Identifikasi faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa

Kesulitan belajar menjadi topik yang menarik untuk dibahas menengok kondisi pendidikan di Indonesia. Masih banyak kasus gangguan pembelajaran yang terjadi baik di kota maupun di daerah-daerah di pedesaan. Hal ini dikarenakan masih banyak yang belum mengetahui pengertian kesulitan belajar. Pemahaman mengenai penyebab kesulitan belajar pada anak diharapkan mampu memberi gambaran bagi guru/orangtua untuk menghadapi kasus kesulitan belajar.

Berbicara mengenai pemahaman, pemahaman mengenai kesulitan belajar di Indonesia masih tergolong rendah. Beberapa kasus yang terjadi adalah guru/orangtua yang menyimpulkan bahwa anak kelas 3 yang belum bisa membaca berarti dia tidak pandai. Penyimpulan yang terlalu dini tersebut kadang merugikan siswa tersebut baik dari segi mental maupun psikis. Pada artikel sebelumnya yang bejudul Belajar Memahami Siswa dengan Kesulitan Belajar menyatakan bahwa 5% dari populasi siswa usia 6 hingga 17 tahun di Amerika mengalami kesulitan belajar. Padahal kita tahu bahwa tingkat pendidikan di Amerika bisa dibilang lebih baik dibandingkan pendidikan di Indonesia.

Identifikasi faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa

Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa

Penyebab timbulnya atau munculnya kesulitan belajar pada siswa tidak serta merta dikarenakan tingkat inteligensinya yang rendah. Ada beberapa penyebab lain yang dapat memunculkan atau mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar, penyebab kesulitan belajar tersebut meliputi:

1. Tidak sempurnanya fungsi otak

Sebagian siswa yang mengalami kesulitan membaca (disleksia), berdasarkan hasil rogsen fungsi kerja otak atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) menunjukan terdapat masalah pada otak sebelah kiri. Dimana otak sebelah kiri memiliki fungsi terkait dengan pengolahan dan pemproduksi bahasa. Sehingga siswa akan mengalami kesulitan mengingat bentuk huruf, kesulitan dalam mengucapkan suku kata, tidak bias membedakan huruf ‘b’ dan ‘d’, ataupun tidak mampu memahami struktur bahasa. Namun, para ahli masih memperdebatkan hasil penelitian terkait ketidakberfungsian otak dengan penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa.

2. Faktor genetika

Ada beberapa penelitian menyebutkan bahwa keluarga dengan ayah, ibu atau saudara kandung yang memiliki kesulitan belajar seperti matematis, maka anak atau saudara kandung selanjutnya dalam keluarga tersebut akan memiliki prevalensi risiko 35% hingga 45% untuk mengalami kesulitan belajar yang sama.

3. Pola asuh

Ahli lain menyangkal penyebab kesulitan belajar dikarenakan faktor genetika. Para ahli ini menyakini bahwa kesulitan belajar yang dialami siswa merupakan hasil pola asuh orangtua. Dimana orangtua yang memiliki kesulitan belajar akan mentransfer kesulitan belajar yang sama pada anak melalui interaksi pola asuh. Contohnya, orangtua yang memiliki kesulitan dalam membaca maka secara langsung atau tidak akan melafalkan huruf dengan tidak jelas pada anak, atau orangtua tidak dapat mengeja dengan tepat sehingga anak mendapatkan pemahaman yang salah terkait membaca ataupun pengucapan huruf dan kata.

4. Konsumsi minuman beralkohol dan penggunaan zat kimia terlarang / narkoba

Kedua barang tersebut mengandung zat yang dapat mengganggu dan merusak perkembangan otak pada bayi dan menjadi penyebab kesulitan belajar kelak ketika sudah memasuki usia wajib belajar. Sehingga mengonsumsi alkohol dan zat kimia terlarang pada ibu yang sedang hamil dengan kadar rendah akan berisiko anak memiliki gangguan atau kesulitan belajar. Konsumsi alkohol dan zat kimia terlarang pada tingkat tinggi akan berisiko anak akan mengalami retardasi mental.

5. Kelahiran premature

Kelahiran premature dapat menjadi sebab seseorang memiliki kesulitan belajar, karena pada bayi yang lahir premature dimungkinkan ada organ-organ yang belum sempurna. Salah satunya perkembangan otak yang belum sempurna.

6. Ibu yang mengidap virus HIV AIDS

Virus HIV AIDS dapat menyebabkan kerusakan neurologis atau kerusakan fungsi otak pada bayi. Oleh karena itu, bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengidap AIDS berisiko memiliki kesulitan belajar.

Setelah kita mengetahui beberapa kemungkinan penyebab seorang anak atau siswa dapat memiliki kesulitan belajar yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana orangtua atau guru dapat mendeteksi apakah siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak? Karena cukup sulit bagi orangtua ataupun guru untuk membedakan anak dengan kesulitan belajar dan anak yang tidak dengan kesulitan belajar

Faktor penyebab kesulitan belajar. | freepik

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa seperti suika berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kuliah, dan sering kabur dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu factor internal dan factor eksternal.

Baca juga: Sulit Belajar Bahasa Indonesia? Inilah 3 Penyebabnya

Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kurangnya kemampuan psiko fisik siswa yaitu: 

(a) Yang bersifat kognitif antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa. 

(b) Bersifat afektif antara lain labilnya emosi dan sikap. 

(c) Bersifat psikomotor antara lain seperti keterganggunya alat- alat indra penglihat dan pendengar.

Baca juga: Mengatasi Anak Sulit Belajar dengan Benar dan Tepat

Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor eksternal siswa meliputi segala situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, faktor lingkungan ini meliputi: 

(a) Lingkungan keluarga contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 

(b) Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya: wilayah perkampungan kumuh atau teman sepermainan yang nakal. 

(c) Lingkungan sekolah contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat belajar yang berkualitas rendah.

Baca juga: Semangat Belajar Turun? Coba 7 Cara Ini untuk Merangsang Kembali Semangat Belajar

Beberapa cara dalam mengatasi kesuitan belajar antara lain yakni: meningkatkan motivasi dalam belajar, memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, melengkapi sarana belajar, mengatur waktu belajar dirumah dan sekolah, membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap penting atau sulit, menciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak membebani pikiran dan perasaan, bergaul dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar.


Page 2

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa seperti suika berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kuliah, dan sering kabur dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu factor internal dan factor eksternal.

Baca juga: Sulit Belajar Bahasa Indonesia? Inilah 3 Penyebabnya

Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kurangnya kemampuan psiko fisik siswa yaitu: 

(a) Yang bersifat kognitif antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa. 

(b) Bersifat afektif antara lain labilnya emosi dan sikap. 

(c) Bersifat psikomotor antara lain seperti keterganggunya alat- alat indra penglihat dan pendengar.

Baca juga: Mengatasi Anak Sulit Belajar dengan Benar dan Tepat

Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor eksternal siswa meliputi segala situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, faktor lingkungan ini meliputi: 

(a) Lingkungan keluarga contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 

(b) Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya: wilayah perkampungan kumuh atau teman sepermainan yang nakal. 

(c) Lingkungan sekolah contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat belajar yang berkualitas rendah.

Baca juga: Semangat Belajar Turun? Coba 7 Cara Ini untuk Merangsang Kembali Semangat Belajar

Beberapa cara dalam mengatasi kesuitan belajar antara lain yakni: meningkatkan motivasi dalam belajar, memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, melengkapi sarana belajar, mengatur waktu belajar dirumah dan sekolah, membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap penting atau sulit, menciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak membebani pikiran dan perasaan, bergaul dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar.


Identifikasi faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa

Lihat Pendidikan Selengkapnya


Page 3

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa seperti suika berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kuliah, dan sering kabur dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu factor internal dan factor eksternal.

Baca juga: Sulit Belajar Bahasa Indonesia? Inilah 3 Penyebabnya

Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kurangnya kemampuan psiko fisik siswa yaitu: 

(a) Yang bersifat kognitif antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa. 

(b) Bersifat afektif antara lain labilnya emosi dan sikap. 

(c) Bersifat psikomotor antara lain seperti keterganggunya alat- alat indra penglihat dan pendengar.

Baca juga: Mengatasi Anak Sulit Belajar dengan Benar dan Tepat

Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor eksternal siswa meliputi segala situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, faktor lingkungan ini meliputi: 

(a) Lingkungan keluarga contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 

(b) Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya: wilayah perkampungan kumuh atau teman sepermainan yang nakal. 

(c) Lingkungan sekolah contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat belajar yang berkualitas rendah.

Baca juga: Semangat Belajar Turun? Coba 7 Cara Ini untuk Merangsang Kembali Semangat Belajar

Beberapa cara dalam mengatasi kesuitan belajar antara lain yakni: meningkatkan motivasi dalam belajar, memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, melengkapi sarana belajar, mengatur waktu belajar dirumah dan sekolah, membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap penting atau sulit, menciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak membebani pikiran dan perasaan, bergaul dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar.


Identifikasi faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa

Lihat Pendidikan Selengkapnya


Page 4

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa seperti suika berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kuliah, dan sering kabur dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu factor internal dan factor eksternal.

Baca juga: Sulit Belajar Bahasa Indonesia? Inilah 3 Penyebabnya

Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kurangnya kemampuan psiko fisik siswa yaitu: 

(a) Yang bersifat kognitif antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa. 

(b) Bersifat afektif antara lain labilnya emosi dan sikap. 

(c) Bersifat psikomotor antara lain seperti keterganggunya alat- alat indra penglihat dan pendengar.

Baca juga: Mengatasi Anak Sulit Belajar dengan Benar dan Tepat

Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor eksternal siswa meliputi segala situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, faktor lingkungan ini meliputi: 

(a) Lingkungan keluarga contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 

(b) Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya: wilayah perkampungan kumuh atau teman sepermainan yang nakal. 

(c) Lingkungan sekolah contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat belajar yang berkualitas rendah.

Baca juga: Semangat Belajar Turun? Coba 7 Cara Ini untuk Merangsang Kembali Semangat Belajar

Beberapa cara dalam mengatasi kesuitan belajar antara lain yakni: meningkatkan motivasi dalam belajar, memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, melengkapi sarana belajar, mengatur waktu belajar dirumah dan sekolah, membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap penting atau sulit, menciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak membebani pikiran dan perasaan, bergaul dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar.


Identifikasi faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa

Lihat Pendidikan Selengkapnya