Ikan yang bagus untuk ibu hamil Trimester 3

Ikan merupakan sumber protein hewani dan nutrisi lain yang baik untuk kesehatan tubuh, tak terkecuali bagi ibu hamil. Namun, tidak semua ikan bisa dikonsumsi selama kehamilan. Ada beberapa jenis ikan yang tidak boleh dimakan ibu hamil karena bisa berakibat fatal bagi janin. Apa saja? 

Jenis ikan yang tidak boleh dimakan ibu hamil

Ikan adalah salah satu makanan yang baik untuk ibu hamil dan janin.

Namun, beberapa jenis ikan predator dan ikan yang hidup di perairan laut dalam termasuk ke jenis ikan yang dilarang untuk ibu hamil. Sebab, ikan jenis itu punya kandungan merkuri yang tinggi akibat paparan lingkungan. 

Merkuri adalah unsur alami yang bisa ditemukan di udara, air, dan makanan. Namun, kandungannya bisa meningkat karena adanya polusi industri. 

Sebagian besar makanan tinggi merkuri berasal dari ikan dan hewan laut. Meski begitu, bisa juga ditemukan ikan air tawar yang mengandung merkuri.

Berikut ini beberapa jenis ikan dengan kandungan merkuri tinggi yang dilarang untuk ibu hamil:

  • Hiu, merupakan ikan predator atau pemangsa yang hidup di laut dalam. Ikan hiu ini diketahui memiliki kandungan merkuri sebanyak 0,979 ppm. 
  • Orange roughy, lebih sering ditemukan di laut dalam perairan Australia. Ikan dengan warna oranye kemerahan ini memiliki kandungan merkuri sebesar 0,571 ppm.
  • Ikan todak (swordfish), merupakan ikan yang hidup di perairan laut dalam. Ikan todak memiliki mulut yang runcing seperti pedang. Beberapa mengenalnya dengan ikan pedang. Ikan ini memiliki kandungan merkuri sebanyak 0,995 ppm.
  • King mackerel, merupakan yang tergolong memiliki kandungan merkuri cukup tinggi, yakni mencapai 1,67 ppm. Akan tetapi, ini adalah jenis ikan yang berbeda dengan ikan makarel biasa. Ikan yang tidak boleh dimakan ibu hamil adalah king mackerel. 
  • Tilefish, merupakan ikan yang memiliki habitat di dua zona utama, yakni samudra Atlantik dan teluk Meksiko. Ikan jenis ini memiliki tingkat merkuri yang beragam yakni sekitar 1,123 ppm.
  • Bigeye tuna atau tuna mata besar, merupakan ikan tuna dengan spesies terbesar setelah tuna sirip biru. Jenis ikan tuna ini memiliki kandungan merkuri mencapai 0,689 ppm
  • Marlin, merupakan ikan dengan kemampuan berenang yang cepat dan cukup sering ditemukan di perairan Indonesia. Ikan marlin ini memiliki kandungan merkuri sebesar 0,485 ppm.

BACA JUGA: Makanan Tambahan Ibu Hamil, Pastikan Mengandung 4 Nutrisi Ini

Bahaya makan ikan yang mengandung merkuri selama kehamilan

Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi ibu hamil akan meningkat. Tak hanya untuk kesehatan Anda, nutrisi yang cukup dan bergizi juga dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, sekaligus mempersiapkan fase selanjutnya, yakni menyusui. 

Ikan bisa menjadi salah satu makanan yang baik untuk menunjang kebutuhan ibu dan bayi selama masa kehamilan dan menyusui. Ikan memiliki kandungan protein, asam lemak omega-3, zat besi, folat, dan zinc yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. 

Namun, tidak semua ikan boleh dikonsumsi selama kehamilan. Ada beberapa jenis ikan yang  tidak boleh dimakan ibu hamil karena kandungan merkuri yang tinggi. 

Bayi dalam kandungan sangat sensitif terhadap merkuri, terutama di bulan ketiga dan keempat kehamilan. Ketika Anda makan makanan yang terkontaminasi merkuri, zat tersebut akan menumpuk di aliran darah. Terlalu banyak merkuri dalam aliran darah dapat merusak perkembangan otak dan sistem saraf bayi. 

Jika dirangkum, bayi yang terpapar atau keracunan merkuri dalam kandungan, mungkin akan mengalami kondisi berikut ini:

  • Kerusakan sistem saraf
  • Kerusakan otak
  • Gangguan berpikir dan belajar 
  • Gangguan pendengaran

BACA JUGA: Risiko Bahaya Merkuri, Ini yang Dapat Dilakukan untuk Mencegahnya

Ikan yang dianjurkan untuk ibu hamil

Berdasarkan FDA yang dikutip dari Mayo Clinic, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi variasi jenis ikan dan makanan laut sebanyak 340 gram dalam seminggu, atau 2-3 kali seminggu. 

Untuk mendapatkan nutrisi dan manfaat ikan, beberapa jenis seafood dan ikan yang aman untuk ibu hamil antara lain:

  • Salmon
  • Teri
  • Haring
  • Sarden
  • Kembung
  • Trout air tawar
  • Makarel Pasifik
  • Nila
  • Pollock
  • Kod
  • Lele
  • Udang 

Catatan dari SehatQ

Ikan kaya akan kandungan nutrisi yang dibutuhkan ibu dan janin selama masa kehamilan dan menyusui. Konsumsi ikan dalam batas wajar bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta menunjang kesehatan ibu dan bayi. 

Hindari mengonsumsi jenis ikan laut dalam yang mungkin terpapar merkuri. Merkuri bisa memengaruhi kesehatan ibu dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin. 

Pastikan juga Anda menjauhi pantangan makanan ibu hamil, seperti makan makanan mentah. Selalu konsumsi ikan atau makanan laut lainnya dalam keadaan matang untuk mencegah kontaminasi kuman penyebab penyakit yang bisa berbahaya bagi ibu dan janin.   

Jika masih ada pertanyaan seputar jenis ikan yang tidak boleh dimakan ibu hamil dan bahayanya, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!

Ikan apa yang bagus untuk janin?

Ikan salmon dikenal sebagai ikan yang paling baik untuk ibu hamil. Pasalnya, ikan salmon merupakan salah satu jenis ikan dengan kandungan asam lemak omega-3 yang cukup tinggi.

Ibu hamil tidak boleh makan ikan apa?

Ikan yang dianggap aman untuk dikonsumsi ibu hamil adalah ikan dengan kandungan merkuri rendah, seperti ikan salmon, sarden, nila, dan lele. Hindari konsumsi ikan yang mengandung merkuri tinggi, seperti ikan tuna, hiu, makarel, marlin, dan todak.

Bolehkah ibu hamil trimester 3 makan ikan bakar?

Meski sempat dibuat was-was, tapi ternyata ibu hamil boleh makan bakaran. Anda bisa makan makanan bakaran saat hamil asalkan daging atau ikan apapun jenisnya telah dimasak dengan matang.

Berapa kali makan ibu hamil trimester 3?

Porsi makan ibu hamil trimester 3 Pada tahap kehamilan ini, ibu hamil harus fokus terhadap makanan yang kaya akan kandungan zat gizi dan omega 3. Konsumsilah daging merah yang dimasak secara matang ke dalam makanan Anda setidaknya 2-3 kali setiap minggunya.