Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita

Mungkin kamu familier dengan berita bohong atau sering disebut hoax. Di 2018, banyak berita hoax bermunculan dan bikin heboh, mulai dari berita bohong seputar pengeroyokan salah satu politisi hingga pengumuman palsu CPNS. Belum lagi, di zaman sekarang ini, berita begitu mudah menyebar dengan adanya media sosial dan kecanggihan mesin pencari.

Lantas, sebagai warganet, sebenarnya apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi suatu pemberitaan dan mencegah berita hoax menyebar? Berikut di antaranya.

Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita
rahulghosh.ca

Menurut Tom Stafford, seorang psikolog dari The University of Sheffield kita mendapat banyak manfaat dengan menjadi lebih ingin tahu atau penasaran. Sementara itu, pendidikan zaman sekarang gak banyak mencegah pemikiran masyarakat terbuka. Justru rasa penasaran terbukti ilmiah bisa membuka pemikiran lebih terbuka. Sehingga, kamu gak buta hanya dengan satu ideologi saja.

Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita
forbes.com

Seringkali, berita hoax punya judul yang mengundang sensasi, seperti bersifat menghasut atau provokatif. Bahkan, lebih ngeri lagi, kadang isinya diambil dari media atau surat kabar resmi. Hanya saja, sedikit diubah agar sesuai dengan persepsi dari pembuat hoax.

Untuk itu, coba ambil koran untuk memastikan kebenaran. Bisa juga dengan mengeceknya dengan berselancar ke internet. Kamu bisa membaca media berita yang ada. Dengan kredibilitasnya, sudah pasti media mengecek kebenarannya sebelum disiarkan ke khalayak ramai. Coba perhatikan apakah ada perbedaan.

Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita
akenytimes.com

Jika kamu mendapatkan berita dari sebuah artikel, coba perhatikan tautannya. Apakah tautan tersebut berupa blog atau media berita asli. Jangan sampai terkecoh, kadang ada orang yang gak bertanggung jawab membuat berita bohong dengan menggunakan tautan yang mirip dengan media berita asli.

Dilansir dari Dewan Pers, di Indonesia terdapat lebih dari 43.000 situs yang mengklaim dirinya sebagai media berita. Namun, yang sudah terverifikasi gak sampai 300. Itu artinya, ada kemungkinan banyak berita bohong yang bisa beredar.

Baca Juga: 7 Ciri yang Melekat Pada Orang Pembohong, Kamu Pernah Melakukannya?

Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita
designcrowd.com

Gak hanya tulisan saja, berita bohong ada kalanya berupa foto yang telah dimanipulasi. Pembuat berita palsu bisa saja telah mengedit sebuah foto lalu disiarkan ke internet dengan tujuan memprovokasi. Namun, kamu pun bisa mengecek keaslian sebuah foto dengan mesin pencari Google Images dengan tautan images.google.com.

Kamu bisa mengunggah sebuah foto atau dengan fitur drag and drop. Dengan begitu, kamu bisa membandingkan hasilnya dan mengambil kesimpulan apakah foto tersebut asli atau bohong.

Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita
chicagotribune.com

Sudah umum kalau berita dikuatkan dengan sumber. Biasanya kamu akan melihat sumber, misalnya dari polisi atau KPK. Kamu bisa mengecek dan membandingkannya dari siaran pers langsung atau dari media berita.

Selain itu, kamu pun perlu membedakan mana berita berupa fakta dan mana yang berupa opini. Itu karena gak semua opini perlu kamu sepakati. Bisa jadi kamu punya pemikiran lain.

Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita
responsejournal.net

Untuk mendukung gerakan antihoax, ada banyak grup di media sosial yang berguna untuk mendiskusikan apabila ada suatu pemberitaan baru yang kontroversi. Kamu bisa bergabung dan menyimaknya. Siapa tahu dengan begitu pemikiranmu akan terbuka.

Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita
kominfo.go.id

Setelah melakukan semua cara di atas dan terbukti kamu menemukan suatu berita adalah hoax, jangan ragu untuk melaporkannya ke Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui surel .

Itulah beberapa cara mencegah berita hoax menyebar yang bisa kamu lakukan. Ayo perangi hoax! Kontribusi kecilmu penting untuk mengingatkan keluargamu yang mungkin sering terpapar hoax. Ajak sebanyak mungkin teman-temanmu untuk mendukung gerakan antihoax. Kalau dilakukan bersama-sama, masyarakat gak akan dengan mudah terhasut sama berita bohong.

Baca Juga: Kenapa Kita Berbohong? Ini 7 Fakta Ilmiah Uniknya Menurut Para Ahli!

Baca Artikel Selengkapnya

Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita
Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita

Indonesiabaik.id - Pertumbuhan pengguna smartphone dan media sosial yang tidak diimbangi literasi digital menyebabkan berita palsu alias hoax merajalela. Tidak hanya melalui situs online, hoax juga beredar di pesan chatting. Jumlah hoax yang semakin meningkat dan tak terbendung membuat pemerintah akhirnya berinisiatif melakukan sejumlah cara bahkan penyebar hoax bisa dijerat hukum.

Bagi penyebar hoax, dapat diancam Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang-Undang ITE (UU ITE) yang menyatakan “Setiap orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik yang Dapat diancam pidana berdasarkan Pasal 45A ayat (1) UU 19/2016, yaitu dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar.

Dalam menekan angka terjadinya hoax, sosialisasi terus digencarkan pemerintah untuk meminimalisir penyebaran konten hoax. Masyarakat juga telah diinformasikan terkait hukuman bagi mereka yang berujar kebencian/SARA melalui UU ITE.

Untuk melaporkan hoax, pengguna bisa melakukan screen capture disertai url link, kemudian mengirimkan data ke . Kiriman aduan segera diproses setelah melalui verifikasi. Kerahasiaan pelapor dijamin dan aduan konten dapat dilihat di laman web trustpositif.kominfo.go.id.

Selamat kamu sudah berhasil mendaftar di webinar

Catatan:

Mohon untuk mengikuti webinar ini sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan

Ketika teman yang menyebarkan berita palsu seharusnya kita

Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah hoax atau berita bohong. Menyadari itu, hoax juga saat ini sudah menyasar ke beberapa aplikasi pesan instan yang cukup popular digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan kemajuan teknologi, hoax juga bermacam-macam bentuknya. Seperti survey yang dilakukan oleh Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) pada tahun 2019. Berita hoax dari tulisan sebanyak 79,7%, foto editan 57,8%, foto dengan caption palsu 66,3%, video editan(dipotong-potong) 45,70%, video dengan caption atau narasi palsu 53,2%, berita/foto/video lama diposting kembali 69,20%. 


Seiring dengan survey yang dilakukan oleh Mastel. Akhir-akhir ini isu hoax kembali naik menyoal Covid-19. Di tengah ramainya pemberitaan terkait Covid-19, selalu ada oknum tertentu yang menyebarkan informasi bohong, sehingga membuat masyarakat resah dan percaya terhadap berita tersebut. Menyadari hal itu, Anda dapat melakukan langkah-langkah untuk menghindari hoax sekaligus membantu menghentikan penyebarannya di media sosial. Simak cara berikut ini:

1.    Perhatikan judul informasi

Beberapa oknum kerap memasang judul yang menjebak artinya menarik masyarakat agar membacanya. Berita palsu biasanya memiliki judul yang mengejutkan agar membuat rasa penasaran. Isi kontennya pun biasanya terlihat provokatif dan memanfaatkan isu-isu yang sedang tren. Seperti isu penyebaran Covid-19 saat ini mulai banyak oknum-oknum yang memanfaatkan dengan menciptakan berita bohong.

2.    Lihat sumber berita

Hal kedua yang perlu dilakukan adalah periksa sumbernya, apakah dari situs resmi dan terpercaya tidak. Apabila informasi berasal dari situs-situs media sosial dan web yang belum dapat dipercaya disarankan untuk segera mengecek ke situs-situs lainnya. Saat ini informasi resmi mengenai Covid-19 sudah dapat diakses langsung melalui https://www.covid19.go.id/ atau pun https://corona.jakarta.go.id/. Anda bisa langsung akses dengan mudah untuk mendapatkan berita terkini seputar Covid-19.

3.    Periksa foto dan video

Tidak hanya tulisan, seperti yang telah disebutkan bahwa hoax bermacam-macam bentuknya dan salah satunya yaitu berupa foto dan video. Sama halnya dengan tulisan, hoax bentuk foto dan video yang Anda terima jangan langsung mempercayai begitu saja. Terkadang oknum juga mengedit sebuah foto dan video sebelum menyebarkannya di media sosial. Namun, Anda tidak perlu khawatir untuk mencari fakta dari foto dan video tersebut. Anda bisa cek keaslian dari berita foto dan video tersebut dengan memanfaatkan teknologi fitur dari Google Images dengan tautan images.google.com.


4.    Waspada dengan bentuk forward messages
Pernahkah Anda mendapatkan pesan yang diteruskan dari media sosial? Tentu pernah! Maraknya berita hoax dari media sosial tentu sangat meresahkan. Biasanya oknum hoax akan menyebarkan ke banyak orang dengan dalih isinya meminta untuk segera diteruskan ke banyak orang, berupa ancaman jika Anda tidak meneruskan pesan tersebut, atau mendapatkan hadiah. Jika Anda menerima pesan seperti itu, segera hapus dan abaikan!

5.    Laporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika jika menemukan berita hoax Apabila Anda menemukan berita hoax, sebaiknya Anda segera melaporkan konten tersebut ke Kementerian Komunikasi dan Informatika agar berita hoax segera ditindak tegas. Anda bisa melakukan screen capture disertai url link lalu kirim filenya ke . Tak usah khawatir Anda terancam, karena kerahasiaan pelapor akan dijamin. So, tetap #BijakHadapiHoax dan #Jagakesehatanlawancorona!

(DS/IA)