Mengapa budaya luar harus kita saring dan disesuaikan dengan budaya kita jelaskan?

Mengapa budaya luar harus kita saring dan disesuaikan dengan budaya kita jelaskan?

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/24/06360051/pentingnya-kebudayaan-sebagai-pondasi-karakter-bangsa?page=all#page2

SEBAGAI tradisi, nilai-nilai luhur, dan kearifan lokal yang dimiliki dan dihidupi bersama secara turun-temurun oleh suatu kelompok masyarakat tertentu dalam suatu bangsa, kebudayaan dapat dimaknai sebagai identitas kolektif atau jati diri suatu bangsa. 

Kebudayaan memiliki peran dan fungsi yang sentral dan mendasar sebagai landasan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara karena suatu bangsa akan menjadi besar jika nilai-nilai kebudayaan telah mengakar (deep-rooted) dalam sendi kehidupan masyarakat. 

Indonesia sebagai negara kepulauan adalah negara-bangsa yang memiliki kekayaan dan keragaman budaya nusantara yang merupakan daya tarik tersendiri di mata dunia.

Seharusnya hal ini dapat dijadikan modal untuk menaikkan citra bangsa di mata dunia sekaligus nilai-nilai fundamental yang berfungsi merekatkan persatuan.

Nilai-nilai luhur

Seperti yang kita ketahui, sebagai sebuah negara bangsa (nation-state) Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang khas dan membudaya di masyarakat seperti gotong-royong, saling tolong menolong, ramah, santun, toleran, dan perduli terhadap sesama.

Nilai-nilai luhur tersebut pada akhirnya dijadikan rujukan untuk membentuk ideologi negara, yaitu Pancasila yang secara umum dibangun atas nilai-nilai luhur yang telah mengakar dan membudaya di masyarakat jauh sebelum Indonesia menjadi negara kesatuan.

Sejak pascareformasi hingga saat ini kebudayaan di Indonesia terus mengalami banyak tantangan yang cukup serius, khususnya generasi muda yang sudah mulai banyak kurang memahami kebudayaan lokal. Banyak di antara mereka yang tidak memiliki ketertarikan khusus akan kebudayaan lokal.

Banyak di antara generasi muda yang sudah melupakan bahkan tidak mengetahui dongeng-dongeng lokal dan permainan tradisional.

Tidak banyak dari mereka yang mengetahui kejayaan kerajaan nusantara di masa lalu seperti kebesaran Kerajaan Sriwijaya dalam membangun kekuatan maritimnya serta Kerajaan Majapahit yang berhasil mempersatukan nusantara.

Krisis karakter

Mulai melunturnya wacana kebudayaan nusantara di kalangan masyarakat dikarenakan masuknya pengaruh budaya asing, baik dari Barat maupun Asia. Perkembangan teknologi yang menghapus ruang dan waktu juga memberi pengaruh besar.

Ada indikasi krisis karakter dan identitas serta integritas di kalangan generasi muda saat ini.

Hal ini bisa dibilang cukup mengkhawatirkan karena apabila nilai-nilai kebudayaan hilang dan tidak teraktualisasi, masyarakat kita khususnya generasi muda akan kehilangan fondasi etik dan landasan fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang secara potensial akan berujung pada terpecah-belahnya persatuan bangsa, dan maraknya budaya korupsi, narkoba, dan aksi terorisme.

Oleh karena itu, wacana kebudayaan, khususnya terkait nilai-nilai luhur harus terus disuarakan untuk menangkal pengaruh eksternal-negatif yang salah satunya dapat dilakukan dengan cara melestarikan, memajukan, dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan nusantara, serta menginternalisasinya di masyarakat khususnya generasi muda.

Diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk melakukan hal ini, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan telah menunjukkan upaya untuk memajukan ragam kebudayaan lokal yang prosesnya dilakukan melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional Indonesia.

Tidak hanya itu saja, pemerintah melalui Kemendikbud akan menganggarkan dana abadi sekitar 5 triliun dari APBN untuk dana pemajuan kebudayaan tahun 2020 dan tahun-tahun selanjutnya.

Peran raja dan sultan

Terkait dengan pemajuan kebudayaan, peran para raja dan sultan dari seluruh wilayah nusantara dalam menjaga kebudayaan lokal juga harus didukung oleh pemerintah dan masyarakat.

Para raja dan sultan serta keraton di seluruh Indonesia, tidak hanya melestarikan dan menjaga warisan atau peninggalan bersejarah tetapi juga aktif dalam membangun karakter bangsa dengan menyebarkan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang di wilayahnya masing-masing.

Selain menjaga aset-aset kultural seperti naskah kuno, benda pusaka, bangunan bersejarah, dan karya seni lainnya, para raja dan sultan ini diharapkan untuk bisa menerapkan nilai-nilai kearifan lokal yang disesuaikan dengan konteks masa kini, yang artinya keraton harus mampu menata diri dan menyesuaikan perkembangan zaman tetapi tetap memegang kemudi nilai-nilai tradisi dan budaya.

Merujuk pada hal ini, kita dapat mencontoh negara Korea Selatan dan Jepang, yang meskipun telah menjadi negara modern dan secara perekonomian maju, negara-negara ini tetap mampu mempertahankan kebudayaan sebagai identitas mereka tanpa khawatir terdominasi dengan budaya asing.

Oleh karena itu, dalam konteks kontemporer saat ini inovasi terhadap pemajuan budaya perlu dilakukan untuk menegaskan identitas bangsa di mata dunia sebagai negara bangsa yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya.

Selain itu, membangun karakter bangsa dapat dilakukan dengan cara mengkolaborasikan nilai-nilai luhur yang telah menjadi ciri khas kepribadian bangsa, seperti ramah dan santun, suka bergotong royong, penyayang, toleran, dan peduli terhadap sesama, dan suka menolong dengan karakter masyarakat modern yang memiliki sifat kerja keras, tekun, kreatif dan inovatif.

Yang harus dilakukan

Singkatnya, ada tiga hal yang harus dilakukan oleh negeri ini untuk memajukan budaya dan membangun karakter bangsa.

Yang pertama adalah dari segi modal, selain memiliki keanekaragaman budaya, Indonesia mewarisi banyak nilai luhur nenek moyang yang dapat dijadikan rujukan untuk membentuk karakter bangsa yang berbudaya.

Kedua adalah kolaborasi, menjadikan kebudayaan sebagai pondasi karakter bangsa tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja melainkan kerja sama berbagai kalangan.

Pemerintah, akademisi, lembaga pendidikan dan penelitian, serta tokoh budaya termasuk di dalamnya para raja dan sultan saling bekerja sama dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan nusantara serta menginternalisasi nilai-nilai luhur bangsa di masyarakat, khususnya generasi muda.

Seperti yang belum lama ini dilakukan oleh pemerintah yaitu melakukan audiensi dengan ratusan raja se-nusantara untuk mediskusikan pemajuan budaya nusantara, khususnya dalam membangun karakter bangsa sehingga kita memiliki manusia yang berbudi luhur, pekerja keras, inovatif dan kreatif.

Yang terakhir adalah dengan cara membangun komitmen dari semua pihak untuk menerapkan dan berpegang teguh pada nilai-nilai luhur bangsa untuk memajukan negeri ini tanpa harus terbawa oleh pengaruh budaya asing yang berpotensi mengikis nilai-nilai budaya bangsa.

Kesimpulannya, diperlukan upaya, strategi, dan kerja sama yang solid dari berbagai pihak dalam melestarikan kebudayaan nusantara beserta nilai-nilai luhur yang dapat dirujuk untuk membangun karakter dan moral bangsa.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan merupakan salah unsur sentral bagi suatu bangsa karena melalui kebudayaan, identitas dan jati diri suatu bangsa dapat terejawantahkan.

Tidak hanya itu saja, pelestarian dan pemajuan budaya dapat memberikan banyak dampak positif bagi suatu negara karena banyak negara yang telah mengangkat tradisi, narasi, dan unsur-unsur kebudayaan lainnya untuk memperkuat perekonomian mereka dengan cara mengembangkan industri pariwisata di sektor ini.

Secara potensial Indonesia memiliki modal tersebut, akan tetapi semua bergantung pada kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak untuk mengelola pelestarian, pengembangan, dan pemajuan kebudayaan Indonesia yang ke arah yang lebih baik.

Perubahan yang mempengaruhi kebudayaan adalah efek dari industrialisasi dan teknologi sehingga perubahan yang terjadi sangatlah ekspansionis, tak terbendung, menghilangkan batas, serta dilegitimasi melalui sebuah ideologi kemajuan (ideology of progress). (Jenks 2013, 2). kita semua tau kemajuan teknologi seperti sekarang ini membuat kita mengetahui berbagai informasi dengan cepat, mempermudah komunikasi, bahkan mempercepat penyebaran budaya asing. benturan kebudayaan menyebabkan perubahan kebudayaan dan terjadi alkuturasi budaya asing dan budaya lokal. oleh karena itu, kita hasus mampu memilih dan menyaring budaya yang bisa diterapkan di negara kita agar budaya lokal tidak tergerus ataupun hilang. dengan itu kita harus menanamkan ideologi pancasila didalam diri kita  agar kita bisa memilih budaya mana yang baik dan bisa bersatu dengan budaya lokal. 

Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya menerima suatu modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif, maka unsur-unsur budaya asli mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis oleh arus modernisasi yang mereka ikuti. (Hasanah 2015) seperti contoh sekarang ini banyak generasi muda yang memilih budaya asing dibandingka budaya lokal dikarenakan budaya asing membuat mereka terlihat lebih gaul, moderen, dan hebih hedon dibandingkan dengan budaya lokal yang menurut mereka ketinggala jaman, ribet dan terlihat kuno. oleh karena itu, kita harus bisa memilih budaya asing yang masuk ke negeri kita dengan memfilter budaya asing tersebut agar tidak menghilangkan budaya lokal.

sumber : Nasution, R. D. (2017). Pengaruh perkembangan teknologi informasi komunikasi terhadap eksistensi budaya lokal. Jurnal penelitian komunikasi dan opini publik, 21(1), 30-42.

Saya setuju dengan pendapat di atas, karena pada dasarnya kita sebagai warga Indonesia harus menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia, sehingga budaya asing tersebut tidak mengancam ideologi Pancasila yang dimiliki bangsa ini. Dengan adanya pemfilteran tersebut, budaya-budaya yang mengancam dapat dihindari, sehingga budaya asli atau budaya lokal tidak semakin terkikis oleh arus modernisasi seperti yang dijelaskan pendapat di atas. Dengan adanya pemfilteran juga, dapat menambah budaya baik yang dapat diterapkan juga sehingga budaya baik tersebut dapat bersatu dengan budaya lokal yang dimiliki bangsa.