Manusia yang dermawan merupakan cerminan manusia yang merealisasikan sifat Allah

Memahami makna al-Asmā’u al-¦usnā: al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, alMatin, al-Jāmi’, al-‘Adl, dan al-Ākhir. Mari pelajari dan pahami satu-persatu
asmā’ul husna tersebut!

  • Al-KarimSecara bahasa, al-Kar³mmempunyai arti Yang Mahamulia,Yang Maha Dermawan atau YangMaha Pemurah. Secara istilah,al-Kar³m diartikan bahwa AllahSwt. Yang Mahamulia lagi MahaPemurah yang memberi anugerahatau rezeki kepada semua makhlukNya. Dapat pula dimaknai sebagaiZat yang sangat banyak memilikikebaikan, Maha Pemurah, PemberiNikmat dan keutamaan, baik ketikadiminta maupun tidak. Hal tersebutsesuai dengan firman-Nya:Artinya: “Hai manusia apakah yang telah memperdayakanmu terhadapTuhan Yang Maha Pemurah?” (Q.S. al-Infi¯ār:6)Al-Kar³m dimaknai Maha Pemberi karena Allah Swt. senantiasa memberi,tidak pernah terhenti pemberian-Nya. Manusia tidak boleh berputus asa darikedermawanan Allah Swt. jika miskin dalam harta, karena kedermawananNya tidak hanya dari harta yang dititipkan melainkan meliputi segala hal.Manusia yang berharta dan dermawan hendaklah tidak sombong jika telahmemiliki sifat dermawan karena Allah Swt. tidak menyukai kesombongan.Dengan demikian, bagi orang yang diberikan harta melimpah maupun tidakdianugerahi harta oleh Allah Swt., keduanya harus bersyukur kepada-Nyakarena orang yang miskin pun telah diberikan nikmat selain harta.Al-Kar³m juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf karena Allah Swt.memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam menunaikan kewajiban kepadaAllah Swt., kemudian hamba itu mau bertaubat kepada Allah Swt. Bagi hambayang berdosa, Allah Swt. adalah Yang Maha Pengampun. Dia akan mengampuniseberapa pun besar dosa hamba-Nya selama ia tidak meragukan kasih sayangdan kemurahan-Nya.Menurut imam al-Gazali, al-Kar³m adalah Dia yang apabila berjanji,menepati janjinya, bila memberi, melampaui batas harapan, tidak peduliberapa dan kepada siapa Dia memberi dan tidak rela bila ada kebutuhan diamemohon kepada selain-Nya, meminta pada orang lain. Dia yang bila kecilhati menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang menuju dan

    berlindung kepada-Nya, dan tidak membutuhkan sarana atau perantara.

  • Al-Mu’minAl-Mu’m³n secara bahasa berasal dari kata amina yang berarti pembenaran,ketenangan hati, dan aman. Allah Swt. al-Mu’m³n artinya Dia Maha Pemberirasa aman kepada semua makhluk-Nya, terutama kepada manusia. Denganbegitu, hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini penuh dengan berbagaipermasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika bukan karena Allah Swt. yangmemberikan rasa aman dalam hati, niscaya kita akan senantiasa gelisah,takut, dan cemas. Perhatikan firman Allah Swt. berikut!Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan imanmereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa amandan mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. al-An’ām/6:82)Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah Swt. dengan namaNya al-Mu’m³n, berarti kita memohon diberikan keamanan, dihindarkan darifitnah, bencana dan siksa. Karena Dialah Yang Maha Memberikan keamanan,Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 7Dia yang Maha Pengaman. Dalam nama al-Mu’m³n terdapat kekuatan yangdahsyat dan luar biasa. Ada pertolongan dan perlindungan, ada jaminan(insurense), dan ada bala bantuan.Berżikir dengan nama AllahSwt. al-Mu’m³n di samping menumbuhkan dan memperkuatkeyakinan dan keimanan kita, bahwakeamanan dan rasa aman yangdirasakan manusia sebagai makhlukadalah suatu rahmat dan karuniayang diberikan dari sisi Allah Swt.Sebagai al-Mu’m³n, yaitu TuhanYang Maha Pemberi Rasa Amanjuga terkandung pengertian bahwasebagai hamba yang beriman,seorang mukmin dituntut mampumenjadi bagian dari pertumbuhandan perkembangan rasa amanterhadap lingkungannya.Mengamalkan dan meneladani al-Asmā’u al-¦usnā al-Mu’m³n, artinyabahwa seorang yang beriman harus menjadikan orang yang ada di sekelilingnyaaman dari gangguan lidah dan tangannya. Berkaitan dengan itu, Rasulullahsaw. bersabda: “Demi Allah tidak beriman. Demi Allah tidak beriman. DemiAllah tidak beriman. Para sahabat bertanya, ‘Siapa ya Rasulullah saw.?’Rasulullah saw. menjawab, ‘Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari

    gangguannya.’” (H.R. Bukhari dan Muslim).

  • Al-WakilKata “al-Wak³l” mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wak³l(Yang Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu Allah Swt. yang memeliharadan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan duniamaupun urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkanhambanya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai. Firman-Nya dalam alQur’ān:Artinya: “Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemeliharaatas segala sesuatu.” (Q.S. az-Zumar/39:62)Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala urusannya kepadaAllah Swt., akan memiliki kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengansebaik-baiknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh hamba yang mengetahuibahwa Allah Swt. yang Mahakuasa, Maha Pengasih adalah satu-satunya yangdapat dipercaya oleh para hamba-Nya. Seseorang yang melakukan urusannyadengan sebaik-baiknya dan kemudian akan menyerahkan segala urusankepada Allah Swt. untuk menentukan karunia-Nya.Menyerahkan segala urusanhanya kepada Allah Swt. melahirkansikap tawakkal. Tawakkal bukanberarti mengabaikan sebab-sebabdari suatu kejadian. Berdiamdiri dan tidak peduli terhadapsebab itu dan akibatnya adalahsikap malas. Ketawakkalan dapatdiibaratkan dengan menyadarisebab-akibat. Orang harus berusahauntuk mendapatkan apa yangdiinginkannya. Rasulullah saw.bersabda, “Ikatlah untamu danbertawakkallah kepada Allah Swt.”Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah sebuah doa yangaktif dan harapan akan adanya pertolongan-Nya. Allah Swt. berfirman yangartinya, “(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Swt. Tuhankamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segalasesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.“(Q.S. al-An’ām/6:102)Hamba al-Wak³l adalah yang bertawakkal kepada Allah Swt. Ketika hambatersebut telah melihat “tangan” Allah Swt. dalam sebab-sebab dan alasan

    segala sesuatu, dia menyerahkan seluruh hidupnya di tangan al-Wak³l.

  • Al-MatinAl-Mat³n artinya Mahakukuh. Allah Swt. adalah Mahasempurna dalamkekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya. AllahSwt. juga Mahakukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya. Oleh karena itu, sifatal-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yangtidak ada taranya. Dengan begitu, kekukuhan Allah Swt. yang memiliki rahmatdan azab terbukti ketika Allah Swt. memberikan rahmat kepada hambahamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tibakepada sasarannya. Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegahpembalasan-Nya.Sumber: httpwww.republika.co.idberitaramadhanustadz-siaga110825lqh6jw-berdoa-cepat-dikabulkanSeseorang yang menemukankekuatan dan kekukuhan AllahSwt. akan membuatnya menjadimanusia yang tawakkal, memilikikepercayaan dalam jiwanya dantidak merasa rendah di hadapanmanusia lain. Ia akan selalu merasarendah di hadapan Allah Swt. HanyaAllah Swt. yang Maha Menilai. Olehkarena itu, Allah Swt. melarangmanusia bersikap atau merasa lebihdari saudaranya. Karena hanya AllahSwt. yang Maha Mengetahui baikburuknya seorang hamba. AllahSwt. juga menganjurkan manusia bersabar. Karena Allah Swt. Mahatahu apayang terbaik untuk hamba-Nya. Kekuatan dan kekukuhan-Nya tidak terhinggadan tidak terbayangkan oleh manusia yang lemah dan tidak memiliki dayaupaya. Jadi, karena kekukuhan-Nya, Allah Swt. tidak terkalahkan dan tidaktergoyahkan. Siapakah yang paling kuat dan kukuh selain Allah Swt? Tidakada satu makhluk pun yang dapat menundukkan Allah Swt. meskipun seluruhmakhluk di bumi ini bekerja sama. Allah Swt. berfirman:Artinya: “Sungguh Allah Swt., Dialah pemberi rezeki yang mempunyaikekuatan lagi sangat kukuh.” (Q.S. aż-Żāriyāt/51:58)Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat al-Mat³n adalah denganberistiqamah (meneguhkan pendirian), beribadah dengan kesungguhan hati,tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus berusaha dan tidak putus

    asa serta bekerja sama dengan orang lain sehingga menjadi lebih kuat.

  • Al-Jāmi’Al-Jāmi’ secara bahasa artinya Yang Maha Mengumpulkan/Menghimpun,yaitu bahwa Allah Swt. Maha Mengumpulkan/Menghimpun segala sesuatuyang tersebar atau terserak. Allah Swt. Maha Mengumpulkan apa yangdikehendaki-Nya dan di mana pun Allah Swt. berkehendak.Sumber: httpwww.rimanews.comread201012138952mengembalikan-fungsi-hakim-sebagai-penegakkeadilanGambar 1.5Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalahmengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusiadan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkanmereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Allah Swt. berfirman:Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusiauntuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya”.Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyalahi janji.”(Q.S. Ali Imrān/3:9).Allah Swt. akan menghimpun manusia di akhirat kelak sama dengan orangorang yang satu golongan di dunia. Hal ini bisa dijadikan sebagai barometer,kepada siapa kita berkumpul di dunia itulah yang akan menjadi teman kita diakhirat. Walaupun kita berjauhan secara fisik, akan tetapi hati kita terhimpun,di akhirat kelak kita juga akan terhimpun dengan mereka. Begitupun sebaliknyawalaupun kita berdekatan secara fisik akan tetapi hati kita jauh, maka kitajuga tidak akan berkumpul dengan mereka.Oleh sebab itu, apabila di duniahati kita terhimpun dengan orangorang yang selalu memperturutkanhawa nafsunya, di akhirat kelak kitaakan berkumpul dengan mereka didalam neraka. Karena orang-orangyang selalu memperturutkan hawanafsunya, tempatnya adalah di neraka.Begitupun sebaliknya, apabilakecenderungan hati kita terhimpundengan orang-orang yang beriman,bertakwa dan orang-orang saleh,di akhirat kelak kita juga akanterhimpun dengan mereka. Karenatidaklah mungkin orang-orang beriman hatinya terhimpun dengan orangorang kafir dan orang-orang kafir juga tidak mungkin terhimpun denganorang-orang beriman.Allah Swt. juga mengumpulkan di dalam diri seorang hamba ada yang lahirdi anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barang siapa yang sempurnama’rifatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga sebagai al-Jāmi’.Dikatakan bahwa al-Jāmi’ ialah orang yang tidak padam cahaya ma’rifatnya.Sumber: Kemdikbud
  • Al-‘AdlAl-‘Adl artinya Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat mutlak, tidakdipengaruhi oleh apa pun dan oleh siapa pun. Keadilan Allah Swt. juga didasaridengan ilmu Allah Swt. yang MahaLuas. Sehingga tidak mungkin keputusanNya itu salah. Allah Swt. berfirman:Artinya : “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (al-Qur’ān, sebagai kalimatyang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimatNya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. alAn’ām/6:115).Al-‘Adl berasal dari kata ‘adala yang berarti lurus dan sama. Orang yangadil adalah orang yang berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakanukuran yang sama, bukan ukuran ganda. Persamaan inilah yang menunjukkanorang yang adil tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih. Adil jugadimaknai sebagai penempatan sesuatu pada tempat yang semestinya.Allah Swt. dinamai al-‘Adl karena keadilan Allah Swt. adalah sempurna.Dengan demikian semua yang diciptakan dan ditentukan oleh Allah Swt. sudahmenunjukkan keadilan yang sempurna. Hanya saja, banyak di antara kita yangtidak menyadari atau tidak mampu menangkap keadilan Allah Swt. terhadapapa yang menimpa makhluk-Nya. Karena itu, sebelum menilai sesuatu itu adilatau tidak, kita harus dapat memperhatikan dan mengetahui segala sesuatuyang berkaitan dengan kasus yang akan dinilai. Akal manusia tidak dapatmenembus semua dimensi tersebut. Seringkali ketika manusia memandangsesuatu secara sepintas dinilainya buruk, jahat, atau tidak adil, tetapi jikadipandangnya secara luas dan menyeluruh, justru sebaliknya, merupakansuatu keindahan, kebaikan, atau keadilan. Tahi lalat secara sepintas terlihatburuk, namun jika berada di tengah-tengah wajah seseorang dapat terlihatindah. Begitu juga memotong kaki seseorang (amputasi) terlihat kejam,namun ketika dikaitkan dengan penyakit yang mengharuskannya untukdipotong, hal tersebut merupakan suatu kebaikan. Di situlah makna keadilanyang tidak gampang menilainya.Allah Swt. Mahaadil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yangsama dan sederajat. Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan,kekayaan, atau karena jabatan. Dekat jauhnya posisi seseorang dengan AllahSwt. hanya diukur dari seberapa besar mereka berusaha meningkatkantakwanya. Makin tinggi takwa seseorang, makin tinggi pula posisinya, makinmulia dan dimuliakan oleh Allah Swt., begitupun sebaliknya.Sebagian dari keadilan-Nya, Diahanya menghukum dan memberisanksi kepada mereka yangterlibat langsung dalam perbuatanmaksiat atau dosa. Istilah dosaturunan, hukum karma, dan lainsemisalnya tidak dikenal dalamsyari’at Islam. Semua manusiadi hadapan Allah Swt. akanmempertanggungjawabkan dirinyasendiri.Lebih dari itu, keadilan Allah Swt.selalu disertai dengan sifat kasihsayang. Dia memberi pahala sejakseseorang berniat berbuat baikdan melipatgandakan pahalanya jika kemudian direalisasikan dalam amalperbuatan. Sebaliknya, Dia tidak langsung memberi catatan dosa selagi masihberupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru dicatat apabila seseorang telah

    benar-benar berlaku jahat.

  • Al-ĀkhirAl-Ākhir artinya Yang Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun setelahAllah Swt. Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekaldengan kekekalan-Nya. Adapun kekekalan makhluk-Nya adalah kekekalanyang terbatas, seperti halnya kekekalan surga, neraka, dan apa yang ada didalamnya. Surga adalah makhluk yang Allah Swt. ciptakan dengan ketentuan,kehendak, dan perintah-Nya. Nama ini disebutkan di dalam firman-Nya:Artinya: “Dialah Yang Awal dan Akhir Yang ¨ahir dan Yang Batin, dan DiaMaha Mengetahui segala sesuatu “. (Q.S. al-¦ad³d/57:3).Allah Swt. berkehendak untuk menetapkan makhluk yang kekal dan yangtidak, namun kekekalan makhluk itu tidak secara zat dan tabi’at. Karena secaratabi’at dan zat, seluruh makhluk ciptaan Allah Swt. adalah fana (tidak kekal).Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk, kekekalan yang ada hanya sebataskekal untuk beberapa masa sesuai dengan ketentuan-Nya.Orang yang mengesakan al-Ākhir akan menjadikan Allah Swt.sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selainNya, tidak ada permintaan kepada selain-Nya, dan segala kesudahantertuju hanya kepada-Nya. Oleh sebab itu, jadikanlah akhir kesudahanSumber: httpwww.maitreyaduta.org20110610hukumtuhan-maha-adilkita hanya kepada-Nya. Karenasungguh akhir kesudahan hanyakepada Rabb kita, seluruh sebabdan tujuan jalan akan berujung keharibaan-Nya semata.Orang yang mengesakanal-Ākhir akan selalu merasamembutuhkan Rabb-nya, ia akanselalu mendasarkan apa yangdiperbuatnya kepada apa yang telahditetapkan oleh Allah Swt. untukhamba-Nya, karena ia mengetahuibahwa Allah Swt. adalah pemilik

    segala kehendak, hati, dan niat.