Kenapa setelah berhubungan keluar keputihan dan bercak darah

“Pendarahan setelah berhubungan intim adalah hal yang umum dan biasanya tidak mengkhawatirkan. Namun, dalam beberapa kasus kondisi tersebut bisa menandai adanya infeksi seksual menular, polip jinak, hingga vaginitis atrofi.”

Kenapa setelah berhubungan keluar keputihan dan bercak darah

Halodoc, Jakarta – Pendarahan setelah berhubungan intim merupakan hal yang umum terjadi. Sebab, sebanyak 9 persen wanita pernah mengalami pendarahan vagina setelah berhubungan seks, yang tidak berkaitan dengan menstruasi. Kondisi ini dikenal sebagai pendarahan postcoital. 

Wanita yang mengalami pendarahan setelah berhubungan intim biasanya disebabkan oleh kekeringan, gatal, nyeri tekan, atau kondisi yang berkaitan dengan perubahan hormonal yang mempengaruhi jaringan vagina. 

Meskipun kebanyakan penyebabnya tidak serius, sebaiknya beritahu dokter jika kamu mengalami pendarahan yang berlebihan, atau abnormal di luar siklus menstruasi biasa. 

Kenali Penyebab Pendarahan Setelah Berhubungan Intim

Alasan paling umum dari pendarahan vagina setelah berhubungan intim terjadi di leher rahim. Area tersebut merupakan ujung rahim yang sempit seperti tabung. Salah satu penyebabnya adalah radang serviks atau servisitis. 

Kondisi tersebut dapat berlangsung terus-menerus dan umumnya tidak berbahaya. Namun, jika terjadi karena infeksi menular seksual maka perlu diobati. Nah, kondisi tersebut dapat menjadi penyebab pendarahan setelah berhubungan intim.

Selain itu, berikut beberapa penyebab lainnya yang perlu diwaspadai:

  1. Infeksi seksual menular

Infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore menimbulkan beragam gejala pada vagina. Contohnya, nyeri panggul, gatal, sensasi terbakar, keputihan, dan sering buang air kecil yang terasa sakit.

Setiap IMS memiliki gejalanya masing-masing, tapi peradangan akibat infeksi apa pun dapat menyebabkan pendarahan vagina. Misalnya:

  • Trikomoniasis: disebabkan oleh parasit bersel tungga. Keputihan dan pendarahan serviks adalah gejala umumnya.
  • Sifilis atau herpes genital: menyebabkan luka terbuka yang dapat berdarah jika teriritasi.
  1. Polip Jinak

Pertumbuhan  polip jinak pada serviks (polip serviks) atau rahim (polip rahim atau endometrium) adalah penyebab umum pendarahan selama atau setelah berhubungan seks. Polip serviks cenderung berkembang pada orang yang berusia 40 hingga 50 tahun, dan yang memiliki kehamilan ganda atau kembar.

Polip biasanya berwarna merah atau ungu dengan struktur seperti tabung, yang memiliki banyak kapiler dan mudah berdarah saat disentuh. Bentuk polip rahim berupa benjolan kecil jaringan lunak yang menonjol dari dalam rahim. Mereka rentan terhadap pendarahan di antara periode menstruasi, saat berhubungan seks, dan setelah menopause.  Kondisi tersebut cenderung berkembang pada orang berusia antara 36 hingga 55 tahun.

  1. Ektropion Serviks

Ektropion serviks adalah kondisi non-kanker di mana sel-sel yang biasanya melapisi bagian dalam serviks, menonjol keluar melalui pembukaan serviks. Kondisi ini dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah rapuh di leher rahim melebar dan meradang. 

Akibatnya, pendarahan sering terjadi saat  hubungan seksual, penggunaan tampon, dan pemasangan spekulum selama pemeriksaan panggul. Ektropion serviks dapat terjadi pada remaja, orang yang mengonsumsi pil KB, dan orang hamil yang serviksnya lebih lunak dari biasanya.

  1. Vaginitis Atrofi

Orang pascamenopause sering mengalami pendarahan selama atau setelah berhubungan seks, karena penurunan kadar estrogen dalam tubuh menyebabkan dinding vagina menipis. Selain itu, kondisi tersebut juga dapat menyebabkan vagina menghasilkan lebih sedikit lendir yang melumasi. Kondisi tersebut menyebabkan vagina terasa gatal dan terbakar. 

Vaginitis atrofi dapat dialami wanita yang berusia muda, sering kali disebabkan karena infeksi bakteri atau jamur. Namun, pendarahan postocoital biasanya bukan merupakan gejala dari kondisi ini. 

  1. Endometriosis

Endometriosis terjadi ketika sel-sel yang mirip dengan pembentuk lapisan rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Jaringan endometrium dapat menempel pada permukaan organ lain, dan menyebabkan rasa sakit yang menyiksa. Beberapa orang dengan endometriosis juga dapat mengalami infertilitas. 

Ada berbagai gejala endometriosis, tergantung pada organ yang terpengaruh. Bagi kebanyakan orang dengan endometriosis, hubungan seksual dan orgasme akan terasa menyakitkan, sedangkan pendarahan merupakan yang biasa terjadi.

  1. Trauma

Pendarahan postcoital sering berkaitan dengan infeksi dan kelainan pada rahim, vagina, atau leher rahim. Namun, pendarahan juga bisa terjadi ketika jaringan rentan terluka. Pendarahan juga dapat disebabkan oleh pelecehan atau kekerasan seksual. Misalnya, penetrasi paksa dapat merusak jaringan vagina dan menyebabkan retakan. Luka dapat berulang kali sembuh dan terluka kembali, kecuali jika diobati secara medis.

Itulah yang perlu diketahui tentang penyebab pendarahan setelah berhubungan intim. Jika kamu memiliki pengalaman seperti ini, jangan ragu untuk segera mengunjungi dokter di rumah sakit, kemungkinan ada penyebab lainnya yang lebih serius. Kamu bisa membuat janji medis di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Kenapa keluar keputihan bercampur darah setelah berhubungan?

Bagi para wanita yang memiliki riwayat berhubungan seksual atau sudah menikah, keputihan bercampur darah bisa saja menjadi tanda awal kehamilan. Hal itu terjadi karena proses penempelan sel telur di dinding rahim, yang terkadang menyebabkan perdarahan dan bercampur dengan cairan vagina normal.

Apa penyebab keputihan bercampur sedikit darah?

Keputihan yang bercampur dengan sedikit darah juga bisa menjadi tanda dari kehamilan. Kondisi ini disebut juga dengan implantasi, yaitu ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. Keluarnya darah akibat implantasi juga umumnya terjadi sekitar periode menstruasi Anda.

Apakah berbahaya jika keluar lendir bercampur darah setelah berhubungan?

Meski keluarnya lendir bercampur darah setelah berhubungan umumnya bukan kondisi yang mengkhawatirkan. Akan tetapi, segera konsultasikan pada dokter apabila Anda memiliki faktor risiko sebagai berikut: Penderita kanker serviks, vagina, atau kanker rahim. Sedang mengalami menopause atau setelah mengalami menopause.

Bercak darah setelah berhubungan tanda apa?

“Pendarahan setelah berhubungan intim adalah hal yang umum dan biasanya tidak mengkhawatirkan. Namun, dalam beberapa kasus kondisi tersebut bisa menandai adanya infeksi seksual menular, polip jinak, hingga vaginitis atrofi.” Halodoc, Jakarta – Pendarahan setelah berhubungan intim merupakan hal yang umum terjadi.