Jelaskan tentang peranan kerajaan Demak dalam rangka penyebaran Islam

Oleh: Dr Alamsyah *

RADARSEMARANG.ID, SAAT kita melakukan perjalanan darat dari Kota Semarang ke kota  Kudus, ketika melewati Alun-alun Demak, di sebelah kiri terlihat Masjid Agung Demak.  Meskipun bangunan initelah mengalami beberapa kali perbaikan, namun Masjid Agung berada di bekas kota pusat kerajaan Demak. Bagi yang memahami tentang sejarah sejarah kota Demak, ingatannya seolah diajak berekreasi pada peristiwa sekitar 500 tahun, dimana kerajaan Islam pertama di Jawa berdiri tidak jauh dari lokasi tersebut.

Peninggalan artefak menandakan bahwa di akhir abad ke-15 lahirlah penguasa Islam Demak, Raden Patah dan penerusnya seperti Adipati Unus, Sultan Trenggana, dan Sunan Prawata. Pada abad ke-16 ini, melalui Kerajaan Demak, Islam menunjukkan eksistensi sebagai kekuatan religi, politik, sosial, dan ekonomi. Jejak-jejak historis terlihat nyata dalam bentuk artefak yang masih dapat dilihat hingga saat ini. Ketika ada sebagian masyarakat menyangsikan tentang keberadaan Sultan Trenggana sebagai pemimpin Demak, pandangan tersebut tidakmenjadi masalah sepanjang didukung oleh data dan fakta historis.

Baca juga:  Belajar Materi Praaksara dengan Picture and Picture dalam Video

Bagi  masyarakat Demak, Sultan Trenggana adalah pahlawan kultural masyarakat. Sebagian besar masyarakat mengetahui sejarah, eksistensi, dan kiprah Sultan Trenggana sebagai tokoh regional yang berkontribusi pada perjuangan. Wilayah kekuasaannya  saat itu  meliputi hampir seluruh Jawa, sebagian Sumatera, dan pengaruhnya hingga ke Malaka.
Demak dalam Historiografi

Berbicara tentang Demak, sudah banyak literatur yang menggambarkan tentang kerajaan Islam pertama di Jawa ini. Raden Patah adalah pendiri dan raja yang menganut agama Islam di Jawa. Sebelum Demak eksis, wilayah ini menjadi vasal Majapahit. Menurut babad Tanah Jawi, tumbuhnya kota pusat kerajaan Demak di Bintara yang diperintah oleh Raden Patah atas petunjuk Sunan Ampel, salah seorang Wali Sanga.  Raden Patah berkuasa pada akhir abad ke-15 sampai dengan tahun 1518. Penguasa ini menikah dengan putri Cina yang kemudian berputera enam orang.

Selama masa kekuasaan Raden Patah hingga Sultan Trenggana, Demak merupakan pusat penyebaran Agama Islam dan pusat kekuasaan politik, yang memegang peranan penting dalam bidang perdagangan. Pada periode ini komoditi dagang antara Demak dengan Malaka dan daerah lain yang utama adalah beras. Hubungan perdagangan tersebut mulai terganggu sejak Malaka  dikuasai Portugis pada tahun 1511.

Baca juga:  Perilaku Masyarakat Jawa Tengah pada Masa PPKM Darurat

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menimbulkan perimbangan baru dalam bidang politik dan ekonomi. Bagi Demak, Malaka adalah pasar beras dan rempah-rempah.  Keberadaan Portugis di Malaka sangat mengganggu aktivitas perdagangan dan pelayaran pedagang-pedagang Demak, terlebih  Portugis menganggap orang Islam adalah lawannya dan harus ditaklukkan.Sehingga Portugis menyerang pusat-pusat kedudukan  Islam untuk merebut perdagangan mereka.

Pasca Raden Patah, penggantinya adalah Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor, yang   memerintah tahun 1518 hingga tahun 1521. Adipati Unus  meninggal pada usia sangat muda dan belum mempunyai keturunan. Wafatnya Adipati Unus memunculkan instabilitas karena ia tidak berputera, sehingga mengakibatkan terjadinya perebutan kekuasaan sesama keturunan Raden Patah, yaitu antara Pangeran Sekar Seda ing Lepen dan Sultan Trenggana, hingga yang berkuasa adalah Sultan Trenggana.

Sultan ini hidup antara tahun 1587-an hingga 1546 dan berkuasa di Demak dari tahun 1521 hingga 1546. Sumber yang menjelaskan tentang hsitoriografi Demak mendasarkan pada catatan perjalanan Portugis yang menulis peristiwa secara cermat.

Baca juga:  Belajar Peristiwa Proklamasi dengan Role Playing

Kronologinya  sangat teliti, kadang terdapat keterangan hari dan tanggal. Dalam mendeskripsikan tentang Sultan Trenggana, selain berbasis pada catatan perjalanan,  juga menggunakan karya penulis Belanda, dan sumber tradisional. Historiografi tradisional digunakan untuk mengisi sejumlah besar kekosongan yang memberi informasi sejarah sangat penting. Sumber sejarah tradisional mempunyai kedudukan penting sebagai pembanding sumber Eropa karena secara substansial, sumber tradisional memuat pengetahuan tentang berbagai peristiwa dan keadaan sesuai dengan pola pikir masyarakat lokal pada jamannya yang tidak disebut dalam sumber Barat. Sumber ini berguna untuk melakukan cross-check dengan sumber Eropa. Di sisi yang lain, sumber Eropa kurang memiliki informasi tentang berbagai keadaan yang sesungguhnya. (Bersambung/bas)

* Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Budaya Undip dan Anggota Tim Ahli Yayasan Dharma Bakti Lestari

Berikut ini akan dijelaskan mengenai sejarah kerajaan demak, pendiri kerajaan demak, kerajaan demak, peninggalan kerajaan demak, letak kerajaan demak, kesultanan demak, raja kerajaan demak, kerajaan islam demak, kerajaan demak lengkap, silsilah kerajaan demak, perlawanan demak, sultan demak, sultan trenggono, peranan kerajaan demak dalam penyebaran agama islam, raden fatahillah, raden fatah demak.


Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada abad ke-16 berkat perjuangan dan usaha Pangeran Jinbun atau Raden Patah. 

Beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini berkembang pesat adalah letaknya yang strategis serta terletak di tengah jalur perdagangan nasional yang menghubungkan antara barat dan timur serta mundurnya Kerajaan Majapahit yang menyebabkan para pedagang Islam masuk ke Demak. 

Dari aspek politik, dapat kita ketahui bahwa Raden Patah adalah keturunan Brawijaya, penguasa Majapahit. Setelah Raden Patah diangkat sebagai Bupati Demak Bintoro pada tahun 1500 M, ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah yang lebih dikenal dengan Raden Patah. 

Kemudian setelah menjadi raja, ia memajukan perdagangan dan agama Islam. Demak menjadi negara maritim yang banyak dikunjungi oleh pedagang Islam, terlebih setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 di bawah Alvonso d'Albuquerque.

Peta wilayah Kerajaan Demak (1500 – 1546)

Pada tahun 1518, ia digantikan oleh Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor). Pada masa pemerintahannya, ia melawan Portugis di Selat Malaka dengan 100 kapal, akan tetapi semua tidak berhasil. Sepeninggal Pati Unus, kekuasaan dipegang oleh Sultan Trenggono (1521 – 1546). 

Pada masa pemerintahannya ia mengutus Fatahillah untuk menyerang Portugis di Selat Sunda 1527 dan ternyata telah terjadi persetujuan "Henrique Leme" antara Portugis dan Pajajaran untuk mendirikan benteng Sunda Kelapa. 

Usaha Fatahillah untuk menguasai Sunda Kelapa berhasil. Di sana ia mendirikan dua kerajaan, yaitu Kerajaan Banten dan Cirebon. 

Kerajaan Banten diberikan kepada Hasanudin puteranya dan Cirebon diperintah sendiri. Namun akhirnya, Fatahillah meninggalkan istana dan menjadi Sunan Gunung Jati.

Pada masa pemerintahan Sultan Trenggana, wilayah Demak meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur. Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan dengan teratur. 

Kehidupan sosial pada saat itu diatur dengan hukum-hukum yang berlaku dalam ajaran Islam. Akan tetapi norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. 

Dengan demikian sistem kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak dapat dikatakan telah mendapat pengaruh Islam. 

Hasil-hasil budaya Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil budayanya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah masjid Demak. 

Masjid ini merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan yang bercorak Islam. Masjid Demak selain kaya dengan ukir-ukiran yang bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, karena salah satu tiangnya dibuat dari pecahan-pecahan kayu (tatal). 

Selain masjid Demak, Sunan Kalijaga juga melakukan dasar-dasar perayaan sekaten. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar masuk Islam. 

Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus terpelihara sampai sekarang. Pada masa akhir pemerintahan Sultan Trenggana terjadi perebutan takhta dengan Arya Penangsang serta Hadiwijaya yang membawa keruntuhan Kerajaan Demak.

Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. 

Saat itu, berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak, namun karena lokasi nya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. 

Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

Kesultanan Demak (//salamadian.com/kesultanan-kerajaan-demak/)

Secara geografis, Kesultanan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. 

Atas bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri. Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. 

Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. 


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 2

Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. 

Saat itu, berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak, namun karena lokasi nya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. 

Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

Kesultanan Demak (//salamadian.com/kesultanan-kerajaan-demak/)

Secara geografis, Kesultanan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. 

Atas bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri. Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. 

Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. 


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 3

Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. 

Saat itu, berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak, namun karena lokasi nya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. 

Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

Kesultanan Demak (//salamadian.com/kesultanan-kerajaan-demak/)

Secara geografis, Kesultanan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. 

Atas bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri. Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. 

Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. 


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 4

Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. 

Saat itu, berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak, namun karena lokasi nya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. 

Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

Kesultanan Demak (//salamadian.com/kesultanan-kerajaan-demak/)

Secara geografis, Kesultanan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. 

Atas bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri. Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. 

Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. 


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 5

Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. 

Saat itu, berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak, namun karena lokasi nya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. 

Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

Kesultanan Demak (//salamadian.com/kesultanan-kerajaan-demak/)

Secara geografis, Kesultanan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. 

Atas bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri. Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. 

Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. 


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 6

Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. 

Saat itu, berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak, namun karena lokasi nya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. 

Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

Kesultanan Demak (//salamadian.com/kesultanan-kerajaan-demak/)

Secara geografis, Kesultanan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. 

Atas bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri. Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. 

Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. 


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 7

Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. 

Saat itu, berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak, namun karena lokasi nya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. 

Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

Kesultanan Demak (//salamadian.com/kesultanan-kerajaan-demak/)

Secara geografis, Kesultanan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. 

Atas bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri. Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. 

Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. 


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 8

Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. 

Saat itu, berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak, namun karena lokasi nya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. 

Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

Kesultanan Demak (//salamadian.com/kesultanan-kerajaan-demak/)

Secara geografis, Kesultanan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. 

Atas bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri. Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. 

Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. 


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 9

Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. 

Saat itu, berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majapahit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak, namun karena lokasi nya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. 

Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Baca juga : Menelusuri Jejak Kesultanan Demak, Pelopor Islam Pertama di Tanah Jawa

Kesultanan Demak (//salamadian.com/kesultanan-kerajaan-demak/)

Secara geografis, Kesultanan Demak merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. 

Atas bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri. Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria dan Jawa. Kerajaan Demak juga memiliki lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. 

Letak Kerajaan Demak ini sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.

Raja pertama dari Kerajaan Demak kala itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai. 


Lihat Sosbud Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA