Mengapa amerika serikat di sebut negara adidaya

Mengapa amerika serikat di sebut negara adidaya

Artikel ini bagian dari edaran mingguan Hipotesa

Kelahiran Sang Adikuasa

Kita sering mendengarnya di berita televisi. Menikmati film, musik, dan peralatan dari negara itu dan disaat yang sama, merasa kagum akan kuatnya militer serta teknologi negara tersebut. Hingga sekarang, sepertinya belum ada negara yang dapat menandingi pengaruh Amerika Serikat. Namun, negara yang wilayahnya meliputi setengah dari benua Amerika Utara, Alaska, hingga Pasifik ini memiliki realita yang sangat berbeda ketika mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris di tahun 1776.

Kala itu, wilayah Amerika Serikat masih hanya mencakup segelintir dari teritorial yang kita tahu sekarang. Sebagian besar benua Amerika masih dikuasai oleh Perancis, Spanyol, dll. Wilayah kecil yang mendapatkan kemerdekaan dari Inggris itu dinamai sebagai original thirteen colonies. Seiring dengan berjalannya waktu, wilayah Amerika Serikat mulai meluas dengan berbagai cara seperti pembelian seperti di Louisiana dan Alaska, maupun penaklukan seperti di Texas.

Mengapa amerika serikat di sebut negara adidaya
Akuisis Wilayah Amerika Serikat

Perubahan Mulai Terjadi

Revolusi indusri di abad ke 19 mulai perlahan mengubah watak negara Amerika Serikat yang semula mengisolasi diri menjadi lebih terbuka pada perdagangan global. Ekonomi yang melonjak pesat, dan interaksi yang semakin intens juga mulai menjadi tantangan bagi Amerika Serikat. Pada tahun 1898, kapal dengan bendera Spanyol menenggelamkan kapal AS, USS Maine di Cuba. Perang pun meledak diantara Spanyol dan AS.

Berawal dari motif menaklukan Spanyol, Amerika Serikat merambah wilayah Spanyol di Puerto Rico, Guam, dan Filipina. Hawaii, Samoa dan berbagai wilayah lainpun mulai masuk dari wilayah Amerika dan dengan ini, nama AS semakin menjadi buah pembicaraan dunia.

Perang dunia I menandakan Amerika Serikat semakin terlibat dalam politik dunia dan membuka kebijakan isolasi. Presiden kala itu, Woodrow Wilson pun memprakarsai dibentuknya Liga Bangsa-Bangsa meskipun gagal dalam mencegah perang dunia II. Perang dunia II yang menghancurkan perekonomian Eropa meninggalkan dunia tanpa Superpower atau negara adikuasa. Dari Vakum inilah Amerika Serikat dengan sukarela menjadi pengganti Inggris sebagai negara adikuasa.

Pengaruh Amerika Serikat dalam Politik Global

Amerika Serikat merupakan arsitek dalam sistem politik global. Mulai dari pembentukan oranisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan PBB, bahkan sistem keuangan internasional dengan pembentukan badan Bank Dunia dan International Monetary Fund. Dari segi pertahanan, kekuatan Amerika Serikat juga digabungkan dalam organisasi NATO (North Atlantic Treaty Organization) yang melibatkan anggota lain dari negara-negara Eropa hingga Turki.

Mengapa amerika serikat di sebut negara adidaya
Akankah RRC menggantikan Amerika Serikat sebagai adikuasa?

Keadaan mulai berubah ketika Donald Trump menjadi Presiden. Sikap Donald Trump yang cenderung menutup diri dengan kebijakan “America First” merupakan kesempatan bagi negara seperti Tiongkok untuk menyebarluaskan kekuatannya untuk menggantikan Amerika Serikat.

Apakah Tiongkok akan menggantikan Amerika sebagai kekuatan global masih menjadi perdebatan. Apakah Amerika akan menjadi negara lemah di kemudian hari? Atau mungkin, dunia akan dikuasai bukan dengan satu tetapi dua bahkan lebih negara superpower?

Sumber:

Mizokami, K. (2017). The War That Made America a Superpower (No, Not World War II). Retrieved from https://nationalinterest.org/blog/the-buzz/the-war-made-america-superpower-no-not-world-war-ii-19582

1898: The Birth of a Superpower. Retrieved from https://history.state.gov/departmenthistory/short-history/superpower

Negara adikuasa atau negara adidaya adalah negara dengan posisi dominan yang ditandai dengan kemampuannya yang luas untuk memberikan pengaruh atau memproyeksikan kekuasaan dalam skala global. Hal ini dilakukan melalui gabungan kekuatan ekonomi, militer, teknologi dan budaya serta pengaruh diplomatik dan kekuasaan lunak. Secara tradisional, negara adidaya lebih unggul di antara kekuatan besar.

Mengapa amerika serikat di sebut negara adidaya

Peta ini menunjukkan dua kekuatan penting selama berlangsungnya Perang Dingin pada tahun 1980. Klik pada peta untuk penjelasan lebih rinci.

Istilah ini pertama kali diterapkan pada tahun 1944 selama Perang Dunia II untuk mengidentifikasi kategori kekuatan baru yang mampu menduduki status tertinggi di dunia di mana negara dapat menantang dan bertarung satu sama lain dalam skala global. Menurutnya, pada saat itu terdapat tiga negara yang merupakan negara adikuasa yaitu, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Imperium Britania.[1] Selama Perang Dingin, kekuasaan dan pengaruh Imperium Britania mulai berkurang dan berakhir, meninggalkan Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk mendominasi urusan dunia. Berakhirnya Perang Dingin dan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, meninggalkan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adidaya dunia.[2][3][4] Tiongkok saat ini dianggap sebagai negara adidaya global yang baru muncul dalam bidang ekonomi, militer, teknologi, diplomasi, dan pengaruh kekuasaan lunak.[5][6][7][8][9]

Tidak ada definisi yang disepakati tentang apakah negara adikuasa itu ada dan mungkin berbeda di antara berbagai sumber. Namun, karakteristik mendasar yang konsisten dengan semua definisi negara adikuasa adalah bangsa atau negara yang telah menguasai tujuh dimensi kekuatan negara, yaitu geografi, populasi, ekonomi, sumber daya, militer, diplomasi dan identitas nasional.[10]

Istilah ini pertama kali digunakan untuk menggambarkan negara-negara dengan status kekuatan yang lebih besar dari besar pada awal 1944, tetapi hanya memperoleh makna spesifik berkaitan dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet setelah Perang Dunia II. Ini karena Amerika Serikat dan Uni Soviet telah membuktikan diri mampu memberikan pengaruh besar dalam politik global dan dominasi militer. Istilah dalam makna politiknya saat ini diciptakan oleh ahli geostrategis Belanda-Amerika Nicholas Spykman dalam serangkaian ceramah pada tahun 1943 tentang bentuk potensial dari tatanan dunia baru pasca-perang. Ini membentuk fondasi untuk buku The Geography of the Peace, yang merujuk pada supremasi global maritim yang tak tertandingi dari Imperium Britania dan Amerika Serikat sebagai hal yang penting untuk perdamaian dan kemakmuran di dunia.

Setahun kemudian pada tahun 1944, William TR Fox , seorang profesor kebijakan luar negeri Amerika, menguraikan konsep adikuasa untuk mengidentifikasi kategori kekuatan baru yang mampu menduduki status tertinggi di dunia di mana negara dapat menantang dan bertarung satu sama lain dalam skala global. Menurutnya, pada saat itu ada tiga negara yang merupakan negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet dan Imperium Britania. Imperium Britania adalah kekaisaran yang paling besar dalam sejarah dunia dan dianggap sebagai kekuatan besar yang paling utama, menguasai 25% populasi dunia  dan mengendalikan sekitar 25% dari total luas daratan Bumi, sementara Amerika Serikat dan Uni Soviet tumbuh berkuasa sebelum dan selama Perang Dunia II Imperium Britania akan menghadapi masalah politik, keuangan dan kolonial yang serius setelah Perang Dunia II yang membuatnya tidak dapat menandingi kekuatan Amerika atau Soviet. Pada akhirnya, kerajaan Inggris secara bertahap akan bubar selama abad ke-20, dengan tajam mengurangi proyeksi kekuatan globalnya.

Terlepas dari denotasinya yang umum tentang negara-negara pasca-Perang Dunia II yang paling terkenal, istilah negara adikuasa telah secara tak langsung diterapkan oleh beberapa penulis secara retrospektif untuk menggambarkan kekuatan geopolitik yang lebih masif diatas kelompok Kekuatan Besar seperti kekuatan besar kuno atau kekuatan besar abad pertengahan.[11]

 

Lingkup teritorial dan pengaruh negara adikuasa saat Perang Dunia II

Pasca Perang Dunia II, gelombang dekolonisasi yang cepat di seluruh dunia. Kehilangan wilayah Kemaharajaan di India, Semenanjung Malaya, Krisis Suez tahun 1956 umumnya dianggap sebagai awal dari akhir periode Inggris sebagai negara Adikuasa.

Krisis Suez adalah puncak Inggris dalam melemahnya finansial oleh dua perang dunia, tidak bisa kemudian mengejar kebijakan luar negeri pada pijakan yang sama dengan negara adidaya baru tanpa mengorbankan konvertibilitasnya mata uang cadangan sebagai kebijakan utama .

Pembubaran Uni Soviet

Upaya kudeta Uni Soviet 1991, merupakan percobaan kudeta yang dilakukan untuk mengambil alih kekuasaan Uni Soviet dari tangan Mikhail Gorbachev, Presiden Uni Soviet kala itu. Para pemimpin kudeta ini adalah anggota garis keras Partai Komunis Uni Soviet yang menolak program reformasi (Glasnost dan Perestroika) Gorbachev. Percobaan kudeta ini juga dianggap sebagai penyebab utama pembubaran Uni Soviet.

Dengan berakhirnya kekuasaan komunis di Uni Soviet, banyak simbol Komunisme, misalnya patung dari mantan pemimpin seperti Vladimir Lenin, dibongkar.

Perang Kemerdekaan Amerika Spanyol

Setelah invasi Spanyol oleh Prancis selama peperangan era Napoleon, Jajahan Spanyol di Amerika menginginkan kemerdekaan melalui konflik yang panjang. Konflik antara koloni-koloni dengan Spanyol pada akhirnya memicu pendirian beberapa negara merdeka dari Argentina dan Chile di selatan hingga Meksiko di utara. Sehingga melemahkan status Spanyol sebagai Negara Adikuasa, meski Kuba dan Puerto Riko masih dijajah oleh Spanyol hingga meletusnya Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898.

  • Adikuasa potensial
  • Kekuatan Besar
  1. ^ "The Super-Powers; The United States, Britain, and the Soviet Union—Their Responsibility for Peace. By William T. R. Fox. (New York: Harcourt, Brace and Company. 1944. Pp. 162. $2.00.)". cambridge.org. Diakses tanggal 2013-09-02. 
  2. ^ Bremer, Ian (May 28, 2015). "These Are the 5 Reasons Why the U.S. Remains the World's Only Superpower". Time. 
  3. ^ Kim Richard Nossal. Lonely Superpower or Unapologetic Hyperpower? Analyzing American Power in the post–Cold War Era. Biennial meeting, South African Political Studies Association, 29 June-2 July 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-26. Diakses tanggal 2007-02-28. 
  4. ^ From Colony to Superpower: U.S. Foreign Relations since 1776 (Published 2008), by Professor George C. Herring (Professor of History at Kentucky University)
  5. ^ Asia, Current Affairs Correspondent East (2019-08-04). "Is China a Superpower Now? - Belt & Road News" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-08. Diakses tanggal 2020-05-06. 
  6. ^ "Does China Outspend US on Defense?". The Unz Review. Diakses tanggal 2020-05-06. 
  7. ^ John, Emmanuel (2019-06-13). "China: Emerging superpower". 
  8. ^ "China will overtake US in tech race". OMFIF (dalam bahasa Inggris). 2019-10-22. Diakses tanggal 2020-09-23. 
  9. ^ "China now has more diplomatic posts than any other country". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2019-11-27. Diakses tanggal 2020-10-21. 
  10. ^ Sotomayor, Margot (2012-02-14). "The Rise and Fall of the Great Powers. Kennedy Paul". Problemas del Desarrollo. Revista Latinoamericana de Economía. 25 (97). doi:10.22201/iiec.20078951e.1994.97.29978. ISSN 2007-8951. 
  11. ^ The New Cambridge medieval history. McKitterick, Rosamond. Cambridge [England]: Cambridge University Press. 1995–2005. ISBN 0-521-36291-1. OCLC 29184676. Pemeliharaan CS1: Format tanggal (link)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Negara_adikuasa&oldid=18919339"