Mengapa Nabi Ibrahim dilahirkan oleh ibunya di gua di dalam hutan

Pada saat Nabi Ibrahim masih dalam kandungan ibunya, Raja Namrudz mengumumkan untuk membunuh siapa saja bayi laki-laki yang lahir di Babilonia.

Soalnya, Raja Namrudz bermimpi bahwa kelak akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan merebut kekuasaannya.
Hajar, ayah Nabi Ibrahim kemudian menyembunyikan istrinya di dalam sebuah gua. Tanpa diketahui siapapun, istrinya akhirnya melahirkan Nabi Ibrahim di dalam gua itu.

Karena takut diketahui pasukan Raja Namrudz, orangtua Nabi Ibrahim lantas meninggalkan bayi Nabi Ibrahim sendirian di dalam gua.

Saat ditinggal di dalam gua, setiap lapar dan haus, Nabi Ibrahim mengisap ibu jarinya yang memancarkan air susu yang manis. Sementara jari-jari lainnya mengandung madu dan keju.

BACA JUGA: Kisah Nabi Ibrahim dan 4 Ekor Burung

Nabi Ibrahim hidup sekitar tahun 1997-1822 SM dan diangkat menjadi pada tahun 1900 SM. Karena memiliki banyak keistimewaan dan kesabaran, Nabi Ibrahim termasuk salah satu dari 5 ulul azmi.

Fakta Nabi Ibrahim: Peristiwa Apa yang Terjadi Saat Nabi Ibrahim Lahir?

Saat malam kelahiran Nabi Ibrahim , berhala-berhala berjatuhan. Mahkotamahkota terlepas dari kepala para raja. Bahkan, balkon istana Raja Namrudz pun roboh berjatuhan. Selama setahun Nabi Ibrahim tinggal di dalam gua. Namun setiap bulan, pertumbuhan badannya seperti anak usia setahun. Sehingga saat keluar gua pada bulan kedua belas, tubuhnya sudah seperti anak berusia 12 tahun.

Mengapa Nabi Ibrahim dilahirkan oleh ibunya di gua di dalam hutan
Foto: Goverment Technology

Fakta Nabi Ibrahim: Kenapa Nabi Ibrahim Dibakar Raja Namrudz?

Suatu ketika, Nabi Ibrahim menghancurkan 72 patung milik penduduk Babilonia dengan kapak. Ia hanya membiarkan 1 patung yang paling besar.

Kapaknya lalu ia kalungkan pada patung itu. Raja Namrudz pun murka dan segera menyuruh pasukannya untuk membakar Nabi Ibrahim.

Mereka mengumpulkan kayu bakar selama 3 bulan sampai menumpuk setinggi gunung. Api pun dinyalakan di atas kayu bakar. Lalu pengawal Raja Namrudz melemparkan Nabi Ibrahim ke dalam kobaran api yang menjilat-jilat setinggi gunung.

Dengan seizin Allah Swt., Nabi Ibrahim selamat tidak terbakar sedikit pun. Allah Swt. mendinginkan api itu dengan menciptakan mata air dan pohon delima di dekatnya.

Fakta Nabi Ibrahim: Apakah Pekerjaan Nabi Ibrahim?

Nabi Ibrahim memiliki 12 ribu kawanan kambing. Setiap kawanan kambing dijaga oleh seekor anjing yang berpakaian sutera berwarna dan dikalungi rantai emas.

Nabi Ibrahim termasuk salah satu kaya raya. Ia pun tidak pernah makan, kecuali bersama tamunya.

Jika menjelang sore tidak ada tamunya yang berkunjung ke rumah, Nabi Ibrahim akan berjalan jauh untuk mencari orang yang bisa diajak makan bersamanya. Ia pun dikenal sebagai orang yang pertama menjamu tamu.

Nabi Ibrahim adalah satu di antara 5 yang senang menerima dan menghormati tamu. Selain Daud, Sulaiman, Ayyub dan Muhammad.

Mengapa Nabi Ibrahim dilahirkan oleh ibunya di gua di dalam hutan
Foto: Pixabay

Namun suatu hari, Nabi Ibrahim menolak seorang tamu beragama majusi datang ke rumahnya. Nabi Ibrahim hanya menerima tamu yang beriman pada Allah Swt saja. Dengan sedih orang majusi berusia 70 tahun itu pulang.

BACA JUGA: Istighfarnya Nabi Ibrahim yang Istimewa

Tiba-tiba Allah Swt. menyuruh Malaikat Jibril menegur sikap Nabi Ibrahim seperti itu. Nabi Ibrahim pun segera memanggil orang majusi itu untuk datang kembali bertamu ke rumahnya.

”Atas perintah Tuhanku, engkau sekarang boleh bertamu ke rumahku….” Orang majusi itu jadi terharu karena kebaikan Allah Swt. pada dirinya.

Akhirnya, orang majusi itu segera beriman pada Allah Swt. []

Sumber: Kisah Menakjubkan 24 Nabi dan Rasul, Plus Faktas Seru Peninggalan Para Nabi/Nurul Ihsan/Penerbit: Cikal Aksara/

Suara.com - Nabi Ibrahim AS adalah salah satu Nabi dari ke-25 yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Kisah Nabi Ibrahim AS pun perlu diketahui oleh umat Islam. Maka dari itu, berikut ini Suara.com sajikan kisah Nabi Ibrahim AS mulai dari kecil hingga perjuangannya melawan Raja Namrud.

Nabi Ibrahim AS merupakan ulul azmi yakni golongan nabi yang memiliki ketabahan yang luar biasa dalam perjuangan dakwahnya. Rasul yang termasuk ulul azmi adalah Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, serta Nabi Muhammad SAW.

Kisah Nabi Ibrahim AS dikenal pada peristiwa kurban terhadap anaknya, Nabi Ismail AS sebagai wujud kecintaan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Masa Kecil

Baca Juga: Kisah Ashabul Kahfi, Tujuh Pemuda Tertidur Selama Lebih dari 300 Tahun

Nabi Ibrahim AS lahir di kota Ur yang berada di wilayah Mesopotamia yang kini dikenal sebagai Iraq sekitar 2295 SM. Ia dilahirkan di tengah masa jahiliyah yang banyak membuat patung untuk disembah.

Pada masanya ada penguasa yang mengaku sebagai Tuhan yang bernama Raja Namrud. Raja Namrud merupakan penguasa Babilonia yang sombong dan banyak dari kaumnnya yang mempercayai bahwa Raja Namrud adalah Tuhan.

Raja Namrud pada suatu ketika bermimpi ada seorang anak yang dapat menghancurkan dan menggulingkannya. Ia pun membuat kebijakan untuk membunuh seluruh bayi laki-laki yang lahir. Namun orang tua Nabi Ibrahim AS menyembunyikan putranya ke dalam sebuah gua.

Di negeri Nabi Ibrahim AS, seluruh masyarakat menyembah berhala, menyembah matahari, bulan dan bintang yang membuat Nabi Ibrahim AS memiliki banyak pertanyaan siapa yang menciptakan dunia ini. Ia pun termenung dan mencari tahu siapakah Tuhan yang patut disembah.

Nabi Ibrahim AS melawan Raja Namrud

Baca Juga: Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom, Simak!

Saat telah dewasa, Nabi Ibrahim AS menghadapi Raja Namrud yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Sebelum itu, Nabi Ibrahim AS menghancurkan seluruh berhala yang ada di wilayah Raja Namrud.

Tim | CNN Indonesia

Rabu, 29 Apr 2020 17:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Nabi Ibrahim kerap seliweran apalagi ketika perayaan Idul Adha. Kisahnya bersama sang anak, Ismail menjadi awal mula ibadah kurban dalam perayaan tersebut. Pengorbanan keduanya demi mendapatkan ketaqwaan dan wujud kecintaan kepada Allah lantas dijadikan teladan umat Islam.Tapi jauh sebelum itu, sebelum diangkat menjadi Nabi Allah, Ibrahim melalui proses dan perjalanannya mencari Tuhan.Dikutip dari buku "The Prophet, Kisah Hikmah 25 Nabi Allah", Nabi Ibrahim lahir di Kota Ur, wilayah Mesopotamia yang kini dikenal sebagai negara Iraq pada sekitar 2000 sebelum masehi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ibrahim lahir saat negeri Babilon--sekarang Iraq--diperintah oleh Raja Namrud bin Kan'an. Pada masa kepemimpinan Namrud, karena sebuah mimpi ia pernah membuat kebijakan untuk membunuh semua bayi laki-laki. Karena itu orang tua Ibrahim sempat menyembunyikannya ke gua.Ayah Ibrahim, Azar bin Tahur bekerja sebagai pembuat berhala pada masa itu. Ia sering diminta untuk membantu menjual patung-patung tersebut. Di tengah itulah, terbesit pelbagai tanya mengenai keberadaan patung-patung itu.Di negeri yang ditinggali Ibrahim, sebagian penduduknya menyembah berhala, sebagian lagi menyembah matahari, juga bulan dan bintang. Sebagian orang saat itu meyakini adanya banyak Tuhan yang diwujudkan dengan patung-patung berhala.Melihat itu, pertanyaan mengenai Sang Pencipta pun muncul dalam benak Ibrahim kecil. Waktu itu usianya masih tujuh."Ayah, siapakah yang menciptakan manusia?" tanya Ibrahim yang sesaat setelah menghampiri sang ayah."Yang menciptakan manusia adalah manusia, karena aku yang membuatmu dan ayahku yang membuatku," jawab ayahnya."Tapi ayah, bukan itu yang aku maksudkan, karena aku pernah mendengar seorang kakek menangis sambil berkata: Oh Tuhanku, mengapa Engkau tidak memberikan seorang putra kepadaku?" tanya Ibrahim lagi."Itu benar anakku, bahwa Tuhan membantu manusia untuk membuat manusia. Tapi Dia tidak melibatkan diri-Nya dalam proses pembuatan manusia. Yang diperlukan hanyalah seorang manusia yang bermohon kepada Tuhannya," kata sang ayah."Ada berapa banyak Tuhan, Ayah?" Ibrahim masih belum puas."Tuhan-Tuhan itu tak terhitung jumlahnya, anakku," kata ayahnya menjawab.

Mengapa Nabi Ibrahim dilahirkan oleh ibunya di gua di dalam hutan
Foto: Adhi Wicaksono
Umat Muslim berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.


"Oh ayah, apa yang harus aku lakukan jika aku akan mengabdi pada satu Tuhan sedangkan Tuhan lain akan membenciku karena aku tak mengabdi padanya? ... Apa yang harus aku lakukan?" tanya Ibrahim lagi dikutip dari buku "The Prophets" karya Dian Novianti.Demikianlah Ibrahim kecil bertanya dan terus bertanya. Ia juga menanyakan soal, apakah Tuhan itu bernapas. Dan kalaupun Tuhan tak bernapas, bagaimana memberikan napas kepada manusia. Sang ayah gusar."Oh ayah, seperti apa sih tuhan-tuhan itu?""Ini adalah tuhan yang aku buat dari kayu palma, sedangkan yang itu dari kayu ivory, yang di sana terbuat dari kayu zaitun. Bagus bukan tuhan yang ayah buat, hanya saja mereka tidak bernapas," kata sang ayah."Jika mereka tidak hidup, bagaimana mereka bisa memberi kehidupan pada manusia?" balas Ibrahim lagi."Ayah, jika Tuhan itu terbuat dari kayu, kenapa ayah menebangi pohon? Berarti ayah sudah menebang Tuhan. Bagaimana cara tuhan kayu itu membantu manusia untuk menciptakan manusia lainnya? Siapakah tuhan yang pertama ada? Bagaimana ia ada?" Ibrahim masih bertanya sambil menunjuk ke patung berhala buatan ayahnya.Dalam sebuah ayat Al-Quran, diterangkan Ibrahim tumbuh menjadi anak yang memiliki kecakapan akhlak dan kecerdasan.Allah SWT berfirman, "Dan seseungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelumnya, dan kami mengetahui (keadaan)nya." (QS. Al-Anbiya [21]:51)Ibrahim merenung dan terus mencari tahu siapakah Tuhan yang patut ia sembah. Ketika hari jadi gelap, ia melihat bulan dan bintang, dipandanginya begitu lama."Apakah benar ini Tuhan yang sesungguhnya yang juga disembah banyak orang?"Saat ia mulai yakin dan merasa menemukan Tuhan, tapi begitu pagi datang bintang-bintang tersebut menghilang. Sehingga Ibrahim kembali meragukannya. Lantas saat melihat matahari terbit, ia berkata lagi, "Inilah Rabbku, ini yang lebih besar".

Mengapa Nabi Ibrahim dilahirkan oleh ibunya di gua di dalam hutan
Ilustrasi. (Foto: Screenshot via web Nasa.gov)


Namun ketika matahari terbenam, Ibrahim kembali menyangsikan keyakinannya tersebut. Ia lantas berpikir, apa yang selama ini diyakini sebagian penduduk Babilon adalah keliru. Ia lantas meminta untuk ditunjukkan kekuasaan Tuhan agar keimanannya semakin mantap.Pertanyaan itu digambarkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 260."Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati. Allah berfirman, 'Belum yakinkah kamu?' Ibrahim menjawab, 'Aku telah menyakini itu, akan tetapi ini agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).' Allah berfirman, '(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung lalu sembelihlah semuanya olehmu. Lalu letakkan di atas setiao satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera'. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."Nabi Ibrahim mengikuti perintah itu. Dan benar, setelah mendengar panggilan Ibrahim, atas kehendak Allah diceritakan bahwa empat burung itu menghampiri Ibrahim dalam keadaan utuh seperti sedia kala. Burung-burung yang telah hidup kembali itu lalu hinggap ke depan Ibrahim.Keringat mengucur setelah Ibrahim menyaksikan semua itu sendiri, di depan mata-kepalanya. Nabi Ibrahim lantas bersujud. Sejak saat itu, ia merasa harus menyampaikannya kepada orang tua dan seluruh pendduduk Babilon.Tapi jalan Ibrahim tak mudah. Pertama kali, ia menyampaikan keyakinannya itu pada sang ayah, Azzar. Tapi ayahnya menolaknya. Ayahnya marah besar, tapi Nabi Ibrahim dengan tenang menerima kemarahan itu. Dengan kesedihan mendalam, Nabi Ibrahim meninggalkan rumah seraya tetap mendoakan keselamatan sang ayah.

Mengapa Nabi Ibrahim dilahirkan oleh ibunya di gua di dalam hutan
Ilustrasi (Foto: ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Lambang Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang berada di salah satu kios milik masjid, Senin (29/5). Pendanaan masjid biasanya didapatkan dari sumbangan umat muslim yang datang dan beribadah di masjid tersebut. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/17.)


Allah SWT pun berfirman, "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya, Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". (QS. Maryam [19]: 47-48)Dari Nabi Ibrahim orang bisa belajar tentang keteguhan hati dan pendirian. Selain itu Ibrahim juga mengajarkan manusia untuk berani memperjuangkan apa yang sudah menjadi prinsip hidup juga keyakinan--dalam hal ini ajaran agama.

Kisah Ibrahim mengingatkan manusia untuk terus berpikir kritis, mendasarkan laku dan sikap pada argumentasi yang kokoh. Dari pelbagai pertanyaan dan proses pencarian Tuhan semasa hidup, Ibrahim tahu bahwa pengetahuan luas diperlukan agar tidak tersesat dan lekas menyadari kekeliruan. (NMA/NMA)

[Gambas:Video CNN]

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA