You're Reading a Free Preview
perbandingan kelebihan sistem pembayaran prospektif dan retrospektif.Tabel 1.Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembayaran ProspektifPIHAKKELEBIHANKEKURANGANProviderPembayaran lebih adil sesuaidengan kompleksitaspelayananKurangnya kualitas Kodingakan menyebabkanketidaksesuaian prosesgrouping(pengelompokankasus)Proses Klaim Lebih CepatPasienKualitas Pelayanan baikPengurangan KuantitasPelayananDapat memilihProviderdengan pelayanan terbaikProvider merujuk ke luar / RSlainPembayarTerdapat pembagian resikokeuangan denganproviderMemerlukan pemahamanmengenai konsep prospektifdalam implementasinyaBiaya administrasi lebihrendahMemerlukan monitoring PascaKlaimMendorong peningkatansistem informasiTabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembayaran RetrospektifPIHAKKELEBIHANKEKURANGANProviderRisiko keuangan sangat kecilTidak ada insentif untuk yangmemberikanPreventif Carependapatan Rumah Sakit tidakterbatas"Supplier induced-demand"PasienWaktu tunggu yang lebih singkatJumlah pasien di klinik sangatbanyak"Overcrowded clinics"Lebih mudah mendapat pelayanandengan teknologi terbaruKualitas pelayanan kurangPembayarMudah mencapai kesepakatandenganproviderBiaya administrasi tinggiuntuk proses klaimmeningkatkan risiko keuangan -7-Sistem casemix pertama kali dikembangkan di Indonesia pada Tahun2006 dengan nama INA-DRG (Indonesia- Diagnosis Related Group).Implementasi pembayaran dengan INA-DRG dimulai pada 1 September2008 di 15 rumah sakit milik Kementerian Kesehatan RI, dan pada 1Januari 2009 diperluas untuk seluruh rumah sakit yang bekerja samamenjadi penyedia pelayanan kesehatan dalam program Jamkesmas. Padatanggal 31 September 2010dilakukan perubahan nomenklatur dari INA-DRG (Indonesia Diagnosis Related Group) menjadi INA-CBG (IndonesiaCase Based Group) seiring dengan perubahan grouper dari 3MGrouperke UNU (United Nation University) Grouper. Kemudian, denganimplementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)yang dimulai 1 Januari2014, sistem INA-CBG kembali digunakan sebagai metode pembayaranpelayanan baik rawat jalan maupun rawat inap kepada FasilitasKesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL).B.TujuanTujuan dari Sistem pembiayaan prospektif adalah :1.mengendalikan biaya kesehatan2.mendorong pelayanan kesehatan tetap bermutu sesuai standar3.membatasi pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan4.mempermudah administrasi klaim5.mendorongprovideruntukmelakukankendalibiaya(costcontainment)C.PengertianDi Indonesia, metode pembayaran prospektif dikenal dengancasebased payment(casemix), dan sudah diterapkan sejak Tahun 2008sebagaimetodepembayaranpadaprogramJaminanKesehatanMasyarakat(Jamkesmas).Sistemcasemixadalahpengelompokandiagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis yang mirip/samadan penggunaan sumber daya/biaya perawatan yang mirip/sama. Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document End of preview. Want to read all 275 pages? Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document
Terdapat dua metode pembayaran rumah sakit yang digunakan yaitu metode pembayaran retrospektif dan metode pembayaranprospektif. Metode pembayaran retrospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas layanan yang diberikan, semakin banyaklayanan kesehatan yang diberikan semakin besar biaya yang harus dibayarkan. Contoh pola pembayaran retrospektif adalah Fee For Services (FFS). Metode pembayaran prospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang besarannya sudah diketahui sebelum pelayanan kesehatan diberikan.Contoh pembayaran prospektif adalah global budget,Perdiem,Kapitasi dan case based payment. Tidak ada satupun sistem pembiayaan yang sempurna, setiap sistem pembiayaan memiliki kelebihan dan kekurangan.
|