Proses perubahan sosial dalam masyarakat dapat terjadi melalui penyebaran ide

    Perubahan sosial dapat terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi. 1. Difusi

Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan (ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya) dari individu kepada individu lain, dari satu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dari pengertian tersebut dapat dibedakan dua macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.

a. Difusi intramasyarakat ( intrasociety diffusion ), yaitu difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat. Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini. 1) Adanya suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai banyak kegunaan. 2) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain. 3) Unsur baru yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima. 4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan dengan mudah diterima atau tidak. 5) Pemimpin atau penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut. b. Difusi antarmasyarakat ( intersociety diffusion ), yaitu difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antarmasyarakat adalah sebagai berikut. 1) Adanya kontak antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. 2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut. 3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut. 4) Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan baru tersebut. 5) Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut.

6) Paksaan untuk menerima unsur baru tersebut.

       Mengenai masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui perembesan secara damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik. a. Perembesan damai ( penetration passifique ), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat tanpa kekerasan dan paksaan, namun justru mengakibatkan masyarakat yang menerima semakin maju. Contohnya masuknya internet ke sekolah-sekolah. b. Perembesan dengan kekerasan ( penetration violente ), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat penerima. Contohnya masuknya budaya asing pada masa penjajahan kolonial Belanda. c. Simbiotik, yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan. Ada tiga macam proses simbiotik, yaitu mutualistik, komensalistik, dan parasitistik. 1) Mutualistik, yaitu simbiose yang saling menguntungkan 2) Komensalistik, yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan, tetapi pihak lain tidak untung namun juga tidak rugi. 3) Parasitistik, yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan dan pihak lain menderita kerugian. 2. Akulturasi Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asli. Proses akulturasi dapat berjalan sangat cepat atau lambat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat. 3. Asimilasi Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masingmasing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya. Asimilasi terjadi sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi akan timbul apabila ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terusmenerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri. 4. Akomodasi

Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjuk terciptanya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antarindividu dan kelompok-kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi sosial.

Tulisan ini dipublikasikan di Sosiologi. Tandai permalink.

tirto.id - Perubahan sosial akan selalu terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab, setiap masyarakat pasti selalu menginginkan perubahan yang lebih baik dalam kehidupannya sesuai kebutuhan.

Perubahan sosial menjadi proses yang akan senantiasa berlangsung tanpa henti.

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat munculnya ketidaksesuaian pada unsur-unsur yang berbeda di kehidupan masyarakat.

Perubahan tersebut lantas menghasilkan pola kehidupan baru yang berlainan dari pola kehidupan sebelumnya.

Mengutip modul Sosiologi: Proses Perubahan Sosial di Masyarakat (2012) terbitan LPPM UNY, sosiolog Selo Soemardjan mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Cakupan perubahan sosial pada masyarakat sangat luas. Perubahan sosial dapat diamati dengan melakukan pengamatan secara cermat di suatu masyarakat.

Selanjutnya, kondisi keadaan masyarakat tersebut pada masa lampau dengan sekarang dibandingkan, untuk memahami perbedaan yang telah terjadi.

Proses perubahan sosial

Perubahan sosial memerlukan waktu yang tidak sebentar. Mengutip modul Sosiologi Kelas 12 (2019) terbitan Kemdikbud, proses perubahan sosial dapat terjadi dengan melalui beberapa cara yaitu difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi. Berikut penjelasan masing-masing:

1. Difusi

Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terdiri dari ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya.

Penyebaran berlangsung dari individu ke individu, dari suatu golongan ke golongan lain pada suatu masyarakat, datau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Difusi dapat berlangsung dengan cara perembesan damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik.

2. Akulturasi

Akulturasi adalah proses sosial yang muncul saat suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing ini secara perlahan diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri. Namun, penerimaan kebudayaan asing tersebut tidak sampai menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri.

Proses akulturasi bisa berjalan cepat atau lambat. Cepat lambatnya proses ini tergantung dengan persepsi masyarakat setempat pada budaya asing yang masuk.

Jika masuk dengan cara pemaksaan, maka akulturasi berlangsung relatif lama. Apabila masuk dengan cara damai, akulturasi budaya sendiri dengan budaya asing cenderung berlangsung cepat.

3. Asimilasi

Asimilasi adalah proses sosial lanjutan yang muncul saat terdapat golongan-golongan manusia yang memiliki latar belakang kebudayaan berbeda-beda untuk saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif pada jang waktu lama.

Selanjutnya, kebudayaan-kebudayaan dari golongan-golongan itu berubah sifatnya masing-masing menjadi kebudayaan baru. Kebudayaan baru ini merupakan budaya campuran dari kebudayaan-kebudayaan sebelumnya.

Asimilasi bertujuan untuk mencapai kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama di saat terdapat perbedaan antarindividu atau antarkelompok.

Sosiolog Koentjaraningrat berpendapat, proses asimilasi muncul saat kelompok-kelompok berbeda saling berinteraksi secara langsung dan terus-menerus dalam jangka waktu lama.

4. Akomodasi

Akomodasi merupakan keadaan saat didapatinya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antara perorangan dan kelompok-kelompok orang berkenaan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Pada keadaan ini, setiap pihak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya.

Baca juga:

  • Teori Perubahan Sosial Menurut Selo Soemardjan dan Penyebabnya
  • Perbedaan Perubahan Sosial dan Budaya Beserta Contohnya

Baca juga artikel terkait PERUBAHAN SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/adr)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA