Nilai nilai budaya keadilan sudah ditunjukkan nenek moyang kita yaitu pada

6 Nilai Budaya Masa Praaksara

Terdapat nilai-nilai budaya dan tradisi pada masa praaksara yang bisa kita jadikan sebagai pelajaran dan suri teladan. Nilai-nilai budaya dan tradisi ini masih sangat terlihat dalam kehidupan masyarakat sampai saat ini. 6 nilai budaya masa praaksara tersebut antara lain yaitu:

1.   Nilai Religius (Kepercayaan)

Pada masa praaksara masyarakat sudah mempunyai kepercayaan terhadap adanya kekuatan ghaib. Mereka percaya bahwa pohon rimbun yang tinggi dan besar, hutan lebat, pantai, laut, gua yang gelap, atau tempat lainnya dipandang keramat karena dipercaya ditempati oleh roh halus atau makhluk ghaib.

Mereka yakin bahwa kejadian-kejadian alam seperti gempa bumi, banjir, hujan, petir, gunung meletus, adalah akibat dari perbuatan roh halus atau makhluk ghaib. Oleh karena itu untuk menghindari malapetaka maka roh halus ataupun makhluk ghaib tersebut harus selalu dipuja. Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut sebagai animisme.

Selain percaya terhadap roh halus, manusia praaksara juga percaya bahwa benda-benda tertentu seperti mata tombak, kapak atau benda lainnya mempunyai kekuatan ghaib, oleh karena itu benda tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda mempunyai kekuatan ghaib disebut dengan dinamisme.

2.   Nilai Gotong Royong

Pada masa praaksara masyarakat hidup secara berkelompok, mereka akan bergotong royong untuk kepentingan hidup bersama, seperti misalnya ketika membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama. Budaya gotong royong ini juga bisa dilihat dari peninggalan berupa bangunan-bangunan batu besar yang bisa dipastikan dibangun secara gotong royong.

3.   Nilai Musyawarah

Sementara itu dalam kehidupan berkelompok, masyarakat praaksara sudah mengembangkan nilai-nilai musyawarah. Hal ini bisa ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap paling tua (sesepuh) yang akan mengatur masyarakat serta memberikan keputusan untuk memecahkan berbagai masalah dan persoalan yang dihadapi bersama.

{|CATATAN| Berikut 2 rekomendasi artikel untuk Anda:


1) Mengenal Masa Praaksara 
2) Asal Nenek Moyang Bangsa Indonesia}

Nilai nilai budaya keadilan sudah ditunjukkan nenek moyang kita yaitu pada


4.   Nilai Keadilan

Nilai-nilai keadilan sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat praaksara, yakni dengan adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan juga keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki akan berbeda dengan kaum perempuan. Hal tersebut mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang nantinya akan mendapatkan hak dan kewajiban sesuai kemampuannya.

5.   Tradisi Bercocok Tanam

Salah satu cara yang biasa dilakukan oleh masyarakat pada masa praaksara untuk memenuhi memenuhi kebutuhan hidupnya ialah dengan cara bercocok tanam. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyak ditemukannya alat-alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan alat-alat lainnya.

6.   Tradisi Bahari (Pelayaran)

Masyarakat praaksara dulu sudah mengenal ilmu astronomi. Ilmu astronomi ini sangat membantu mereka pada saat berlayar dari pulau ke pulau dengan menggunakan perahu yang masih sangat sederhana. Perahu-perahu cadik adalah bentuk yang paling umum dikenal pada masa itu.

Perahu bercadik ialah perahu yang kanan-kirinya dipasang alat dari bambu dan juga kayu agar perahunya tidak mudah terbalik. Perahu bercadik memegang peranan sangat penting dalam kehidupan pada masa praaksara, selain sebagai sarana lalu lintas sungai dan laut masyarakat praaksara, perahu ini juga berperan sebagai alat penyebaran budaya.

Masyarakat praaksara sudah mempunyai kebudayaan yang cukup maju. Dengan adanya kebudayaan dan nilai-nilai tersebut, masyarakat praaksara mampu untuk mengadakan hubungan dan menerima pengaruh kebudayaan baru yang datang dari luar tanpa mengorbankan kebudayaan dan nilai-nilai sendiri.

Sumber Referensi:

http://www.pembelajaranmu.com/2017/07/nilai-nilai-budaya-masa-praaksara-di.html

http://ikhwanartmy.blogspot.com/2010/01/nilai-nilai-peninggalan-budaya-masa.html

JAKARTA - Pentingnya nilai-nilai budaya masa praaksara yang dapat menumbuhkan kesadaran bagi generasi sekarang. Nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia perlu untuk dikembangkan kembali. Tujuannya adalah untuk menciptakan kode etik dalam bermasyarakat. Apalagi Indonesia termasuk dalam negara multikultural.

Dengan keanekaragaman yang ada, Persatuan di seluruh rakyat Indonesia menjadi kekuatan dasar dalam mempertahankan keamanan dan menjaga pertahanan Indonesia dari ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.

Salah satunya, nilai-nilai budaya masa praaksara yang dapat menumbuhkan kesadaran bagi generasi sekarang. Karena itulah perlu adanya strategi budaya yang menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa multikultural itu penting.

Adapun, nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia ini menggambarkan kehidupan manusia pada masa praaksara dengan proses belajar secara bertahap. Maka terdapat nilai-nilai budaya dan tradisi yang dapat di ambil sebagai pelajaran dan suri teladan.

BACA JUGA: Kebudayaan Suku Baduy yang Unik dan Menarik Perhatian

Berikut nilai-nilai budaya masa praaksara yang dapat menumbuhkan kesadaran bagi generasi sekarang:

1. Nilai Agama

Nilai agama atau religius merupakan salah satu nilai budaya pada praaksara. Nilai keagaam ini bisa menumbuhkan generasi yang lebih baik dengan berpedoman terhadap agama.

Sebab, beberapa masyarakat paraaksara sudah memiliki kepercayaan. Seperti contoh, kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung meletus atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus ,mahluk gaib dan pencipta smesta.

2. Nilai Gotong Royong

Nilai ini dijadikan motivasi oleh setiap anggota masyarakat praaksara. Semangat gotong royong juga dimiliki bangsa Indonesia sejak dahulu.

Sebab, melakukan gotong royong dalam berbagai hal dan semangat ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Sikap gotong royong harus tertanam di dalam diri seluruh elemen atau lapisan masyarakat

Karena dengan adanya kesadaran tersebut, setiap lapisan masyarakat akan mampu melakukan kegiatan bersama dengan mudah melalui gotong royong.

Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-bangunan batu besar yag dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.

3. Nilai Keadilan

Nilai keadilan yang dianut pada masa praakasara adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.

Pembagian nilai keadiaan antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai dengan kemampuannya.

4. Tradisi Bercocok Tanam.

Masyarakat praakasara memiliki cara untuk bisa bertahan hidup.

Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidup ialah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.

5. Nilai Pelayaran

Salah satu nilai-nilai budaya masa praaksara yang dapat menumbuhkan kesadaran bagi generasi sekarang yakni mengenai pelayaran. Ilmu ini sangat membantu pada saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat sederhana. Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada waktu itu.

  • #Nilai-nilai budaya
  • #Kebudayaan

Nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia adalah suatu hal yang menjadi suri tauladan atau hikmah pada masa tersebut sebagai pelajaran untuk masa sekarang. Masa praaksara sendiri merupakan suatu periode dimana masyarakat belum mengenal kegiatan membaca dan menulis. Oleh karena itu, nilai dan norma diturunkan melalui lisan dan kebiasaan yang membentuk suatu budaya atau tradisi.

Untuk menemukan nilai yang dianut oleh sebuah masyarakat, kita bisa melihat beberapa aspek dalam berkehidup, contohnya dari aspek religius atau kepercayaan dan aspek sosial beserta kegiatan yang terjadi di dalamnya. Berikut nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia.

Nilai religius (kepercayaan)

Pada masa praaksara, masyarakat Indonesia mempercayai bahwa hal-hal yang terjadi dalam kehidupan berkaitan dengan kekuatan ghaib (roh halus dan makhluk ghaib). Kekuatan ghaib ini pula yang menciptakan fenomena alam seperti petir, hujan badai, gerhana matahari dan gunung meletus. Agar terhindar dari malapetaka dan hal-hal buruk, masyarakat kemudian menyembah dan memuja roh halus dan para makhluk ghaib. Kepercayaan terhadap roh halus atau makhluk ghaib seperti ini disebut animisme.

Selain percaya pada roh halus, masyarakat praaksara juga percaya bahwa beberapa benda seperti kapak, pohon, dan mata tombak memiliki kekuatan ghaib sehingga harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda-benda memiliki kekuatan ghaib disebut dengan dinamisme.

Nilai gotong royong

Nilai gotong royong di Indonesia sudah berlangsung lama dari zaman dahulu kala. Masyarakat praaksara sudah hidup secara berkelompok. Maka dari itu, mereka hidup bergotong royong untuk mewujudkan tujuan bersama. Sebagai contoh, bangunan-bangunan peninggalan masa praaksara memiliki ukuran besar sehingga perlu bergotong royong untuk membangunnya.

Baca juga:  KERAJAAN-KERAJAAN MASA HINDU BUDHA DI INDONESIA

Nilai musyawarah

Dalam hidup berkelompok, masyarakat praaksara juga telah menerapkan nilai musyawarah, yaitu menyelesaikan masalah melalui musyawarah. Hal tersebut tercermin dari kegiatan pemilihan pemimpin atau sesepuh.

Setiap suku-suku selalu memiliki satu orang pemimpin di dalamnya. Pemimpin ini mengatur masyarakat dan memberi keputusan terhadap masalah bersama. Dengan demikian, apabila terdapat masalah atau perselisihan, mereka wajib melapor kepada sesepuh. Sesepuh akan mengumpulkan pihak bermasalah dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah.

Nilai keadilan

Adil bisa memiliki arti tidak berat sebelah, tidak memihak, dan tidak sewenang-wenang. Pada masa praaksara keadilan tercemin dari cara masyarakat dalam membagi tugas. Masyarakat membagi tugas sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap orang memiliki hak dan kewajiban berbeda-beda.

Contohnya, laki-laki – yang umumnya memiliki kekuatan fisik lebih kuat dari pada wanita – banyak melakukan pekerjaan fisik berat seperti kuli, berburu, dan menjadi tentara. Sementara itu, perempuan memiliki ketelitian dan keuletan yang lebih baik sehingga banyak di antaranya menjadi penenun dan pengatur rumah tangga.

Tradisi bercocok tanam

Tradisi bercocok tanam berkaitan dengan mata pencaharian atau pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Para ahli menemukan banyak alat-alat pertanian dari masa praaksara seperti beliung persegi (alat untuk mencangkul). Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat saat itu sudah memiliki kebiasaan untuk bertani.

Nilai nilai budaya keadilan sudah ditunjukkan nenek moyang kita yaitu pada
Beliung. sumber foto: regional.kompas.com

Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi yaitu ilmu yang mempelajari benda-benda langit. Dengan mengetahui posisi bintang, mereka bisa menentukan arah. Hal ini sangat penting dalam menentukan posisi pulau dan juga pelayaran. Saat berlayar mereka akan mengikuti posisi bintang sebagai arah berlayar.

Nilai nilai budaya keadilan sudah ditunjukkan nenek moyang kita yaitu pada
Perahu bercadik. sumber: artikelsiana.com

Dalam berlayar, masyarakat praaksara umumnya menggunakan perahu cadik yang memiliki bambu atau kayu di kanan-kirinya untuk mencegah perahu oleng. Perahu bercadik ini kemudian menjadi alat transportasi utama di sungai dan laut serta menjadi angkutan penting dalam penyebaran budaya dari satu pulau ke pulau lainnya.

Baca juga:  Sejarah Internet dan Perkembangannya di Indonesia

Kesimpulan

  1. Apa pengeritian nilai budaya? Hal-hal atau tradisi dalam masyarakat yang menjadi suri tauladan.
  2. Apa ciri-ciri dari nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia?a). Masyarkat praaksara memiliki kepercayaan terhadap roh halus dan makhlus halus serta benda-benda yang memiliki kekuatan ghaib lainnya. Mereka menyembah kekuatan ghaib dan mengkeramatkan benda-benda berkekuatan ghaib.b). Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok. Mereka bergotong royong untuk mewujudkan tujuan bersama dan memilih sesepuh untuk memimpin dalam pemecahan masalah bersama.c). Masyarakat praaksara adil dalam berkehidupan. Contoh, memberikan tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian seseorang.d). Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat praaksara bercocok tanam atau bertani.

    e). Dalam penyebaran budaya dan memenuhi kebutuhan transportasi, masyarakat membuat perahu bercadik sebagai alat transportasi air yang utama.

  3. Apa perbedaan kepercayaan animisme dan dinamisme? Kepercayaan animisme bertumpu pada kekuatan makhluk ghaib yang mengakibatkan berbagai fenomena alam sedangkan kepercayaan dinamisme bertumpu pada benda yang berkekuatan ghaib.
  4. Apa contoh nilai musyawarah pada masa praaksara di Indonesia? Contohnya yaitu dengan pemilihan pemimpin atau sesepuh yang akan bertindak sebagai penengah/pengambil keputusan terhadap masalah bersama.