang berupa gas CH4 (metana) yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif bahan bakar. Jadi bisa digunakan sebagai pengganti kompor gas untuk memasak.  Bakteri yang ada di sekum atau usus akan keluar dari tubuh hewan tersebut bersama faeces (tinja). Nah, bahan organik yang terdapat dalam faeces tadi akan diuraikan dan dapat menghasilkan biogas tadi.

Sumber : http://fredikurniawan.com/sistem-pencernaan-pada-sapi-beserta-fungsinya/

Ditulis oleh Indra Setyadi,S.Pt.  Penyuluh Pertanian Muda di BPP Kecamatan Pengadegan.

31) Pada musim dingin di Jepang suhunya dapat mencapai 2°C-10°C. Untuk keperluan mandi, seseorang memanaskan air seberat 25 kg. Suhu ketika air hendak … dipanaskan sebesar 4°C. Jika massa jenis air ketika suhu 4°C sebesar 1g/cm³, maka volume air tersebut sebesar.... [HOTS] a. 25 cm³ *25.000 cm³ c. 25 dm³ d. 25.000 dm³tolong pakai cara​

bantu jawab no 6 dan 7, terimakasih banyakk, jngn bercanda yaa​

rumus konversi satuan kasih tauk dongs..​

• Apa nama komponen yang disusun secara paralel• Apa nyala lampu dapat bergantuan, komponen apa yang perlu ditambahkan pada rangkaian tersebut? Bagaim … ana cara merangkai nya? • Apabila lampu paling kanan tidak menyala, apa yang akan terjadi pada lampu lainnya? ​

Apa prinsip kerja yang digunakan pada lampu lalu lintas​

Apa keuntungan dan kelebihan dari rangkaian seri?​

air terjun dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik . Energi air terjun dapat di ubah menjadi energi listrik dengan menggunakan..... A. Panel sur … ya B. Dinamo C. Generator D . Turbin TOLONG JAWABAN YANG BENAR DAN CEPAT YA TERIMAKASIH

jika massa benda 500 gram dan massa jenisnya 40kg/m³ maka volume benda tersebut​

tolong di kerjakan kalau bisa pakai cara​

hello kakak2 yg baik hati, boleh bantu sy tidak..? :>​

Rumen merupakan tempat penyimpanan makanan sementara sebelum diteruskan ke

Rumen adalah suatu ruangan dalam lambung ruminansia (hewan memamahbiak) yang komplek yang dihuni oeh beraneka ragam mikroba yang anaerob yang keberadaannya sangat banyak tergantung pada pakan. Mikroba anaerob tersebut berperan dalam proses fermentasi penguraian makanan.

Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah C.  

Rumen merupakan tempat penyimpanan makanan sementara sebelum diteruskan ke


Ruminansia adalah kelompok mamalia yang memamah kembali makanan hasil kunyahannya (memamah biak). Kelompok hewan ini sangat bergantung pada bakteri pengurai selulosa di lambung untuk memecah selulosa.Lambung ruminansia terdiri dari 4 bagian, yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab) dan abomasum (perut masam). Proses pencernaan makanan pada ruminansia adalah sebagai berikut.


Makanan dikunyah oleh gigi geraham di dalam mulut, kemudian diteruskan ke rumen melalui kerongkongan. Dalam rumen, makanan dihancurkan oleh bakteri aerob menjadi gumpalan makanan, kemudian disalurkan ke retikulum untuk dicerna secara kimiawi menjadi gumpalan yang lebih kecil.

Selanjutnya dikembalikan lagi ke mulut untuk dikunyah oleh gigi geraham. Makanan kemudian ditelan kembali dan masuk ke dalam omasum untuk digiling. Hasilnya disalurkan ke abomasum untuk dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh bakteri. Pada akhirnya diperoleh sari-sari makanan yang akan diserap oleh usus halus dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. 

1. Rongga Mulut (Cavum Oris)

Dalam rongga mulut hewan ruminansia, terdapat 2 organ sistem pencernaan yang memiliki fungsi penting, yaitu gigi dan lidah. Gigi ruminansia berbeda dengan susunan gigi mamalia lain. Gigi seri (insisivus) memiliki bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa rumput, gigi taring (caninus) tidak berkembang sama sekali, sedangkan gigi geraham belakang (molare) memiliki bentuk datar dan lebar. 

2. Kerongkongan (Esofagus)

Esofagus atau kerongkongan adalah saluran organ penghubung antara rongga mulut dan lambung. Di saluran ini, makanan tidak mengalami proses pencernaan. Mereka hanya sekedar lewat sebelum kemudian digerus di dalam lambung. Esofagus pada hewan ruminansia umumnya berukuran sangat pendek yaitu sekitar 5 cm, namun lebarnya mampu membesar (berdilatasi) untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanannya.

3. Lambung

Setelah melalui esofagus, makanan akan masuk ke dalam lambung. Lambung pada hewan ruminansia selain berperan dalam proses pembusukan dan peragian, juga berguna sebagai tempat penyimpanan sementara makanan yang akan dikunyah kembali. Ukuran ruang dalam lambung hewan ruminansia bervariasi tergantung pada umur dan makanannya. Yang jelas ruangan lambung tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu rumen (80%), retikulum (5%), omasum (7–8%), dan abomasum (7–8%). 

Mula-mula makanan yang melalui kerongkongan akan masuk ke dalam rumen. Makanan ini secara alami telah bercampur dengan air ludah yang sifatnya alkali dengan pH ± 8,5. 

Rumen berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara bagi makanan yang telah ditelan. Setelah rumen terisi cukup makanan, sapi akan beristirahat sembari mengunyah kembali makanan yang dikeluarkan dari rumen ini.

Di dalam rumen, populasi bakteri dan Protozoa menghasilkan enzim oligosakharase, hidrolase, glikosidase, amilase, dan enzim selulase. Enzim-enzim ini berfungsi untuk menguraikan polisakarida termasuk selulosa yang terdapat dalam makanan alami mereka. enzim pengurai protein seperti enzim proteolitik dan beberapa enzim pencerna lemak juga terdapat di sana.

b. Retikulum (Perut Jala)

Di retikulum, makanan diaduk-aduk dan dicampur dengan enzim-enzim tersebut hingga menjadi gumpalan-gumpalan kasar (bolus). Pengadukan ini dilakukan dengan bantuan kontraksi otot dinding retikulum. Gumpalan makanan ini kemudian didorong kembali ke rongga mulut untuk dimamah kedua kalinya dan dikunyah hingga lebih sempurna saat sapi tengah beristirahat.

Setelah gumpalan makanan yang dikunyah lagi itu ditelan kembali, mereka akan masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum. Di dalam omasum, kelenjar enzim akan membantu penghalusan makanan secara kimiawi. Kadar air dari gumpalan makanan juga dikurangi melalui proses absorpsi air yang dilakukan oleh dinding omasum. 

d. Abomasum (Perut Masam)

Abomasum adalah perut yang sebenarnya karena di organ inilah sistem pencernaan hewan ruminansia secara kimiawi bekerja dengan bantuan enzim-enzim pencernaan. Di dalam abomasum, gumpalan makanan dicerna melalui bantuan enzim dan asam klorida. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain, sedangkan asam klorida (HCl) selain membantu dalam pengaktifan enzim pepsinogen yang dikeluarkan dinding abomasum, juga berperan sebagai desinfektan bagi bakteri jahat yang masuk bersama dengan makanan. Seperti diketahui bahwa bakteri akan mati pada Ph yang sangat rendah. 

4. Usus Halus dan Anus

Setelah makanan telah halus, dari ruang abomasum makanan tersebut kemudian didorong masuk ke usus halus. Di organ inilah sari-sari makanan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya ampas atau sisa makanan keluar melalui anus. 

Nah, demikianlah pembahasan mengenai proses dan saluran dalam sistem pencernaan hewan ruminansia. Dari pemaparan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam mencerna makanan, hewan ruminansia sangat mengandalkan kerja pencernaan mekanis melalui rongga mulut dan pencernaan kimiawi melalui kerja pada lambung. Semoga bermanfaat.

Sumber : http://www.forumsains.com/artikel/sistem-pencernaan-makanan-ruminansia/

Created  By : Lolyta Hendra Putri Purnamasari