Jelaskan pengaruh musik modern terhadap perkembangan musik tradisional

PalantaLanggam Hari ini, 9 Maret, diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Penanggalan yang dipetik berdasarkan hari lahir pahlawan nasional Wage Rudolf Soepratman.

Peringatan ini, kali pertama dilakukan pada 9 Maret 2013 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional. Nah, lantas apa pentingnya ‘musik’ pun dirayakan di zaman yang katanya milenial?

Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, nada, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat mengasilkan irama.

Sekarang dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari yang namanya musik. Karena musik sendiri menjadi hal yang sangat bagus untuk didengarkan baik dalam keadaan sendiri ataupun beramai-ramai, apalagi lirik-lirik bait dari musik tersebut mengambarkan bagaimana diri kita sebagai pendengarnya, sehingga bisa membuat kita terhanyut di dalam bait-bait irama tersebut.

Mendengarkan musik juga bisa menjadi sebuah hiburan tersendiri. Setiap orang memiliki kecintaan  tersendiri dengan berbagai macam jenis dan genre music.

Menurut Tumbijo (1997:13) musik tradisional adalah seni budaya yang sejak lama turun temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu.

Jadi alat musik tradisional merupakan kesenian hasil budaya manusia di dalam masyarakat yang berupa alat yang tujuannya menghasilkan musik yang diwariskan oleh nenek moyang kita yang berkembang di suatu daerah tertentu.

Fungsi dari musik itu sendiri bagi masyarakat adalah sebagai media hiburan, pengiring tari, sarana ekonomi dan lainnya. Pada umumnya musik tradisional menjadi milik bersama, dikarenakan musik tradisional banyak yang tidak diketahui penciptanya serta tahun penciptaannya.

Di masa sekarang ini orang sudah sudah sangat jarang yang simpati atau peduli pada hal-hal yang berhubungan dengan istilah tradisional, mereka berfikir semua yang tradisional adalah kuno dan tidak modern.

Walaupun sebagian kecil masih ada orang-orang yang peduli dan suka terhadap hal-hal yang berbau tradisional, dan kebanyakan dari orang tersebut adalah orang yang sudah berumur atau tua.

Padahal kita sebagai generasi muda harus menghidupkan kembali dan melestarikan semua peninggalan nenek moyang kita agar tidak hilang dari ciri khas dari suatu daerah dan masih tetap terjaga dengan rapi tidak tergeser oleh hal yang belum tentu baik untuk generasi muda.

Alat musik tradisional seperti talempong , saluang dan lainnya sekarang ini jumlahnya sudah sedikit atau bahkan hampir hilang keberadaannya karena tergeser oleh alat yang lebih modern seperti gitar, piano dan lainnya. pandangan generasi sekarang mengenai alat musik tradisional adalah bahwa alat musik tradisional itu kuno, tidak keren, tidak bagus, kurang indah dan sebagainya.

Generasi milenial sekarang lebih bangga belajar alat musik modern. Mereka yang memandang seperti itu sebenarnya salah, bahwa alat musik tradisional pun bisa menjadi keren indah dengan terus berlatih mengembangkan alat musik tradisional , dan sebagai generasi muda seharusnya bisa menginovasikan alat musik tradisional menjadi lebih keren dan indah sesuai dengan keinginan mereka dan sekreatif mereka.

Dengan begitu alat musik peninggalan nenek moyang kita tidak akan mudah hilang atau tergerus oleh alat musik modern.

Sekarang ini karena sudah jarangnya yang menginginkan atau berminat memainkan alat musik tradisional, maka di dalam pembuatan alat musiknya pun sudah sangat sedikit yang memproduksi, itu karena kurangnya minat generasi sekarang ini sehingga para pemproduksi berfikir untuk apa membuat jika tidak ada konsumen, mereka hanya akan rugi biaya juga tenaga untuk pembuatannya.

Jika pun ada yang memproduksi alat musik tradisional itu, orang-orang yang akan membeli dan melestarikannya adalah sebagian masyarakat yang masih peduli pada musik tradisional. Dan itu biasanya ada disebuah pedesaan-pedesaan terpencil yang kebudayaan tradisionalnya masih kental.

Untuk itu kita sebagai generasi milenial harus mampu melestarikan dan mau untuk belajar bagaimana cara membuat juga menggunakan alat musik tradisional tersebut. Karena kalau sudah bisa memainkannya akan mudah untuk melestarikannya.

Cara melestarikannya di era yang modern seperti ini adalah dengan hanya cara memposting rekaman video ketika sedang memainkan alat musik tradisional itu, dan bisa-bisa video itu akan menjadi viral. Karena seperti yang kita lihat pada saat sekarang ini, melalui sosial media berita-berita terbaru akan sangat cepat menyebarnya.

Dan selain dari hal itu adalah, bisa dilakukan dengan cara mengikuti banyak lomba kesenian. Karena pada masa sekarang ini telah ada kesenian kita yang terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri, karena selalu menang dalam mengikuti setiap lomba-lomba itu.

Perubahan cara pandang kita terhadap hal yang kuno itu juga harus dirubah, bahwa yang kuno itu juga bisa menjadi hal yang keren asalkan kita mau berinovasi sekreatif mungkin sehingga hal tersebut akan menjadi menakjubkan.

Dan bahwa jika tidak adanya alat musik tradisional maka tidak akan tercipta alat musik modern. Karena alat musik modern itu ada karena bersumber dari alat musik tradisional.

Maka dari itu kita generasi milenial tidak boleh melupakan hal yang tradisional. Sebab, seiring dengan perkembangan zaman maka akan semakin modern atau berkembang alat-alat musik di dunia.

Jika generasi milenial mau melestarikannya maka alat musik tradisional tidak akan mengalami kepunahan. *

(Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

Tidak dapat dimungkiri, keberadaan musik menjadi salah satu hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan sehari-hari. Berbagai aktivitas akan terasa menyenangkan jika diiringi dengan alunan musik kesukaan.

Ilustrasi Perkembangan Musik Barat dan Kaitannya dengan Musik Modern di Indonesia. Foto: Pixabay

Namun, tahukah kamu? Eksistensi musik yang berkembang saat ini tidak luput dari sejarah di masa lalu. Pun begitu dengan musik di Indonesia yang dipengaruhi oleh jenis musik luar, termasuk musik barat.

Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa seiring dengan pertumbuhan zaman dan teknologi, musik makin beragam. Berikut ulasan selengkapnya mengenai perkembangan musik barat dan kaitannya dengan musik modern.

Mengutip Modul Seni Budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, eksistensi musik barat dimulai dari pertumbuhan musik pada abad pertengahan.Perkembangan musik barat terus berubah baik secara gramatik maupun fungsinya dari satu periode ke periode berikutnya.

Perubahan tersebut secara tidak langsung memengaruhi karakteristik, gaya, fungsi, struktur harmoni, dan nilai estetis yang ada pada musik barat. Transformasi tersebut melahirkan periodisasi musik barat sebagai berikut:

  • Abad pertengahan (700-1400)

Musik pada abad ini lebih banyak difungsikan untuk keperluan rohani yang berhubungan erat dengan gereja.

Pada periode ini, notasi dan pencatatan nada baru ditemukan. Lagu keagamaan pun makin berkembang. Tidak hanya itu, pada abad ini, lagu dengan musik polifoni (bersuara banyak) juga makin berkembang.

  • Zaman Renaissance (1400-1600)

Pada periode ini, musik gereja mengalami kemunduran dan digantikan dengan berkembangnya musik romantis, acapella, dan nyanyian keperwiraan. Di zaman ini pula, penggunaan piano mulai dikenal dan banyak bermunculan musik instrumen lainnya.

Pada zaman ini penyajian musik menggunakan instrumen semakin beragam. Misalnya, hobo, terompet, biola, flute, keyboard, serta alat musik petik.

Musik pada zaman ini memiliki melodi yang cenderung lebih lincah. Contoh musik yang mulai berkembang di zaman ini adalah musik opera, sedangkan musik oratorio baru mulai muncul.

Gaya musik pada zaman ini menentang gaya musik Barok yang dinilai terlalu kaku dan emosional. Inilah mengapa musik pada zaman klasik mengungkapkan rasa suka dan duka.

Musik pada zaman klasik bersifat lebih bebas, lebih mudah dimengerti, berornamentasi lebih halus, dan sebagainya.

  • Zaman Romantik (1810-1890)

Secara umum perkembangan musik di zaman romantik terbagi menjadi empat fase, antara lain romantik awal, romantik tinggi, romantik akhir, dan pergantian abad.

  • Zaman Peralihan (1880-1920)

Gaya musik pada zaman peralihan memiliki ciri yang tidak teratur, tetapi dapat menimbulkan kesan yang kuat bagi para pendengarnya. Di zaman ini muncul aliran musik seperti impresionis, ekspresionis, dan eksperimental.

Pada zaman modern, musik telah mendapatkan sentuhan teknologi dari segi penyajian ataupun instrumentasi. Musik di zaman ini bersifat universal, sehingga dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.

Kaitan Musik Barat dengan Musik Modern di Indonesia

Perkembangan teknologi disertai globalisasi membuat musik menyebar dan menjangkau masyarakat dengan mudah.

Musik modern di Indonesia memiliki segmen tersendiri karena komposisi lagunya yang universal dan mudah diterima oleh pendengarnya. Kendati begitu, eksistensinya tidak terlepas dari perkembangan musik keroncong.

Menurut laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, musik keroncong merupakan musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik Eropa seperti biola, ukulele, cello, dan sebagainya.

Musik keroncong di Indonesia mendapat campur tangan bangsa Portugis yang menjajah wilayah Indonesia, khususnya wilayah bagian Timur pada abad ke-16.