Mengapa sejarah sebagai ilmu harus memiliki teori untuk membuktikan kebenaran

Berbagai definisi tentang sejarah yang diartikan oleh pakar dan tokoh-tokoh dari sudut pandang masing-masing, sehingga timbul berbagai perbedaan definisi. Tentu saja hal tersebut dikarenakan luasnya bidang ilmu sejarah dan dari mana sudut pandang pengertian tersebut ditinjau. Sedangkan menurut Mohammad Yamin, sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang di dalamnya terdapat cerita bertarikh.

Menurut sudut pandang tersebut, akhirnya munculah definisi sejarah sebagai ilmu. Lalu, sudah tahukah kamu apa pengertian dari definisi tersebut? Nah, di kesempatan kali ini, Burhan akan berbagi pengetahuan serta informasi mengenai definisi sejarah yang diartikan sebagai ilmu. Untuk mengetahui lebih dalam tentang hal tersebut, kamu harus menyimak halaman ini sampai bawah.

Pengertian Sejarah sebagai Ilmu

Sejarah sebagai ilmu memiliki arti bahwa sejarah merupakan pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu, kemudian disusun secara sistematis dan memiliki metode pengkajian ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan suatu kebenaran atau suatu hal yang nyata.

Sejarah sebagai studi keilmuan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang pernah terjadi dan dialami oleh manusia di waktu lampau dan telah meninggalkan jejak-jejaknya hingga waktu sekarang. Dalam hal tersebut, aspek utama atau tekanan perhatian terletak pada peristiwa yang terjadi (peristiwa yang bersifat khusus) dan ditulis dalam urutan perkembangannya sampai menjadi suatu cerita sejarah.

Ciri-ciri Sejarah sebagai Ilmu

Empiris merupakan sebuah kata yang bermakna pengalaman, percobaan, penemuan, atau pengamatan yang dilakukan. Salah satu ciri tersebut berasal dari bahasa Yunani, tepatnya dari kata Empiria. Sejarah sebagai ilmu memiliki sifat empiris dikarenakan sejarah melakukan kajian pada peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau.

Kajian dilakukan atas dasar bukti-bukti atau jejak-jejak yang ditemukan dan mendukung adanya peristiwa, salah satu bentuk jejak atau bukti dapat berupa sebuah dokumen. Kemudian, dokumen itulah yang akan diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta.

Ciri-ciri yang kedua adalah memiliki objek yang berarti adanya perubahan atau perkembangan kegiatan atau aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau). Dalam hal ini, waktu merupakan salah satu unsur paling penting dalam sejarah. Tentu saja waktu yang dimaksud adalah waktu waktu terjadinya peristiwa di masa lalu.

Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh ahli dan berfungsi sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa yang terjadi. Dalam sejarah, isi dari teori adalah satu kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu yang diajarkan berdasarkan keperluan peradaban.

Sedangkan rekonstruksi sejarah yang dilakukan ialah pengenalan adanya teori yang berkaitan dengan beberapa hal, yaitu sebab akibat, subjektivitas, objektivitas, dan eksplanasi.

Metode merupakan langkah atau cara yang sistematis serta tidak melenceng dari norma-norma yang berlaku dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Setiap ilmu pengetahuan tentu memiliki tujuan, begitu juga sejarah.

Sementara itu, tujuan dari ilmu sejarah ialah menjelaskan perkembangan atau perubahan kehidupan yang dilalui oleh manusia dari waktu ke waktu. Dalam sejarah, metode berfungsi untuk mencari kebenaran terkait peristiwa-peristiwa khusus yang terjadi di masa lampau. Sehingga para sejarawan harus benar-benar teliti dalam menyimpulkan suatu peristiwa.

Ciri-ciri terakhir sejarah sebagai ilmu ialah mempunyai generalisasi. Generalisasi merupakan sebuah kesimpulan yang bersifat umum yang ditarik dari suatu pengamatan dan pemahaman penulis.

Contoh Sejarah sebagai Ilmu

  1. Teori masuknya Hindu-Budha ke Indonesia

Contoh pertama adalah mengenai teori masuknya agama serta kebudayaan Hindu-Budha ke Nusantara. Berdasarkan referensi yang ada, banyak sekali teori yang membahas tentang peristiwa ini, termasuk 4 teori yang cukup terkenal yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Arus Balik.

Masing-masing teori telah memiliki bukti dan telah dikaji secara ilmiah serta sistematis, sehingga teori tersebut dapat dikategorikan sebagai contoh sejarah sebagai ilmu.

  1. Teori masuknya Islam ke Indonesia

Selain masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia, teori tentang masuknya Islam ke Indonesia juga masuk dalam kategori contoh sejarah sebagai ilmu. Terdapat banyak teori dalam peristiwa masuknya Islam ke Indonesia, salah satunya adalah teori Gujarat.

Dalam teori Gujarat dijelaskan bahwa agama Islam yang berhasil masuk ke Nusantara adalah berasal dari Gujarat. Selain itu, terdapat teori-teori lainnya yang memiliki pendapat berbeda dan tentunya juga memiliki bukti yang kuat. Maka dari itu teori masuknya Islam ke Indonesia menjadi salah satu contoh sejarah sebagai ilmu.

Teori Nusantara disebut juga sebagai teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia yang menjelaskan tentang nenek moyang Indonesia yang bukan berasal dari luar Nusantara. Teori ini diperkuat dengan adanya bukti, mulai dari kondisi geografis Indonesia, persebaran manusia, dan juga migrasi bahasa.

Selain teori Nusantara, terdapat teori lain yang menjelaskan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia yaitu teori Yunan. Dalam teori ini dijelaskan bahwa Tiongkok Selatan adalah daerah asal nenek moyang Indonesia, lebih tepatnya adalah daerah Yunan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya jejak-jejak yang telah diteliti oleh para sejarawan.

Tak hanya teori Nusantara dan Yunan saja yang menjelaskan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, teori lainnya yang membahas hal sama yaitu teori Out Of Taiwan. Teori ini menjelaskan nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari rumpun Austronesia dan menjadi salah satu contoh sejarah sebagai ilmu karena memiliki bukti yang kuat dari hasil pendekatan linguistik/ bahasa.

Bagaimana, kamu sudah mengerti tentang penjelasan yang Burhan berikan tentang sejarah sebagai ilmu? Contoh-contoh yang telah Burhan sebutkan di atas bisa menambah pengetahuan kamu tentang hal ini. Sampai di sini dulu informasi yang bisa Burhan berikan, sampai jumpa di lain waktu ya.

Contoh Soal Sejarah Sebagai Ilmu

Menurut Hukum Fatum dari Yunani Kuno, alam berperan sebagai penentu arah gerak sejarah.

Hukum ini juga menyatakan bahwa alam akan melahirkan kenyataan yang terus menerus timbul dan tenggelam tanpa tujuan, seperti pola siklus.

Berdasarkan hal ini, ada ungkapan yang menyatakan bahwa sejarah itu berulang. Apabila ditinjau dari karakteristik sejarah sebagai ilmu yakni memiliki metode, maka jawaban yang tepat untuk menjelaskan “sejarah berulang” ialah …

a. Sejarah berfisat analisis kronologis, sehingga akan menghubungkan apa yang sudah terjadi dengan yang terjadi kemudian.

b. Sejarah melihat peristiwa yang terjadi di masa lalu akan selalu mengakibatkan munculnya peristiwa lain yang terjadi setelahnya

c. Sejarah membandingkan gejala berbagai peristiwa, sehingga menemukan unsur umum yang berulang dan unsur unik yang tidak berulang.

d. Sejarah menggunakan teori tertentu untuk menganalisis dan mengkaji suatu peristiwa di masa lampau.

e. Sejarah menganalisis suatu peristiwa melalui peninggalan dari masa lalu yang menjelaskan mengenai pengalaman manusia

Pembahasan (C)

Dasuki (1974, hlm. 67) menjelaskan bahwa dalam ilmu sejarah diadakan suatu analisis kritis dengan cara membandingkan dan membeda-bedakan gejala-gejala dari berbagai peristiwa, sehingga pada masing-masing peristiwa tersebut dapat ditemukan unsur-unsur umum yang berulang dan unsur khusus yang tidak berulang. Dengan adanya aspek-aspek umum yang berulang, maka terdapat persamaan atau pararelisme pada masing-masing peristiwa sejarah. Unsur-unsur umum yang berulang ini merupakan fenomena umum, sehingga yang berulang bukanlah peristiwa sejarah melainkan fenomena, karena peristiwa sejarah itu bersifat unik dan hanya terjadi satu kali.

Analisis per-pilihan:

a. Salah karena pilihan ini merujuk pada sifat sejarah yakni kronologis.

b. Salah karena pilihan ini merujuk pada unsur kausalitas dalam sejarah

c. Benar

d. Salah karena pilihan ini merujuk pada karakteristik sejarah sebagai ilmu yakni memiliki teori.

e. Salah karena pilihan ini merujuk pada karakteristik sejarah sebagai ilmu yakni empiris.

Jadi, jawabam yang tepat adalah C.

Sumber:

Hamid, A. R., dan Madjid, M. S. 2008. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Ismaun, Winarti. M., dan Darmawan, W. 2016. Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah.

[Total: 14 Average: 4.6]

Sejarah sebagai ilmu berarti peristiwa-peristiwa sejarah digali kembali kebenarannya berdasarkan metode ilmiah, dan disusun secara sistematis sehingga bersifat edukatif. Sejarah dianggap sebagai ilmu karena memiliki syarat-syarat keilmuan yang juga dimiliki oleh ilmu pengetahuan lain, yaitu:

  1. Bersifat empiris: Empiris berarti berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, dan pengamatan yang telah dilakukan). Sifat empiris pada sejarah menandakan bahwa suatu peristiwa sejarah dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan pengamatan oleh indra manusia yang memiliki nilai kebenaran yang sama pada setiap orang.
  2. Memiliki objek: Objek kajian dalam ilmu sejarah adalah manusia dan peristiwa-peristiwa sejarah. Karena objek kajian utamanya adalah manusia, maka peristiwa-peristiwa sejarah yang ditulis merupakan peristiwa sejarah yang dialami oleh manusia.
  3. Memiliki teori: Sejarah memiliki teori memiliki arti bahwa sejarah dapat dikaji berdasarkan teori-teori dari ilmu lain yang dapat membantu menjelaskan/menerangkan peristiwa-peristiwa sejarah.
  4. Memiliki metode: Sejarah memiliki metode artinya sejarah memiliki suatu metode tersendiri untuk membuktikan kebenaran dalam ilmu tersebut.
  5. Dapat diverifikasi: Suatu ilmu dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan apabila dapat diverifikasi kebenarannya. Begitu juga dengan sejarah, sejarah adalah ilmu pengetahuan karena kebenaran yang terkandung dalam ilmu sejarah dapat diverifikasi.

Jadi, jawaban yang tepat adalah C