Jelaskan dan berikan Contoh 3 Ciri ciri industri pariwisata

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 9 are not shown in this preview.

BerandaUPWPengertian Industri Pariwisata, Keunikan, Ciri-ciri dan Karakteristik Industri Pariwisata


A. Pengertian Industri Pariwisata
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan pada perjalanan wisata. Usaha pariwisata merupakan kegiatan bisnis yang berhubungan langsung dengan kegiatan wisata sehingga tanpa keberadaannya, pariwisata tidak dapat berjalan dengan baik.

B. Keunikan Industri Pariwisata

Adapun keunikan dari industri pariwisata, antara lain:

1. Perpaduan sifat tidak berwujud (intangible) dan sifat berwujud (tangible)

Apa yang ditawarkan di industri pariwisata adalah sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak dapat dibawa untuk ditunjukkan kepada orang lain. Namun sarana dan prasarana yang digunakan untuk memberikan kenyamanan yang ditawarkan dapat dikatakan suatu yang berwujud. Kombinasi keduanya menjadi unik dan menjadi tidak mudah diukur.

2. Sifat tak terpisahkan (inseperable)

Kegiatan wisata membutuhkan interaksi antara wisatawan sebagai pengguna jasa dan tuan rumah sebagai penyedia jasa. Antara wisatawan dan tuan rumah, antara tamu dan pelayanan, antara pengunjung dan pemandu wisata, keduanya tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan wisata. Keduanya harus bertemu dan melakukan kontak sosial.

3. Keatsirian (Volatility)

Pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dipengaruhi banyak faktor seperti pribadi, sosio budaya, pengetahuan dan pengalaman. Akibat dari banyak hal yang mempengaruhi, pelayanan terhadap wisatawan mudah menguap atau berubah sehingga penyedia jasa harus secara rutin dan aktif berinovasi memperbaharui tawaran jasa wisata kepada wisatawan.

4. Keragaman

Bentuk pelayanan di industri pariwisata cukup sulit untuk distandarisasikan. Setiap wisatawan ingin selalu dipenuhi kebutuhannya dan ia tidak ingin kebutuhannya digeneralisasikan disamaratakan dengan kebutuhan orang lain. Setiap wisatawan ingin diperlakukan sebagai pribadi-pribadi yang beragam. Sehingga penyedia jasa perlu memahami latar belakang kebutuhan dan keinginan wisatawan yang dapat bersumber dari pengalaman masa lampau, pendapat orang lain, lingkungan, standar dan nilai serta faktor lain.

5. Sifat Rapuh (Perishable)

Jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memberikan pengalaman menyenangkan dan perasaan puas. Pelayanan hari esok tentunya berbeda dan akan lebih baik dari hari kemaren sehingga harus diproduksi dan dikonsumsi secara simultan. Sifat rapuh merujuk pada jasa yang ditawarkan dalam pariwisata yang tidak dapat disimpan untuk dikonsumsi di kemudian hari.

6. Musiman (Seasonality)

Musiman merupakan sifat yang paling unik dari kegiatan manusia yang dinamis. Adakalanya pariwisata mengalami musim ramai ketika jumlah orang yang melakukan perjalanan mencapai titik puncak, adakalanya pula tidak seorangpun melakukan perjalanan wisata. Kondisi ini menyebabkan pengusaha pariwisata harus terusmenerus melakukan inovasi dan memunculkan ide kreatif agar pedapatan usaha tetap meningkat.

7. Tak bertuan (No Ownership)

Wisatawan adalah pembeli. Namun uniknya ia tidak dapat memiliki apa yang telah ia beli dan bayarkan. Seorang wisatawan yang membeli tiket pesawat berhak menduduki kursi pesawat agar sampai ke daerah tujuan yang diinginkan, tetapi ia tidak berhak untuk memiliki kursi tersebut sebagai bukti transaksi pembelian.

C. Ciri-ciri Industri Pariwisata

Pariwisata sebagai sebuah industry memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Sarat Dimensi Manusia


Manusia adalah pelaku utama dalam pariwisata. Ia berperan dalam banyak hal. Ada wisatawan yang secara individu bertindak sebagai inisiator atau pencetus ide perjalanan, ada yang berperan sebagai pembeli, sebagai pengguna, sebagai pembuat keputusan dan sebagai provokator dalam artian positive. Namun adakalanya wisatawan dalam kelompok bertindak sebagai penilai dan mengesahkan. Inilah yang menjadikan keunikan wisata.

b. Pembedaan antara konsumen dan pelanggan

Dalam pariwisata, dilakukan diskriminasi antara konsumen dan pelanggan karena hal ini berdampak pada proses pelayanan yang diberikan.

c. Partisipasi aktif konsumen

Keberadaan konsumen sangat penting karena tinginya interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa, antara hotel dan tamu, antara turis dan pemandu wisata.

D. Karakteristik Industri Pariwisata

Pada industri perjalanan wisata terdapat 6 karakteristik utama yang perlu diketahui agar kegiatan pemasaran dapat mencapai tujuan. Karakteristik tersebut adalah: 1. Keterbukaan / transparansi dalam memberikan informasi detail produk wisata bagi wisatawan dan masyarakat pada umumnya. 2. Keunikan dan keanekaragaman produk yang melibatkan kegiatan kehidupan alam, budaya dan daya tarik wisata lainnya. 3. Peka dan antsipatif terhadap perubahan pasar dan kebutuhan wisatawan. 4. Persaingan sehat/ kompetitif antar industri pariwisata demi peningkatan volume kedatangan wisatawan. 5. Kebersamaan dengan stake holder /mitra kerja. 6. Ketidaksamaan diupayakan menjadi keharmonisan dalam peran saling melayani dan saling menghormati. Sumber : Pendalaman Materi Usaha Jasa Parawisata, Pasaribu, SST.Par, M.Si.Par, PPG DALAM JABATAN, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018

perjalanan pariwisata, transportasi baik transportasi darat, udara, maupun laut merupakan suatu unsur utama langsung yang merupakan tahap dinamis gejala-gejala pariwisata, yang menyebabkan pergerakan seluruh roda industri pariwisata mulai dari tempat sang wisatawan tinggal menuju tempat dimana obyek wisata berada sampai kembali lagi ke tempat asal. e. Hospitality keramahtamahan Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal memerlukan kepastian jaminan keaman khususnya untuk wisatawan asing yang memerlukan gambaran tentang tempat tujuan wisata yang akan mereka datangi. Situasi yang kurang aman mengenai makanan, air, atau perlindungan memungkinkan orang menghindari berkunjung ke suatu lokasi. Maka kebutuhan dasar akan keamanan dan perlindungan harus disediakan dan juga keuletan serta keramahtamahan tenaga kerja wisata perlu dipertimbangkan supaya wisatawan merasa aman dan nyaman selama perjalanan wisata.

2.1.3.3 Karakteristik Industri Pariwisata

Menurut Spillane 1987, industri pariwisata mempunyai beberapa sifat khusus, yaitu: a. Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa produk wisata pada wisatawan, tetapi wisatawan itu sendiri yang harus mengunjungi, mengalami, dan datang menikmati produk wisata tersebut. b. Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan, tanpa wisatawan yang sedang menggunakan jasa wisata itu tidak akan terjadi kegiatan produksi wisata. c. Pariwisata tidak mempunya standar ukuran yag obyektid karena pariwisata memiliki berbagai ragam jenis pariwisata. d. Wisatawan tidak dapat mencicipi, mengetahui, ataupun menguji produk itu sebelumnya karena wisatawan hanya melihat dari brosur ataupun alat promosi lainnya. e. Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar, sedangkan permintannya dangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi, politik, sikap masyarakat, kesenangan wisatawan, dan sebagainya.

2.1.3.4 Ciri-Ciri Industri Pariwisata

Menurut Oka A.Yoeti 2008 pariwisata memiliki enam ciri-ciri antara lain: a. Service Industry Perusahaan yang membentuk industri pariwisata adalah perusahaan jasa service industry yang masing-masing bekerja sama menghasilkan produk good and services yang dibutuhkan wisatawan selama dalam perjalanan wisata pada daerah tujuan wisata. Pengertian-pengertian yang terkandung dalam services industry antara lain: 1 Penyediaan jasa-jasa pariwisata tourist supply berlaku pula hukum ekonomi dan tidak terlepas dari permasalahan permintaan demand dan penawaran supply. 2 Penawaran supply dalam industri pariwisata tidak tersedia bebas akan tetapi diperlukan pengolahan dan pengorbanan biaya untuk memperolehnya. b. Labor Intensive Yang dimaksud dengan labor intensive pariwisata sebagai suatu industri adalah banyak menyerap tenaga kerja. Dalam suatu penelitian mengatakan beberapa persen dari belanja wisatawan pada suatu daerah wisata digunakan untuk membayar upah dan gaji wages and salaries. c. Capital Intensive Industri pariwisata sebagai capital intensive adalah untuk membangun sarana dan prasarana industri pariwisata diperlukan modal yang besar untuk investasi, akan tetapi dilain pihak pengembalian modal yang diinvestasikan itu relatif lama dibandingkan dengan industri manufaktur lainnya. d. Sensitive Industri pariwisata sangat peka terhadap keamanan security dan kenyamanan comfortably. Dalam melakukan perjalanan wisata tidak seorang pun wisatawan yang mau mengambil resiko dalam perjalanan yang dilakukan. Sebagai contoh ketika terjadi ledakan bom di Bali kunjungan wisatawan mancanegara ke Bai turun merosot hingga hotel, restoran dan toko cenderamata menutup usahanya. e. Seasonal Industri pariwisata sangat dipengaruhi oleh musim, bila pada masa musim liburan peak season semua kapasitas akan terjual habis dan sebaliknya pada masa musim libur selesai off-season semua kapasitas terbengkalai idle karena sepi pengunjung. f. Quick Yielding Industry Dengan mengembangkan pariwisata sebagai suatu industri, devisa foreign exchange akan lebih cepat jika dibandingkan dengan kegiatan ekspor yang dilakukan secara konvensional. Devisa yang diperoleh langsung pada saat wisatawan melakukan perjalanan wisata, karena wisatawan harus membayar semua kebutuhannya mulai dari akomodasi hotel, makanan dan minuman, transportasi lokal, oleh-oleh atau cenderamata, hiburan city sightseeing dan tours. Semuanya dibayar dengan valuta asing yang tentunya ditukarkan di money changer atau bank.

2.1.4 Objek dan Atraksi Wisata

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA