Pengendalian bercak daun pada kelapa sawit

Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya from Ankardiansyah Pandu Pradana

Priwiratama, H., & Widiyatmoko, B. (2022). POTENSI TEKNOLOGI IRADIASI ENERGI FOTON UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT BERCAK DAUN Curvularia sp. PADA TANAMAN KELAPA SAWIT. WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 27(3), 134-145. Retrieved from //warta.iopri.org/index.php/Warta/article/view/91

Kendalikan penyakit Bercak daun Curvularia untuk pembibitan sawit . Pada musim penghujan intensitas penyakit bercak daun...

Posted by Pusat Penelitian Kelapa Sawit - PPKS on Tuesday, July 14, 2020

PRATAMA, ARI REZKY (2021) TA : PENGENDALIAN PENYAKIT BERCAK DAUN (Curvularia sp.) PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT SECARA KIMIAWI. Diploma thesis, Politeknik Negeri Lampung.

Abstract

Kelapa sawit (Elaeis guineensisJacq.) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabatitertinggi di dunia. Tanaman di persemaian lebih rentan terhadap serangan penyakit dibandingkan tanaman yang telah ditanam di lapangan, sehingga jika tanaman di persemaian telah terserang penyakit maka pertumbuhan tanaman tersebut tergangguSalah satu kendala yang sering muncul di pembibitan kelapa sawit adalah munculnya penyakit bercak daun dan antraknosa. Pengendalian penyakit bercak daun dilakukan dengan mengindentifikasi penyakit, pengendalian Curvularia sp. penyemprotan bahan aktif, dan pengamatan hasil semprot.Tujuan penulisan tugas akhir adalah mengetahui gejala penyakit bercak daun Curvularia sp. pada bibit kelapa sawit, mengetahui efektivitas pengendalian penyakit bercak daun Curvularia sp. secara kimia. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu mengidentifikasi penyakit Curvularia sp. pengendalian Curvularia sp. penyemprotan, dan pengamatan hasil semprot. Berdasarkan pengamatan di lapangan dengan menggunakan aplikasi fungisida difenokonazoldengan dosis 125 ml.ha-1memberi pengaruh nyata terhadap pengendalian penyakit bercak daun.

Bercak Daun merupakan salah satu penyakit utama pada pembibitan kelapa sawit, sebagai akibat serangan patogen Curvularia sp.,mula -mula menyerang daun pupus yang belum membuka atau dua daun termuda yang sudah membuka. Tampak bercak bulat kecil, warna kuning tembus cahaya. Bercak membesar, warna pusat bercak menjadi coklat muda dan tampak mengendap (melekuk). Bercak dikelilingi oleh halo yang berwarna jingga kekuningan. Penyakit ini mampu menghambat pertumbuhan bibit.

Selama ini planters secara rutin menggunakan fungisida golongan EBDC (seperti mancozeb), namun tidak efektif dan tidak tuntas. Fenomena ini menunjukkan bahwa pathogen mulai tahan terhadap fungisida golongan EBDC, dan perlu alternative fungisida yang mampu mengendalikan pathogen Curvularia sp.


Kuproxat 345 SC merupakan fungisida dan bakterisida non sistemik yang berspektrum luas. Berasal dari bahan aktif tembaga oksi sulfat 345 g/l. Kuproxat diformulasi dalam bentuk cair sehingga mudah pemakaiannya dan memiliki partikel kecil sehingga lebih sempurna melindungi permukaan daun dari penetrasi spora jamur dan bakteri. Selain itu, Kuproxat 345 SC bekerja secara multisite sehingga memiliki resiko rendah terhadap resistensi pathogen. Benefit lainnya bahan aktifnya tetap bekerja maksimal dan tidak mudah terdegradasi waloupun di larutkan dalam air rawa (air asam)

Beberapa PBS (Perkebunan Besar Swasta) yang berhasil mengendalikan pathogen Curvularia sp. , menceritakan bahwa pemilihan fungisida yang tepat merupakan factor kunci. Sebelumnya PBS menggunakan fungisida golongan EBDC (Mancozeb) dan dirasakan tidak efektif. Kemudian beralih menggunakan fungisida kuproxat 345 SC, konsentrasi 2 ml/l air, di semprot setiap 2 minggu sekali dengan menggunakan pelarut air asam, hasilnya pathogen Curvularia sp. , dapat dikendalikan, bibit sawit tampak sehat dan berkembang lebih baik.
Pengalaman PBS di atas mirip dengan hasil pengujian yang telah dilakukan di beberapa lokasi pembibitan kelapa sawit. Uji efikasi menggunakan dua perlakukan, yaitu control dan kuproxat 345 SC kosentrasi 2 ml/l, penyemprotan dilakukan 2 kali dan di ulang tiap 2 minggu, dalam kurun waktu 30 hari, bibit yang tidak di semprot fungisida (control) mengalami peningkatan 10 % serangan Curvularia sp. , sedangkan bibit yang di semprot kuproxat 345 SC tidak ditemukan gejala serangan baru pada daun baru/daun muda.


KESIMPULAN & REKOMENDASI
Curvularia sp., dapat dikendalikan dengan kuproxat 345 SC pada konsentrasi 2 ml/l air. Penyemprotan dilakukan tiap 2 minggu. Agar bibit sawit terlindungi dari serangan patogen Curvularia sp.,gunakan fungisida kuproxat 345 SC.

Latest posts

  • 5 HAMA UTAMA YANG SERING MENYERANG TANAMAN PADI

    Desember 1 2022

  • APLIKASI INSEKTISIDA BIOLOGI DIPEL SC METODE THERMAL FOGGING

    Juli 29 2022

  • TERRAD’OR 70 WG HERBISIDA KONTAK GENERASI BARU

    Juli 7 2022

Daun sawit kuning kurang pupuk apa?

Anda bisa memberikan pupuk Urea dan pupuk ZA untuk mengembalikan kondisi kelapa sawit tersebut. Tanda lain dari kelapa sawit yang kekurangan unsur hara ialah daunnya tampak menguning.

Apa Penyebab daun sawit bintik hitam?

Bercak Daun merupakan salah satu penyakit utama pada pembibitan kelapa sawit, sebagai akibat serangan patogen Curvularia sp.,mula -mula menyerang daun pupus yang belum membuka atau dua daun termuda yang sudah membuka.

Apa sebabnya bibit sawit daunnya kuning kuning?

Beberapa faktor yang menjadi penyebab daun menjadi kuning adalah bisa disebabkan oleh kurangnya asupan unsur hara dari dalam tanah yakni unsur makro dan mikro, pH tanah yang masam, defisit air, minim bahan organik, tingginya residu dalam tanah, dosis dan jenis pupuk tidak tepat, serangan penyakit dan hama.

Apa penyebab bercak daun?

Organisme bakteri adalah penyebab utama penyakit bercak daun bakteri pada tanaman. Kondisi basah dan sejuk mendorong pembentukan bakteri ini, yang dapat menyebar pada tanaman dengan cepat. Bakteri terciprat ke daun, lalu membelah diri untuk berkembang biak.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA