Lukisan dengan judul History atau Sejarah oleh Frederick Dielman (1896) Show
Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai peristiwa dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama untuk raja-raja yang memerintah.[1] Adapun ilmu sejarah yaitu ilmu yang dipakai untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.[2] Ilmu sejarah meliputi ilmu hendak kejadian-kejadian yang sudah lampau serta ilmu hendak kegiatan berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau berbakat sejarah disebut sejarawan. Dahulu, pembelajaran tentang sejarah dikategorikan sebagai proses dari ilmu aturan sejak dahulu kala (humaniora). Hendak tetapi, kini sejarah semakin sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai peristiwa yang bertalian dengan kemanusiaan pada masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi, paleografi, dan kliometrik. EtimologiKata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang berfaedah pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia berfaedah kurang semakin yaitu masa atau penanggalan. Kata Sejarah semakin dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berfaedah ilmu atau orang berbakat. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berfaedah masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut yaitu Geschichte yang berfaedah sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berfaedah yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. Menilik pada ruang lingkup secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan masa dan peristiwa. Oleh karenanya masalah masa penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi. Sejarah yaitu catatan dari apa yang telah dipikirkan, dituturkan, dan diperbuat oleh manusia. Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berfaedah dan penting saja untuk manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan kisah yang berfaedah. Sejarah yaitu ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia. Ilmu sejarah yaitu salah satu cabang ilmu ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis semuanya perkembangan warga serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk kemudian menjadi perbendaharaan pedoman untuk penilaian dan penentuan kondisi sekarang serta arah proses masa depan. Sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Sejarah diartikan sebagai catatan tentang warga umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat warga itu. Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
Dari beberapa uraian di atas dihasilkan kesimpulan sederhana bahwa sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang mempelajari segala peristiwa atau peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang tidak berkesudahan, unik, dan penting.
Peristiwa sejarah tidak selalu berganti dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya. Peristiwa sejarah benar guna dalam menentukan kehidupan orang banyak. KlasifikasiKarena lingkup sejarah sangat agung, perlu klasifikasi yang benar untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing. Benar banyak kegiatan untuk memilah informasi dalam sejarah, selang lain:
Dalam pemilahan tersebut, harus diteliti bagaimana kegiatan penulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal dan spasial tema itu sendiri. Jika hal tersebut tidak diterangkan, maka sejarawan mungkin hendak terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi. Inilah sebabnya Immanuel Kant yang disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi mengejek sejarah sebagai "penata batu-bata" dari fakta-fakta sosiologis. Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah. Para pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutama faktor "dapat diteliti atau dicoba kembali", berfaedah sejarah hanya dipandang sebagai ilmu belaka, bukan sebagai ilmu. Sebenarnya, argumen ini kurang bisa diterima kelicikan sehat karena sejarah mustahil dapat diulang walau bagaimana pun kegiatannya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya. Walau mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah terus mengembang dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran ilmu. Catatan sejarahSebuah sketsa dari Perpustakaan Alexandria pada masa lalu Berbakat sejarah mendapatkan informasi tentang masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, kontruksi dan monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai "sejarah penceritaan", atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar melakukan usaha (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat dipakai untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang ingin diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau kegiatan pandang sejarah, yang berlainan satu dengan yang lainnya. Benar banyak gagasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: gagasan administratif (misalnya: kebutuhan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), gagasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), gagasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan. Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Kegiatan ini disebut dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern yaitu kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan ketika dia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan melihat validisasi wujud fisik karya tersebut, mulai dari wujud, warna dan apa saja yang dapat diteliti secara fisik. Sedang kritik intern yaitu kritik yang diteliti dari inti sumber tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Wawancara juga dipakai sebagai sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis benar dalam pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke wujud digital atau tulisan. Sejarah dan prasejarahDulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Hendak tetapi, seiring dengan peningkatan banyak akademik profesional serta pembentukan cabang ilmu ilmu yang baru sekitar masa seratus tahun ke-19 dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak berbakat sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu ilmu ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu nirleka, dikatakan. Istilah "prasejarah" dipakai untuk mengelompokkan cabang ilmu ilmu yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis. Pada masa seratus tahun ke-20, pemisahan selang sejarah dan prasejarah mempersulit penelitian. Berbakat sejarah masa itu mencoba meneliti semakin dari sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan aturan sejak dahulu kala. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, berbakat prasejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus. Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan selang sejarah dan prasejarah sebagian agung telah dihilangkan. Sekarang, tidak benar yang kenal pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah dikenal sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang dikenal tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak benar pemisahan selang sejarah dan prasejarah, benar proses ilmu ilmu baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat dipakai untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi pada masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan berbakat sejarah. HistoriografiHistoriografi yaitu ilmu yang meneliti dan mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem keyakinan dan filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang bersifat historis (salah satu yang paling agung di selangnya yaitu subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme. Benar pula satu wujud pengandaian sejarah (spekulasi tentang sejarah) yang dikenal dengan sebutan "sejarah virtual" atau "sejarah kontra-faktual" (yaitu: kisah sejarah yang berlawanan -- atau kontra -- dengan fakta yang ada). Benar beberapa berbakat sejarah yang menggunakan kegiatan ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang benar apabila suatu peristiwa tidak berlanjut atau malah sebaliknya berlanjut. Hal ini mirip dengan jenis kisah fiksi sejarah alternatif. Kegiatan kajian sejarahAhli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan kegiatan kajian sejarah selang lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para berbakat sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang semakin realistik. Berbakat sejarah dari Perancis memperkenalkan kegiatan sejarah kuantitatif. Kegiatan ini menggunakan sejumlah agung data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah. Berbakat sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami masa waktu seratus tahun gerakan hak asasi dan sipil, berupaya untuk semakin mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kumpulan sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya. Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah yang benar. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan hendak Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor proses sejarah modern dari Universitas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk warga. Berupaya bisa dari sejarahSejarah yaitu topik ilmu ilmu yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: kesuksesan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah benar, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakangan gagasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang aturan sejak dahulu kala dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang masa waktu seratus tahun. Salah satu kutipan yang paling terkenal tentang sejarah dan pentingnya kita berupaya bisa tentang sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: "Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya." Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: "Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah berupaya bisa apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya." Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: "Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah yaitu bahwa kita tidak benar-benar berupaya bisa darinya." Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula berucap "Sejarah hendak benar padaku, karena aku hendak menulisnya." Tetapi sepertinya, dia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan tentang filsafat sejarah yang terkenal: "Sejarah ditulis oleh sang pemenang." Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik kemanusiaan menjadi semakin berkuasa dari taklukannya. Oleh karenanya, dia semakin bisa untuk meninggalkan jejak sejarah -- dan pemelesetan fakta sejarah -- sesuai dengan apa yang mereka rasa aci. Pandangan yang lain lagi mencetuskan bahwa daya sejarah sangatlah agung sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin benar yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara semuanya. Sedang benar pandangan lain lagi yang mencetuskan bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap peristiwa sejarah yaitu unik. Dalam hal ini, benar banyak faktor yang mengakibatkan berlanjutnya suatu peristiwa sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, ilmu yang telah dimiliki tentang suatu peristiwa pada masa lampau tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk peristiwa pada masa sekarang. Tetapi banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya aci, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap peristiwa sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari peristiwa ini, maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja respon darurat bencana lingkungan kehidupan dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap peristiwa bencana lingkungan kehidupan memang, dengan sendirinya, unik. Pustaka
Lihat pulaedunitas.com Page 2Lukisan dengan judul History atau Sejarah oleh Frederick Dielman (1896) Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai peristiwa dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama untuk raja-raja yang memerintah.[1] Adapun ilmu sejarah yaitu ilmu yang dipakai untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.[2] Ilmu sejarah meliputi ilmu hendak kejadian-kejadian yang sudah lampau serta ilmu hendak kegiatan berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau berbakat sejarah disebut sejarawan. Dahulu, pembelajaran tentang sejarah dikategorikan sebagai proses dari ilmu aturan sejak dahulu kala (humaniora). Hendak tetapi, kini sejarah semakin sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai peristiwa yang bertalian dengan kemanusiaan pada masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi, paleografi, dan kliometrik. EtimologiKata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang berfaedah pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia berfaedah kurang semakin yaitu masa atau penanggalan. Kata Sejarah semakin dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berfaedah ilmu atau orang berbakat. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berfaedah masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut yaitu Geschichte yang berfaedah sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berfaedah yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. Menilik pada ruang lingkup secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan masa dan peristiwa. Oleh karenanya masalah masa penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi. Sejarah yaitu catatan dari apa yang telah dipikirkan, dituturkan, dan diperbuat oleh manusia. Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berfaedah dan penting saja untuk manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan kisah yang berfaedah. Sejarah yaitu ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia. Ilmu sejarah yaitu salah satu cabang ilmu ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis semuanya perkembangan warga serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk kemudian menjadi perbendaharaan pedoman untuk penilaian dan penentuan kondisi sekarang serta arah proses masa depan. Sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Sejarah diartikan sebagai catatan tentang warga umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat warga itu. Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
Dari beberapa uraian di atas dihasilkan kesimpulan sederhana bahwa sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang mempelajari segala peristiwa atau peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang tidak berkesudahan, unik, dan penting.
Peristiwa sejarah tidak selalu berganti dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya. Peristiwa sejarah benar guna dalam menentukan kehidupan orang banyak. KlasifikasiKarena lingkup sejarah sangat agung, perlu klasifikasi yang benar untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing. Benar banyak kegiatan untuk memilah informasi dalam sejarah, selang lain:
Dalam pemilahan tersebut, harus diteliti bagaimana kegiatan penulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal dan spasial tema itu sendiri. Jika hal tersebut tidak diterangkan, maka sejarawan mungkin hendak terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi. Inilah sebabnya Immanuel Kant yang disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi mengejek sejarah sebagai "penata batu-bata" dari fakta-fakta sosiologis. Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah. Para pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutama faktor "dapat diteliti atau dicoba kembali", berfaedah sejarah hanya dipandang sebagai ilmu belaka, bukan sebagai ilmu. Sebenarnya, argumen ini kurang bisa diterima kelicikan sehat karena sejarah mustahil dapat diulang walau bagaimana pun kegiatannya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya. Walau mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah terus mengembang dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran ilmu. Catatan sejarahSebuah sketsa dari Perpustakaan Alexandria pada masa lalu Berbakat sejarah mendapatkan informasi tentang masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, kontruksi dan monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai "sejarah penceritaan", atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar melakukan usaha (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat dipakai untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang ingin diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau kegiatan pandang sejarah, yang berlainan satu dengan yang lainnya. Benar banyak gagasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: gagasan administratif (misalnya: kebutuhan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), gagasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), gagasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan. Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Kegiatan ini disebut dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern yaitu kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan ketika dia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan melihat validisasi wujud fisik karya tersebut, mulai dari wujud, warna dan apa saja yang dapat diteliti secara fisik. Sedang kritik intern yaitu kritik yang diteliti dari inti sumber tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Wawancara juga dipakai sebagai sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis benar dalam pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke wujud digital atau tulisan. Sejarah dan prasejarahDulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Hendak tetapi, seiring dengan peningkatan banyak akademik profesional serta pembentukan cabang ilmu ilmu yang baru sekitar masa seratus tahun ke-19 dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak berbakat sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu ilmu ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu nirleka, dikatakan. Istilah "prasejarah" dipakai untuk mengelompokkan cabang ilmu ilmu yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis. Pada masa seratus tahun ke-20, pemisahan selang sejarah dan prasejarah mempersulit penelitian. Berbakat sejarah masa itu mencoba meneliti semakin dari sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan aturan sejak dahulu kala. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, berbakat prasejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus. Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan selang sejarah dan prasejarah sebagian agung telah dihilangkan. Sekarang, tidak benar yang kenal pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah dikenal sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang dikenal tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak benar pemisahan selang sejarah dan prasejarah, benar proses ilmu ilmu baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat dipakai untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi pada masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan berbakat sejarah. HistoriografiHistoriografi yaitu ilmu yang meneliti dan mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem keyakinan dan filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang bersifat historis (salah satu yang paling agung di selangnya yaitu subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme. Benar pula satu wujud pengandaian sejarah (spekulasi tentang sejarah) yang dikenal dengan sebutan "sejarah virtual" atau "sejarah kontra-faktual" (yaitu: kisah sejarah yang berlawanan -- atau kontra -- dengan fakta yang ada). Benar beberapa berbakat sejarah yang menggunakan kegiatan ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang benar apabila suatu peristiwa tidak berlanjut atau malah sebaliknya berlanjut. Hal ini mirip dengan jenis kisah fiksi sejarah alternatif. Kegiatan kajian sejarahAhli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan kegiatan kajian sejarah selang lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para berbakat sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang semakin realistik. Berbakat sejarah dari Perancis memperkenalkan kegiatan sejarah kuantitatif. Kegiatan ini menggunakan sejumlah agung data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah. Berbakat sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami masa waktu seratus tahun gerakan hak asasi dan sipil, berupaya untuk semakin mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kumpulan sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya. Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah yang benar. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan hendak Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor proses sejarah modern dari Universitas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk warga. Berupaya bisa dari sejarahSejarah yaitu topik ilmu ilmu yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: kesuksesan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah benar, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakangan gagasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang aturan sejak dahulu kala dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang masa waktu seratus tahun. Salah satu kutipan yang paling terkenal tentang sejarah dan pentingnya kita berupaya bisa tentang sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: "Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya." Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: "Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah berupaya bisa apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya." Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: "Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah yaitu bahwa kita tidak benar-benar berupaya bisa darinya." Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula berucap "Sejarah hendak benar padaku, karena aku hendak menulisnya." Tetapi sepertinya, dia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan tentang filsafat sejarah yang terkenal: "Sejarah ditulis oleh sang pemenang." Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik kemanusiaan menjadi semakin berkuasa dari taklukannya. Oleh karenanya, dia semakin bisa untuk meninggalkan jejak sejarah -- dan pemelesetan fakta sejarah -- sesuai dengan apa yang mereka rasa aci. Pandangan yang lain lagi mencetuskan bahwa daya sejarah sangatlah agung sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin benar yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara semuanya. Sedang benar pandangan lain lagi yang mencetuskan bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap peristiwa sejarah yaitu unik. Dalam hal ini, benar banyak faktor yang mengakibatkan berlanjutnya suatu peristiwa sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, ilmu yang telah dimiliki tentang suatu peristiwa pada masa lampau tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk peristiwa pada masa sekarang. Tetapi banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya aci, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap peristiwa sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari peristiwa ini, maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja respon darurat bencana lingkungan kehidupan dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap peristiwa bencana lingkungan kehidupan memang, dengan sendirinya, unik. Pustaka
Lihat pulaedunitas.com Page 3Lukisan dengan judul History atau Sejarah oleh Frederick Dielman (1896) Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai peristiwa dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama untuk raja-raja yang memerintah.[1] Adapun ilmu sejarah yaitu ilmu yang dipakai untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.[2] Ilmu sejarah meliputi ilmu hendak kejadian-kejadian yang sudah lampau serta ilmu hendak kegiatan berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau berbakat sejarah disebut sejarawan. Dahulu, pembelajaran tentang sejarah dikategorikan sebagai proses dari ilmu aturan sejak dahulu kala (humaniora). Hendak tetapi, kini sejarah semakin sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai peristiwa yang bertalian dengan kemanusiaan pada masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi, paleografi, dan kliometrik. EtimologiKata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang berfaedah pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia berfaedah kurang semakin yaitu masa atau penanggalan. Kata Sejarah semakin dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berfaedah ilmu atau orang berbakat. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berfaedah masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut yaitu Geschichte yang berfaedah sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berfaedah yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. Menilik pada ruang lingkup secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan masa dan peristiwa. Oleh karenanya masalah masa penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi. Sejarah yaitu catatan dari apa yang telah dipikirkan, dituturkan, dan diperbuat oleh manusia. Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berfaedah dan penting saja untuk manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan kisah yang berfaedah. Sejarah yaitu ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia. Ilmu sejarah yaitu salah satu cabang ilmu ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis semuanya perkembangan warga serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk kemudian menjadi perbendaharaan pedoman untuk penilaian dan penentuan kondisi sekarang serta arah proses masa depan. Sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Sejarah diartikan sebagai catatan tentang warga umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat warga itu. Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
Dari beberapa uraian di atas dihasilkan kesimpulan sederhana bahwa sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang mempelajari segala peristiwa atau peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang tidak berkesudahan, unik, dan penting.
Peristiwa sejarah tidak selalu berganti dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya. Peristiwa sejarah benar guna dalam menentukan kehidupan orang banyak. KlasifikasiKarena lingkup sejarah sangat agung, perlu klasifikasi yang benar untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing. Benar banyak kegiatan untuk memilah informasi dalam sejarah, selang lain:
Dalam pemilahan tersebut, harus diteliti bagaimana kegiatan penulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal dan spasial tema itu sendiri. Jika hal tersebut tidak diterangkan, maka sejarawan mungkin hendak terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi. Inilah sebabnya Immanuel Kant yang disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi mengejek sejarah sebagai "penata batu-bata" dari fakta-fakta sosiologis. Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah. Para pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutama faktor "dapat diteliti atau dicoba kembali", berfaedah sejarah hanya dipandang sebagai ilmu belaka, bukan sebagai ilmu. Sebenarnya, argumen ini kurang bisa diterima kelicikan sehat karena sejarah mustahil dapat diulang walau bagaimana pun kegiatannya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya. Walau mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah terus mengembang dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran ilmu. Catatan sejarahSebuah sketsa dari Perpustakaan Alexandria pada masa lalu Berbakat sejarah mendapatkan informasi tentang masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, kontruksi dan monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai "sejarah penceritaan", atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar melakukan usaha (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat dipakai untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang ingin diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau kegiatan pandang sejarah, yang berlainan satu dengan yang lainnya. Benar banyak gagasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: gagasan administratif (misalnya: kebutuhan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), gagasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), gagasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan. Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Kegiatan ini disebut dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern yaitu kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan ketika dia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan melihat validisasi wujud fisik karya tersebut, mulai dari wujud, warna dan apa saja yang dapat diteliti secara fisik. Sedang kritik intern yaitu kritik yang diteliti dari inti sumber tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Wawancara juga dipakai sebagai sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis benar dalam pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke wujud digital atau tulisan. Sejarah dan prasejarahDulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Hendak tetapi, seiring dengan peningkatan banyak akademik profesional serta pembentukan cabang ilmu ilmu yang baru sekitar masa seratus tahun ke-19 dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak berbakat sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu ilmu ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu nirleka, dikatakan. Istilah "prasejarah" dipakai untuk mengelompokkan cabang ilmu ilmu yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis. Pada masa seratus tahun ke-20, pemisahan selang sejarah dan prasejarah mempersulit penelitian. Berbakat sejarah masa itu mencoba meneliti semakin dari sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan aturan sejak dahulu kala. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, berbakat prasejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus. Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan selang sejarah dan prasejarah sebagian agung telah dihilangkan. Sekarang, tidak benar yang kenal pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah dikenal sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang dikenal tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak benar pemisahan selang sejarah dan prasejarah, benar proses ilmu ilmu baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat dipakai untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi pada masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan berbakat sejarah. HistoriografiHistoriografi yaitu ilmu yang meneliti dan mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem keyakinan dan filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang bersifat historis (salah satu yang paling agung di selangnya yaitu subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme. Benar pula satu wujud pengandaian sejarah (spekulasi tentang sejarah) yang dikenal dengan sebutan "sejarah virtual" atau "sejarah kontra-faktual" (yaitu: kisah sejarah yang berlawanan -- atau kontra -- dengan fakta yang ada). Benar beberapa berbakat sejarah yang menggunakan kegiatan ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang benar apabila suatu peristiwa tidak berlanjut atau malah sebaliknya berlanjut. Hal ini mirip dengan jenis kisah fiksi sejarah alternatif. Kegiatan kajian sejarahAhli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan kegiatan kajian sejarah selang lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para berbakat sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang semakin realistik. Berbakat sejarah dari Perancis memperkenalkan kegiatan sejarah kuantitatif. Kegiatan ini menggunakan sejumlah agung data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah. Berbakat sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami masa waktu seratus tahun gerakan hak asasi dan sipil, berupaya untuk semakin mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kumpulan sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya. Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah yang benar. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan hendak Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor proses sejarah modern dari Universitas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk warga. Berupaya bisa dari sejarahSejarah yaitu topik ilmu ilmu yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: kesuksesan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah benar, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakangan gagasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang aturan sejak dahulu kala dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang masa waktu seratus tahun. Salah satu kutipan yang paling terkenal tentang sejarah dan pentingnya kita berupaya bisa tentang sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: "Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya." Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: "Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah berupaya bisa apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya." Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: "Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah yaitu bahwa kita tidak benar-benar berupaya bisa darinya." Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula berucap "Sejarah hendak benar padaku, karena aku hendak menulisnya." Tetapi sepertinya, dia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan tentang filsafat sejarah yang terkenal: "Sejarah ditulis oleh sang pemenang." Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik kemanusiaan menjadi semakin berkuasa dari taklukannya. Oleh karenanya, dia semakin bisa untuk meninggalkan jejak sejarah -- dan pemelesetan fakta sejarah -- sesuai dengan apa yang mereka rasa aci. Pandangan yang lain lagi mencetuskan bahwa daya sejarah sangatlah agung sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin benar yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara semuanya. Sedang benar pandangan lain lagi yang mencetuskan bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap peristiwa sejarah yaitu unik. Dalam hal ini, benar banyak faktor yang mengakibatkan berlanjutnya suatu peristiwa sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, ilmu yang telah dimiliki tentang suatu peristiwa pada masa lampau tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk peristiwa pada masa sekarang. Tetapi banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya aci, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap peristiwa sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari peristiwa ini, maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja respon darurat bencana lingkungan kehidupan dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap peristiwa bencana lingkungan kehidupan memang, dengan sendirinya, unik. Pustaka
Lihat pulaedunitas.com Page 4Lukisan dengan judul History atau Sejarah oleh Frederick Dielman (1896) Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai peristiwa dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama untuk raja-raja yang memerintah.[1] Adapun ilmu sejarah yaitu ilmu yang dipakai untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.[2] Ilmu sejarah meliputi ilmu hendak kejadian-kejadian yang sudah lampau serta ilmu hendak kegiatan berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau berbakat sejarah disebut sejarawan. Dahulu, pembelajaran tentang sejarah dikategorikan sebagai proses dari ilmu aturan sejak dahulu kala (humaniora). Hendak tetapi, kini sejarah semakin sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai peristiwa yang bertalian dengan kemanusiaan pada masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi, paleografi, dan kliometrik. EtimologiKata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang berfaedah pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia berfaedah kurang semakin yaitu masa atau penanggalan. Kata Sejarah semakin dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berfaedah ilmu atau orang berbakat. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berfaedah masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut yaitu Geschichte yang berfaedah sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berfaedah yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. Menilik pada ruang lingkup secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan masa dan peristiwa. Oleh karenanya masalah masa penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi. Sejarah yaitu catatan dari apa yang telah dipikirkan, dituturkan, dan diperbuat oleh manusia. Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berfaedah dan penting saja untuk manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan kisah yang berfaedah. Sejarah yaitu ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia. Ilmu sejarah yaitu salah satu cabang ilmu ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis semuanya perkembangan warga serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk kemudian menjadi perbendaharaan pedoman untuk penilaian dan penentuan kondisi sekarang serta arah proses masa depan. Sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Sejarah diartikan sebagai catatan tentang warga umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat warga itu. Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
Dari beberapa uraian di atas dihasilkan kesimpulan sederhana bahwa sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang mempelajari segala peristiwa atau peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang tidak berkesudahan, unik, dan penting.
Peristiwa sejarah tidak selalu berganti dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya. Peristiwa sejarah benar guna dalam menentukan kehidupan orang banyak. KlasifikasiKarena lingkup sejarah sangat agung, perlu klasifikasi yang benar untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing. Benar banyak kegiatan untuk memilah informasi dalam sejarah, selang lain:
Dalam pemilahan tersebut, harus diteliti bagaimana kegiatan penulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal dan spasial tema itu sendiri. Jika hal tersebut tidak diterangkan, maka sejarawan mungkin hendak terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi. Inilah sebabnya Immanuel Kant yang disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi mengejek sejarah sebagai "penata batu-bata" dari fakta-fakta sosiologis. Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah. Para pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutama faktor "dapat diteliti atau dicoba kembali", berfaedah sejarah hanya dipandang sebagai ilmu belaka, bukan sebagai ilmu. Sebenarnya, argumen ini kurang bisa diterima kelicikan sehat karena sejarah mustahil dapat diulang walau bagaimana pun kegiatannya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya. Walau mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah terus mengembang dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran ilmu. Catatan sejarahSebuah sketsa dari Perpustakaan Alexandria pada masa lalu Berbakat sejarah mendapatkan informasi tentang masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, kontruksi dan monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai "sejarah penceritaan", atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar melakukan usaha (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat dipakai untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang ingin diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau kegiatan pandang sejarah, yang berlainan satu dengan yang lainnya. Benar banyak gagasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: gagasan administratif (misalnya: kebutuhan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), gagasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), gagasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan. Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Kegiatan ini disebut dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern yaitu kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan ketika dia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan melihat validisasi wujud fisik karya tersebut, mulai dari wujud, warna dan apa saja yang dapat diteliti secara fisik. Sedang kritik intern yaitu kritik yang diteliti dari inti sumber tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Wawancara juga dipakai sebagai sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis benar dalam pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke wujud digital atau tulisan. Sejarah dan prasejarahDulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Hendak tetapi, seiring dengan peningkatan banyak akademik profesional serta pembentukan cabang ilmu ilmu yang baru sekitar masa seratus tahun ke-19 dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak berbakat sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu ilmu ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu nirleka, dikatakan. Istilah "prasejarah" dipakai untuk mengelompokkan cabang ilmu ilmu yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis. Pada masa seratus tahun ke-20, pemisahan selang sejarah dan prasejarah mempersulit penelitian. Berbakat sejarah masa itu mencoba meneliti semakin dari sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan aturan sejak dahulu kala. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, berbakat prasejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus. Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan selang sejarah dan prasejarah sebagian agung telah dihilangkan. Sekarang, tidak benar yang kenal pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah dikenal sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang dikenal tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak benar pemisahan selang sejarah dan prasejarah, benar proses ilmu ilmu baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat dipakai untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi pada masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan berbakat sejarah. HistoriografiHistoriografi yaitu ilmu yang meneliti dan mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem keyakinan dan filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang bersifat historis (salah satu yang paling agung di selangnya yaitu subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme. Benar pula satu wujud pengandaian sejarah (spekulasi tentang sejarah) yang dikenal dengan sebutan "sejarah virtual" atau "sejarah kontra-faktual" (yaitu: kisah sejarah yang berlawanan -- atau kontra -- dengan fakta yang ada). Benar beberapa berbakat sejarah yang menggunakan kegiatan ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang benar apabila suatu peristiwa tidak berlanjut atau malah sebaliknya berlanjut. Hal ini mirip dengan jenis kisah fiksi sejarah alternatif. Kegiatan kajian sejarahAhli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan kegiatan kajian sejarah selang lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para berbakat sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang semakin realistik. Berbakat sejarah dari Perancis memperkenalkan kegiatan sejarah kuantitatif. Kegiatan ini menggunakan sejumlah agung data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah. Berbakat sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami masa waktu seratus tahun gerakan hak asasi dan sipil, berupaya untuk semakin mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kumpulan sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya. Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah yang benar. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan hendak Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor proses sejarah modern dari Universitas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk warga. Berupaya bisa dari sejarahSejarah yaitu topik ilmu ilmu yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: kesuksesan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah benar, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakangan gagasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang aturan sejak dahulu kala dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang masa waktu seratus tahun. Salah satu kutipan yang paling terkenal tentang sejarah dan pentingnya kita berupaya bisa tentang sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: "Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya." Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: "Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah berupaya bisa apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya." Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: "Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah yaitu bahwa kita tidak benar-benar berupaya bisa darinya." Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula berucap "Sejarah hendak benar padaku, karena aku hendak menulisnya." Tetapi sepertinya, dia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan tentang filsafat sejarah yang terkenal: "Sejarah ditulis oleh sang pemenang." Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik kemanusiaan menjadi semakin berkuasa dari taklukannya. Oleh karenanya, dia semakin bisa untuk meninggalkan jejak sejarah -- dan pemelesetan fakta sejarah -- sesuai dengan apa yang mereka rasa aci. Pandangan yang lain lagi mencetuskan bahwa daya sejarah sangatlah agung sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin benar yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara semuanya. Sedang benar pandangan lain lagi yang mencetuskan bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap peristiwa sejarah yaitu unik. Dalam hal ini, benar banyak faktor yang mengakibatkan berlanjutnya suatu peristiwa sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, ilmu yang telah dimiliki tentang suatu peristiwa pada masa lampau tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk peristiwa pada masa sekarang. Tetapi banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya aci, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap peristiwa sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari peristiwa ini, maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja respon darurat bencana lingkungan kehidupan dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap peristiwa bencana lingkungan kehidupan memang, dengan sendirinya, unik. Pustaka
Lihat pulaedunitas.com Page 5[+] Daftar bertopik warga [+] Warga menurut kawasan [+] Ilmu dan perencanaan perkotaan [+] Seksualitas dan warga [+] Rintisan bertopik warga Page 6
edunitas.com Page 7
edunitas.com Page 8
edunitas.com Page 9
edunitas.com Page 10[+] Daftar bertopik penduduk [+] Penduduk menurut benua [+] Penduduk menurut daerah [+] Penduduk menurut negara [+] Ilmu dan perencanaan perkotaan [+] Komputer dan penduduk [+] Seksualitas dan penduduk [+] Rintisan bertopik penduduk Page 11[+] Daftar bertopik masyarakat [+] Masyarakat menurut benua [+] Masyarakat menurut daerah [+] Masyarakat menurut negara [+] Ilmu dan perencanaan perkotaan [+] Komputer dan masyarakat [+] Seksualitas dan masyarakat [+] Rintisan bertopik masyarakat Page 12[+] Daftar bertopik masyarakat [+] Masyarakat menurut benua [+] Masyarakat menurut daerah [+] Masyarakat menurut negara [+] Ilmu dan perencanaan perkotaan [+] Komputer dan masyarakat [+] Seksualitas dan masyarakat [+] Rintisan bertopik masyarakat Page 13[+] Daftar bertopik penduduk [+] Penduduk menurut benua [+] Penduduk menurut daerah [+] Penduduk menurut negara [+] Ilmu dan perencanaan perkotaan [+] Komputer dan penduduk [+] Seksualitas dan penduduk [+] Rintisan bertopik penduduk Page 14
edunitas.com Page 15
edunitas.com Page 16
edunitas.com Page 17
edunitas.com Page 18Tags (tagged): portal, eropa, portal eropa, unkris, oleh, perbedaan, budaya batasnya utara, belanda tempat, parlemen, ibu kota, penduduk, 933 080, wilayah, metropolitan pada sensus, bahwa danau, baikal, terletak siberia, pusat, ilmu pengetahuan, norwegia, perancis polandia portugal, rumania rusia, san, marino portal eropa, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, kelas eksekutif, ensiklopedi, bahasa indonesia, ensiklopedia Page 19Tags (tagged): portal, eropa, portal eropa, unkris, atlantik, selatan, dibatasi oleh laut, tengah batas, parlemen, ibu kota provinsi, zuid holland, holland, tengah antara marseille, genoa penduduk, 933, 080, eropa lihat, pula sejarah, suku bangsa dari, eropa tokoh, pusat, ilmu pengetahuan republik, irlandia irlandia, utara, islandia italia jerman, program kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas, eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia Page 20Tags (tagged): portal, europe, unkris, atlantik, selatan, dibatasi oleh laut, tengah batas, parlemen, ibu kota provinsi, zuid holland, holland, tengah antara marseille, genoa penduduk, 933, 080, eropa lihat, pula sejarah, eropa, suku bangsa dari, eropa tokoh, center, of studies republik, irlandia irlandia, utara, islandia italia jerman, program kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia Page 21Tags (tagged): portal, europe, unkris, oleh, perbedaan, budaya batasnya utara, belanda tempat, parlemen, ibu kota, penduduk, 933 080, wilayah, metropolitan pada sensus, bahwa danau, baikal, terletak siberia, center, of studies, norwegia, perancis polandia portugal, rumania rusia, san, marino portal, program kuliah, pegawai, kelas, weekend, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia Page 22[+] Daftar bertopik warga [+] Warga menurut kawasan [+] Ilmu dan perencanaan perkotaan [+] Seksualitas dan warga [+] Rintisan bertopik warga Page 23[+] Daftar bertopik warga [+] Warga menurut kawasan [+] Ilmu dan perencanaan perkotaan [+] Seksualitas dan warga [+] Rintisan bertopik warga Page 24[+] Daftar bertopik warga [+] Warga menurut kawasan [+] Ilmu dan perencanaan perkotaan [+] Seksualitas dan warga [+] Rintisan bertopik warga Page 25[+] Daftar bertopik warga [+] Warga menurut kawasan [+] Ilmu dan perencanaan perkotaan [+] Seksualitas dan warga [+] Rintisan bertopik warga Page 26Portal fisikaBerlatih fisika di Ensiklopedia Dunia
' Eksperimen fisikaFisikawanAlbert Einstein, Christiaan Huygens, Enrico Fermi, Felix Bloch, Hans Wospakrik, Isaac Newton, Niels Bohr, Nikola Tesla, Pantur Silaban, Richard Feynman, Stephen Hawking, Tanakadate Aikitsu, Yohanes Surya, J.Schwinger Lebih lanjut mengenai fisikawan... ' Rujukan di internetedunitas.com |