Mengapa praci nanas selalu ada di setiap upacara upacara tertentu khas Melayu Riau



Kamis, 14 Oktober 2021 13:57 WIB Editor: Joseph Ginting

Laporan Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU-Adat istiadat sangat melekat di masyarakat Indonesia. Hampir setiap provinsi di Indonesia pasti memiliki tradisi adat tersendiri, termasuk di Provinsi Riau.

Yang pastinya adat istiadat dan budaya ini adalah suatau warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi, dan selalu di teruskan agar tidak hilang. Riau Online akan membahas mengenai

1. Balimau Kasai


3. Tepung Tawar

5 Upacara Tradisional Riau / lamriau.id

Adat istiadat Riau, 5 Upacara Tradisional Riau yaitu Tradisi tepung tawar yang merupakan symbol untuk mendoakan karena keberhasilannya.

Upacara ini dinilai sebagai symbol yang hakekat terhadap kekuatan dan memohon doa kepada Allah SWT agar dihindari dari marabahaya. Upacara ini menjadi salah satu bagian penting dalam sejumlah prosesi adat istiadat.

Seperti hajatan acara adat perkawinan, khataman Al Qur’an, berandam, syukuran, peresmian maupun prosesi kegiatan tradisi lainnya. Pada ungkapan orang Melayu Tepuk Tepung Tawar terkandung segala restu, terhimpun segala doa, terpatri segala harap, tertuang segala kasih sayang.

4. Batobo

5 Upacara Tradisional Riau / kebudayaan.kemdikbud.go.id

Batabo adalah sebutan untuk kegiatan bergotong royong dalam mengerjakan sawah, ladang, dan sebagainya, yang biasa dilakukan oleh suku ocu bangkinang. Batabo ini dilakukan unruk meringankan pekerjaan peranian seseorang, dengan itu perkerjaan akan lebih cepat selesai dan lebih mudah. Serta menajadi penyemangat dalam melakukan pekerjaan. Batobo memiliki arti yakni berarti berkelompok, bersama-sama atau berkawan-kawan. Batobo menjunjung tinggi perinsip kebersamaan dan kekeluargaan. Akan tetapi, hanya sebatas pengelolaan dan tidak berlaku terhadap hasil dari pertanian itu sendiri. Batobo ini terdapat di daerah Kampar dan kuantan.

5. Berinai Curi

5 Upacara Tradisional Riau / mantabz.com


Kegiatan Berinai Curi dilaksanakan dimalam hari kepadda kedua calon pengantin seekitar satu atau dua hari menjelang pernikahan yang dipersiapkan oleh Mak Andam.

Disebut berinai curi dikarenakan peralatan berinai untk mempelai pria diambil secara diam-diam atau di curi dari rumah mempelai wanita pada malam hari.

Berinai curi memiliki bermacam-macam makna, seperti untuk menolak bala, melindungi pengantin dari segala kejahatan dan membuat paras pengantin makin berseri dan bercahaya. Pada dasarnya, pemakaian inai di tangan dan di kuku, warna merahnya sebagai pemanis dan penolak bala sehingga pengantin terhindar dari gangguan makhluk-makhluk halus.

Inai ditelapak tangan sebagai penjaga diri, sedangkan ditelapak kaki sebgai tanda tak boleh berjalan jauh. Untuk pemakaian di sekeliling telapak tangan dan kaki bermakna sebagai pembangkit seri.

Sekian informasi mengenai Adat istiadat Riau, 5 Upacara Tradisional Riau. 


Kebudayaan masayarakat Riau, pada umumnya memiliki tradisi yaitu tepuk tepung tawar. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Melayu. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Melayu, setelah mereka merasakan nikmat dari Allah SWT, entah itu nikmat sehat, nikmat rizki dan nilmat-nikmat lainya. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat ini memiliki serta menggunakan bahasa, adat, dan kebudayaan Melayu. Riau memang kaya dengan adat dan tradisi,salah satunya ‘tepuk tepung tawar’.

Tepuk tepung tawar adalah suatu upacara adat budaya melayu Riau peninggalan para Raja-raja terdahulu. Tepuk tepung tawar merupakan upacara adat dan juga bentuk persembahan syukur atas tekabulnya suatu keinginan atau usaha, upacara ini dilakukan pada dua ketentuan,baik pada manusia maupun pada benda. Tepuk tepung tawar biasa di pergunakan dalam acara-acara tertentu misalnya : pernikahan, menempati rumah baru, mengendarai kendaraan baru, khitanan, serta bentuk-bentuk dari luapan rasa kegembiraan bagi orang-orang yang mempunyai hajatan, atau semacam upacara adat yang sakral lainnya. Berdasarkan makna ritual tepuk tepung tawar bagi masyarakat Suku Melayu ada pepatah mengungkapkan “kalau buat keje nikah kawin, kalau belum melaksanakan acara tepuk tepung tawar (dalam bahasa melayu: ketik tepung tawo) belum sah (afdhal) acara yang dilaksanakan”.

Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman, pelaksanaan tradisi tepuk tepung tawar yang dilakukan oleh masyarakat Melayu juga mengalami perubahan pada sebagian ritualnya. Hal ini tentu saja menimbulkan perubahan makna pada tradisi yang bersangkutan. Perubahan makna yang terjadi pada tradisi tepuk tepung tawar bagi masyarakat Melayu sebenarnya berkaitan juga dengan perubahan dari individu pendukung adat dan budaya itu sendiri.

Tepuk Tepung Tawar bagi masyarakat Melayu merupakan simbol budaya dan akan tetap terpelihara jika semua unsur pendukung budaya itu selalu berupaya dan menjunjung tinggi keberadaan Tepuk Tepung Tawar tersebut. Dengan demikian juga akan melanggengkan keberadaan Tepuk Tepung Tawar dalam kehidupan masyarakat.Namun kenyataannya banyak dari acara Tepuk Tepung Tawar yang berubah dalam pelaksanaannya sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan makna.

Perubahan makna tepuk tepung tawar tidaklah terlepas dari nilai-nilai budaya yang dianut masyarakatnya dan dengan demikian juga akan tercermin dari kebudayaan secara umum. Akan tetapi dalam perjalanan waktu dan pengaruh yang datang dari luar atau dari dalam konsep pikir dan pengetahuan masyarakatnya, maka kebudayaan kemudian mengalami perubahan.

Tata cara melakukan tepuk tepung tawar sebagai berikut :

a. Mengambil daun perenjis, yaitu daun yang diikat jadi satu dicelupkan kedalam air yang dicampur bedak, jeruk, bunga mawar, lalu direnjis pada kedua tangan yang telungkup diatas paha yg dialas bantal tepung tawar yang dialas dengan kain putih.

b. Penepuk tepung tawar mengambil beras kunyit, basuh, bertih dan bunga rampai, lalu ditabur kepada orang yang ditepung tawari. Bila yang ditepung tawari orang yang terhormat dapat ditabur sampai atas kepala dengan putaran dari kiri kekanan sambil membaca salawat.

c. Merenjiskan air percung kepada pengantin atau yang ditepung tawari. Mengambil sejemput inai lalu dioleskan di telapak tangan kanan dan kiri.

d. Penepuk tepung tawar mengangkat tangan atur menyembah dengan mengangkat tangan.

e. Setelah semua orang yang ditunjuk sebagai penepuk tepung tawar selessai, acara ditutup dengan doa selamat. Jumlah penepuk tepuk tawar adalah bilangan ganjil, dimulai dari 3,5,7,9, dan 13.

Makna tepuk tepung tawar :

1. Beras kunyit, beras basuh, dan beretih yang dihamburkan bermakana ucapan selamat dan turut bergembira.

2. Merenjis kening bermakna berfikirlah sebelum bartindak atau teruslah menggunakan akal yang sehat.

3. Merenjis di bau kanan dan kiri bermakna haru siap memikul beban dengan penuh rasa tanggung jawab.

4. Merenjis punggung tangan bermakna jangan pernah putus asa dalam mencari rezeki, selalu dan terus berusaha.dalam menjalani kehidupan

5. Menginai telapak tangan bermakna penanda bahwa mempelai sudah berakad nikah. Dalam konsekuensinya penyadaran bahwa “sekarang” sudah tidak bujang atau dara lagi (sudah ada pendamping). Doa selamat di penutup acara bermakna pengharapan apa yang dilakukan mendapat berkah dan ridho dari Allah Swt.

Keterangan

Tahun :2019

Nomor Registrasi :201900842

Nama Karya Budaya :Tepuk Tepung Tawar Riau

Provinsi :Riau

Domain :Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan

Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA