Peristiwa yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1945

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gerakan Pramuka di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak era kolonial Belanda, namun sejarah hari ini mencatat baru pada 14 Agustus 1961 ditetapkan sebagai Hari Pramuka Indonesia. 14 Agustus juga mencatat peristiwa penting lainnya, yakni keputusan Jepang menyerah kepada Sekutu menyusul bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Keputusan Jepang menyerah sekaligus menjadi akhir dari Perang Dunia Kedua.

1961: Hari Pramuka

Logo resmi peringatan Hari Pramuka ke-60. 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka. Dalam peringatan Hari Pramuka ke-60 tahun, tema yang diambil adalah “Berbakti Tanpa Henti”. (foto:pramuka.id)

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikalbakal kepanduan di Indonesia ini kemudian meleburkan diri menjadi satu, bernama Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.

Di era ini terus bermunculan gerakan-gerakan kepanduan yang akhirnya melebur menjadi PAPI (Persaudaraan Antara Pandu Indonesia) yang kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Kepanduan di Indonesia semakin kuat hingga akhirnya digelar “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Gerakan kepanduan akhirnya berkembang setelah kemerdekaan. Pada 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) yang kemudian menjadi anggota kepanduan sedunia.

Kemudian pada 1961, keluar Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Presiden Soekarno kemudian melakukan pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961.
Selain pelantikan pengurus Gerakan Pramuka, pada tanggal 14 Agustus 1961 pula dilangsungkan defile Pramuka yang bertujuan untuk memperkenalkan secara resmi Gerakan Pramuka Indonesia kepada khalayak. Sejak itu, tanggal 14 Agustus kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka.

Dalam peringatan Hari Pramuka ke-60 tahun, tema yang diambil adalah “Berbakti Tanpa Henti,” yang tentunya bermakna seluruh anggota Gerakan Pramuka selalu siap sedia untuk berbakti sampai kapanpun.

1945: Jepang Menyerah kepada Sekutu

Headline koran yang menyatakan Jepang menyerah, dan Perang Dunia berakhir. Jepang menyerah pada 14 Agustus 1945. (Foto; Timothy Hughes Rare Newspapers)

Bom atom milik Amerika Serikat yang menghancurkan Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) akhirnya membuat Jepang menyerah. Kaisar Hirohitoo ketika itu mengumumkannya melalui siaran radio. Menyerahnya Jepang sekaligus mengakhiri Perang Dunia kedua.

Dalam pidaotnya di radio, Kaisar Jepang Hirohito dia menyalahkan penggunaan "bom baru dan paling kejam" untuk penyerahan tanpa syarat Jepang.

"Jika kita terus berperang, itu tidak hanya akan mengakibatkan kehancuran total dan pemusnahan bangsa Jepang, tetapi juga akan menyebabkan kepunahan total peradaban manusia," ucapnya.

Dua bom atom milik Amerika Serikat memang membawa kehancuran luar biasa. Korban meninggal akibat bom atom diperkirakan sekitar 140.000 orang, dari total 350.000 populasi di Hiroshima. Sementara di Nagasaki, korban jiwa diperkirakan sedikitnya 74.000. Bom ini sekaligus menghancurkan mental tentara Jepang.

Namoro Shigomitso yang menjadi perwakilan Jepang menandatangni secara resmi pernyataan menyerah kepada Sekutu. Penandatangan ini dilakukan di atas kapal perang USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo pada 2 September 1945. (foto: getty images)

Sementara itu, Presiden Truman yang berbicara di Gedung Putih mengataan, menyerahnya Jepang adalah akhir dari fasisme. "Ini adalah hari yang kita tunggu setelah peristiwa Pearl Harbour. Ini adalah hari ketika fasisme pada akhirnya mati, seperti yang kita tahu itu selalu akan terjadi."

Setelah Jepang menyerah pada 14 Agustus 1945, dua hari libur nasional diberlakukan di sejumlah negara Sekutu, seperti Inggris, Amerika Serikat dan Australia. Jutaan orang dari negara-negara Sekutu ikut dalam parade dan pesta perayaan di jalan.

Secara resmi, Jepang menyerah pada 2 September 1945. Jepang menandatangani pernyataan menyerah di atas kapal USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo. (*)

Pewarta : Ratu Bunga Ambar Pratiwi (MG-345)
Editor : Wahyu Nurdiyanto

TIMESINDONESIA, JAKARTA – 14 Agustus 1945 menjadi salah satu hari penting dalam sejarah Indonesia. Pada tanggal tersebut, Soekarno  yang kelak menjadi Presiden RI yang pertama ditunjuk sebagai Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dan Hatta sebagai wakilnya.

Sebelumnya, kedua pemimpin ini, bersama Radjiman pada 11 Agustus 1945, terbang ke Saigon, Vietnam, untuk bertemu Panglima Wilayah Selatan, Panglima Tertinggi Terauchi Hisaichi. Sang Panglima menjanjikan kemerdekaan bagi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda, termasuk Indonesia.

Keputusan Jepang ini tidak lepas dari dua bom atom Amerika Serikat pada 7 dan 9 Agustus yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.

Usai kedatangan Soekarno dan Hatta, proses penyusunan teks proklamasi pun dimulai, dengan melibatkan Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis. Penyusunan teks dikerjakan di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta. Asrama Prapatan kala itu sering dijadikan tempat nongkrong para anggota gerakan bawah tanah.

Selain menjadi hari penting jelang proklamasi kemerdekaan Indonesia, 14 Agustus juga diperingati sebagai hari Pramuka Indonesia. Sejatinya, gerakan kepanduan atau Pramuka di Indonesia sudah dimulai sejak era penjajahan Belanda.

Berikut peristiwa penting pada 14 Agustus:

1893 - Perancis menjadi negara pertama di dunia yang memperkenalkan sistem plat nomor.

1941 - Perang Dunia II: Winston Churchill dan Franklin D. Roosevelt menandatangani Piagam Atlantik yang berisi kesepakatan-kesepakatan bersama antara Amerika Serikat dan Inggris tentang situasi dunia pasca-perang.

1945 - Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, setelah dijatuhi bom nuklir oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki.

1947 - Pakistan mendeklarasikan kemerdekaannya dari penjajahan Britania Raya dan bergabung dengan Negara-Negara Persemakmuran.

1950 - Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan.

1961 - Hari Pramuka. Pelantikan Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari di Istana Negara, serta penganugerahan Panji kepada Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno.

1971 - Deklarasi pendirian negara Bahrain.

1997 - Sistem nilai tukar Rupiah berganti dari mengambang terkendali menjadi mengambang bebas. Indonesia mulai terkena imbas Krisis Finansial Asia 1997.

2005 - Sebuah pesawat Helios Airways dengan nomor penerbangan HCY 522 jatuh di utara Athena. Seluruh penumpang yang berjumlah 121 orang tewas.

2010 - Olimpiade Remaja pertama di dunia digelar di Singapura. (*)

Editor : Wahyu Nurdiyanto

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.Pengibaran bendera pada 17 Agustus 1945.Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, berdasarkan tim PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic).Dikibarkannya bendera Indonesia pada 17 Agustus 1945.Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta BPUPKI Dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaan Indonesia, dr. Radjiman adalah satu-satunya orang yang terlibat secara akif dalam kancah perjuangan berbangsa dimulai dari munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuvernya di saat memimpin Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat disetiap daerah di Indonesia (kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab Belanda dengan kompensasi membentuk Volksraad dan dr. Radjiman masuk di dalamnya sebagai wakil dari Boedi Utomo.Pada sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, ia mengajukan pertanyaan “apa dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?” Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini kemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama tahun 1948 di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi ini menjadi temuan baru dalam sejarah Indonesia yang memaparkan kembali fakta bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila.Pada tanggal 9 Agustus 1945 ia membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon dan Da Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia Timur Raya terkait dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan Jepang berencana menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia. tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA