Jelaskan 3 perbedaan aktivitas masyarakat di desa dan dikota

Desa merupakan penyebutan untuk sebuah permukiman warga yang letaknya bukan di kota atau di wilayah terpencil yang terdiri dari permukiman-pemukiman kecil. Tentunya kehidupan masyarakat desa berbeda dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan. Begitu juga yang terjadi dengan perbedaan ekonomi masyarakat desa dan kota. Apa saja perbedaan itu? Berikut ini penjelasannya.

Perbedaan ekonomi masyarakat desa dan kota terlihat dari kecenderungan masyarakat desa yang  homogen dari pada masyarakat di perkotaan. Salah satu contohnya yaitu mata pencarian, masyarakat desa memiliki mata pencarian yang cenderung sama antara satu dengan lainnya, misalnya seperti bertani dan lainnya.

Berbeda, masyarakat kota cenderung hitrogen dan beraneka macam pekerjaan yang dimiliki. Mulai dari pekerjaan kantoran, wirausahawan dan lain sebagainya.  Karena kebutuhan pekerjaan dan lowongan pekerjaan di kota cenderung lebih banyak di bandingkan di desa.

  1. Pekerjaan Bukan Agraris Bersifat Sambilan

Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, bahwa pekerjaan utama para masyarakat yang tinggal di desa adalah agraris. Namun karena musim tanam tergantung pada cuaca dan curah hujan sehingga tidak setiap hari lahan sawah bisa di tanami. Oleh karena itu masyarakat pedesaan memiliki pekerjaan lainnya yang bukan di bidang pertanian.

Baca Juga  Pembentukan dan Tugas "Relawan Desa Lawan Covid-19"

Namun pekerjaan tersebut cenderung memiliki sifat sambilan. Ketika musim tanam sudah kembali maka masyarakat desa akan kembali menjadi petani dengan menanami lahan mereka sesuai dengan musim tanam yang ada.

  1. Tingginya Keinginan Untuk Pergi Merantau

Orang-orang desa memiliki kecenderungan untuk merantau dan hidup di luar wilayahnya sendiri. Hal ini berakibat pada jumlah penduduk yang ada untuk memperbaiki keadaan perekonomian desa. Orang-orang yang sudah merantau dan merasa dirinya berhasil enggan untuk kembali ke kampung halamannya karena merasa tinggal di wilayah kota lebih baik.

Padahal sebenarnya perekonomian desa bisa diangkat jika penduduknya yang merantau kemudian kembali ke kampung halaman dan mengajarkan kepada yang lain apa yang mereka dapatkan di kota. Dengan cara ini penduduk yang masih di desa bisa mengambil pengalaman tersebut dan mengaplikasikan di desa.

  1. Kesadaran Pendidikan Yang Minim

Kehidupan ekonomi masyarakat desa tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang mereka dapatkan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin luas pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya jika seseorang memiliki pendidikan yang lebih rendah maka keinginan dan wawasan cenderung kurang.

Baca Juga  Peluang Usaha Desa: Bisnis Mebel Minim Modal, benarkah?

Oleh karena itu, pembangunan perekonomian harus dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusia yang ada. Meskipun tidak mengenyam pendidikan yang tinggi setidaknya seseorang mampu dan dibekali dengan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupannya. Keterampilan bisa bisa didapatkan dalam latihan khusus atau pelatihan kilat yang tidak membutuhkan waktu yang lama.

Jika di bandingkan dengan wilayah perkotaan, sangat sedikit wirausahawan di wilayah pedesaan. Kenapa bisa begitu? Hal ini tidak terlepas dari kecenderungan masyarakat pedesaan yang mengikuti arus yang ada. Mereka lebih nyaman dalam mengerjakan pekerjaan yang sudah ada turun menurun sejak lama.

Sebagai contoh anak akan meneruskan pekerjaan dari ayah atau ibunya dan hal ini selalu berulang. Sedikit sekali yang memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang sudah diwariskan dan mengeluti pekerjaan yang disukai.

Itulah sekilas gambaran perbedaan ekonomi masyarakat desa dan kota. Gambaran ini tentunya menjelaskan bahwa sulitnya perekonomian desa di karenakan banyak alasan. Karena kurangnya informasi dan pengalaman yang didapatkan masyarakat desa membuat perekonomian di desa tumbuhnya cenderung lambat.

Baca Juga  Peluang Usaha di Desa Membuat Produk Pakan Ternak

Tidak heran jika banyak masyarakat pedesaan yang kondisi perekonomiannya cenderung tidak seimbang. Selain itu kondisi perekonomian desa akan berpengaruh pada kondisi pedesaan teresbut. Banyak sekali kondisi desa yang sangat tertinggal bisa dilihat bagaimana kondisi perekonomian penduduknya.

Untuk memperbaiki kondisi perbedaan ekonomi masyarakat desa dan kota harus di lakukan secara bertahap dan butuh bimbingan. Mulai dari pembenahan infrastruktur desa oleh pemerintah, menanamkan kepedulian terhadap sesama, menanam pentingnya pendidikan untuk masyarakat dan dukungan munculnya industri kecil dari desa.

Tujuan dari perbaikan kondisi perkonomian desa adalah perkembangan desa antara yang satu dan lainnya tidak ada ketidakseimbangan. Sehingga perkembangan desa rata antara satu dengan lainnya. (siapbisnis.net)

Perbedaan desa dan kota bisa dibilang sangat signifikan, bahkan banyak anggota masyarakat yang menginginkan hidup  di kota dengan berbagai macam faktor atau alasannya. Apa aja perbedaan signifikan tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam artikel kali ini. Namun sebelum membahas mengenai perbedaan keduanya, berikut ini penjelasan  mengenai apa yang disebut dengan desa dan kota.

Apa itu Desa?

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, desa merupakan suatu kesatuan desa yang dihuni atau ditempati oleh sejumlah keluarga, dimana wilayah tersebut memiliki sistem pemerintahan sendiri atau juga dikepalai oleh seorang kepala desa. Secara umum, desa dipahami sebagai satu kesatuan hukum dimana terdapat suatu masyarakat yang tinggal didalamnya, yang menyangkut juga kesatuan geografis, sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Suatu desa biasanya sulit untuk berkembang, karena faktor penyebab perubahan sosial nya yang terkadang bertentangan atau berbeda dengan budaya leluhur yang dianut. Tetapi kondisi tersebut tidak berarti bahwa suatu desa tidak bisa berkembang, suatu desa akan tetap berkembang hanya saja memerlukan waktu yang lebih lama dibanding kota.

Unsur-unsur dalam sebuah desa sendiri meliputi:

  • Daerah atau lingkungan geografis untuk ditempati suatu masyarakat.
  • Penduduk atau masyarakat yang meliputi berbagai aspek kependudukan.
  • Tata kehidupan yang meliputi berbagai aspek kehidupan suatu masyarakat.

Dari unsur-unsur diatas, dalam kehidupan sehari-hari desa dipahami sebagai suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota dimana biasanya juga di sebut sebagai suatu kampung. Daerah tersebut dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sebagian besar anggotanya berprofesi sebagai petani. Sedangkan secara administratif, desa di artikan sebagai suatu daerah yang terdiri dari lebih dari satu dusun yang tergabung dan memiliki hak untuk mengatur kehidupan rumah tangganya sendiri.

Suatu masyarakat pedesaan juga memiliki ciri-ciri tertentu, diantaranya adalah:

  • Kehidupan yang masih bergantung dengan alam.
  • Toleransi sosial dalam masyarakat sangat kuat.
  • Memiliki sistem adat-istiadat dan norma yang kuat.
  • Kontrol sosial yang berlaku masih didasarkan pada hukum informal.
  • Kuatnya hubungan kekerabatan yang dibangun sebagai salah satu ciri-ciri masyarakat paguyuban.
  • Struktur perekonomian di desa lebih bersifat agraris.

Apa itu Kota?

Sedangkan kota dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu daerah pemukiman yang terdiri dari bangunan-bangunan rumah secara satu kesatuan tempat tinggal berbagai macam lapisan masyarakat. Kota juga diartikan sebagai suatu daerah pemusatan penduduk dengan angka kepadatan penduduk yang tinggi dan dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas modern. Sebagian besar anggota masyarakat kota atau penduduknya memiliki pekerjaan yang di luar pertanian atau diluar sistem agraris.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa kota merupakan suatu wilayah yang memiliki batas administrasi wilayah dan lingkungan hidup yang non-agraris. Sedangkan secara geografis, kota diartikan sebagai suatu bentang budaya yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh unsur-unsur alami dan non-alami, dimana terdapat pemusatan penduduk yang tinggi, corak kehidupan masyarakat yang heterogen, dan sifat anggota masyarakat yang cenderung individualis. Kota juga memiliki ciri-ciri tertentu, berikut ini ciri-ciri masyarakat kota:

  • Adanya keanekaragaman masyarakat atau penduduk.
  • Sikap anggota masyarakat cenderung bersifat individualis.
  • Hubungan sosial yang dibangun lebih bersifat patembayan.
  • Adanya pemisahan keruangan didalamnya yang kemudian membentuk komplek-komplek tertentu.
  • Memiliki sistem adat istiadat dan norma yang tidak terlalu kuat.
  • Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional.

Itu beberapa penjelasan mengenai desa dan kota, yang dapat disimpulkan bahwa desa dan kota benar-benar memiliki perbedaan yang signifikan. Jika disimpulkan maka, suatu desa merupakan suatu wilayah dimana sistem adat istiadat dan norma yang berlaku masih kuat dengan sistem penduduk yang agraris. Sedangkan kota merupakan suatu wilayah yang mudah mengalami perkembangan dengan sistem adat dan norma yang kurang ketat serta sifat kependudukan yang non-agraris. Ciri-ciri yang dimiliki masing-masing desa dan kota juga dapat mengarahkan pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki keduanya.

Perbedaan Desa dan Kota

Apa saja perbedaan desa dan kota selain pengertian dan ciri-ciri yang dimiliki masing-masing? Setidaknya ada 7 perbedaan mendasar antara desa dan kota. Berikut ini perbedaan desa dan kota yang dapat dilihat dari kehidupan nyata masyarakat:

Perbedaan desa dan kota yang paling menonjol adalah kepadatan penduduk didalamnya. Walaupun tidak ada ukuran atau jumlah yang pasti, namun secara umum dan jelas terlihat bahwa kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibanding dengan kepadatan penduduk pada desa. Mengapa bisa demikian, karena biasanya sebagian masyarakat desa akan berpindah ke kota untuk mengadu nasib dengan pemikiran bahwa kesempatan kerja di kota lebih besar dari pada di desa.

Kepadatan penduduk antar desa dan kota juga dapat berpengaruh terhadap pola pembangunan perumahan, dimana bangunan di kota lebih cenderung ke arah vertikal, sedangkan di desa lebih cenderung ke arah horizontal. Kondisi tersebut dapat dilihat dari bangunan-bangunan tinggi di kota, dapat berupa perusahaan, rumah, dan lainnya dibanding dengan di desa.

Perbedaan yang mencolok kedua adalah lingkungan hidup di desa dan di kota. Lingkungan hidup di desa biasanya masih dekat dengan lingkungan alam asli atau alam bebas, sehingga wilayah pedesaan lebih banyak didominasi oleh ruang terbuka hijau. Kondisi tersebutlah yang juga mengarahkan masyarakat desa pada sistem ekonomi yang cenderung ke sistem agraris atau pertanian.

Kondisi lingkungan hidup di desa sangat berbeda dengan lingkungan hidup di kota yang lebih banyak di dominasi oleh bangunan tinggi, lapisan beton, dan aspal. Hal tersebut berpengaruh pada kebersihan udara dan suasana yang di hasilkan. Udara di desa akan cenderung bersih dan segar serta memiliki suasana yang tenang, sedangkan udara di kota lebih cenderung panas dan kotor karena polusi udara dari banyaknya kendaraan berlalu lalang di jalan, selain itu juga suasana di kota bisa terbilang bising jauh dari ketenangan.

Perbedaan sistem perekonomian di desa dan di kota menyangkut aspek mata pencaharian masyarakatnya. Selain lingkungan hidup di desa yang mendorong masyarakatnya ke sistem agraris, namun tingkat kepadatan penduduk dan  ketersediaan nya lahan juga mendorong sektor perekonomian primer lebih berkembang di desa.

Sektor perekonomian primer yang berkembang di desa seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, hingga peternakan. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk dan kurangnya ketersediaan lahan di kota mendorong sektor perekonomian sekunder seperti industri, dan sektor perekonomian tersier seperti jasa lebih berkembang di kota.

Adanya perbedaan sistem perekonomian di desa dan di kota juga mendorong adanya perbedaan stratifikasi sosial diantara keduanya. Sektor ekonomi sekunder dan tersier yang lebih berkembang di kota pasti memerlukan banyak keahlian khusus dan spesifik dibandingkan kebutuhan pada sektor perekonomian primer di desa. Oleh sebab itu, jenis lapangan pekerjaan di kota juga relatif lebih banyak atau bersifat heterogen dibandingkan di desa.

Kondisi tersebut juga berpengaruh pada perbedaan penghasilan yang didapatkan oleh masyarakat desa dan masyarakat kota, dimana diversitas pekerjaan yang menyebabkan terjadinya variasi penghasilan yang tinggi terutama di kota. Kondisi tersebut mengakibatkan perbedaan yang mencolok antar yang kaya dengan yang miskin di kota dibanding di desa yang masyarakatnya cenderung terlihat sama, sebagai salah satu contoh ketimpangan sosial di masyarakat kota.

Perbedaan desa dan kota yang kelima adalah mengenai corak kehidupan masyarakatnya. Dimana corak kehidupan di desa lebih relatif homogen, atau hanya memiliki satu macam latar belakang yang sama. Kehidupan di desa juga cenderung sama saja dari waktu ke waktu, hal ini dapat disebabkan karena adanya nilai dan norma di desa yang masih terus dijadikan sebagai pedoman dan sulitnya perkembangan terjadi di desa.

Berbeda dengan desa, corak kehidupan di kota lebih bersifat heterogen, atau bermacam-macam. Penduduk atau masyarakat kota biasanya berasal dari latar belakang yang berbeda beda, seperti perbedaan etnik atau suku, agama, dan lain sebagainya. Sehingga nilai dan norma yang ada di kota mudah memudar karena mudahnya aspek-aspek perubahan sosial masuk serta mudahnya perkembangan sosial terjadi di kota.

Pola interaksi yang terjadi di desa dan di kota juga cenderung berbeda, dimana biasanya di masyarakat kota tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitarnya atau bahkan dengan tetangganya sendiri. Hal ini yang mendorong masyarakat kota pada umumnya tidak terbiasa untuk bergantung pada orang lain. Oleh sebab itu, masyarakat kota cenderung memiliki sifat individualis dan bersifat rasional, sehingga rasa kekeluargaan dan keakraban masyarakat di kota kurang terasa dibanding di desa.

Karena berbeda dengan di kota, masyarakat desa cenderung mudah membangun atau memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitar maupun dengan tetangganya. Dimana masyarakat desa biasanya lebih menekankan pada unsur saling bergantung satu sama lain dan unsur kebersamaan. Kondisi tersebut juga merupakan salah satu contoh paguyuban dan patembayan dalam masyarakat desa dan kota.

Perbedaan yang terakhir adalah pada aspek solidaritas sosial yang dipengaruhi oleh pola interaksi yang berlangsung di desa maupun di kota. Pola interaksi di desa yang lebih cenderung mementingkan unsur kekeluargaan dan kebersamaan akan menghasilkan suatu upaya untuk menciptakan suatu keserasian dan kesatuan sosial. Kondisi tersebut yang membuat solidaritas sosial di desa menjadi tinggi, karena masyarakatnya biasa bergantung satu sama lain.

Hal ini juga berpengaruh pada penyelesaian masalah di desa yang lebih ke arah musyawarah atau kekeluargaan, dan konflik atau masalah sosial yang diusahakan untuk dapat dihindari. Berbeda terbalik dengan desa, di kota penyelesaian konflik cenderung mengarah pada sifat formal bukan dengan musyawarah bersama. Kondisi tersebut juga disebabkan karena masyarakatnya yang bersifat individualis dan lebih mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan bersama. Sehingga faktor terjadinya masalah sosial lebih mudah muncul di kota di banding di desa.

Itulah beberapa perbedaan kota dan desa yang dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa perbedaan desa dan kota sangatlah signifikan, namun perlu diingat juga bahwa walaupun berbeda namun desa dan kota saling bergantung satu sama lain. Masyarakat kota tidak akan bisa hidup tanpa masyarakat desa begitu pun sebaliknya. Demikian penjelasan mengenai perbedaan desa dan kota, semoga dapat bermanfaat.